Kirani yang memiliki peta rahasia menuju Dunia Surga dipunggungnya, yang menyimpan Mustika Hidup Abadi di dalamnya mulai menyadari kalau dirinyalah pusaka yang selama ini dicari oleh sekte Teratai Merah hingga mengorbankan ibunya dan kehilangan ayahnya yang tidak diketahui nasibnya.Bimasena menginginkan Mustika Hidup Abadi agar dia bisa menguasai Dunia Iblis seutuhnya.Lolosnya Bimasena juga menjadi ancaman yang akan terus menghantui Kirani.Untuk itulah Sakya Kumara bermaksud mengantarkan Kirani ke Dunia Surga dan meninggalkannya di sana untuk sementara, sampai Bimasena bisa ditemukan.Tujuan lainnya adalah menemukan Mustika Hidup Abadi yanbg bisa digunakannya utuk membangun Dunia Iblis yang baru seperti dahulu saat Iblis Semesta Alam menciptakannya.Perjalanan pertama mereka adalah ke Desa Maninjau yang terletak tidak jauh dari Kota Kintamani. Peta rahasia berawal dari Duesa Maninjau ini."Kirani ... maaf aku belum bisa menemukan ayahmu! Aku hanya ingin kamu bebas dari Bimasena ter
Harapan sakya Kumara yang tidak menginginkan pertemuan dengan Bimasena, tampaknya terwujud.Perjalanan Sakya Kumara bersama Kirani dan Kavita berjalan aman-aman saja, hingga mereka mulai mendekati daerah sekitar Desa Maninjau.Suasana suram mulai menyelimuti daerah yang dituju mereka. Alam yang awalnya indah mendadak menjadi kelam. Langit yang cerah dengan matahari yang bersinar, langsung lenyap ditelan gumpalan awan hitam yang bergulung-gulung."Suram sekali ini Sakya ... apa kita tidak bermalam saja di sini karena kalau kita tiba di Desa Maninjau saat malam hari akan sangat berbahaya mengingat desa ini belum kita ketahui dengan pasti keberadaannya," ujar Kavita."Hari juga sudah sore sepertinya, dan desa ini belum kelihatan. Aku lihat ada rawa-rawa di depan kita yang menghadang perjalanan. Aku rasa Kavita benar, kita menginapa saja dahulu sebelum memasuki daerah suram ini."Kirani yang tadinya diam juga ikut berbicara mengenai status perjalanan mereka."Kalau keinginan kalian begitu
Sakya sangat terkejut melihat bayangan hitam yang mempermainkannya, yang akhirnya terlihat olehnya wujud yang sebenarnya.Makhluk ini menyerupai manusia tapi memiliki wajah yang pucat serta seringai yang mengerikan. Tapi bukan itu yang membuat Sakya terkejut."Kavita? Kenapa kamu jadi begini?" tanya Sakya yang melihat sosok Kavita di balik wajah pucat menyeramkan makhluk ini."Hihihi ... sudah tidak ada gadis yang kamu kenal Sakya Kumara!' kata makhluk menyeramkan ini."Siapa sebenarnya dirimu? Kenapa kamu menguasai tubuh Kavita?" tanya Sakya yang masih penasaran dengan makhluk yang mengenalnya ini."Aku sudah lama berada di dalam tubuh Kavita! Aku Roh Kegelapan yang akan menguasai tubuh gadis ini selama-lamanya! Tanpa gadis ini sadari, aura kegelapan dari daerah ini memberikan kekuatan kepadaku untuk menguasai tubuh gadis ini sepenuhnya tanpa bisa dilawan lagi olehnya.""Seharusnya kamu bekerja sama dengan Kavita, seperti aku yang bekerja sama dengan Roh Api dan Roh Dewa. Tidak ada y
Malam dilewati Sakya Kumara tanpa tidur sama sekali. Bagi iblis seperti Sakya Kumara, tidur bukanlah kewajiban seperti halnya yang terjadi pada manusia. Iblis hanya memerlukan waktu tidur yang sedikit, bahkan ada iblis yang mampu tidak tidur selama berminggu-minggu. Tidak tidur sehari tidak akan membuat kondisi fisiknya lemah. Untuk saat ini dia harus menjaga Kirani agar tidak terganggu oleh makhluk-makhluk kegelapan. Tapi malam berlalu tanpa gangguan lagi sehingga hati Sakya Kumara merasa tenang. Dia hanya berharap Roh Kegelapan akan mengembalikan Kavita dalam keadaan utuh nanti. Tanpa terasa matanya mulai berat dan dia tertidur ketika hari mulai terang. Suara percakapan yang cukup berisik membuatnya terbangun. "Sakya ... kamu sudah bangun? Aku dan Kirani sudah menghaangatkan sup yang kita bawa kemarin!" Suara teguran khas yang sangat dirindukannya. "Kavita! Kamu kembali juga! Roh Kegelapan ternyata telah membebaskanmu!" seru Sakya dengan kegembiraan. "Maksudmu apa Sakya? R
Tubuh Sakya Kumara yang menerangi desa yang gelap ini membuat mereka bertiga bisa melihat makhluk kegelapan yang sedang mengelilingi mereka.Makhluk bermata merah dengan kulit tubuh yang pucat pasi dan seringai gigi tajam saat mereka membuka mulutnya."Jangan jauh-jauh dariku, Kirani!" seru Sakya Kumara."Makhluk apa ini, Sakya? Tidak mirip iblis sama sekali!" ujar Kavita."Menurutku makhluk-makhluk ini dahulunya adalah penduduk Desa Maninjau yang terkena kutukan, yang mengakibatkan mereka tidak tahan terhadap cahaya terang. Jangan jauh-jauh dari tubuh apiku maka kamu akan aman saja, Kavita!" ujar Sakya."Berarti sekarang Desa Maninjau sudah menjadi Desa Terkutuk ya, Sakya?" tanya Kavita."Apa yang harus kita lakukan sekarang, sakya?" tanya Kirani."Makhluk ini terlalu banyak. Kalau tidak terpaksa, lebih baik kita perlahan-lahan berjalan meninggalkan desa terkutuk ini," ujar Sakya Kumara."Apa mereka tidak akan menyerang kita, kalau kita tinggalkan desa ini begitu saja?" tanya Kirani
"Tujuan kita berikutnya adalah ke Lembah Semeru!" ujar Sakya setelah mereka meninggalkan Desa Maninjau.Sakya memutuskan tidak akan membawa bekal makanan dari Desa Maninjau karena penduduknya masih belum bisa dipercaya olehnya.Bahkan sekarang penduduk Desa Maninjau memuja dirinya yang dianggap sebagai Dewa Api yang akan menerangi jalan penduduk desa ini."Ada-ada saja penduduk Desa Maninjau ini. Tidak ada jeranya!" ujar Kavita."Aku rasa setelah ini mereka akan membangun patung Sakya Kumara ... hihihi!" kata Kirani sambil tertawa kecil."Kalian ini bisa saja! Aku sudah memperingatkan mereka agar tidak memuja makhluk kegelapan lagi. Mungkin saja mereka memujaku, tapi biar sajalah, asal mereka tidak tersesat lagi seperti dahulu!" ujar Sakya Kumara."Lembah Semeru itu seperti apa ya, Sakya?" tanya Kirani.Wajar saja kalau Kirani menanyakan kondisi tempat yang akan dilewati mereka nantinya karena kejadian di Desa Maninjau cukup menakutkan baginya."Aku juga tidaak tahu pasti seperti apa
Sakya Kumara bersama Kavita dan Kirani sudah hampir tiba di Lembah Semeru, saat mereka dihadang kawanan perampok.Pimpinan perampok tidak menghiraukan ancaman Kavita dan Sakya yang akan menghabisi mereka apabila tidak menyingkir dari hadapan mereka."Hahaha ... hanya bertiga tapi berani mengancam kita!""Aku tidak akan mengulangi lagi! Pergi atau mati!" seru Kavita."Banyak bicara kamu!" kata pimpinan perampok yang langsung maju hendak memeluk Kavita.Plaaak .... Buuuk ...Pukulan telak disertai tendangan dari Kavita membuat pimpinan perampok ini terpental jauh dan tewas seketika."Masih berani maju lagi, perampok sialan!" seru Kavita.Perampok-perampok ini langsung pucat pasi melihat kehebatan Kavita."Sudah terlambat bagi kalian untuk pergi! Tiada ampun bagi kalian!" seru Kavita yang langsung melancarkan serangan gelombang cahaya yang setajam pedang membelah seluruh tubuh perampok ini tanpa ampun.Sakya sendiri bergidik melihat kekejaman Kavita."Seharusnya jangan kamu bunuh semua,
"Hihihi ... selamat datang di Lembah Semeru!" ujar gadis cantik ini sambil turun menghampiri Sakya , Kavita, dan Kirani. "Kenapa kamu menyerang kami? Sambutan macam apa ini?" tanya Kavita. "Maafkan aku telah berlaku tidak sopan. Aku Kahiyang, putri kepala desa di Lembah Semeru ini," ujar gadis cantik misterius ini. "Kamu belum jawab pertanyaan kami. Kenapa kamu menyerang kami begitu kami memasuki Lembah Semeru!" ujar Kavita. "Aku hanya menyerang Naga Iblis karena aku penasaran dengan kekuatannya. Aku kira tadi dia akn berubah menjadi Naga Iblis!" elak Kahiyang. "Darimana kamu tahu kalau Sakya adalah Naga Iblis?' tanya Kirani yang merasa curiga dengan tingkah laku Kahiyang ini. Tadi gadis ini bersikap bermusuhan. Sekarang dia bersikap genit terhadap Sakya Kumara dengan memperlihatkan belahan pahanya yang putih dari pakaian tipisnya yang terbuat dari sutra. "Gadis berpakaian mahal di Lembah Semeru yang jauh dari peradaban. Sungguh sangat mencurigakan," pikir Kirani. "Aku tahu pi
Sakya menetap selama sebulan di Hidden Village sambil mengajari pemuda-pemuda nag adi desa ini sedikit ilmu bela diri aagar mereka bisa melindungi desa mereka dari serangan penjahat baik yang berasal dari dunia manusia ini mapun dari dunia lainnya.Mimpi-mimpi yang terus mengusiknya membuat sakya mengambil keputusan untuk berpetualang mengikuti mimpi-mimpiny auntuk menemukan Kitab Pedang Dewa Langit dan Kitab Pedang Iblis Bumi yang telah lama menghilang."Aku pamit, Davendra!" ujar Sakya."Ajak Lavini keluar dari Hidden Village ini, Sakya! Mungkin dia bisa membantumu untuk menmukan Kitab pedang yang sedang kamu cari berdasarkan mimpi-mimpimu ini!" saran Davendra."Apa kamu ingin ikut bersamaku berpetualang di Dunia Mortal ini, Lavini?" tanya Sakya.'"Tentu saja, Sakya!" jawab Lavini singkat.Sepak terjang Sakya Kumara dengan Lavini di Dunia Mortal terkenal sebagai Pendekar Pedang Iblis dan Pendekar Pemanah Naga.Sambil mengikuti mimpi-mimpi Sakya, kedua pendekar ini terus membela keb
"Apa benar, kamu ini anak dari Shivani? Ada di mana dia sekarang? Apakah dia masih hidup?" tanya pria yang usianya sepantaran dengan dirinya."Apa benar kamu ini ayahnya Lavini?" tanya Sakya."Benar! Shivani adalah istriku di Lembah Rinjani saat kekacauan itu datang menghampiri lembah kami!" ujar pria ini."Kekacauan seperti apa maksudmu?" tanya Sakya."Kekacauan yang menyebabkan Shivani menghilang dan tidak pernah kembali lagi, padahal dia baru melahirkan Lavini saaat itu! Aku tidak tahu kenapa dia tidak kembali ke Lembah Rinjani?""Karena ibuku memang tidak bisa kembali! Menurut yang pernah kudengar, ibuku adalah putri Raja Naga di Dunia Naga! Kemungkinan besar yang menyerbu Lembah Rinjani adalah pasukan naga dari Dunia Naga atas perintah Raja Naga yang merupakan ayah dari ibuku!" jelas Sakya."Kamu salah, anak muda! Scaraxian adalah ayah dari Shivani! Aku menikahi putri dari pemimpin naga. Jadi saat Scaraxian menghilang, aku yang memimpin semua naga menuju Hidden Village! Selama in
Hidden Village benar-benar bagaikan surga setelah melalui perjalanan yang berat untuk menuju ke desa tersembunyi ini.Udara yang sesak di dalam goa besar tergantikan oleh udara yang segar dan bersih dari desa ini.Pepohonan hijau yang tampak rapi menghiasai seluruh desa serta air terjun dengan sungai yang jernih di bawahnya membuat mata Sakya terkesima melihatnya."Indah sekali Hidden Vilalge ini, Lavini! Pantas kalian sangat betah tinggal di desa yang bagaikan surga di dunia ini," ujar Sakya."Ayo! Kita temui ayahku! Beliau sering cerita tentang ibumu yang merupakan pendekar yang hebat saat masih tinggal di Lembah Rinjani," ajak Lavini."Ayahmu pemimpin Hidden Village ini?" tanya Sakya Kumara."Benar, Sakya! Ayah sudah lama mencari ibumu yang menghilang dari Lembah Rinjani!" sahut Lavini."Kenapa kamu antusias sekali? Bukannya kamu seharusnya marah karena ayahmu begitu memuja ibuku?" tanya Sakya yang mulai bingung melihat sikap Lavini."Aku tidak marah, karena Shivani Iswara adalah i
Gadis pemanah ini tampak lincah menyusuri Lembah Rinjani untuk mencari tempat yang lebih aman untuk beristirahat dan menyiapkan makanan dari hasil buruan ini."Aku tidak pernah melihatmu berada di Lembah Rinjani ini? Ada apa sampai kamu tersasar ke sini?" tanya Sakya.Gadis ini tampak tidak peduli dengan pertanyaan Sakya terhadap dirinya.'Jangan banyak tanya! mau daging kelinci hutan ini atau tidak?" tanya gadis ini dengan ketus."Bukan banyak tanya, tapi aku memang baru melihatmu di Lembah Rinjani ini!" sahut Sakya."Bagaimana kamu bisa baru melihatku ada di Lembah Rinjani kalau kamu sendiri juga baru pertama kali ke Lembah Rinjani ini?' tanya gadis pemanah ini."Kamu tahu kalau aku hanya melintas di lembah ini?" tanya Sakya."Tentu saja, Pendekar! Aku hidup di Lembah Rinjani ini, tentu saja aku tahu kalau kamu adalah pelintas jalan!" seru gadis pemanah ini."Kenapa aku tidak melihat adanya desa atau pemukiman di Lembah Rinjani ini? Aku menyangka kalau sudah tidak ada penghuni di le
Sakya masih memalingkan wajahnya untuk melihat ke arah air terjun tapi tidak tampak lagi Naga Scaraxian di sana. "Suatu kesalahan pergi ke arah goa air terjun ini. Semoga saja ini terakhir kalinya aku menginjak tempat persembunyian Scaraxian ini, terlepas dia ini kakek moyangku atau bukan!" ujar Sakya Kumara. Kruuyuuuk ...! Bunyi perut lapar Sakya Kumara membuat Pangeran Iblis ini memutuskan untuk berburu di Lembah Rinjani. "Scaraxian sialan! Aku tidak akan menemui naga raksasa yang tidak pedulian itu! Kalau bukan karena ibu, aku tidak aakan menemui naga sombong itu!" ujar Sakya dalam hati. Seekor kelinci hutan lewat di hadapannya, membuat semangat Sakya untuk berburu langsung muncul. "Aku akan menyergap kelinci hutan yang lincah ini," ujarnya. Sakya bergerak perlahan-lahan untuk mendekati kelinci hutan ini agar kelinci hutan ini idak terkejut dengan kehadirannya dan berusaha melarikan diri. Perlu banyak kesabaran bagi Sakya Kumara untuk mendapatkan hewan buruannya ini. Posi
"Ingat, Sakya! kalau kamu tidak menemukan Naga Scaraxian di Lembah Rinjani, kamu harus ke arah pegunungan Rinjani untuk menemukannya! Ayahku biasanya suka mengajakku bermain di belakang air terjun di sekitar Pegunungan Rinjani ini."Sakya terbangun dan menoleh ke arah samping.Hari masih gelap di Lembah Rinjani."Ternyata aku sedang bermimpi! Tapi kenapa jelas sekali ibu menyuruhku menuju Pegunungan Rinjani? Ada apa sebenarnya yang ingin ditunjukkan oleh ibu?" pikir Sakya. "Apa mimpiku ini nyata atau hanya sekedar ilusi saja? Tidak akan pernah kuketahui kalau aku tidak ke sana!"Sakya Kumara memutuskan akan menuju Pegunungan Rinjani untuk menguak misteri yang menyelimuti Lembah Rinjani."Aku harus tahu penyebab lenyapnya semua naga-naga di Lembah Rinjani ini! Ada kejadian apa yang membuat semua naga di sini menghilang, termasuk Scaraxian. Apa Scaraxian ini kakekku? Tadi dalam mimpi, ibu menyebut ayah terhadap naga ini!" ujar Sakya.Begitu banyak misteri yang tidak terpecahkan.Bahkan
Matahari pagi perlahan muncul dari arah pegunungan yang sejuk di Lembah Rinjani. Sinar matahari pagi yang hangat menerpa wajah Sakya Kumara yang sedang tertidur di salah satu goa yang banyak terdapat di Lembah Rinjani. Lembah Rinjani dahulunya adalah lembah yang hijau dan subur, yang menjadi tempat tinggal naga-naga yang memutuskan tinggal Di Dunia Mortal daripada di Dunia Naga mereka sendiri. Naga-naga yang warna warni dahulunya terbang dengan bebas menghiasi pegunungan Rinjani yang sebagian puncaknya tertutup es dan salju abadi. Lembah Rinjani bahkan sering disebut sebagai Lembah Naga, karena semua naga yang memutuskan tetap di Dunia Mortal ini, tinggal di lembah ini. Baik naga yang bisa menjadi manusia dan memiliki ilmu bela diri layaknya pendekar di Dunia Mortal ataupun naga yang tidak bisa berwujud manusia. Pemimpin Naga yang terkenal saat itu yang membawa Lembah Rinjani ke masa kejayaan adalah Naga Scaraxian yang memiliki bekas luka di wajahnya. Mata Scaraxian yang merah m
# Kitab Sakti #Sakya Kumara, Sang Naga Iblis yang juga Pangeran Kerajaan Iblis kembali berpetualang sendiri setelah berpisah dengan tiga gadis yang mencintainya."Aku harus kembali ke Dunia Mortal! Firasatku mengatakan kalau Mustika Naga Abadi telah berpindah tempat ke sana!" ujar Sakya dalam hati.Perjalanan Sakya lebih cepat daripada sebelumnya karena tidak ada lagi halangan yang merintanginya."Sakya ...!"Terdengar oleh Naga Iblis ini suara memanggilnya, saat dia berada di Lembah Rinjani."Siapa di sana? Kenapa kamu bisa mengenalku?" tanya Sakya.Sakya Kumara langsung memeriksa hutan di dekat lembah untuk memastikan asal suara yang memanggilnya."Sakya! Penuhi takdirmu sebagai Dewa Pedang!"Suara ini terdengar lagi di kepalanya yang membuat Sakya sakit kepala."Keluar dan tunjukkan dirimu!" seru Sakya lagi dengan lebih lantang.Tidak ada jawaban dari seruan lantang Sakya.AAARRRGHH!Teriakan yang kencang dari arah hutan membuat pohon-pohon bertumbangan dan tubuh Sakya terlempar j
"Kemana Kavita dan Kahiyang?" tanya Kirani begitu mereka sampai di atas tebing jembatan gantung."Mereka baik-baik saja! Kita akan segera menemui mereka di dalam!" sahut Sakya Kumara."Kenapa kalian tidak meninggalkanku saja? Kenapa bersusah payah menjemputku kembali?" tanya Kirani."Karena kamu itu penting, Kirani! Aku sudah berjanji akan menjagamu dan mencari ayahmu! Janji itu pasti aku tepati, terutama janji mengantarmu ke Dunia Surga!" ujar Sakya.Keduanya sedang berjaalaan santai di Duna siluman hingga sampai di Rumah Tua."Kita masuk saja dahulu temui Kavita dan Kahiyang di dalam. Setelah itu kita lanjutkan perjalanan ke Dunia Surga!' seru Sakya lagi."Kirani! Kamu baik-baik saja?" teriak Kahiyang begitu melihat Sakya masuk ke dalam rumah tua bersama Kirani."Apa Immortal menyakitimu?" tanya Kavita."Aku tidak apa-apa! Kalian berdua baik sekali khawatir akan diriku!" sahut Kirani."Apa kita akan melanjutkan perjalanan atau menginap dahulu di rumah tua ini?" tanya Sakya Kumara."