Tianlan tercengang melihat jumlah peserta yang telah mendaftar. Sekitar 600 anak tertulis pada laporan yang diberikan Hua Rong. Sedikit curiga dalam benaknya bahwa data ini palsu."Apakah ada manipulasi data di sini?" tanya Tianlan tidak percaya. "Tidak, itu jumlah murni," jawab Hua Rong. Setelah membaca ulang data tersebut, Tianlan menyadari bahwa para peserta bukan hanya berasal dari Desa Zao. Banyak para peserta yang berasal dari kota-kota besar dan desa-desa tetangga. Tianlan menatap Hua Rong, "Hua Rong, seberapa terkenal diriku?" Hua Rong meletakkan siku kanannya di atas meja dan balas menatap Tianlan, "Seterkenal aku." "Sungguh?" Hua Rong mengangguk. Kabar bahwa seorang master muda yang jenius telah membangun kembali Sekte Awan Giok yang dulunya merupakan sekte besar itu menyebar sangat cepat. Apalagi banyak orang yang mengetahui bahwa tangan emas Hua Rong dan Tianlan berteman baik, jelas banyak orang akan tertarik. Cerita tentang kehebatan Hua Rong dan Tianlan menyebar
Dari 300 pendaftar, hanya 120 yang berhasil lulus. Pengurangan jumlahnya sangat signifikan, persaingan yang ketat membuat peserta yang tidak memiliki kualifikasi lulus jadi lebih kesulitan. Seleksi ketiga : Ini adalah seleksi terakhir yang akan dijalani oleh para peserta. Seleksi terakhir adalah bertahan hidup. Para peserta harus bisa bertahan hidup selama 7 hari 7 malam di dalam hutan Beast. Mereka hanya diperbolehkan untuk membawa senjata agar bisa membela diri. Masing-masing dari mereka diharuskan membawa alat untuk situasi gawat darurat berupa kembang api. Apabila ada yang ingin menyerah, mereka bisa menyalakan kembang api untuk memanggil bantuan. ••• "Dari semua seleksi yang telah dilaksanakan, ini adalah yang terberat. Masa depan Sekte bergantung pada mereka. Kehebatan dari sebuah Sekte terdapat pada murid-muridnya," Tianlan menghembuskan nafas panjang. "Tapi, apakah aku bisa menghidupkan lagi Sekte ini? Sebelumnya aku tidak pernah berkecimpung dalam dunia Sekte." Apalagi
Sekte Cermin Giok saat ini merupakan Sekte terbesar di seluruh Kekaisaran Tang. Banyak kultivator-kultivator hebat yang lahir dari Sekte ini. Bertahun-tahun, namanya tersohor di penjuru negeri.Bukan hanya namanya yang besar, jumlah muridnya pun tak main-main. Sekarang, Sekte tersebut telah dipenuhi oleh ribuan murid.Saat ini, di aula besar Sekte tersebut, Jiangwu dan Qixuan tampak berlutut menghadap seorang pria berjubah Taois. Mereka berdua menunduk di hadapan pria itu, seolah mereka sangat menghormati pria itu."Apa yang membuat guru memanggil kami ke sini?" tanya Jiangwu.Guhao, pendiri Sekte Cermin Giok, sekaligus guru yang membimbing Jiangwu dan Qixuan secara langsung, menatap kedua muridnya. Giok hijau yang menempel di dadanya bergerak pelan saat dia menegakkan tubuhnya."Berdirilah," perintahnya.Suaranya yang menggelegar di dalam aula, membuat kedua pemuda itu sadar bahwa perintahnya tidak bisa dibantah.Jiangwu dan Qixuan segera berdiri, bersama-sama mereka membungkuk, untu
"Apa yang barusan kau katakan? Ulangi sekali lagi." "Kaisar telah mengutus seseorang untuk mengirim undangan Konferensi Sekte kepada Sekte Awan Giok," jawab Beihong, murid terbaik di Sekte Teratai Biru. Mendengar itu, wajah Werui merah padam. Api kemarahan membara di dalam hati. Pemimpin Sekte Teratai Biru itu menggenggam erat gelas kaca di tangannya hingga gelas itu pecah dan melukai kulitnya. Darah merembes dari telapak tangannya, rasa sakit akibat sayatan beling itu tak mengurangi sedikit pun amarah di dalam hati. Berita bahwa Kaisar ingin mengundang Sekte Awan Giok dalam Konferensi besar itu begitu cepat tersebar hingga terdengar di telinganya. Membuat dirinya tidak tahan untuk tidak mengumpat. "Kenapa ... Kenapa! Kenapa Kaisar mengundang Sekte Awan Giok! Bahkan Sekte Teratai biru sudah berdiri puluhan tahun, tetapi Kaisar tidak pernah sekalipun mengundang kita!" amuk Werui. Matanya memerah karena marah. Ia tau persis bahwa Sekte Awan Giok masih sangat baru. Memang Sekte it
Werui mengamuk.Ledakan besar tiba-tiba terdengar dari dalam arena pertarungan. Semua orang tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana karena debu tebal yang berhamburan menutupi pandangan mereka.Sementara itu, Tianlan yang berada di dalam arena tiba-tiba diserang secara membabi buta oleh Werui."Iblis?" gumam Tianlan saat melihat tubuh Werui yang berbeda.Tubuh Werui bukan lagi tubuh manusia normal, ada banyak duri yang tumbuh dari dalam kulitnya. Warna kulitnya pun berubah biru.Karena itu, kekacauan pun tak terelakkan. Bukan hanya menyerang Tianlan, Werui juga menyerang orang lain yang berada di luar arena."Zhaoyang, Yuanji, Mei Mei, amankan murid-murid junior dan Jendral Mo Yin," perintah Tianlan."Baik Master." Ketiga orang yang diperintahkan Tianlan itu langsung melaksanakan tugasnya.Tianlan sendiri akan menahan Iblis ini agar tidak membuat kekacauan lebih parah lagi.Di tengah pertarungannya dengan Iblis itu, tak sengaja matanya bertatapan langsung dengan Hua Rong yan
Kuil yang Tianlan dan Hua Rong temukan waktu itu telah menjadi tempat mereka menghabiskan waktu bersama. Di kuil ini, mereka berdua sering bermeditasi bersama, mengobrol bersama dan bahkan mereka juga makan bersama.Seperti saat ini, keduanya tengah duduk saling berhadapan, di depan mereka sudah tersaji beberapa hidangan di atas meja kecil. Salah satu hidangan itu berupa sup akar teratai, kesukaan Hua Rong."Aku heran, padahal Pangeran Mahkota Xie bukanlah Dewa. Kenapa banyak orang memasang lukisannya di kuil?" tanya Tianlan sambil melihat lukisan Pangeran Xie yang tergantung di dinding kuil."Dulunya dia adalah pembawa kedamaian," jawab Hua Rong sembari menyeruput supnya. "Mengenai undangan itu, kau beruntung karena akhirnya kau bisa masuk ke Istana Kekaisaran Tang. Jika kau ingin tau alasan Pangeran Xie dihukum dan alasan perang besar 700 tahun lalu, maka ini adalah kesempatan yang bagus."Tianlan juga berpikir demikian, untuk mencapai tujuan, seseorang harus memiliki informasi yang
Malam yang tenang di Kekaisaran Tang. Para penjaga berpatroli di sekitar Istana, sedangkan pelayan-pelayan sibuk melakukan tugasnya masing-masing.Di sebuah ruangan besar, yang diisi dengan perabotan mewah dan mahal, serta singgasana yang terbuat dari bahan bangunan terbaik di seluruh Kekaisaran Tang, dua pria saling berhadapan, satu menunduk patuh, sedangkan yang satunya lagi duduk tegak penuh wibawa.Pria yang menunduk patuh, mengenakan hanfu berwarna hitam, menggenggam pedang yang masih bersemayam di dalam sarung. Dialah Mo Yin, Jendral terbaik dari Kekaisaran Tang."Maaf karena telah mengganggu waktu berharga anda Yang Mulia Kaisar. Hamba yang rendah ini ingin melaporkan bahwa Pemimpin Sekte Awan Giok, Xie Tianlan telah sampai di Istana dan sedang beristirahat di kamarnya."Kaisar yang duduk di atas singgasana megahnya, menganggukkan kepalanya menerima laporan Mo Yin.Tubuhnya yang tegap dan berwibawa benar-benar menggambarkan seorang pemimpin. Ditambah singgasana yang megah menam
"Kau bertemu Putri kedua Kekaisaran Tang tadi malam?" tanya Hua Rong setelah mendengar cerita Tianlan."Iya, dialah yang telah menunjukkan letak perpustakaan itu kepadaku."Hua Rong mengerti.Kini keduanya sedang berjalan bersama menuju perpustakaan Istana, untuk mencari buku yang mengisahkan sejarah Kekaisaran Tang secara rinci, sejak 700 tahun yang lalu. Setelah berjalan beberapa saat, Tianlan dan Hua Rong akhirnya sampai ke perpustakaan yang mereka tuju. Gedung besar perpustakaan menyambut kedatangan keduanya.Tadi malam Tianlan tidak melihat gedungnya secara langsung, karena putri Xie Lia hanya menunjukkan arah ke sini. Tetapi, sekarang ia bisa melihat bagaimana megahnya perpustakaan itu.Tianlan dan Hua Rong hendak masuk ke dalam, namun tiba-tiba mereka dihalangi oleh 2 pengawal Istana."Bisa tolong berikan akses masuk?" tanya salah seorang pengawal.Alis Tianlan terangkat. "Akses masuk?"Pengawal itu mengangguk. "Tidak sembarangan orang bisa masuk ke perpustakaan Istana, orang
Zhaoyang yang melihat Tianlan sudah sadar langsung menghampiri lelaki itu dengan sebuah nampan berisi obat di tangannya.Tianlan menatap Zhaoyang.“Lan-ge, apakah kau baik-baik saja?” tanya Zhaoyang.Tianlan bangkit dari tempat tidur dan merasa punggungnya agak kebas. Mungkin karena lukanya belum sembuh, jadi masih terasa berdenyut.“Berapa lama aku tidak sadarkan diri?” tanya Tianlan..“Tiga hari,” jawab Zhaoyang.Mata Tianlan terbelalak mendengar itu. “Tiga hari? Apa saja yang terjadi saat aku sedang tidak sadarkan diri? Bagaimana keadaan Sekte?”Zhaoyang meletakkan nampan yang ia pegang di atas meja dan menjawab. “Saat kau pingsan, para iblis mundur secara tiba-tiba. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan mereka mundur, tapi Master Hua Rong juga langsung pergi setelah mengantarmu ke kamar.”“Lalu di mana Hua Rong sekarang?” tanya Tianlan.Zhaoyang menggeleng. “Aku tidak tahu, dia tidak mengatakan padaku akan pergi ke mana, dia hanya memintaku menjagamu.”Mendengar itu, Tianlan langsun
Akhirnya, Pangeran Xie pergi untuk melaksanakan tugasnya. Ia membawa pasukan terlatih bersamanya. Sesampainya di dua daratan, pangeran Xie beserta pasukannya mulai menyebarkan rumor yang memicu konflik antara dua daratan itu. Mereka berhasil mengadu domba dua daratan dan meredakan konflik kekaisaran. Membuat para rakyat berhenti mempertanyakan pemerintah kekaisaran. Setelah tugasnya selesai, pangeran Xie kembali ke kekaisaran. Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Tetapi, situasinya mulai tak terkendali. Konflik antara kedua daratan kian hari kian memanas. Bahkan, sudah ada beberapa kasus penyerangan yang menewaskan beberapa rakyat. Hingga puncaknya, perang besar pecah antara dua daratan itu. Mereka saling menyerang, dan saling membunuh. Tidak ada belas kasihan dalam perang ini. Bukan hanya pasukan militer, tapi anak-anak, para wanita dan para lansia juga ikut menjadi korban. Perang ini berlangsung sampai berhari-hari, yang membuat Pangeran Xie merasa sangat bersalah. Ak
Luo Beng menatap pedang ditangannya dengan wajar sumringah. Ia lalu berdiri dan mengayun-ayunkan pedangnya dengan lihai. Senyum lebar tak pernah luntur dari wajahnya yang rupawan. Tianlan melihat ayunan pedang yang Luo Beng lakukan. Walaupun saat ini Luo Beng hanya sedang bermain-main dengan pedang itu, Tianlan bahkan bisa merasakan kekuatan dari setiap ayunannya. Gerakannya halus dan mengalir tanpa hambatan, tidak berlebihan tetapi kuat. Teknik pedang yang ia gunakan adalah teknik pedang tingkat tinggi. Bahkan di usianya yang masih 16 tahun ini, Luo Beng sudah bisa menggunakan teknik pedang tingkat tinggi. Tidak heran jika nanti dia bisa menjadi Raja Iblis terkuat di alam bawah. Luo Beng sudah selesai mengayun-ayunkan pedangnya dan kembali menghampiri Pangeran Xie. "Apa kau menyukainya?" tanya pangeran Xie. Luo Beng mengangguk antusias. "Karena Kakak Xie yang memberikannya, aku akan menamai pedang ini Zhaoyang Hong, yang artinya matahari terbit. Pedang ini akan bersinar ter
Karena sibuk memikirkan siapa dalang dibalik penyerangan ini, Tianlan tidak bisa fokus dengan para Iblis yang terus menerus menyerang. Ia terlalu shock karena mengetahui banyak fakta yang mengejutkan."Lan-ge!" Zhaoyang berteriak memanggil Tianlan saat melihat salah satu iblis yang ingin menyerang pria itu. "Sial!"Zhaoyang berlari kencang ke arah Tianlan untuk menghentikan iblis itu. Namun, ia sedikit terlambat, karena iblis itu sudah terlebih dahulu mencakar punggung Tianlan. Darah merembes dari punggung Tianlan. Bagian belakang hanfunya kini telah basah oleh darahnya sendiri.Wajahnya pucat, pandangannya buram. Melihat mayat-mayat muridnya yang bergelimpangan, serta kekacauan yang terjadi di sekitarnya. Entah kenapa, rasanya Tianlan seperti pernah melihat moment seperti ini sebelumnya. Di mana ia pernah melihat kejadian seperti ini, semuanya sama persis.Bayangan-bayangan acak kembali muncul dalam benaknya. Ia melihat pedang yang berlapis emas, lalu ia juga melihat topeng berwajah
Guhao menatap keluar jendela istana. Ia menyeringai lebar. Asap hitam menyelimuti tubuhnya yang tegap di bawah sinar rembulan.Istana malam ini terasa sunyi."Sebentar lagi, kekuatanku akan melampaui Raja Iblis Luo. Tetapi bukan dengan cara beradu kekuatan, melainkan beradu kelihaian."Tawanya menggema di seluruh ruangan. Seringaiannya semakin melebar seiring waktu, ia menggenggam erat giok hijau di tangannya.Tubuh yang saat ini ia tempati hanyalah wadah. Selama 700 tahun ia berkelana. Sudah banyak tubuh yang ia rasuki.Tubuh aslinya hanya berupa asap hitam. Jika ia bisa merasuki tubuh Luo Beng, maka ia akan abadi dan menjadi yang paling kuat diantara yang lainnya. "Hahahah." Tawa menggelegar kembali ia keluarkan.Wajah Xie Tianlan muncul dalam benaknya. Semakin ia mengingat wajah itu, maka semakin senang pula hatinya.Reinkarnasi Pangeran Xie telah muncul kembali setelah 700 tahun menghilang. Dia sudah bereinkarnasi untuk yang ke-6 kalinya, namun Luo Beng masih belum bisa mematahka
Tianlan berusaha memejamkan matanya, ia ingin fokus bermeditasi. Konsentrasi penuh ia lakukan hanya untuk mendapatkan ketenangan.Namun, setiap kali dia ingin berkonsentrasi, ada saja hal yang membuyarkan pikirannya. Dari mulai suara langkah kaki para prajurit yang berjaga, lalu suara dahan yang tertiup angin, dan bahkan suara angin itu sendiri. Semunya mengganggu. Tianlan membuka mata, ia menghembuskan nafas lelah. Karena pembicaraannya dengan Guhao beberapa saat yang lalu, ketenangannya terganggu. Bahkan ia tidak melihat Hua Rong sampai sekarang. Ia bertanya-tanya, kemana pria rubah itu pergi sampai selama ini? Ini hanya membuatnya makin stress. "Pangeran Mahkota datang!" Teriak Kasim dari luar kamar Tianlan.Tianlan melihat ke arah pintu, di sana nampak Pangeran Hanji yang sedang berjalan memasuki kamar peristirahatan Tianlan."Maaf mengganggu waktumu Tuan Muda Xie," ucap Pangeran Hanji seraya membungkukkan tubuhnya memberi hormat.Tianlan berdiri dan ikut memberi hormat. Walaupu
'Tidakkah kau merasa seperti De javu pada tempat ini?' Ruan Ning balas bertanya.Sejak awal Tianlan memang merasa pernah datang ke sini dan mengenali tempat ini. Tetapi untuk de javu atau semacamnya, Tianlan belum pernah merasakan hal seperti itu sebelumnya.Namun, tak lama kemudian Tianlan ingat. Saat di danau bersama Hua Rong malam itu, ia pernah melihat gambaran-gambaran sekilas, yang menyebabkan kepalanya pusing hingga ia hampir tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya."Aku pernah melihat beberapa gambaran. Seperti topeng, lalu jubah, dan kemudian lentera. Aku seolah melihat benda-benda itu secara bergantian," jawab Tianlan sambil mengingat gambaran-gambaran itu.Ruan Ning tidak mengatakan apa pun lagi. Untuk beberapa saat mereka terdiam. Tidak ada yang membuka suara, sehingga ruangan itu berubah sunyi.'Tidakkah mau berpikir bahwa itu adalah ingatan dari kehidupan masa lalumu? Mungkin dari kehidupanmu yang sebelum-sebelumnya, yang kau lupakan dan muncul lagi saat ini.'Tianlan terliha
"Apakah kau mengira kau akan bisa melampauiku dengan cara seperti ini?"Tawa remeh pria misterius itu menggema di penjuru pasar yang telah sepi. Karena insiden Iblis tadi, tidak ada lagi orang-orang yang berani keluar rumah. Mereka semua kembali ke rumah masing-masing dan mengunci pintu rapat-rapat. Berlindung di dalam rumah yang menurut mereka tempat paling aman untuk bersembunyi."Siapa sangka aku akan bertemu Raja Iblis Luo secepat ini." Masih dengan tawa remeh, pria misterius itu tak melonggarkan sedikit pun kewaspadaannya. "Bukankah pertemuan pertama kita ini terlalu tegang? Bagaimana jika kita minum teh bersama dan mengingat masa lalu, bagaimana menurutmu Hua Rong? Ah tidak, maaf karena telah salah menyebut namamu. Biar kuulangi sekali lagi ... Bagaimana menurutmu, Raja Iblis Luo?"Hua Rong masih berdiri diam seperti patung. Jika ada orang awam yang melihatnya saat ini, pasti mereka mengira bahwa Hua Rong bersikap terlalu tenang. Namun, yang tak mereka ketahui adalah, di balik s
Ketika ia menyerahkan anaknya dulu ke keluarga Bei. Ia selalu mengunjungi keluarga itu satu kali dalam sebulan. Ia memberikan keperluan yang dibutuhkan keluarga Bei, agar bisa merawat anaknya dengan baik.Sejujurnya bukan keinginannya untuk menyerahkan putranya ke keluarga Bei. Namun, pada saat itu para penasehat istana, mentri-mentri dan para pejabat lainnya terus menerus mendesaknya untuk membuang anak tersebut.Saat putranya baru dilahirkan, ratunya meninggal. Menciptakan kesedihan tak berkesudahan dari rakyat kekaisaran Tang. Ia juga mendapat kabar bahwa putranya memiliki masalah dengan matanya.Mulai saat itu, kekaisaran dilanda masalah. Semakin putranya bertumbuh besar, masalah di kekaisaran semakin parah.Para pejabat istana menganggap bahwa semua masalah yang dihadapi kekaisaran adalah akibat dari kelahiran putranya yang buta. Mereka menganggap putranya sebagai pembawa sial dan aib kekaisaran. Karena takut keselamatan putranya terancam, kaisar membawa putranya ke desa Dan, te