"Aku hanya diperintahkan oleh guruku, Arkantra Arkatama untuk menemukan Kitab Rahasia Pendekar ini sebagai syaratku untuk menjadi murid utamanya," ujar Rawindra."Kenapa gurumu tega sekali menyuruhmu seperti itu? Guru yang baik seharusnya tidak membahayakan muridnya untuk pergi ke Alam Lelembut yang berbahaya!" kata Ki Brawira yang marah besar."Tidak apa-apa, Ki! Aku juga mengajukann diri untuk menemukan Kitab Rahasia Pendekar ini!" ujar Rawindra."Ya sudah ... aku tidak ingin membahas gurumu lagi! Aku akan membantumu menemukan Pusaka Iblis dahulu karena aku kurang tahu Kitab Rahasia Pendekar itu seperti apa!" ujar Ki Brawira.Pendekar Tangan Satu ini agak senang karena Ki Brawira tidak membahas tentang Master Arkantra lagi."Menurut informasi Ki Brawira, Pusaka Iblis ini ada di mana?' tanya Rawindra."Bukit Iblis!"Hanya jawaban singkat yang diterima oleh Rawindra, membuatnya bingung. Ki Brawira juga mulai tampak ragu-ragu untuk melanjutkan informasinya."Ada apa, Ki?" tanya Rawindr
Pagi terlihat cerah di Padepokan Serigala Hitam yang membuat semua orang ingin beraktivitas dengan semangat tinggi.Seorang pria keluar dari padepokan dengan wajah ceria untuk meneruskan perjalanannya.Pendekar Tangan Satu – Rawindra Mahaputra dengan penuh percaya diri meninggalkan Padepokan Serigala Hitam menuju Bukit Iblis.Tidak ada beban apapun yang terlihat di wajah Rawindra. Dia yakin akan mendapatkan Pusaka Iblis bagaimanapun caranya.Langkah kakinya terasa ringan karena dia menemukan orang-orang baik yang melindunginya. Gurunya Raksamukti yang mengajarinya 12 Jurus Cakar Iblis serta Ki Brawira, kakek gurunya yang banyak memberikan informasi bagi dirinya.Perjalanan ini akhirnya membawanya ke arah hutan yang begitu ditakuti oleh iblis ataupun orang-orang yang menempati Alam Iblis ini. Hutan Pusaka.Hutan Pusaka tampak hijau dengan banyak pepohonan hijau di dalamnya, tapi tidak ada yang berani melewati hutan yang sebenarnya sejuk dan nyaman kalau dilihat mata ini.Konon di hutan
Kawanan Bandit Iblis ini sepertinya tidak mempedulikan belas kasihan Rawindra terhadaap mereka. Kawanan ini juga tidak bisa melihat ada sosok yang lebih kuat daripada mereka semua.Serentak mereka menyerang Pendekar Tangan Satu ini dengan tangan kosong.PLAAAK!PLAAAK!PLAAAK!Bunyi pukulan telapak terdengar bertubi-tubi disertai terpentalnya semua kawanan Bandit Iblis ini dengan luka dalam berat. Mereka muntah daraah dan tidak sanggup bangun lagi.“Diam di tempat kalian! Berani bangun, akan kuhabisi nyawa kalian!” tegas Pendekar Tangan Satu.Rawindra cukup kesal terhadap kawanan bandit yang menurutnya bodoh ini. Mereka bertarung habis-habisan sementara pemimpinnya malahan asyik menonton tanpa membantu. Bahkan sampai anak buahnya sudah tidak bersenjata, dia tetap berada di tempatnya tanpa berusaha menolong anak buahnya ini.“Bagaimana denganmu? Apa yang harus kulakukan denganmu?” tanya Rawindra mendekati pemimpin Bandit Iblis ini.“Maaf, Kisanak! Aku terima tawaran Kisanak untuk infor
Pendekar Tangan Satu ini memutuskan untuk tetap masuk ke dalam Hutan Pusaka apapun resiko yang akan dihadapinya. “Kenapa makhluk ini hanya berdiam di Hutan Pusaka? Kalau makhluk ini benar-benar buas seharusnya sudah keliaran di luar Hutan Pusaka.” Suasana Hutan Pusaka yang terlihat asri dari luar, ternyata tidak seasri kelihatannya setelah masuk ke dalam hutan ini.Suasana hijau yang kelihatan dari luar hanyalah pinggiran hutan saja, sedangkan di dalamnya banyaak pepohonan yang sudah mati, Hanya terisisa beberapa pepohonan hijau yang membuat udara di dalam hutan tetap terjaga. Rawindra tetap dalam posisi waspada, karena dia khawatir dengan makhluk mitos yag menghuni Hutan Pusaka, yang terkenal ganas dan tidak akan melepaskan mangsanya. “Tidak mungkin naga, karena naga pasti bisa terbang keluar dari hutan ini. Jadi makhluk apa ini sebenarnya? Apa seperti spirit beast yang aku hadapi?” batin Pendekar Tangan Satu ini. Wuusssh! Tiba-tiba dia merasa ada sesuatu yang melintas dengan cep
“Serang kalau berani, makhluk kepar*t!” seru Rawindra untuk memancing kemarahan Orang Bati. Makhluk ini langsung mengarahkan matanya kembali ke arah Rawindra. “Saatnya bergerak mendekatinya,” pikir Pendekar Tangan Satu ini.Sinar merah dikeluarkan oleh Orang Bati. Secepat kilat Rawindra menghindar ke samping dan langsung menyerang mata makhluk ini dengan Jari Maut saat matanya normal kembali.Teriakan melengking makhluk mitos ini membuat perlawanannya terhenti dan makhluk ini langsung menghilang begitu saja.“Makhluk ini akan sembuh dalam waktu yang cukup lama untuk dia muncul kembali! Lain kali lewat di atas pohon saja agar tidak kepergok Orang Bati ini. Paling kamu hanya bertemu Ahool yang tadi merobek pakaianmu!”Pendekar Tangan Satu ini agak kesal dengan suara misterius yang tidak mau menampakkan diri ini. “Siapa kamu? Kenapa kamu bersembunyi terus?” tanyanya.“Belum saatnya kita bertemu! Kalau memang kamu ditakdirkan untuk bertemu denganku maka aku baru mau menemuimu! Hati-hati s
"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kabut putih ini sepertinya abadi sekarang dan tidak akan hilang!"Rawindra sudah menunggu Selamat 2 jam tapi kabut putih ini semakin menggila dengan ketebalan dan rasa dinginnya yang semakin menusuk tulang."Kalau menunggu lebih lama lagi tempat ini akan tertutup kabut semua!" batinnya.Pendekar Tangan Satu ini mulai memasuki tepian jalan lereng yang sempit. "Kata suara merdu tadi kalau makhluk Iblis kecil bertanduk ini takut dengan api, biar aku gunakan pedang api saja!"Rawindra mengeluarkan pedang patah kesukaannya kemudian dilapisi api abadi olehnya.Berbekal pedang api ini, Rawindra mulai menempel di dinding tebing sambil berjalan perlahan-lahan menerangi jalan di depannya.Mulai terdengar olehnya suara berisik makhluk Iblis kecil di atasnya."Makhluk Iblis kecil itu pasti sedang mengamatiku sekarang ini. Hanya pedang api ini yang sementara menghalangi mereka menyerangku. Tapi sepertinya tidak akan berlangsung lama."Jalan di depannya ben
Kedatangan Rawindra ke kaki perbukitan langsung disambut Raksasa Mata Tiga yang menjaga Bukit Iblis. Tentu saja Pendekar Tangan Satu ini bingung dengan situasi yang dihadapinya. Setahunya Raksasa yang tersisa hanyalah Aryaloka, Sang Raja Raksasa, sedangkan raksasa lainnya masih dalam wujud makhluk iblis. "Jangan-jangan ini raksasa Balung Buto seperti yang dikatakan suara merdu tadi!" batin Rawindra. "Matanya ada tiga, jadi raksasa ini berbeda dengan Raja Aryaloka!" Raksasa ini bahkan mencabut pohon besar dan melemparkannya ke tubuh Rawindra. Wuuusssh! Pendekar Tangan Satu ini langsung menghindar sambil memukul pohon besar ini agar menjauh darinya. Plak! Pohon besar ini terpental jauh ke angkasa oleh pukulan tapak yang dilakukan Rawindra. "Kenapa aku harus bertemu dengan raksasa ini?" batinnya. BOOOM! Raksasa ini menghentakan kakinya dengan kencang yang menimbulkan getaran keras. Rawindra sampai terpental ke angkasa oleh getaran yang keras ini. Secepat mungkin Pendekar Tangan
Mengikuti petunjuk dari suara merdu misterius ini, Rawindra akhirnya berhasil tiba di Lembah Naga Hitam. Lembah yang terletak tidak jauh dari Bukit Iblis ini tampak hanya sebagai lembah biasa saja. Tidak ada keindahan sedikit pun di lembah ini. Bahkan Lembah Naga Hitam sangat gersang. hanya ada rerumputan kering dan tanaman semak liar yang tumbuh di lembah ini."Apa benar Iblis Mikaela tinggal di sini? Kalau lembah ini begitu gersang, bagaimana bisa memetik tanaman yang diperlukan untuk bahan potion penakluk Balung Buto di lembah ini?" batin Rawindra penuh tanda tanya.Angin yang bertiup juga angin panas yang disertai debu kering, membuat Pendekar Tangan Satu ini ragu kalau dia telah sampai di lembah yang benar."Jangan-jangan aku ditipu oleh suara merdu ini. Tidak mungkin ini Lembah Naga Hitam. Begitu gersang dan panasnya tempat ini ... benar-benar tempat iblis!" gerutu Rawindra."Apa ini tempat Iblis Mikaela?" tanya Pendekar Tangan Satu dengan suara lantang.Tidak terdengar jawaban
Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu
"Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a
Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang
Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,
Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya
Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis
Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar
Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya
# Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa