Share

4

Penulis: princessa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-06 09:15:43

Della merasa bosan berada didalam kamar yang ukurannya tak lebih besar dari kamar kos miliknya. Ruangan yang hanya terdiri dari ranjang berukuran queen size dengan dua buah nakas disisinya serta sebuah lemari dua pintu itu memang sedianya hanyalah sebuah kamar tamu yang berada dilantai dua didalam rumah mewah ini. Sambil mengoyang-goyangkan kakinya, ia duduk di pinggir ranjang memainkan ponsel keluaran terbaru miliknya yang baru saja dibelikan oleh Cakra seminggu yang lalu. Meski matanya tertuju pada ponsel pintar itu namun dalam hatinya ia menggerutu kesal menunggu Cakra yang tak kunjung datang. Beruntung masa masa morning sickness yang biasa diderita ibu hamil sudah ia lewati. Setidaknya ia tak kesulitan melewati pagi ini seorang diri.Sepuluh menit berlalu, suara derit pintu membuatnya mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Maaf ya sayang, kamu lama nunggu ya?" Lelaki berbadan tegap dengan paras rupawan itu menghampirinya dan memeluknya sambil bergelut manja di bahunya. "Mas Cakra ngapain aja sih, aku bosan tau sendirian disini." keluh Della. Paham suasana hati kekasih gelapnya itu sedang merajuk, Cakra merogoh kantong celananya dan mengambil sesuatu dari dalamnya.

"Nih supaya kamu ga ngambek terus, mas punya sesuatu buat kamu." Della yang semula bermuka masam seketika menjadi senang kala Cakra menunjukan sebuah cincin berlian yang indah yang ia yakin harganya mahal. "Serius mas ini buat Della?" Berlagak tak percaya namun tetap mengambil cincin dari tangan Cakra, Della terkesima dengan kecantikan cincin berlian itu. Cincin yang tak pernah ia miliki seumur hidupnya. "Iya dong sayang, mas serius ngasih ini buat kamu. Masa mas bercanda. Nah sekarang kamu pakai cincin itu dan tunggu di bawah. Mas mau membereskan semuanya sebelum Imas balik dari pasar." Ucap Cakra. Della sudah paham maksud dari perkataan Cakra. Tanpa disuruh dua kali, ia mengambil tas dan ponselnya lalu menuju ke lantai dasar. Sedangkan Cakra menyusul lima menit kemudian.

Turun dari tangga, Della disuguhkan pemandangan seorang wanita tergeletak didepan meja makan. 'Sekarang aku yang menjadi nyonya dirumah ini dan bersiaplah menghadapi neraka yang akan menjadi tempat tinggalmu' batin Della sambil melangkahi Kania, sang pemilik rumah.

Imas hanya bisa tertunduk lemas kala majikannya mengancam dirinya. Satu hal yang paling ia takuti didunia ini adalah kehilangan anak lelaki satu-satunya. Ia sudah bekerja untuk Tuan Cakra dan Nyonya Kania sejak lima tahun lalu. Selama ini tak pernah ada masalah dalam pekerjaannya sebagai asisten rumah tangga, pun dengan kedua majikannya itu. Bahkan Kania sebagai nyonya di rumah itu selalu berlaku baik padanya bahkan sudah menolong dirinya saat anaknya yang baru berusia tujuh tahun tiba-tiba didiagnosis menderita sakit kanker otak. Kania tanpa pamrih membiayai seluruh pengobatan anaknya.

Namun sekarang dihadapannya, tuan Cakra mengancam akan meminta Imas mengembalikan seluruh biaya yang telah dikeluarkan istrinya itu jika ia tak menuruti semua perintah tuan Cakra. Sesungguhnya ia ingin sekali menolak karena ia berhutang budi pada nyonya Kania, namun dari mana ia bisa mendapatkan uang sebesar tiga ratus juta. Bahkan jika ia bekerja dua puluh empat jam setiap harinya di berbagai tempat, ia tetap tak akan mampu melunasi hutang-hutangnya.

Dan tak hanya itu saja, bahkan tuan Cakra mengancam akan membuat Yogi, mantan suaminya yang merupakan seorang narapidana dan seorang pecandu narkoba itu, mengambil anak mereka. Bagaimana bisa ia mengalahkan kekuasaan tuan Cakra yang begitu besar jika ia menolak perintah dan menolong nyonya Kania.

Imas kini hanya bisa merasa bersalah pada nyonya Kania. Ia juga merasa kasian bagaimana bisa nasib buruk menimpa orang sebaik nyonya Kania. Namun ia hanyalah orang kecil, seorang. rakyat jelata yang miskin. Ia tak bisa berbuat banyak selain tetap bekerja dan mungkin ia bisa memberi bantuan sedikit bagi nyonya Kania.

Sementara itu, setelah beres membungkam Imas Cakra menghampiri Della yang sedang sarapan. "Sayang, habis ini mas berangkat kerja ya. Mulai sekarang kamu santai dirumah aja, ga usah kerja lagi. Kamu fokus jagain si jabang bayi aja ya." Cakra mengelus lembut rambut Della yang di cat berwarna kemerahan. "Mas yakin sudah beresin semuanya? Terus masalah pernikahan kita gimana mas? Sebentar lagi perut aku bakalan keliatan dan orang tuaku pasti akan tahu." Sebenarnya orang tua Della sudah tahu bahwa ia sedang hamil. Bahkan mereka sudah tahu niat busuk Della sejak awal. Kehidupan mereka yang miskin membuat mereka menghalalkan segala cara supaya anak perempuan tertua dikeluarga mereka bisa menjerat seorang pria kaya raya demi menaikkan derajat mereka.

"Kamu tenang aja, aku bakal urus semuanya. minggu depan bisa dipastikan kamu sudah menyandang gelar nyonya Cakra Wibisono." Mendengar penuturan Cakra yang penuh keyakinan, Della pun tersenyum sumringah terlebih ketika mendengar gelar nyonya Cakra Wibisono yang akan disematkan untuk dirinya. Bye bye kemiskinan batin Della.

Bab terkait

  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   5

    Kania berteriak sekuat tenaga sambil menggedor pintu meminta tolong. Ia berharap suaminya ataupun bi Imas, asisten rumah tangganya mendengar dan membukakan pintu. Namun sudah hampir sejam tak jua membuahkan hasil.Kania yang terbangun dengan sakit kepala yang hebat mendapati dirinya berada dikamar tamu yang berada terpisah dari rumah utama. Kamar tamu itu dipisahkan dari rumah utama dengan pemisah berupa sebuah taman kecil dengan kolam ikan dan air terjun kecil yang gemericik disisinya. Kamar tersebut berupa paviliun kecil yang dulu ia bangun untuk saudaranya jika ada yang ingin menginap dirumahnya. Paviliun kecil yang berupa kamar tidur dengan kamar mandi didalamnya dan sebuah teras kecil diluar. Kamar yang hampir tak pernah digunakan itu tiba tiba saja menjadi kurungan baginya. Entah sudah berapa lama ia tertidur atau mungkin lebih tepatnya pingsan. Jam di dinding menujukkan pukul dua dan dari cahaya jendela ia bisa memastika bahwa sekarang pukul dua siang. Namun ia tak yakin apakah

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   6

    Kania merasakan ada pergerakan asing disamping tubuhnya. Ia membuka matanya secara perlahan dan mendapati suaminya berbaring disampingnya. Entah Cakra tertidur atau tidak namun suaminya itu menutul matanya. Menyadari adanya kesempatan untuk kabur, Kania perlahan mencoba bangun."Mau kemana?" Suara berat Cakra mengagetkannya, ternyata Cakra tidak tidur. "Percuma, pintunya dikunci dan diluar juga ada penjaga."Ucapnya lagi. Kania pun mengurungkan niatnya sambil terus memikirkan cara membujuk Cakra agar melepaskannya. Saat Kania terdiam, Cakra menarik tubuh Kania kedalam pelukannya. Kania tak memberontak pun tak berkata apa-apa. Entah sejak kapan Cakra berada dikamarnya, namun Cakra masih memakai pakaian kerjanya. Apa sejak semalam Cakra berada dikamarnya?Cakra menangkup kedua pipi Kania dan menatap mata Kania."Aku kangen. Kita udahan ya berantemnya. Kamu mau nurut kan sama aku." Ucap Cakra tanpa memgalihkan pandangan matanya dari Kania. Hampir saja Kania terlena akan ucapan Cakra, namun

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   7

    "Saya terima nikah dan kawinnya Della Puspitasari binti Hariyadi dengan mas kawin seratus gram emas dibayar tunai." Cakra mengucap ijab kabul dengan lantang dan lancar diikuti ucapan sah dari sang penghulu. Della tersenyum lebar meski tak banyak tamu undangan yang hadir. Hanya kedua orangtuanya dan orangtua Cakra serta beberapa kerabat dan teman Della. Acara pernikahan dilangsungkan dirumah Cakra. Meski sederhana namun gaun yang dipakai Della harganya mencapai puluhan juta. Belum lagi makanan yang dihidangkan, berdasarkan keinginan Della yang serba mewah Cakra memesan katering dari restoran bintang lima. Della tersenyum bahagia melihat keinginannya dipenuhi oleh Cakra. Meski nikah siri dan tak banyak tamu undangan, namun acara pernikahan ini sudah selayaknya pernikahan impian Della. Orangtua Della pun sama seperti dirinya bahagia melihat kemewahan yang didapat anak perempuannya. Tak hanya Della, mereka pun kecipratan segala kemewahan yang diberikan oleh Cakra. Kemarin setelah Della me

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   8

    Della sedang bersantai duduk di depan televisi sambil makan buah-buahan ketika suara ketukan pintu terdengar. Dengan enggan ia berteriak memanggil Imas yang nampaknya tak mendengar. 'Dasar pembantu bodoh, lagi ngapain sih. Lagian siapa sih yang datang siang siang gini, ganggu orang aja.' gerutunya dalam hati. Dengan langkah yang lesu bak orang yang sedang sakit, Della terpaksa membuka pintu karena Imas yang tak kunjung datang dan ketukan pintu yang tak jua berhenti."Lama amat sih bukain pintunya." Begitu pintu terbuka Della langsung dihujani ocehan oleh seorang wanita paruh baya yang memiliki paras yang mirip dengan Cakra. "Eh mama, maaf mah ga tau nih si Imas kemana udah dipanggilin dari tadi ga nyahut nyahut. Males banget dia sekarang." ujar Della seolah olah Imas tak becus bekerja meski sejak tadi ia sudah bolak balik meladeni Della. Padahal jelas jelas barusan Imas ia suruh pergi membeli jajanan di ujung jalan.Bu Harti, ibu Cakra, berjalan masuk tak mengindahkan segala ucapan De

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   9

    Kania meratapi nasibnya yang terkurung di dalam kamar kini. Hari harinya hanyalah menangis, meratapi nasib dan memutar otak mencari cara agar bisa lolos dari sini. Apalagi setelah tiga hari yang lalu ketika sang mertua datang namun ia tak dihiraukan membuat tekadnya untuk pergi dari sini semakin besar. Ibu mertua yang sudah ia anggap bagai ibunya sendiri ternyata tak memperdulikannya. Ia malah mendukung tindakan anak lelakinya itu. Padahal ia sama sama perempuan. Ia harusnya membantu dirinya dan menasehati anaknya agar tak memilih jalan yang salah.Bukannya ia tak mencoba kabur. Sejak kemarin ia sudah berusaha mencari celah yang memungkinkan dirinya bisa keluar. Ia sudah coba mengutak-atik jendela namun teralis yang baru dipasang itu memang masih terpasang kokoh. Plafon di kamar dan kamar mandinya pun juga sama. Tak bisa digunakan untuk kabur. Satu satunya cara agar ia bisa keluar hanyalah dari pintu yang digembok dari luar.Cara seperti membujuk dan menawarkan kesepakatan pada penjag

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   10

    "MAU KABUR KEMANA HAH?!"Kania dan bi Imas kaget setengah mati mendengar suara teriakan Cakra. Terlebih Kania yang rambutnya dijambak saat sedang ingin merangkak keluar. Sambil berteriak kesakitan, Kania mencoba melepaskan cengkeraman tangan Cakra pada rambut Kania. Bi Imas yang melihat itu pun refleks berusaha menolong Kania. Namun kekuatan laki laki berusia 38 tahun itu lebih kuat dibandingkan keduanya. "Mas, ampun mas. Mas, lepasin aku!!" Cakra tak menggubris jeritan Kania. Bahkan bi Imas pun didorong hingga jatuh oleh Cakra. Diseretnya Kania hingga ke kamar kurungan yang sebelumnya berhasil ia lalui. Penjaga yang tertidur masih tergeletak didepan kamarnya. Jerit tangis Kania menghiasi seluruh ruangan. Karena rumah mereka yang besar dan luas, ia yakin suaranya takkan terdengar oleh tetangga mereka."DIAM!!" Cakra membentak Kania sambil menampar kedua pipi Kania berulang kali. Entah setan mana yang merasuki tubuh Cakra yang membuat dirinya gelap mata. Sambil menahan sakit Kania ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   11

    Suasana hati Cakra benar benar sedang buruk. Baru saja Kania berusaha kabur, ditambah Imas sang pembantu yang menolong Kania juga ikut kabur. Della yang melihat suaminya masih emosi mencoba meredakannya dengan memberikan segelas alkohol yang tersimpan mini bar yang baru. Dirumah Cakra sebelumnya tak ada mini bar maupun minuman beralkohol. Namun semenjak Cakra mengenal Della yang terbiasa hidup dengan dunia malam, Cakra jadi ketagihan mengkonsumsi minuman beralkohol. Mini bar ini pun keinginan Della. Ditambah lagi sekarang tak ada lagi kuasa Kania untuk melarang suaminya. Selain alkohol, Cakra juga jadi sering pergi ke klub malam. Meski saat ini ia sudah tak lagi pergi ke klub malam semenjak Della hamil."Minum dulu mas." Della membawa segelas wiski denga dua butir es batu untuk Cakra. Sembari memijit kepala Cakra dengan perlahan, Della berusah membuat Cakra nyaman."Udahlah mas ga usah dibawa pusing begitu. Santai aja." Ucapnya lagi. Sambil membuka kancing baju Cakra, Della mengusap p

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   12

    Imas berlari menuju rumah orangtuanya begitu sampai di kampung kelahirannya dan anaknya. Meski lelah karena menempuh perjalanan selama tujuh jam. Begitu membuka pintu, ia mendapati orangtuanya sedang duduk bersantai di ruang tengah. Orangtua Imas begitu terkejut melihat kedatangan anak mereka tanpa pemberitahuan."Lho neng, kunaon balik teu ngabari? aya naon?" Ibu Imas terkejut mengapa Imas pulang tanpa mengabarkan. Raut wajahnya terlihat panik. Tak jauh berbeda dengan sang ayah."Ardi mana mi?" ucap Imas tak menjawab pertanyaan ibunya sambil menuju kamar sang anak."Kan Ardi ikut study tour. Waktu minggu kemarin telepon ummi udah ngomong kan sama kamu. Emangnya kenapa sih neng, kunaon? carita ka umi. Kamu tiba tiba balik ga ngomong dulu, kamu bikin umi sama abah khawatir. Memangnya ada apa? Kamu teh dipecat?" Berondongan pertanyaan keluar dari mulut ibunya.Mendengar jawaban sang ibu, Imas yang biasa dipanggil eneng oleh ibunya itu yakin ibunya tak tahu bahwa anaknya dijemput oleh ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   22

    Kania tersentak mendapati Cakra berada di dalam kamarnya. Berdiri mematung didepan pintu menatap dirinya yang sedang tertidur lelap. Entah sudah berapa lama Cakra dalam posisi seperti itu.Baru kemarin Cakra kembali dari bulan madu bersama Della. Tak ada yang aneh padahal saat ia kembali. Bahkan Cakra membawakan oleh-oleh untuk dirinya berupa scarf berwarna merah muda dengan ornamen kupu-kupu kecil nan indah. Tapi tak tahu mengapa kini aura yang terasa dikamarnya menjadi kelam. "Mas?"Cakra tak menjawab. Sorot matanya yang tajam dengan rahang mengeras menandakan ia sedang emosi. Kania tak mampu bergerak, takut takut Cakra malah menumpahkan emosi pada dirinya. Entah kali ini apa yang ia kesalkan. Apa mungkin kejadian tempo hari kala ia mencoba kabur? Mungkinkah ayah Della mengatakan sesuatu? atau mungkin salah satu penjaga yang melaporkannya. "Mas, ada apa?" tanya Kania dengan nada yang sedikit ketakutan. Lagi-lagi Cakra tak menjawab pertanyaannya. Namun Cakra berjalan perlahan men

  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   21

    Kania mengendap-endap berjalan kearah luar setelah berhasil melompat turun dari balkon. Tadi sore Kania menemukan sebungkus obat flu yang menyebabkan kantuk. Berhubung Cakra dan Della tak ada, ibu Della yang seharusnya menyiapkan makanan untuk para penjaga, menyerahkan tugas itu kepada Kania. Tentu saja Kania memanfaatkan kemalasan ibu Della ini dengan mencampurkan obat flu rersebut kedalam makanan mereka. Berharap efek samping yang tertulis pada bungkus obat itu manjur. Pukul sepuluh malam waktu saat ini, Kania sudah mengawasi sejak tadi dan tak ada penjaga yang biasanya berkeliling rumah. Sepertinya efek kantuk dari obat itu berhasil. Kania pun sudah berhasil turun dari balkon menggunakan sprei yang ia buat seperti tali untuk turun dari balkon. Taman samping sudah berhasil ia lewati, saatnya melompat pagar dengan perlahan. Grep. Baru saja Kania hendak memijakkan kakinya ke pagar, tiba tiba bahunya ditahan dari belakang. Kania terkejut bukan main. Apakah ia ketahuan? "Mau kemana

  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   20

    Della sedang merengek pada Cakra di meja makan ketika Kania keluar dari dapur. Tak tahu apa yang sedang dikeluhkan Della kali ini, Kania tak mau ambil pusing. Ia sibuk mempersiapkan sarapan sebelum Cakra marah marah nantinya."Ayolah mas. mumpung aku belum lahiran lho ini. Kamu kan janji waktu itu mau ajak aku bulan madu ke Maldives." rengek Della. Oh, rupanya Della meminta bulan madu rupanya.Kania jadi teringat bulan madu dirinya dengan Cakra dulu. Tak jauh jauh, Bali tempat wisata bulan madu mereka. Karena saat itu Kania dan Cakra memang tak ingin berlama lama mengambil cuti jadi pilihannya memang hanya daerah yang dekat dekat saja."Justru karena kamu sedang hamil besar begini, nanti kalo ada apa apa gimana? usia kandungan kamu sudah tujuh bulan, sebentar lagi mau lahiran. Nanti aja kalau anak kita sudah lahir baru kita pergi bulan madu."ucap Cakra.Della merengut kesal. Padahal setelah mereka menikah, mereka justru tak ada waktu berduaan. Cakra terus saja sibuk bekerja ditambah m

  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   19

    "Sudah kubilang, aku haya ingin kita menjalani rumah tangga kita dengan tenang, kenapa kau malah ingin merusak ketenangan ini?!" Cakra membentak Kania didalam kamarnya sesaat setelah tante Ratna pergi dari rumah mereka. Cakra merasa kesal dengan reaksi Kania saat tante Ratna datang tadi."Ta-tapi aku cuma ingin menjenguk Bianca mas." ujar Kania. Meski tahu itu cuma alasan yang dibuat buat namun Kania tak ingin Cakra kesal jika ia mengatakan ingin pergi dari rumah. "Persetan dengan alasan itu! kau pikir aku bodoh?! wanita sialan itu, kau yang memanggilnya kan?! JAWAB!" Kania tersentak dibentak Cakra tiba tiba seperti itu. Kania bingung darimana pemikiran Cakra bahwa dirinya yang menghubungi tante Ratna. Sedangkan ponsel saja ia tak punya dan telepon rumah sudah diputus oleh suaminya di hari kedatangan Della kerjmah mereka. Jadi bagaimana bisa ia dituduh seperti itu."Sumpah mas,bukan aku. Hapeku saja ga ada, gimana aku hubungi tante Ratna?" Kania mencoba menjelaskan dengan selembut mun

  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   18

    Kania menatap semburat langit sore yang berwarna jingga. Matahari sebentar lagi akan bersembunyi dan tugasnya digantikan sang bulan. Sambil menggenggam sapu di tangan kanannya, Kania menghela nafas dalam dalam. Entah sudah berapa minggu dirinya tak keluar rumah, ia tak tahu bahkan malas untuk menghitungnya. Keadaan masih tetap sama, dirinya masih menjadi pembantu dirumahnya sendiri. Ia sudah terlalu lelah menghadapi Cakra yangnsering kali marah jika ia meminta sesuatu. Karenanya ia jalani saja tugasnya ini.Tentang keinginannya untuk kabur masih tetap ada. Beberapa kali ia mencoba keluar namun sepertinya penjagaan dirumah lebih diperketat sejak kejadian ia mencoba kabur tempo lalu. Apalagi kini orangtua Della juga berada dirumah otomatis lebih banyak mata dan telinga yang kerap mengawasinya.Seperti waktu kemarin saat ia mengendap endap berusaha kabur saat penjaga gerbang ketiduran, ibu Della yang melihatnya langsung membangunkan satpam dan menggagalkan rencananya.Saat sedang meratap

  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   17

    Kania sedang membersihkan dapur sehabis memasak untuk makan malam saat seorang pria paruh baya menghampiri dirinya. Dengan tatapan matanya yang terlihat memiliki niat tertentu ke arahnya membuat Kania risih. Selama menjadi istri Cakra, Kania berusaha menghindari sebisa mungkin interaksi dengan lawan jenis. Karena itu ia merasa terganggu saat ada seorang pria yang menatao dirinya dengan intens."Ada perlu apa?" Jengah ditatap sedemikian rupa membuat Kania memberanikan diri menegur lelaki bertubuh gempal tersebut. Yang ditanya hanya tersenyum dengan senyuman yang justru membuat Kania semakin terganggu. "Apa kau pekerja disini?" tanya pria paruh baya itu. "Bukan." Jawab Kania dengan tegas dan singkat kemudian ia segera buru buru pergi daripada terus meladeni pertanyaan pria tersebut.Namun Kania belum bisa bernafas lega karena Kania merasa pria tersebut mengikutinya. "Tunggu dulu, saya belum selesai bicara." ucap pria itu sambil terus mengikuti Kania. Melihat gelagat pria tersebut Kania

  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   16

    "Mbak itu disitu masih kotor." Della menunjuk kearah kolong meja yang ada dihadapannya kepasa Kania. Sambil menahan emosi karena sejak tadi Della selalu saja menyuruh dirinya dengan seribu alasan. Dari memasak sarapan hingga membersihkan rumah, semua dilakukan Kania sedang Della bersantai santai saja. 'Sabar Kania, sabar' batin Kania sejak tadi.Sebenarnya Kania berencana untuk kabur dari rumah sejak dirinya tak lagi dikurung di kamar belakang namun Cakra memperkerjakan penjaga didepan rumahnya sebanyak 4 orang yang bergantian jaga tiap pagi dan malam hari. Ia berusaha mencari celah agar bisa pergi dan mencari bantuan. Saat Cakra melepaskannya dan berharap Kania menerima pernikahan suaminya dan Della, Kania hanya berpura pura saja. Begitupun saat ini dimana ia rela menjadi pembantu dirumahnya demi membuat Cakda dan Della lengah dan menjadikan keuntungan untuk Kania supaya bisa pergi dari sini.Namun sepertinya kesabaran Kania harus dipertebal lagi karena saat ini Della bertingkah bena

  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   15

    Kania merebahkan diri setelah berkutat dengan sejumlah pekerjaan rumah yang melelahkan. Tadi pagi setelah sarapan Cakra menjelaskan keadaan yang akan ia hadapi. Karena bi Imas kabur untuk sementara Kania yang akan mengurus seluruh pekerjaan rumah tangga sampai mereka dapat asisten rumah tangga yang baru. Entah mengapa Kania tak percaya penjelasan Della yang mengatakan sulitnya mencari pengganti Imas. Padahal banyak sekali penyalur asisten rumah tangga yang menawarkan jasa mereka. Ditambah harus ia juga yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga karena Cakra beralasan Della sedang hamil jadi tak bisa jika harus ikut membantu pekerjaan rumah.Selain itu kini kamar utama yang dulu ditempati Kania harus rela diberikan pada Della. Dengan alasan Della yang sedang hamil lebih membutuhkan kamar utama yang ukurannya lebih besar. Kania sempat menolak permintaam itu, bagaimanapun juga ini rumahnya dan kamar utama adalah miliknya namun bukan Della namanya jika ia tak bermulut manis mengiba pada Kani

  • Perjalanan Waktu Istri Terzalimi   14

    Kania tak bisa tidur sejak semalam. Sepeninggalnya Cakra dari kamar Kania, ia terus memikirkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan hidupnya sebagai istri tua, istri yang dimadu. Kania mulai bimbang akan keputusannya. Apakah ia sanggup?Terdengar suara kunci yang dibuka dari pintu kamarnya. Memang meski ia telah menyetujui permintaan Cakra, namun sepertinya Cakra tetap waspada takut dirinya akan kembali kabur seperti kemarin. Dan Kania tak mempermasalahkan hal tersebut. Ia jadi terbiasa dengan keadaan yang seperti ini.Akan tetapi bukan wajah Cakra yang nampak seperti biasanya namun seorang wanita dengan perut yang sudah agak membuncit yang muncul kehadapan Kania. Della, istri kedua suaminya. Wanita yang berbagi hati suami dengan dirinya. Wanita sumber permasalahan rumah tangganya. Wanita yang merubah hidupnya menjadi seperti dineraka.Ingin rasanya Kania melompat dan menjambak rambut yang terurai pada wanita penggoda suaminya itu namun ia teringat akan persetujuannya semalam pada s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status