Share

Intermezo2

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2025-02-25 12:59:01

Secara naluriah Moreau mengembuskan napas kasar. Sebaiknya, dia merasa bebas melakukan apa pun, termasuk menjatuhkan perhatian benar – benar terlalu dekat pada wajah tampan itu. Sial, betapa kebutuhan tentang keinginan mendengar teriakan dari suara serak dan dalam ayah sambungnya semakin menggila.

Moreau menyipitkan mata sembari mempelajari segala sesuatu yang menjadi kemungkinan besar di antara mereka. Tiba – tiba pemikiran liar menerobos bebas di balik kilatan tatapannya. Ada satu ledakan besar. Kebetulan saat ini, Abihirt sungguh tidak begitu memperhatikan prospek di sekitar, selain kebutuhan mengulik ponsel sendiri.

Moreau tidak tahu apa yang sedang pria itu lakukan. Mungkin hanya sekadar memeriksa email masuk, atau Barbara mengirimkan pesan – pesan hangat yang tidak pernah ingin benaknya ketahui, tetapi itu bagus ... dia bisa melakukan rencana untuk mendengar teriakan Abihirt sekarang.

Mula – mula Moreau mulai membiarkan ujung jemari bergerak seperti kebutuhan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Not Daddy

    Moreau tidak tahu apa yang sebenarnya sedang Abihirt pikirkan selama perjalanan. Pria itu begitu diam. Mereka terlalu diam. Tidak banyak percakapan. Hanya saat – saat tertentu di mana dia merasa hal tersebut memang kebiasaan ayah sambungnya dan akan terdengar lebih adil jika menyiapkan diri untuk selalu terbiasa pada situasi seperti ini. Paling tidak ... mereka telah sampai di tempat tujuan, diikuti mobil yang berhenti di depan gedung menjulang. Moreau menghela napas sesaat ketika menatap ke luar jendela. Dia akan turun. Segera menyiapkan kebutuhan dengan menyentuh tali pengaman, kemudian menunduk. Namun, secuil tindakan darinya mendadak urung saat mendeteksi Abihirt telah menipiskan jarak di antara mereka. Wajah pria itu sekarang begitu dekat. Moreau bisa merasakan bagaimana dia nyaris tak bisa bernapas dengan tenang. Abihirt selalu membuat dia berdebar; tegang; dan sulit menjelaskan sisanya. Semua benar – benar sangat mengejutkan saat dia memutuskan tetap berani berurusa

    Last Updated : 2025-02-26
  • Perjanjian Terlarang   Tujuan Froy

    Froy tidak merasa khawatir melangkahkan kaki menuju kantor Abihirt. Dia sudah membuat janji temu dan sekretaris pamannya telah memantapkan saat – saat seperti ini akan menjadi peluang paling bagus. Ada sesuatu yang ingin Froy bicarakan. Itu sangat murni melibatkan Abihirt. Dia tak akan mempedulikan bagaimana reaksi sang paman, tetapi dapat dipastikan akan terselip sesuatu untuk dibayar mahal. Sudut bibir Froy menyeringai tipis kali ketika dia menekan gagang pintu dan melongokkan wajah ke dalam ruangan. Ini semacam sebuah adegan khusus di mana dia akan mendapati pamannya sedang menunggu dengan tenang di sana. Froy segera melangkahkan kaki masuk. Derap demi derap seperti mengundang pundi – pundi uang masuk ke dalam tabungan. Dia mencoba bersikap tenang, bersikap supaya tidak begitu terbaca di hadapan pria yang menatap tajam ke arahnya. “Apa yang ingin kau bicarakan?” Suara serak dan dalam Abihirt menembak langsung ke dalam percakapan. Nada tidak sabar meliputi

    Last Updated : 2025-02-26
  • Perjanjian Terlarang   Kebenaran

    Froy mendengkus setengah enggan. Hampir tidak menaruh kesimpulan jika ternyata Abihirt bisa menebak tujuan lain dari keberadaannya di sini. Paling tidak, ada sedikit keuntungan di mana dia merasa tak perlu mencari cara lain untuk membuka peluang. “Baiklah, Paman. Aku akan melupakan tuduhanku tentang hubunganmu dan Moreau, tapi bisakah kau tarik kembali keputusanmu? Ini sudah begitu lama. Aku masih ingin terlibat dengan proyek di beberapa cabang perusahanmu.” Kali ini Froy berjanji untuk tidak melakukan kesalahan fatal. Sudah cukup menghadapi saat – saat di mana pamannya jauh lebih realistis terhadap situasi di sekitar. Mencoret namanya dari daftar adalah bentuk hukuman paling berpengaruh. Selama ini dia telah melewati situasi dengan begitu buruk. Bahkan tersaruk – saruk. Sekarang mungkin perlu berharap jika keterdiaman Abihirt adalah bagian dari proses berpikir panjang mengenai kebutuhan yang sedang mereka hadapi. Pria itu menegakkan tubuh persis menatap ke arahnya

    Last Updated : 2025-02-27
  • Perjanjian Terlarang   Berharap Mengerti

    Abihirt tidak pernah berharap akan melibatkan perasaan ke dalam urusan sebenarnya. Moreau memenangkan itu, meski dia selalu berjuang keras menepikan bagian menyulitkan. Dia tak bisa. Namun, juga menghadapi pelbagai masalah ketika momen menyedihkan dari masa lalu mengambil tempat. Meniduri wanita tua. Sesuatu dalam dirinya tak pernah menikmati saat – saat bersama Barbara. Semua hanya topeng belaka. Demikian pula, perasaan tak terduga kepada purti wanita itu ... tahu bagaimana cara merayu supaya dia mengurungkan niat. Tidak. Keputusan ini sudah dibuat sedetil – detilnya sejak awal. Abihirt mungkin akan merelakan perasaan kepada Moreau demi rasa sakit yang terkubur begitu jauh, agar mendapatkan keadilan dengan tepat. Dia ingin Barbara tahu bahwa kebiasaan merusak rumah tangga seseorang dapat membombardir segalanya. Kebiasaan merenggut kepunyaan orang lain dapat menghancurkan kebahagiaan, termasuk sebuah keluarga yang tadinya baik – baik saja; cinta kepad

    Last Updated : 2025-02-27
  • Perjanjian Terlarang   Dijemput

    “Apa yang membuatmu menjemputku?” Kedua alis Moreau bertaut dalam saat dia telah berencana pulang bersama Juan, kemudian tiba – tiba menemukan Abihirt sedang menunggu di halaman parkir. Dari eksperesi wajah, hingga gestur terselebung lainnya di balik punggung pria itu, meninggalkan pelbagai hal ganjil. Abihirt bahkan tidak memberitahunya apa – apa ketika pria itu paling sering menyerahkan petunjuk dengan pesan singkat. Aneh. Moreau bertanya – tanya tak mengerti. Mengingat permasalahan mereka belakangan ini, Abihirt seharusnya lebih hati – hati mengambil keputusan. Dia tidak ingin tahu jika sekarang akan ada permintaan menuju ruang merah. Muncul pelbagai keraguan untuk menerima, tetapi Moreau belum menemukan alasan yang tepat sekadar menolak. “Masuklah ke dalam mobil.” Kali pertama suara serak dan dalam Abihirt mencuak ke permukaan rasanya membuat atmosfer terasa berbeda. Moreau menoleh ke arah Juan. Dia yakin pria itu juga dapat merasakan keanehan ketika Abihirt

    Last Updated : 2025-02-28
  • Perjanjian Terlarang   Kencan

    Segala bentuk situasi di antara mereka adalah kejutan besar. Moreau tak menyangka jika ternyata Abihirt mengusulkan sebuah gagasan untuk menikmati saat – saat di mana langit perlahan menjadi gelap dari puncak gedung hotel. Pria itu sungguh kontradiktif. Rasanya secara ajaib membuat segala sesuatu yang ingin meledak di puncak kepalanya mendadak lenyap terhapuskan. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan. Moreau termenung untuk beberapa saat. Tadi ... mereka hanya melakukan percakapan sesekali. Selebihnya ... semua dimulai dari hening sulur – sulur di sekitar, walau terkadang dia akan mengambil satu kebutuhan menoleh ke wajah ayah sambungnya. Wajah yang selalu tampan, tetapi sangat disayangkan jika Abihirt terlalu fokus menaruh minat sekadar menerawang lurus ke depan. Tidak ada gambaran di balik mata kelabu itu. Ayah sambungnya hanya terlihat seperti dibebani begitu banyak pemikiran yang ntah mengapa terasa tiba – tiba. Udara dari celah bibir Moreau berembus perlahan. Dia t

    Last Updated : 2025-02-28
  • Perjanjian Terlarang   Bercerita

    Moreau ingin tahu. Sungguh, benar - benar ingin tahu. Bisakah Abihirt berkata jika pria itu menyukainya? Apakah salah jika dia berharap suami Barbara mencintainya? “Tidak ada yang sedang kurasakan.” Apa maksudnya itu? Kelopak mata Moreau menyipit, berusaha keras memahami hal – hal terasa sangat ambigu. Mungkinkah Abihirt memahami pertanyaan darinya? Apakah pria itu benar – benar mengerti sesuatu yang seharusnya tidak dibicarakan? Moreau harap mereka sedang menghadapi kesalahapahaman, sehingga rasa sakitnya tidak akan terlalu parah ketika mengetahui kalau memang tidak ada perasaan apa pun di balik sikap Abihirt yang terkadang begitu peduli dan berusaha sabar menghadapi tindakan buruk yang dia lakukan. “Kau tidak mungkin mengajakku ke tempat seperti ini, jika memang tidak ada yang kau inginkan, kan?” tanyanya sekadar memastikan semua sampai pada taraf seharusnya. Abihirt segera meninggalkan pandangan pria itu lurus ke depan; lurus menerawang; begitu banyak pertimb

    Last Updated : 2025-03-01
  • Perjanjian Terlarang   Sedikit Tak Menyangka

    “Aku pikir kau sudah tahu ...,” ucap Moreau menanggapi. Dia mengedarkan pandangan pada langit membentang setelah mendeteksi bagaimana Abihirt cukup terkejut, tetapi reaksi pria itu tidak begitu berlebihan dan kemudian mereka sama – sama diam. “Bagaimana dengan karier olahragamu jika kau melanjutkan pendidikan?” Tiba – tiba pertanyaan dari suara serak dan dalam ayah sambungnya menyelinap ke permukaan. Lagi—Moreau menghela napas kasar, disusul bahu mengedik putus asa. “Ibuku mungkin akan memintaku pensiun dini.” “Dan kau mau?” “Aku tidak tahu, Abi. Aku sudah mengatakan kepadanya kalau aku tidak ingin melanjutkan pendidikanku. Tapi ... keputusan ibuku sudah bulat.” Ya, Moreau tidak akan pernah menyangkal apa pun. Barangkali hanya bisa berharap dan mencoba peruntungan. “Apakah kau bersedia bicara kepadanya tentang keputusan ini?” dia bertanya persis nyaris menyerupai nada berbisik. “Apa yang perlu kubicarakan?” Akan tetapi, pertanyaan Abihirt memb

    Last Updated : 2025-03-01

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Bisa Lepas

    Barbara berdecak sesaat. Mula – mula ... hal pertama yang dia lakukan adalah mengunci pintu kamar. Abihirt tidak akan memiliki alasan saat pria itu terkurung di satu ruang berdua bersamanya, dan tidak akan memiliki alasan jika masih begitu diliputi keinginan supaya mereka tidak melakukan hubungan badan. “Aku memasukkan sesuatu yang bisa membuatmu bergairah.” Kali ini, Barbara tidak akan berkata bohong. Dia melipat tangan di depan dada setelah menyembunyikan kunci kamar. Ekspresi hingga bagaimana Abihirt mengusap wajah gusar tidak pernah luput dari perhatiannya. Sekarang Barbara semakin yakin bahwa pria itu tidak akan bisa menahan diri lebih lama lagi. Secara tentatif, dia menyingkirkan satu demi satu kancing piyama tidur, lalu melangkahkan kaki lebih dekat ke arah Abihirt. Ada keengganan tampak begitu jelas di mata kelabu pria itu. Betapa Barbara menyukai kali ketika suaminya begitu diam—nyaris tak berdaya ketika dia telah merangkak naik di pangkuan suaminya

  • Perjanjian Terlarang   Rencana Baru Barbara

    “Makan yang banyak, Darling. Aku sudah menyiapkannya khusus untukmu.” Barbara tersenyum tipis, meski desakan dalam dirinya memahami bahwa barusan ... tatapan dari mata kelabu di sana seperti menyiratkan sesuatu yang ganjil. Itu tidak menjadi kejutan besar, karena dia yakin ... betapa pun Abihirt tidak berusaha mengatakan sesuatu, suaminya akan dengan mudah menyadari intensites perubahan sikap yang ditunjukkan. Mereka baru saja bertengkar. Pria itu bahkan melihatnya menggebu – gebu dengan pelbagai luapan kekesalan, dan tentu mengerti jika ... seharusnya tidak mudah bagi separuh amarah redam begitu saja. Bukan sebuah kebiasan yang sering kali Barbara lakukan. Dia tahu. Biarkan saja. Ada sesuatu yang lebih dahsyat—sedang menanti di antara mereka. Abihirt tidak ingin menyentuhnya lewat naluri maskulin pria itu, maka tidak apa – apa, tidak ada yang salah, ketika Barbara memutuskan untuk menjalani rencana kedua. Dia menyeringai samar mendeteksi Abihirt benar – benar akan m

  • Perjanjian Terlarang   Ditolak

    Pintu kamar terbuka .... Rasanya Barbara sudah menunggu begitu lama dan sekarang setiap detil perhatiannya tidak pernah luput dari tubuh jangkung Abihirt. Pria itu melangkah tanpa menatap ke arahnya, seolah perselisihan mereka memang tidak pernah selesai. Betapa menyedihkan. Barbara menghela napas diam – diam mengamati bagaimana cara Abihirt melepakan jas kerja pria itu, berikut dengan kemeja biru mudah yang merekat sempurna di tubuh besar dan keras suaminya. Sudah lama sekali mereka tidak melakukan hubungan fisik. Barbara menantikan saat – saat di mana suasana hati Abihirt dapat dikendalikan dengan baik, walau dia nyaris tak melihat prospek bagus untuk itu, sehingga sengaja menyiapkan dua rencana ketika pemikiran buruk membawanya pada kegagalan. Perlahan, Barbara segera beranjak bangun mendatangi Abihirt. Dia mendekap tubuh pria itu dari belakang. Merasakan setiap sentuhan yang dilakukan sebagai sesuatu yang menyenangkan, tanpa berusaha memikirkan reaksi Abihirt

  • Perjanjian Terlarang   Pembicaraan Terakhir

    “Kau sungguh berpikir akan mendatangiku?” tanya Moreau untuk memastikan, karena betapa pun ... ini terdengar tidak masuk akal. Abihirt tidak akan bersedia sering kali melakukan penerbangan hanya untuk sebuah pertemuan yang tak begitu krusial. Dan terlepas pria itu berkata akan mengorbankan banyak waktu terhadap kebutuhan mereka—ntah apakah benar atau tidak, prospek demikian tetap tidak begitu pantas. “Ya.” Sebuah jawaban singkat secara naluriah menarik respons Moreau supaya dia mengumpulkan seluruh perhatian menelurusi wajah tampan Abihirt. Posisi mereka dan bagaimana pria itu menegadah seraya membiarkan lingkar lengan membungkus erat tubuhnya merupakan sesuatu yang terasa cukup menyakitkan, tetapi di sisi berbeda meninggalkan kesan tak terungkapkan. “Bagaimana dengan ibuku?” tanya Moreau setelah pelbagai pertimbangan nyaris tak ingin memberi petunjuk. “Biar aku mengurus semuanya.” Ekspresi tenang Abihirt maupun nada meyakinkan dari suara serak dan dalam i

  • Perjanjian Terlarang   Sedikit Tak Menyangka

    “Aku pikir kau sudah tahu ...,” ucap Moreau menanggapi. Dia mengedarkan pandangan pada langit membentang setelah mendeteksi bagaimana Abihirt cukup terkejut, tetapi reaksi pria itu tidak begitu berlebihan dan kemudian mereka sama – sama diam. “Bagaimana dengan karier olahragamu jika kau melanjutkan pendidikan?” Tiba – tiba pertanyaan dari suara serak dan dalam ayah sambungnya menyelinap ke permukaan. Lagi—Moreau menghela napas kasar, disusul bahu mengedik putus asa. “Ibuku mungkin akan memintaku pensiun dini.” “Dan kau mau?” “Aku tidak tahu, Abi. Aku sudah mengatakan kepadanya kalau aku tidak ingin melanjutkan pendidikanku. Tapi ... keputusan ibuku sudah bulat.” Ya, Moreau tidak akan pernah menyangkal apa pun. Barangkali hanya bisa berharap dan mencoba peruntungan. “Apakah kau bersedia bicara kepadanya tentang keputusan ini?” dia bertanya persis nyaris menyerupai nada berbisik. “Apa yang perlu kubicarakan?” Akan tetapi, pertanyaan Abihirt memb

  • Perjanjian Terlarang   Bercerita

    Moreau ingin tahu. Sungguh, benar - benar ingin tahu. Bisakah Abihirt berkata jika pria itu menyukainya? Apakah salah jika dia berharap suami Barbara mencintainya? “Tidak ada yang sedang kurasakan.” Apa maksudnya itu? Kelopak mata Moreau menyipit, berusaha keras memahami hal – hal terasa sangat ambigu. Mungkinkah Abihirt memahami pertanyaan darinya? Apakah pria itu benar – benar mengerti sesuatu yang seharusnya tidak dibicarakan? Moreau harap mereka sedang menghadapi kesalahapahaman, sehingga rasa sakitnya tidak akan terlalu parah ketika mengetahui kalau memang tidak ada perasaan apa pun di balik sikap Abihirt yang terkadang begitu peduli dan berusaha sabar menghadapi tindakan buruk yang dia lakukan. “Kau tidak mungkin mengajakku ke tempat seperti ini, jika memang tidak ada yang kau inginkan, kan?” tanyanya sekadar memastikan semua sampai pada taraf seharusnya. Abihirt segera meninggalkan pandangan pria itu lurus ke depan; lurus menerawang; begitu banyak pertimb

  • Perjanjian Terlarang   Kencan

    Segala bentuk situasi di antara mereka adalah kejutan besar. Moreau tak menyangka jika ternyata Abihirt mengusulkan sebuah gagasan untuk menikmati saat – saat di mana langit perlahan menjadi gelap dari puncak gedung hotel. Pria itu sungguh kontradiktif. Rasanya secara ajaib membuat segala sesuatu yang ingin meledak di puncak kepalanya mendadak lenyap terhapuskan. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan. Moreau termenung untuk beberapa saat. Tadi ... mereka hanya melakukan percakapan sesekali. Selebihnya ... semua dimulai dari hening sulur – sulur di sekitar, walau terkadang dia akan mengambil satu kebutuhan menoleh ke wajah ayah sambungnya. Wajah yang selalu tampan, tetapi sangat disayangkan jika Abihirt terlalu fokus menaruh minat sekadar menerawang lurus ke depan. Tidak ada gambaran di balik mata kelabu itu. Ayah sambungnya hanya terlihat seperti dibebani begitu banyak pemikiran yang ntah mengapa terasa tiba – tiba. Udara dari celah bibir Moreau berembus perlahan. Dia t

  • Perjanjian Terlarang   Dijemput

    “Apa yang membuatmu menjemputku?” Kedua alis Moreau bertaut dalam saat dia telah berencana pulang bersama Juan, kemudian tiba – tiba menemukan Abihirt sedang menunggu di halaman parkir. Dari eksperesi wajah, hingga gestur terselebung lainnya di balik punggung pria itu, meninggalkan pelbagai hal ganjil. Abihirt bahkan tidak memberitahunya apa – apa ketika pria itu paling sering menyerahkan petunjuk dengan pesan singkat. Aneh. Moreau bertanya – tanya tak mengerti. Mengingat permasalahan mereka belakangan ini, Abihirt seharusnya lebih hati – hati mengambil keputusan. Dia tidak ingin tahu jika sekarang akan ada permintaan menuju ruang merah. Muncul pelbagai keraguan untuk menerima, tetapi Moreau belum menemukan alasan yang tepat sekadar menolak. “Masuklah ke dalam mobil.” Kali pertama suara serak dan dalam Abihirt mencuak ke permukaan rasanya membuat atmosfer terasa berbeda. Moreau menoleh ke arah Juan. Dia yakin pria itu juga dapat merasakan keanehan ketika Abihirt

  • Perjanjian Terlarang   Berharap Mengerti

    Abihirt tidak pernah berharap akan melibatkan perasaan ke dalam urusan sebenarnya. Moreau memenangkan itu, meski dia selalu berjuang keras menepikan bagian menyulitkan. Dia tak bisa. Namun, juga menghadapi pelbagai masalah ketika momen menyedihkan dari masa lalu mengambil tempat. Meniduri wanita tua. Sesuatu dalam dirinya tak pernah menikmati saat – saat bersama Barbara. Semua hanya topeng belaka. Demikian pula, perasaan tak terduga kepada purti wanita itu ... tahu bagaimana cara merayu supaya dia mengurungkan niat. Tidak. Keputusan ini sudah dibuat sedetil – detilnya sejak awal. Abihirt mungkin akan merelakan perasaan kepada Moreau demi rasa sakit yang terkubur begitu jauh, agar mendapatkan keadilan dengan tepat. Dia ingin Barbara tahu bahwa kebiasaan merusak rumah tangga seseorang dapat membombardir segalanya. Kebiasaan merenggut kepunyaan orang lain dapat menghancurkan kebahagiaan, termasuk sebuah keluarga yang tadinya baik – baik saja; cinta kepad

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status