Share

Hamil Lainnya

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-05 12:35:11

“Aku punya kejutan untukmu, Darling.”

Betapa Barbara tidak sabar menunggu saat – saat seperti ini muncul di dalam hidupnya. Dia sudah mengatur semua dengan sangat baik. Sengaja menyambut Abihirt lewat antusiasme yang meningkat pesat ketika pria itu baru saja melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar.

Sekelebat muncul bayangan bingung di garis wajah suaminya. Barbara tidak peduli. Hanya membayangkan, mungkin ... akan ada reaksi tak terduga lain saat Abihirt mengetahui apa yang sedang benar – benar ingin dikatakan. Di belakang tubuhnya juga terdapat sebuah bukti murni untuk lebih meyakinkan Abihirt. Barbara menggenggam sangat erat hingga rasanya dia akan lupa tentang bagaimana cara memulai percakapan.

“Kejutan apa?”

Suara serak dan dalam Abihirt terdengar dingin. Mereka memang belum kembali utuh, ini mungkin hanya suatu formalitas yang harus. Tidak ada perceraian dan seharusnya itulah yang terjadi di antara mereka.

“Ini.”

Akhirnya, Barbara mengeluarkan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Puji Lestari
trus gimana kelanjutannya
goodnovel comment avatar
Puji Lestari
kok bisa sih aneh .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Marah Besar

    “Aku merencanakan semua sejak awal dan memang berharap segera hamil. Lagi pula, ketidaksengajaan seperti ini sering kali terjadi. Kita tidak bisa hanya berharap pada alat pengaman. Tidak ada jaminan kalau aku tidak akan hamil selamanya. Sudah telanjur juga. Apa lagi yang bisa diharapkan? Aku hamil dan kau akan menjadi seorang ayah. Itu point pentingnya.” Barbara merasa ini adalah kebutuhan berdebat paling final, tetapi tidak pernah menyangka Abihirt akan mengatakan sebuah pertanyaan yang terdengar sangat menyudutkan. “Tidakkah kau berpikir sedikit lebih pintar, Barbara?” Tidak tahu apa maksud suaminya menjabarkan hal tersebut. Firasat Barbara secara brutal mengingatkan jika dan jika Abihirt masih ingin menyangkal situasi di antara mereka. Sudah terlambat. Dia merasa sangat puas membayangkan bagaimana kemenangan akan berada di tangannya. “Aku sudah memikirkan semua dampak buruk dari kehamilan ini sejak awal. Tentang umurku yang tak lagi mudah ... jelas merupa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Perjanjian Terlarang   Pelampiasan

    “Mengapa tiba – tiba Mr. Lincoln memintamu menemuinya di sini?” Suara Juan menyelinap setelah keheningan yang pekat. Ntahlah, Moreau tak bisa menduga dengan tepat. Sejak awal, dia sudah dikejutkan oleh kiriman pesan dari pria itu sebelum meninggalkan restoran, yang menyerahkan kesan ganjil di benaknya. Ini sesuatu yang tidak pernah dan tiba – tiba gambaran buruk menyerang Moreau sampai ke dasar jurang. Dia berharap bisa mendapatkan sedikit petunjuk, tetapi perlu setidaknya menunggu kemunculan Abihirt. Pertemuan di sebuah jalan sepi. Moreau tak pernah ingat kapan ayah sambungnya mungkin mengatakan keinginan seperti ini. Sedikit bersyukur bahwa Juan masih bersedia menawarkan diri untuk menemani. Mungkin memang ada sesuatu yang penting sehingga permintaan Abihirt terdengar seperti bencana besar. Moreau secara naluriah menegakkan tubuh di sandaran jok setelah mendeteksi siraman cahaya di kejauhan adalah Rolls Royce ayah sambungnya. Sangat menakutkan menimbang bah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah—Pelampiasan

    “Kau ingat kata aman-mu?” Ya, seharusnya. Seharusnya Moreau mengingat setiap detil hal yang harus dilakukan ketika Abihirt telah melampaui batas. Namun, dihadapkan pada kenyataan bahwa perubahan signifikan dari pria itu menjadi masalah serius ... mendadak, seluruh tingkat kesadaran dalam dirinya berubah pesat. Moreau tidak bisa membayangkan apakah akan ada kata aman untuknya atau tidak. Semua begitu mengerikan. Suasana pengabaian yang sejak awal terjadi, hingga mereka telah terperangkap di sini, masih meninggalkan jejak mengkhawatirkan. Dia merasa takut menyaksikan bagaimana jari – jari kasar Abihirt menggenggam pecut kuda dan betapa itu terlihat seperti sesuatu yang merekat bersama ayah sambungnya. “Kau tidak menjawabku, Moreau.” Ada penekanan di balik suara serak dan dalam Abihirt. Moreau secara naluriah menegakkan tubuh. Ketegangan di balik punggungnya tidak pernah berakhir. Butuh usaha keras untuk memastikan bahwa dia tidak menggantung pria itu di sini.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Perjanjian Terlarang   Terlalu Parah

    Sekarang, betapa Moreau menyadari bagaimana dia dituntut separuh menelungkup di permukaan meja yang dingin dengan kedua kaki masih menyentuh lantai ruangan. Paling tidak, benaknya masih sangat mengingat penataan di tempat ini. Semua; termasuk sanggup membayangkan bahwa ada pantulan wajah mereka di dalam cermin. Ya, di dalam cermin ketika sisanya masih menjadi pertanyaan besar. Hanya kebetulan bunyi gesper dari celana kain Abihirt terdengar kasar ke permukaan. Moreau segera mengerti apa yang akan pria itu lakukan. Proses bermain dan bagaimana pria itu merasa puas oleh kebutuhan memberi rasa sakit, telah selesai. Lebih adil jika dia menyebut kali ini tahap menuju hidangan utama. Sambil menelan ludah susah payah, reaksi murni dalam dirinya merasakan jemari kasar Abihirt menuntun agar Moreau membuka kedua kaki lebar. Pria itu tidak akan menunggu dia benar – benar siap, sebaliknya gairah mengerikan sudah tidak lagi termasuk di antara bayangan yang dapat ditahan. Jari – ja

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Perjanjian Terlarang   Cemas

    Abihirt mengacak – acak rambut kasar. Sial, kehamilan Barbara membuat semua menjadi kacau. Tidak ada unsur kesengajaan terhadap desakan memberi Moreau rasa sakit. Dia hanya ... lepas kendali dan tidak bisa berpikir lebih jernih mengenai apa yang mungkin akan terjadi. Gadis itu segera mendapat penanganan serius, sementara tuntutan dalam dirinya tidak bisa menyangkal bahwa air mata Moreau, erangan kesakitan yang berusaha ditahan – tahan dan hampir seluruh bagian dari mereka, telah membuat dia benar – benar kehilangan arah. Seperti ada ketukan serius yang mendorong kemampuan berpikir baik menjadi tumpul. Abihirt tidak akan pernah memungkiri jika dia merasa sangat takut kehilangan. Tak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepada Moreau. Tatapan terluka dari iris biru terang itu seperti menghujamkan ribuan senjata besar. Rasanya jauh lebih sakit dibanding serangan dari benda – benda tajam. Apa yang terjadi kepada Moreau, dia tidak mengerti. Pukulan keras seperti apa yang memb

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Perjanjian Terlarang   Benar-Benar Hamil

    Kelopak mata Moreau mengerjap berulang kali sekadar mengembalikan sesuatu yang terasa begitu hilang. Sulur – sulur siraman lampu ruangan seperti berusaha menerobos masuk agar sepenuhnya meningkatkan pengelihatan di langit – langit yang tampak begitu kosong Dia ada di mana? Benak Moreau bertanya – tanya, sembari mempertahankan upaya tetap terlihat tenang. Sesuatu dalam dirinya sempat mengira bahwa dia sedang berada di suatu tempat di mansion Abihirt. Meski informasi tersebut akhirnya menjadi kusut saat kemunculan wajah seseorang—diliputi senyum tipis, menghadang, seperti memberi petunjuk samar. Penampilan itu tak bohong. Sekarang Moreau mengerti. Paling tidak, ada sedikit kelegaan bahwa rasa sakit mencengkeram di perutnya tidak sebrutal di awal. Dia perlahan membuka bibir, terdapat sedikit pemikiran yang perlu diungkapkan. Ini tidak akan bisa ditahan lebih lama. “Apa yang terjadi denganku, Suster?” Seharusnya bukan pertanyaan demikian yang Moreau katakan. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Perjanjian Terlarang   Penipu Ulang

    Pintu kamar dibuka secara paksa. Akhirnya .... Barbara tersenyum puas saat mendapati bagaimana napas Abihirt terlihat menggebu, kemudian ekspresi pria itu berkerut heran setelah menemukan situasi baik – baik saja di antara mereka. Tidak ada apa pun. Seharusnya memang seperti demikian. Jika Abihirt akan marah, hal tersebut adalah bagian dari dampak yang dia putuskan. Barbara tidak berusaha peduli. Dia hanya memikirkan kemungkinan terburuk dari kehendak suaminya; bahwa tidak akan ada keinginan menginjakkan kaki di rumah setelah perdebatan panjang mereka. Ini seperti membiarkan pria itu membayar sesuatu yang tidak dibeli dengan uang. Barbara siap menghadapi pelbagai siklus kemarahan, asal keputusan yang diambil telah memberinya petunjuk ... paling tidak, sedikit mengetahui bagaimana Abihirt masih peduli dan mereka dapat memutuskan untuk tetap mempertahankan keberadaan seorang anak di tengah badai pernikahan. Tidak akan terlalu buruk membicarakannya lagi. Situasi mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Perjanjian Terlarang   Butuh Pelukan

    “Besok aku akan memberi tahu Mrs. Voudly kalau kau tidak bisa ikut latihan. Sekarang jangan pikirkan apa pun. Istirahatlah sampai kau merasa lebih baik.” Ada keharusan menatap wajah Juan. Moreau tersenyum tipis sebagai tanggapan pertama dan berkata, “Terima kasih, Juan Baker. Kau yang terbaik. Aku mencintaimu.” Dia ingin memeluk pria itu, tetapi mengurungkan niat saat menyadari sabuk pengaman masih merekat di tubuhnya. Mungkin memang tidak seharusnya. Suasana hati Moreau terlalu buruk sekadar menyingkirkan sisa rasa sakit yang seperti diseludupkan secara paksa. “Kau tidak mau singgah?” dia bertanya sesaat, setelah menyiapkan diri membuka pintu mobil. Juan mengedikkan bahu tak acuh. Jelas tidak ada keinginan melangkahkan kaki masuk. Terlalu buruk. Mengingat situasi di antara mereka juga tidak pernah mendukung. Juan cukup mengenal Barbara dan pria itu jauh terpuaskan saat memutuskan untuk menghindari konflik apa pun bersama ibunya. Tiba – tiba ponsel Moreau b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Merah Membakar

    Sekarang ... ntah cambukan kali ke berapa. Barbara tidak bisa menghitung. Semua bentuk pemikiran di benaknya hancur berantakan. Krisis ketidakpercayaan terhadap sikap Abihirt sungguh memberi pengaruh besar. Dia merasa benar – benar telah memborong kebodohan, hingga yang tersisa adalah hasrat supaya tidak terjebak pada kondisi seperti ini. “Sakit, Abi,” Barbara mengeluh sarat nada begitu getir. Sebatas harapan agar Abihirt bersedia memberi ampun. Jika pria itu berpikir ini merupakan hukuman setimpal, hal tersebut sama sekali bukan keadilan. Dia berharap Moreau yang ada di sini. Menggantikan posisinya. Namun, apakah hal tersebut terdengar masuk akal? Abihirt terlihat mabuk kepayang kepada gadis itu. Dia tidak yakin. Barangkali telah melewatkan banyak hal. Bertanya – tanya ... mungkinkah? “Daripada menyiksaku di sini, mengapa kau tidak seret saja Moreau dan biarkan dia merasakan yang sama seperti yang kualami hari ini?” Tidak ingin diliputi pelbagai hal menggan

  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah II

    “Kau yakin ini akan berjalan baik – baik saja?” Masih sedikit usaha untuk meyakinkan diri. Barbara akhirnya hanya menghela napas ketika Abihirt mengangguk samar. Pria itu tidak akan mengatakan lebih banyak. Semua pilihan ada di tangannya; apakah dia masih ingin melakukan seks atau membiarkan hubungan mereka kembali regang. “Baiklah.” Barbara memutuskan untuk membuka blazer yang dia kenakan. Satu persatu pakaian telah dilucuti. Bukan masalah besar bertelanjang penuh di hadapan suaminya. Dia kemudian memberi Abihirt tatapan penuh bertanya. Menunggu apa yang akan pria itu lakukan. Tidak ada kata terucap. Sebaliknya, Abihirt merenggut dasi yang mengikat kerah kemeja pria itu. Langkah lebar suaminya tidak pernah luput dari perhatian Barbara. Dia menelan ludah kasar persis ketika Abihirt sudah menjulang tinggi di belakang. Semua menjadi gelap kali pertama Abihirt merekatkan bagian dasi untuk menutup di matanya. “Haruskah dengan pandangan tertutup, Ab

  • Perjanjian Terlarang   Ketakutan Barbara

    Kali pertama mendengar pernyataan Abihirt, kelopak mata Barbara mengerjap cepat. Hampir tidak menyangka tentang hal yang telah mereka lewatkan. Dia tahu suaminya jauh lebih sering menghabiskan waktu bersama Moreau—dan itu sungguh meninggalkan banyak kecemburuan tidak tertahankan. Cukup puas bahwa dia bisa melewati saat – saat di mana mengendalikan diri dari kebutuhan melampiaskan amarah. Sungguh, sampai mati pun, Barbara tidak akan menyerahkan Abihirt kepada Moreau. Dia tidak akan pernah mengalah. Kemenangan harus selalu berada di tangan. Persetan dengan mengorbankan yang lainnya. “Baiklah. Ke mana kau akan membawaku?” tanya Barbara sembari mengikuti langkah Abihirt menuju mobil. Mereka datang terpisah. Miliknya sendiri sedang terparkir di sisi halaman lain, tetapi mereka bisa mengatur situasi. Bukan masalah besar meminta Gabriel menyelesaikan tugas tertunda. Abihirt tidak mengatakan apa – apa sepanjang perjalanan, tetapi Barbara mengenali setiap detil tempat yang

  • Perjanjian Terlarang   Melupakannya

    “Pelacur kecil itu sudah tidak mau denganmu. Apa yang kau harapkan lagi darinya?” Sejak awal, tujuan Barbara adalah menghancurkan kehidupan Moreau dan membuat hubungan gadis itu bersama suaminya retak. Dia mengambil langkah yang tepat setelah meyakinkan Moreau bahwa Abihirt terlibat dalam keputusan ini. Tadi, betapa tatapan itu penuh luka. Moreau telah meninggalkan mereka. Sekarang konflik terhadap hubungan yang seharusnya baik – baik saja terus beterbangan. Paling tidak, Barbara cukup puas, walau segala sesuatu yang dia rencanakan tidak sepenuhnya lancar. Ada hasrat untuk membuat Moreau benar – benar mendapat pelajaran berharga. Dia ingin orang – orang melempari gadis itu dengan apa pun sebagai kemungkinan terburuk—anggap saja suatu penghinaan hebat. Sungguh, kemunculan Abihirt sangat tidak tepat. Mereka sedang dihadapkan badai tensi yang meningkat. Barbara tahu cepat atau lambat Abihirt akan menjadikannya target utama. Sial. Dia sama sekali tidak tahu kal

  • Perjanjian Terlarang   Menggantung

    Barbara bertanggung jawab atas situasi yang sedang mereka hadapi, tetapi yang tidak Moreau mengerti; mengapa? Bukankah Abihirt juga terlibat? Apa lagi yang diinginkan sehingga pria itu bersikap seakan sedang didesak kebutuhan menuntut Barbara. Mungkin ibunya berusaha menjebak suami sendiri karena seharusnya mutahil bagi Abihirt bersedia membuka aib perselingkuhan ini? Yang juga akan mempengaruhi reputasi di masa mendatang. “Aku tahu kau datang untuk menghadiri program ulang tahun mendiang ibumu. Tapi, nanti. Setelah aku menyelesaikan pelacur kecil ini. Bukankah kau sendiri juga sudah setuju?” Sesuatu yang keras seperti berusaha mencecoki tenggorokan Moreau. Dia mengira masih ada sedikit harapan, tetapi reaksi Abihirt yang tampak tidak akan langsung menyangkal, seakan memberinya banyak petunjuk. Pria itu hanya ... melirik ke arah Gabriel, kemudian berkata, “Bubarkan tamu undangan.” Sudah cukup. Moreau merasa muak jika harus mempertahankan kepercayaan dalam dirinya k

  • Perjanjian Terlarang   Runyam

    “Jika ayahmu masih di sini, Moreau. Kurasa, dia akan mendapat serangan jantung mendadak karena menerima informasi seperti ini, bahwa putri kesayangannya, putri kecil yang selalu dimanjakan olehnya, sanggup menjual diri demi seorang pria beristri. Kurasa, arwahnya pun tidak akan tenang selama menyaksikan apa yang kau lakukan di muka bumi ini.” Sial. Belum ada satu pun hal sanggup Moreau katakan, tetapi kesalahan Barbara sangat tidak bisa dimengerti kali ketika wanita itu melibatkan ayahnya. “Jika ayahku masih ada di sini. Kau tidak akan mungkin menikahi lagi, Mom. Atau kau mungkin ingin bermain api di belakangnya, sama seperti yang kau lakukan di belakang Abi?” “Tutup mulut sialanmu!” Tamparan keras lainnya, membuat wajah Moreau benar – benar berpaling dengan kasar. Saraf – saraf di sekitar pipi terasa kebas. Dia membeku di tempat. Namun, semua yang dia katakan memang benar. Perselingkuhan ini tidak akan terjadi, andai wanita itu juga bisa menjaga diri dari h

  • Perjanjian Terlarang   Bukti

    Barbara tidak akan berhenti. Itu masalahnya. Betapa wanita itu tampak dilingkupi pelbagai antusiasme meluap – luap, seolah masih begitu banyak hal tidak terungkapkan, sementara Moreau merasa dia tidak akan bisa menerima peristiwa seperti ini lebih lama. Semua akan berakhir jauh lebih kacau, tetapi bagaimana dia bisa menghentikan ibunya terhadap kebutuhan untuk mengungkapkan kebenaran di hadapan banyak orang? Sikap konfrontasi dalam dirinya seketika menjadi tumpul. Tidak ada suara penyangkalan yang bisa digunakan sekadar tidak menjebak kondisi sendiri menjadi lebih rumit. Tidak dimungkiri, Moreau cukup takut menyaksikan begitu banyak tatapan kemarahan nyaris di seluruh penjuru gedung. “Kalian semua mungkin tidak percaya terhadap apa yang kukatakan di sini.” Lagi. Suara Barbara kembali mencuak ke permukaan. Senyum wanita itu tampak begitu puas; seperti telah memastikan kalau – kalau kemenangan sudah berada di tangan. “Aku punya bukti.” Kembali meneruskan. Waj

  • Perjanjian Terlarang   Dimulai Dari Sini

    Moreau dapat merasakan bagaimana Juan memegangi kakinya dengan erat, sementara dia berada pada posisi cukup tinggi di udara. Kedua lengan lentik Moreau bergerak diikuti irama musik. Semua berjalan seperti yang mereka rencanakan. Seharusnya .... Seharusnya tidak lama lagi menuju tari penutupan, tetapi tiba – tiba bayangan tubuh Barbara naik ke atas panggung membingungkan siapa pun yang menyadarinya. Wanita itu membersihkan tenggorokan di depan mic, seperti memang sengaja, kemudian lagu berhenti berputar. Demikian pula, gerakan Moreau dan Juan kompak berhenti di tempat. Sedikit yang dia tahu, proses acara Abihirt tidak berjalan seperti ini. Tidak ada riwayat agenda di mana Barbara tampil di atas panggung diliputi kebutuhan bicara di sana, seolah ada hal yang telah wanita itu rencanakan dan mereka sama sekali tidak mendapat petunjuk tentang apa pun itu. “Aku tahu kalian semua pasti bingung dengan keberadaanku di sini, terutama karena aku baru saja menghentikan para atli

  • Perjanjian Terlarang   Program Acara

    Ini waktu – waktu yang ditunggu. Moreau berulang kali mengendalikan ketegangan dalam dirinya. Sedikit tidak menyangka jika Abihirt akan membuat program acara yang terlihat luar biasa penuh persiapan. Mungkin—memang, keberadaan dia dan Juan di sini tergolong bukan kali pertama. Di saat – saat terakhir latihan, mereka lebih sering menghabiskan waktu di lapangan secara langsung; melakukan gladi bersih dan kotor. Semua selalu dalam pengawasan Anitta. Pun ... terkadang Abihirt melibatkan diri ketika pria itu memiliki waktu luang. Ya, tidak dimungkiri mereka jarang terlibat dalam pertemuan langsung. Sepertinya Abihirt terlalu sibuk, sehingga mereka cenderung melakukan kontak lewat sambungan telepon. Moreau juga tidak terlalu memikirkan karena dia benar – benar serius dengan beberapa urusan penting; ujian masuk perguruan tinggi masih menjadi desakan krusial yang dilakukan Barbara. Namun, juga tak menyangkal ada keganjilan spesifik dari sikap ibunya. Ntahlah. Barangkali dia m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status