Share

Sandiwara dan Provokasi

Penulis: Mr. K
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-07 16:11:44

Adit memegangi tangan Tommy dengan begitu keras sampai-sampai pria tinggi-besar itu meringis kesakitan. Apa yang dilakukannya ini membuat Brenda terbelalak.

"Sialan! Lepaskan tanganku!" Hardik Tommy, berusaha menonjok Tommy dengan tangannya yang satu lagi.

Tapi Adit dengan mudah menghindar. Selanjutnya dia pelintir tangan Tommy yang dipegangnya itu hingga pria itu terjengkang.

Bunyi gedebuk yang keras terdengar, diikuti bunyi erangan dari Tommy.

Di titik ini, Brenda berdiri dan memundurkan kursi. Dia menatap Tommy cemas. Ini membuat Adit bingung.

"Kamu baik-baik saja, Tommy?" tanya Brenda sambil memutari meja kerjanya, menghampiri Tommy.

Tommy mengangguk meski tampak kesakitan. Dia mencoba bangkit terduduk, tapi malah meringis dan memegangi pinggangnya.

Bantingan Adit barusan memang lumayan keras. Benar-benar di luar ekpektasinya.

Adit yang masih berdiri itu menatap bingung kepada Brenda yang tiba-tiba menunjukkan perhatiannya pada Tommy.

Bukankah tadi ajakan Tommy ditolak mentah-ment
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Dikeroyok di Toilet

    Adit menahan diri untuk tidak menghajar Bram. Bagaimanapun saat ini dia berada di antara banyak orang.Dan sebagai seorang bodyguard yang sedang menjalankan tugas, dia harus bersikap profesional.“Kamu keterlaluan, Bram! Aku tahu kamu kesal karena aku tiba-tiba mengganti Tommy dengan dia, tapi kamu tak perlu sampai berbuat sejauh ini. Lagi pula, sebagai CEO, aku berhak menentukan siapa orang yang menjadi bodyguard-ku. Ingat itu!” cerocos Brenda.Bram melirik Brenda sekilas. Memang benar, dia tak terima Tommy tiba-tiba saja diganti oleh pria yang sama sekali tak dikenalnya ini. Dan kalau saja dia bisa, dia ingin meludahi si bodyguard baru ini di situ.Ada alasan personal di balik sikap penolakannya yang berlebihan ini. Bram sudah sedari lama menyukai Brenda. Dia tak suka melihat ada pria asing berada di dekat sang CEO Galaxio Group.Dengan sorot mata yang dingin, Bram berjalan ke belakang Adit, menaruh tangan kirinya di bahu kiri Adit.Dia condongkan tubuhnya, dia dekatkan mulutnya ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Auman Singa Jantan

    Hardikan Adit membuat lima orang yang mengeroyoknya itu terdiam sesaat. Bagi mereka, hardikan Adit barusan seperti auman singa jantan yang marah. Adit memanfaatkan momen ini untuk membalikkan keadaan. Dia menyerang dua dari para pengeroyoknya itu sebelum orang-orang itu sempat bergerak."Argh...""Ugh..."Adit hanya memberikan satu pukulan dan satu tendangan, tapi dua orang itu mengaduh kesakitan dan ambruk. Pupil Adit membesar. Dia bertanya-tanya apakah semakin lama dia semakin kuat. "Kurang ajar! Mati kamu!!"Satu dari tiga pria yang masih berdiri berteriak kembali memukulkan lagi asbak kayu jati ke punggung Adit. Kali ini Adit bergerak cepat. Ditangkisnya tangan orang itu hingga asbak kayu itu terpental. Serangan berikutnya datang dari dua orang lagi, tapi Adit menghajar mereka di muka sampai-sampai mereka terjengkang. Tinggal satu orang lagi saja yang masih berdiri. Adit menggertaknya dengan menggeram dan bertingkah seolah-olah akan menyerang. Itu saja sudah cukup untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Argh... Tanganku!!

    Adit membentak si pria berambut klimis sambil memelototinya.Sesaat, pria itu mematung dengan mata terbelalak dan mulu ternganga. Dia bahkan tak bisa menggerakkan lidahnya.“Hanya lelaki pengecut yang menampar wanita!” kata Adit kemudian, melepaskan tangan pria itu sambil mengibaskannya.Si pria sempat terhuyung-huyung. Setelah kembali berdiri tegak, dia menatap Adit dengan penuh kebencian.“Siapa orang ini, Amel? Jangan bilang dia klienmu!” kata si pria sambil menatap si wanita yang ditamparnya tadi.Wanita bernama Amel itu mengangguk, berkata, “Pak Tony berniat membeli rumah ini, Pak Guntur.”“Hah? Dia mau membeli rumah ini? Jangan bercanda kamu, Amel! Kamu tahu sendiri kan semahal apa rumah ini. Dari penampilannya saja aku bisa tahu kalau orang ini tidak berasal dari keluarga kaya. Dia mau bayar dengan apa, hah? Mau jual ginjal gitu?” cemooh Guntur.Adit memicingkan mata. Tadinya dia tak berniat melakukan apa pun ke Guntur, tapi kini dia berubah pikiran.Orang sok tahu sepertinya i

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Upaya Membalas Dendam

    Adit berada di dalam taksi yang melaju cepat ke rumah.Dia mengaktifkan sistem canggihnya sejak lima menitan yang lalu.Layar hologram itu muncul di hadapannya. Tentu saja si sopir taksi tak melihatnya.Yang dilakukan Adit sedari tadi adalah mencari-cari fitur yang mungkin bisa digunakannya saat ini untuk membuatnya tiba di rumah lebih cepat.Kotak demi kotak fitur dia buka, tapi belum juga dia menemukannya.Masalahnya adalah, kekuatan yang dimilikinya saat ini jadi tak berguna jika Adit berada jauh dari orang-orang yang harus dihadapinya.Adit menyadari kalau si sopir taksi berulang kali meliriknya dengan ujung matanya, memberinya tatapan aneh.Tapi Adit tak peduli. Saat ini yang dia pikirkan adalah bagaimana agar dia bisa menyelamatkan Diana dan Julia dari ancaman preman-preman itu.‘Sialan orang itu! Setelah aku menghajarnya kemarin itu, dia masih belum kapok juga. Lihat saja, kali ini akan kupatahkan tangannya!’ pikir Adit.…Di rumah, Julia berjalan mondar-mandir seperti setrikaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Kau Siap Mati Di Sini?

    Melihat Adit berjalan ke arahnya dengan muka garang, si Bang mendadak ketakutan.Baginya ini sungguh memalukan. Dia bahkan kesulitan menggerakkan tangan dan kakinya.“Sialan lu!!!” teriaknya kemudian, mencoba mengusir rasa takutnya itu.Dan dia berhasil. Kini dia kembali bisa mengerakkan tangan dan kakinya. Dan yang dilakukannya adalah menarik pelatuk tiga kali.Dor! Dor! Dor!Tiga tembakan yang diarahkannya tepat ke dada Adit.Tapi apa yang terjadi?Adit menghilang. Tiba-tiba saja dia menghilang dari pandangan si Bang.“Kau mencariku?”Suara Adit terdengar di belakangnya. Dan saat si Bang menoleh, dia mendapati Adit berdiri persis di belakangnya, menatapnya dengan dingin.Belum sempat dia mengatakan apa pun, Adit langsung memegang bahu kanannya dan menarik tangan kanannya ke belakang kuat sekali.Krakkk!“Arrrrghhhh! Tangan gua!!!” teriak si Bang.Adit baru saja menggoyahkan sendi yang menghubungkan bahu dan tangan kanan si Bang. Kini tangan pria itu terkulai lemas. Tak ada tanda-tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Keputusan Jordi, Rumah Baru untuk Julia

    Adit tak juga menemukan fitur yang bisa digunakannya untuk membantunya keluar dari situasinya ini. Satu-satunya opsi yang tersedia baginya adalah menggunakan kecepatan supernya. Namun, dia tak tahu, akankah dia cukup cepat untuk menghindari semua peluru yang ditembakkan Jordi dan orang-orangnya ini. Tiba-tiba saja, Jordi tertawa. Dia tertawa lepas sambil menurunkan tangannya yang memegang pistol. Satu per satu, pengawal-pengawalnya itu pun melakukan hal yang sama. Adit mengernyitkan kening, tak mengerti apa yang sedang terjadi. "Aku hanya bercanda, Adit Winarta. Aku tak mungkin menghabisi orang sepertimu. "Kalaupun saat ini kau tak tertarik untuk bergabung dengan Naga Hitam, suatu hari mungkin kau akan tertarik. "Menunggu kau bergabung masih lebih baik daripada menghabisimu di sini." Itulah yang dikatakan Jordi. Bos Naga Hitam itu kini tersenyum lebar. Dia tak lagi terlihat berbahaya. "Oke. Sampai di sini saja dulu perjumpaan kita. Lain kali saat kita berjumpa lagi, aku harap

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Dicemooh di Pesta

    “Justru karena itu aku harus hadir di pesta ultahnya Nenek Fiona besok, Ma. Kali ini aku akan membungkam mulut mereka semua,” kata Adit.“Hah?!” Hanya itu yang dikatakan Julia. Dia memelototi Adit dan tampak ingin sekali memuntahkan cacian teramat kejam kepada menantunya ini.“Diana, suamimu sudah gila! Kamu urus dia! Mama capek!” gerutunya kemudian, meninggalkan Adit dan Diana, menaiki anak-anak tangga ke lantai dua.Diana mengamati Julia sampai ibunya itu menghilang dari pandangannya. Barulah dia menatap Adit lagi. Matanya terlihat lelah.“Adit, kenapa kamu selalu saja berulah? Tidak bisakah kamu biarkan aku dan Mama menjalani hari-hari kami dengan tenang? Jujur, aku juga capek, Adit. Malam ini aku ingin bisa tidur dengan lelap,” kata Diana.Adit bisa memahami keresahan Diana, tapi dia sedikt sakit hati dengan kata-kata istrinya itu.Kesannya, Adit selalu saja membuat masalah dan menyulitkan mereka. Bagaimana dengan momen-momen di mana dia membantu mereka dan atau menyelamatkan mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Kamu Ingin Aku Pergi?

    Kemunculan Adit mengejutkan orang-orang di ballroom. Mata Julia membulat. Ingin sekali rasanya dia menampar menantunya itu berkali-kali.“Wah, lihat siapa yang datang. Semuanya, mari kita sambut badut pesta kita: Adit Winarta!” kata Christi setelah hening beberapa saat. Dia bertepuk tangan sambil tersenyum menghina.Tentu saja, Adit tahu betul niat busuk Christi. Dia menutup pintu ballroom dan berjalan ke arah Diana dan Julia berada. Orang-orang di pesta memandanginya dengan tatapan mencemooh.Ketika Adit tinggal beberapa meter saja dari Diana dan Julia, Jonathan tiba-tiba mengadangnya.“Kau masih berani muncul di pesta ini, ya? Aku tak tahu apakah aku harus kagum atau kasihan. Aku juga tak tahu apakah kau memang orangnya punya nyali atau tak punya malu,” kata Jonathan, tersenyum miring.“Minggirlah, Om. Aku datang ke sini karena Diana ada di sini. Aku membawakan hadiah dari kami untuk Nenek Fiona,” balas Adit, menunjukkan kotak persegi panjang berwarna hitam yang dia bawa.Cara Adit

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Syarat Pengampunan

    Suasana di bus menjadi semakin tegang seperti di film-film laga.Para penumpang terbelalak. Sebagian menutup mulut yang terbuka dengan tangan.Tak seorang pun dari mereka menyangka manuver seperti ini akan terjadi.Kini Adit dan Gen saling menatap tanpa berkedip. Don mengaduh kesakitan tetapi Adit tak peduli. Dia tempelkan terus moncong pistolnya ke kepala Don.Sementara itu, Adit menyeret Don ke depan, memperpendek jaraknya dengan Gen.“Jangan coba-coba! Kalaupun aku tak menembak temanmu ini di kepala, aku bisa menembaknya di kaki atau di pinggang. Itu mudah saja bagiku,” ancam Adit.Gen yang semula hendak berdiri dan menempelkan moncong pistol ke kepala si sopir bus itu terhenti.Gen dan Don adalah dua teman baik. Mereka telah saling mengenal sejak kecil dan aksi pembajakan dan perampokan seperti ini sudah sering mereka lakukan bersama, berdua saja.Sialnya, ini pertama kalinya mereka berada dalam situasi di mana salah satu penumpang bus melakukan perlawanan dan berhasil menekan bal

  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Memutar Otak

    Adit mengamati situasi di bus saat si pria bersenjata itu mendekatinya.Kemampuan bela dirinya telah kembali. Dia bisa dengan mudah menjatuhkan si pria bersenjata.Tapi bagaimana dengan yang satunya lagi?Itulah masalahnya. Si pria bersenjata yang satunya lagi itu berada di dekat sopir. Adit khawatir dia akan menembak si sopir atau melukai penumpang-penumpang lain sementara dia mengurus si pria bersenjata di hadapannya.“Cepat serahkan ponselmu! Jangan sampai aku benar-benar menembakmu!” gertak si pria itu lagi, sambil memelototkan matanya.Opsi menghajar pria ini sepertinya tak tersedia. Tidak untuk saat ini.Adit memutar otaknya, mencari alternatif lain.“Yang kalian berdua inginkan apa sebenarnya? Uang? Ya sudah berikan semua ponsel yang terkumpul itu padaku. Aku beli dengan harga yang kutawarkan tadi,” kata Adit.Adit mengambil dompetnya, mengeluarkan kartu debit miliknya.“Aku tinggal mentransfer uangnya di ATM. Atau kalaupun mau kutransfer via M-banking, bisa saja,” kata Adit.T

  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Insiden di Dalam Bus

    Adit dan Brenda baru saja tiba di parkiran gedung kantor, di basement. Brenda membuka pintu, sedangkan Adit tetap di jok kemudi. "Kamu tunggu di sini, ya. Aku ambilkan baju dulu," kata Brenda, lalu menutup pintu mobil dan pergi ke arah lift. Adit memang masih bertelanjang dada. Dan, sebab dia tidak membawa mobilnya ke kantor, dia harus ke rumah sakit menggunakan angkutan umum. Tentu saja sangat tidak pantas dia berada di angkutan umum sambil bertelanjang dada. Sambil menunggu Brenda kembali, Adit meminta si sistem canggih memunculkan fitur-fitur yang bisa dia aktifkan lagi. Layar hologram itu pun muncul. Ada delapan fitur yang bisa dia aktifkan tanpa persyaratan apa pun. Adit langsung memilih fitur-fitur yang ingin diaktifkannya sekarang juga. Fitur ilmu bela diri termasuk di antaranya. Setiap kali fitur itu diaktifkan, Adit seperti merasakan sengatan listrik yang membuatnya mendesis dan menguatkan pegangannya di setir. Setelah kedelapan fitur itu teraktifkan, Adit menarik na

  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Maskulin dan Seksi

    Tak lain dan tak bukan, pria itu adalah Adit. Kini dia berjalan mendekati kasur. Dalam prosesnya dia menginjak si penjaga yang tadi ditendangnya itu.“Ugh!!”Injakan di perut pria itu begitu kuat, sampai-sampai si penjaga memuncratkan darah dari mulutnya. Setelah itu dia pingsan.Melihat apa yang barusan terjadi, Lukas langsung gemetar.Baru juga setengah jam yang lalu dia dihajar oleh pria menyeramkan ini. Sekarang dia akan dihajarnya lagi?Lukas menggeser tubuhnya ke tengah kasur. Sebenarnya ingin sekali dia beranjak dari kasur dan berlari ke ambang pintu, keluar dari kamar itu.Tapi jangankan melakukan itu, bahkan untuk sekadar mengatakan sesuatu saja dia tak bisa. Kehadiran Adit membuat lidahnya kelu.“Kau tahu apa yang pantas dirasakan oleh pria bejat sepertimu?” tanya Adit. Kini dia sudah berdiri tepat di samping kasur.“Sensasi berhadapan dengan kematianmu sendiri,” lanjut Adit.Mata Lukas membulat. Adit menggerakkan tangan kanannya secepat ular, mencengkeram leher Lukas dan me

  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Pembalasan Adit

    Dengan mudahnya, Adit menarik cambuk itu dari tangan si penjaga di depannya.Si penjaga terbelalak. Adit balas mencambuk si penjaga, membuat pria itu mengerang kesakitan.Pipi kiri si penjaga mengucurkan darah.Si penjaga yang satunya lagi ikut tercengang. Adit memanfaatkan momen singkat yang dimiliknya ini untuk melepaskan ikatan di kedua kakinya.Kini, dengan kembalinya stamina dan kekuatan fisiknya, rantai-rantai besi itu tak berarti apa pun baginya.Adit lantas maju, menantang kedua penjaga itu terang-terangan."Mampus lu!!!"Si penjaga yang di belakang mengambil pistolnya dan mengarahkannya kepada Adit, menembaknya.Dor!Peluru tersebut mengenai tiang besar tempat Adit tadi diikat. Adit sendiri tiba-tiba menghilang dari hadapannya.Buk!"Akh!"Adit rupanya sudah berdiri di belakang penjaga tersebut. Dan baru saja, dia menghantamkan tangannya ke bahu tengkuk pria itu.Pria itu langsung membungkuk dan muntah darah. Adit menarik kerah kaus pria itu lantas menghantamkan tinjungnya ke

  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Siksa Cambuk

    Dua orang berbadan besar itu membawa Adit ke gudang, sebuah bangunan terpisah di belakang vila.Mereka mengikat tangan Adit ke belakang dengan tali. Salah satu dari mereka berjalan di depan sedangkan yang satunya lagi di belakang, menodongkan pistol tepat ke punggung Adit.“Masuk sana!”Si penjaga di belakang Adit itu mendorongnya dengan cara menendangnya.Adit memasuki gudang dan terhuyung-huyung. Saat dia menegakkan tubuhnya, si penjaga yang memasuki gudang lebih dulu langsung menghantamkan bogem mentah ke pipinya.Bugh!Adit sedikit oleh ke kanan. Darah keluar dari ujung bibirnya.“Gua nggak tahu lu siapa, tapi lu benar-benar nekat masuk ke vila ini tanpa izin. Lu tahu Tuan Lukas itu siapa? Dia miliarder terkenal di kota ini. Di kawasan ini aja dia punya puluhan vila mewah. Nggak ada yang berani macam-macam sama dia!” tutur si penjaga yang baru saja menonjok Adit.Adit menatapnya perlahan. Sorot matanya tajam. Ada nyala api di sana.“Apa maksud lu lihat gua kayak gitu! Berani lu na

  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Menghajar Lukas

    Lukas benar-benar terkejut dengan kemunculan pria yang tak dikenalnya itu.Tak lain dan tak bukan, dia adalah Adit.Sadar kalau Adit punya niat buruk terhadapnya, Lukas melirik ke laci lemari tempat dia menyimpan pistol.Adit membaca dengan baik gerakan mata Lukas, sehingga saat Lukas berlari, dia pun berlari.Brughh!Adit menerjang Lukas, menangkap tubuhnya. Dia berhasil menggagalkan upaya Lukas membuka laci lemari.Kini dia menindih Lukas dan mendudukinya di perutnya, lantas dia hantamkan tinjunya ke wajah Lukas.Bugh!“Arghh….”Bugh! Bugh!“Arghhh…”Tadi setelah masuk ke kamar ini, Adit sempat melirik ke arah kasur dan mendapati Brenda terbaring menelentang dengan kancing-kancing kemeja terbuka.Adit bisa menebak apa niat busuk Lukas terhadap Brenda, dan kini dia tak bisa menahan diri untuk tak menghajar pria ini.Dia terus menghantamkan bogem mentahnya ke wajah Lukas, lagi dan lagi, hingga muka sang miliarder itu babak belur.Adit memang tak tahu siapa Lukas, dan itulah salah satu

  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Menikmati Tubuh Brenda

    Brenda benar-benar sakit kepala. Sulit sekali baginya untuk tetap membuka matanya. Suhu tubuhnya terus meninggi. "Ayo, kutemani ke toilet. Kamu seperti orang yang mau muntah," ucap Lukas, membantu Brenda berdiri. Brenda merasa aneh. Baru juga dia duduk, sekarang dia berdiri lagi. Dan memang benar yang dikatakan Lukas, dia merasa mual. 'Mungkin memang sebaiknya aku ke toilet saja,' pikirnya. Brenda pun berdiri. Dia biarkan Lukas menggiringnya. Dia tak sedikit pun berpikir kalau Lukas akan membawanya ke tempat lain. Sakit kepala yang menyerangnya terlalu kuat untuk bisa ditahannya sampai-sampai dia tak bisa berpikir jernih. "Duduklah sebentar."Brenda tak sadar kalau saat ini dia berada di dekat pintu masuk kedai. Pengelihatannya berbayang. Samar-samar dia dengar Lukas bicara soal membayar tagihan.Dan ketika Lukas kembali dan membantunya berdiri lagi, kesadarannya semakin menipis. Dia nurut-nurut saja saat Lukas membawanya keluar. Tahu-tahu, dia telah berada di mobil Lukas. B

  • Perjalanan Waktu Menjadi Menantu Terhebat   Kecepatan Super

    Adit terdiam sesaat.Bonus fitur instan? Apa maksudnya ini?"Adit, kamu tak apa-apa?" tanya Brenda, mencoba membantu Adit berdiri.Sadar kalau orang-orang di sedan baru itu baru saja keluar turun dari mobil, Adit memaksakan diri untuk berdiri."Ayo!" ucapnya, mengajak Brenda untuk lanjut berlari.Susah-payah Adit berlari sambil menahan sakit dan nyeri di luka tembak ya.Di hadapannya, layar hologram itu masih ada.Meski tak benar-benar mengerti bonus fitur instan ini apa, Adit memutuskan untuk menerimanya.[Klik!]Tampilan di layar hologram itu berganti. Kini yang muncul adalah sebuah tabung bar horizontal yang menandakan kalau fitur instan itu sedang dipasangkan.[Ting!][Fitur instan berupa kecepatan super sudah bisa digunakan.][Batas waktu penggunaan: lima menit.]Langkah Adit terhenti. Tiba-tiba saja tubuhnya terasa hangat, juga ringan."Adit?" Brenda lagi-lagi menatap Adit khawatir.Adit mengangkat tangannya ke atas, mengayunkan kaki kanannya ke depan dan ke belakang.Tubuhnya b

DMCA.com Protection Status