Malam yang tenang di Kekaisaran Tang. Para penjaga berpatroli di sekitar Istana, sedangkan pelayan-pelayan sibuk melakukan tugasnya masing-masing.Di sebuah ruangan besar, yang diisi dengan perabotan mewah dan mahal, serta singgasana yang terbuat dari bahan bangunan terbaik di seluruh Kekaisaran Tang, dua pria saling berhadapan, satu menunduk patuh, sedangkan yang satunya lagi duduk tegak penuh wibawa.Pria yang menunduk patuh, mengenakan hanfu berwarna hitam, menggenggam pedang yang masih bersemayam di dalam sarung. Dialah Mo Yin, Jendral terbaik dari Kekaisaran Tang."Maaf karena telah mengganggu waktu berharga anda Yang Mulia Kaisar. Hamba yang rendah ini ingin melaporkan bahwa Pemimpin Sekte Awan Giok, Xie Tianlan telah sampai di Istana dan sedang beristirahat di kamarnya."Kaisar yang duduk di atas singgasana megahnya, menganggukkan kepalanya menerima laporan Mo Yin.Tubuhnya yang tegap dan berwibawa benar-benar menggambarkan seorang pemimpin. Ditambah singgasana yang megah menam
"Kau bertemu Putri kedua Kekaisaran Tang tadi malam?" tanya Hua Rong setelah mendengar cerita Tianlan."Iya, dialah yang telah menunjukkan letak perpustakaan itu kepadaku."Hua Rong mengerti.Kini keduanya sedang berjalan bersama menuju perpustakaan Istana, untuk mencari buku yang mengisahkan sejarah Kekaisaran Tang secara rinci, sejak 700 tahun yang lalu. Setelah berjalan beberapa saat, Tianlan dan Hua Rong akhirnya sampai ke perpustakaan yang mereka tuju. Gedung besar perpustakaan menyambut kedatangan keduanya.Tadi malam Tianlan tidak melihat gedungnya secara langsung, karena putri Xie Lia hanya menunjukkan arah ke sini. Tetapi, sekarang ia bisa melihat bagaimana megahnya perpustakaan itu.Tianlan dan Hua Rong hendak masuk ke dalam, namun tiba-tiba mereka dihalangi oleh 2 pengawal Istana."Bisa tolong berikan akses masuk?" tanya salah seorang pengawal.Alis Tianlan terangkat. "Akses masuk?"Pengawal itu mengangguk. "Tidak sembarangan orang bisa masuk ke perpustakaan Istana, orang
Pangeran Xie mengadu domba 2 daratan, yaitu Barat dan Utara. Dia melakukan hal keji itu untuk kepentingannya sendiri. Sebagai Pangeran Mahkota Kekaisaran Tang pada saat itu, Pangeran Xie tidak mau posisinya jatuh.Karena kedua daratan itu melakukan pemberontakan dan menentang pemerintahan Kaisar saat itu. Pangeran Xie menggunakan cara keji ini untuk menghentikan pemberontakan kedua daratan itu.Akibatnya, strategi adu domba busuk itu menyebabkan perang antara kedua daratan tersebut. Peristiwa itu memakan banyak korban jiwa, termasuk rakyat-rakyat yang tidak bersalah.Banyak orang kehilangan orang yang mereka sayangi. Ayah, ibu, anak, saudara-saudara, sahabat-sahabat. Semuanya direnggut secara paksa dari mereka.Pada saat itu, kekeringan melanda daratan Barat dan daratan Utara. Kedua daratan itu bekerja sama untuk menuntut keadilan pada Kekaisaran Tang.Semua rakyatnya menuntut Kaisar, mereka melakukan demo besar-besaran untuk meminta keadilan kepada Kaisar.Namun, pihak pemerintah seo
"Aku Guhao, pemimpin Sekte Cermin Giok."Salah seorang pemimpin sekte berdiri dan memperkenalkan diri sebagai pemimpin Sekte Cermin Giok. Ia membungkukkan tubuhnya ke hadapan Kaisar dan pemimpin sekte lainnya sampai matanya menangkap keberadaan Tianlan.Untuk beberapa saat, Guhao dan Tianlan saling beradu pandang, sebelum pada akhirnya Guhao memutuskan kontak mata mereka dan kembali duduk.'Itukah Raja Iblis Luo? Ia menyamar menjadi pemimpin Sekte Cermin Giok?' pikir Tianlan.Tentu, itu pasti dia. Para roh legendaris meminta Tianlan untuk membunuh pemimpin Sekte Cermin Giok, jelas dia lah Raja Iblis Luo.Tetapi... Mengapa masih ada keraguan dalam hati Tianlan. Ia ragu dengan tebakannya sendiri, seolah hatinya menolak percaya bahwa Guhao adalah bentuk penyamaran Raja Iblis Luo."Bukankah akhir-akhir ini banyak Iblis yang muncul di Kekaisaran Tang?" ucap salah satu pemimpin sekte."Beberapa tahun belakangan ini Iblis sering muncul dan membunuh banyak orang. Tempat kemunculannya pun kad
"Bukankah hari ini ulang tahunmu?" tanya Tianlan.Hua Rong mengangguk. "Kau mengingatnya?"Tianlan menatap puluhan lentera yang terbang. Entah dari mana asalnya semua lentera itu, Tianlan tidak tahu, tetapi, itu semua pasti ulah Hua Rong. Tidak ada yang lebih mengejutkan dari pria ini.Selama 8 tahun bersama Hua Rong, membangun sekte bersama, Tianlan jadi banyak mengenal pria itu. Ia jdi banyak mengetahui tentang Hua Rong, termasuk ulang tahunnya."Selamat ulang tahun, A-Rong," ucap Tianlan.Baru saja ia selesai mengatakan itu, tiba-tiba pandangan Tianlan berubah acak. Lentera-lentera yang berterbangan di udara tidak lagi terlihat jelas. Kadang-kadang ia melihat hal lain, kadang juga penglihatannya kembali ke lentera-lentera itu.Itu terus berulang sampai kepalanya pusing.Tianlan memejamkan mata dan memijit keningnya. Kepalanya semakin pusing jika dia membuka mata.Namun, walaupun ia telah menutup mata, tetap saja bayangan-bayangan acak itu muncul terus-menerus. Dahinya berkerut dala
Tianlan dan Hua Rong saling memandang sebelum bergegas menuju ke tempat teriakan itu berasal. Kerumunan yang semula ramai tiba-tiba pecah.Orang-orang berlarian dengan wajah tegang. Teriakan panik dari wanita-wanita yang menggendong anaknya menggema di penjuru pasar.Ada yang sampai jatuh bangun beberapa kali dengan wajah ketakutan, ada pula yang sampai terinjak tubuhnya karena terjatuh di antara orang-orang yang berlarian.Mereka bertingkah seperti baru saja melihat hantu.Tianlan dan Hua Rong sampai ke tempat kejadian. Mereka memasang wajah serius saat melihat sosok Iblis yang tengah mengamuk.Iblis itu mengeluarkan suara nyaring yang memekakkan telinga. Ia menyerang secara membabi buta, apa saja yang ada di depannya akan ia hancurkan."A-Rong."Mengerti dengan isyarat Tianlan, Hua Rong melompat ke hadapan Iblis itu. Kini dirinya berhadapan langsung dengan sang Iblis.Melihat bahwa Hua Rong sudah melakukan tugasnya, Tianlan mulai bertindak. Ia mengamankan anak-anak, orang tua, dan o
Pasukan patroli yang dipimpin oleh Mo Yin mengangkat tubuh Iblis itu untuk dimasukkan ke dalam kereta. Mereka akan membawa tubuh Iblis itu ke Istana untuk dilaporkan kepada Kaisar.Alasan lain kenapa Tianlan membiarkan Mo Yin membawa tubuh Iblis itu adalah, ia ingin memancing pria misterius itu. Kemungkinan besar pria misterius itu masih berada di dalam ibukota kekaisaran Tang.Jika pria misterius itu kembali lagi, Tianlan punya banyak kesempatan untuk menangkapnya. Dengan kata lain, ini adalah umpan untuk pria misterius itu."Tuan Muda Xie," Hua Rong memanggil. "aku ingin pergi ke suatu tempat, ada sesuatu yang harus kulakukan. Kembalilah terlebih dahulu ke Istana dan istirahat, aku tidak akan lama.""Urusan apa itu?""Urusan yang tidak terlalu penting."Pada akhirnya Hua Rong pergi, meninggalkan Tianlan bersama rombongan pasukan patroli untuk kembali ke Istana.Di tengah perjalanan mereka menuju Istana, pengawasan Tianlan tidak pernah mengendur sedikit pun. Matanya tajam mengawasi s
Ketika ia menyerahkan anaknya dulu ke keluarga Bei. Ia selalu mengunjungi keluarga itu satu kali dalam sebulan. Ia memberikan keperluan yang dibutuhkan keluarga Bei, agar bisa merawat anaknya dengan baik.Sejujurnya bukan keinginannya untuk menyerahkan putranya ke keluarga Bei. Namun, pada saat itu para penasehat istana, mentri-mentri dan para pejabat lainnya terus menerus mendesaknya untuk membuang anak tersebut.Saat putranya baru dilahirkan, ratunya meninggal. Menciptakan kesedihan tak berkesudahan dari rakyat kekaisaran Tang. Ia juga mendapat kabar bahwa putranya memiliki masalah dengan matanya.Mulai saat itu, kekaisaran dilanda masalah. Semakin putranya bertumbuh besar, masalah di kekaisaran semakin parah.Para pejabat istana menganggap bahwa semua masalah yang dihadapi kekaisaran adalah akibat dari kelahiran putranya yang buta. Mereka menganggap putranya sebagai pembawa sial dan aib kekaisaran. Karena takut keselamatan putranya terancam, kaisar membawa putranya ke desa Dan, te