Naraya pikir hanya Ghazanvar yang akan hadir menyaksikan dirinya menampilkan suatu tarian tradisional dalam perlombaan yang diadakan antar kampus seni se-Indonesia.Tidak Naraya duga kalau banyak keluarga Ghazanvar turut hadir termasuk kakek dan nenek yang kini duduk di bangku penonton.Naraya bisa melihatnya dari belakang panggung.Dia tidak pernah tahu kalau tempat di mana acara berlangsung adalah tempat yang sulit sekali mendapat ijin karena pemiliknya adalah salah satu klan paling berpengaruh di Indonesia sejak jaman dulu namun hanya satu panggilan telepon dari kakek atas permintaan Ghazanvar maka proposal yang diajukan kampus Naraya langsung lolos.Itu kenapa Ghazanvar bisa sesuka hati membawa Naraya bulan madu karena dia yang menentukan tanggal kapan acaranya akan digelar.Naraya yang sudah menggunakan kostum daerah beserta make up khusus menjadi sangat gugup padahal biasanya hanya gugup sebatas tangannya yang dingin tapi sekarang jantungnya berdebar kuat sekali.“Minum Na
Ghazanvar merentangkan kedua tangannya menyambut Naraya dari pintu backstage.Naraya berlari sembari tersenyum lalu masuk ke dalam pelukan Ghazanvar yang kemudian membawanya berherak ke kiri dan ke kanan.“Kamu hebat, aku bangga ….” Ghazanvar berbisik membuat senyum Naraya terbit lagi hingga pipinya membulat.“Gantian … gantian,” celetuk papi dan barulah Ghazanvar melepaskan Naraya.“Keren banget mantu Mami.” Mami Zara memeluk Naraya.“Keren,” kata nenek Aura saat gantian memeluk Naraya.“Kakek yakin kamu pasti menang.” Kakek Narendra sampai membatalkan meeting dengan para CEO AG Group hanya untuk melihat Naraya perform.“Hebat kamu, Nay.” Papi menimpali.Dan Naraya juga mendapat hujan pujian dari adik-adiknya Ghazanvar yang terlihat bangga dengan penampilannya barusan.“Nay udah biasa perform di depan Presiden jadi skill-nya enggak perlu diragukan.” Ghazanvar menyombongkan sang istri.“Iya, enggak sia-sia kita ijin setengah hari dari kantor buat ngeliat penampilan yang kere
“Nay!” Ghazanvar berlari menuruni tangga mencari Naraya yang kini sedang menangis di dalam pelukan mami Zara di ruang tamu.Papi juga ada di sana beserta Aruna dan Narashima yang tampak kebingungan.Arnawarma dan Reyzio pulang terlambat karena memiliki janji kencan.“Kamu apain Nay, Bang? Kamu bohongin dia apa?” Papi meninggikan suara bersama tatapan nyalang.Ghazanvar memejamkan matanya sekilas sembari mengembuskan napas.Belum apa-apa papinya sudah men-judge, padahal apa salahnya beliau memberikan kesempatan padanya untuk menjelaskan.“Abang enggak tahu, Piii … ada chat masuk ke hape Abang yang enggak tahu dari siapa terus Nay baca!” Ghazanvar menjelaskan sembari memberikan ponselnya kepada papi agar dibaca langsung oleh beliau sebagai bahan pertimbangan.Papi Arkana merebut kasar ponsel itu dari tangan Ghazanvar, Narashima dan Aruna langsung mendekat ke samping papi penasaran dengan isi chat tersebut.“Iiiih Abang ngapain sama si pengirim pesan ini sampai dia bilang malam p
Naraya melangkah gontai setelah turun dari dalam mobil, seharian ini mood-nya buruk sekali setelah tadi malam mengetahui dugaan perselingkuhan suaminya.Pagi tadi Naraya tidak bicara banyak dengan Ghazanvar yang tidak biasa pagi sekali sudah pergi tanpa sempat sarapan.Pria itu juga tidak memberi kabar seharian ini padahal biasanya puluhan pesan Ghazanvar kirim untuk mengetahui keadaan Naraya atau hanya sekedar mengirim pesan mesum yang akan membuat pipi Naraya memerah.Tangannya mendorong pintu rumah sang mertua yang setinggi dua setengah meter.Terdengar suara orang mengobrol di ruang televisi membuat langkah Naraya tertuju ke sana, siapa tahu ada keluarga Ghazanvar yang datang dan Naraya harus setor muka pada mereka tentunya.“Yang ditunggu datang juga,” kata papi menyambut Naraya.“Sini sayang.” Mami menggerakan tangan meminta Naraya mendekat lalu menepuk space kosong di sampingnya pada sofa yang beliau duduki.Ada Alex dan seorang wanita yang tidak Naraya kenal di ruang ta
“Kamu enggak ada niatan buat selingkuh?” Mita yang duduk di sebelah Ghazanvar dalam sebuah acara formal tentang perekonomian dan wirausaha yang diadakan pemerintah dengan mengundang Mentri Perekonomian serta Gubernur Jakarta tiba-tiba bertanya.“Enggak.” Ghazanvar menjawab cepat sembari menatap ke podium di mana sang Gubernur sedang menyampaikan pidatonya.Mita mengembuskan napas jengah, menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.“Aku mau resign.” Mita mengucapkannya dengan tegas meski suaranya rendah.“Kamu sering ngomong seperti itu tapi enggak ada satu pun surat pengunduran diri yang sampai ke mejaku.” Ghazanvar memang sudah kesal dengan sikap Mita yang terbawa perasaan.Dari awal dia melarang Mita mencintainya karena meski dulu mereka sering bercinta tapi bagi Ghazanvar hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis sebagai pria dewasa. Mita tertohok, matanya mulai berkaca-kaca dan harus menahan sekuat tenaga agar air mata tidak jatuh.“Kamu mencintai istri kamu?” Mita masih s
Ghazanvar menepati janjinya, pria itu membawa Naraya ke sebuah perumahan elite dengan hunian asri didukung kolaborasi harmonis antara sektor akademis, bisnis dan pemerintahan.Semua ada di dalam komplek itu hingga pusat hiburan, kesehatan serta gaya hidup.Naraya tahu kalau harga rumah di sini tidak murah apalagi katanya Ghazanvar juga mau membeli sebuah gedung di komplek ini untuk kantornya.Ghazanvar membelokan kemudi masuk ke halaman sebuah rumah besar tanpa pagar.Rumah itu berada di hook di keliling taman dengan rumputnya yang tertata rapih.Kaca jendelanya belum dilapisi tirai jadi Naraya bisa melihat ke dalam rumah yang sudah terdapat furniture.Kaki Naraya lemas saat turun dari dalam mobil, dia tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan dinaikkan derajat setinggi ini oleh Yang Maha Kuasa.“Ayo, Nay.” Ghazanvar mengulurkan tangan, mengajak Naraya masuk karena sedari tadi istrinya itu hanya diam saja memandangi keseluruhan rumah sampai menoleh ke kiri dan ke kanan serta m
“Naaaaayyyy.” Ghazanvar mengerang sembari merengkuh pinggang Naraya membuat dada mereka merapat.Naraya tertawa berusaha meronta namun tidak menggunakan tenaga jadi Ghazanvar bisa membawa tubuh Naraya jatuh ke kasur yang empuk.“Nay … mau test drive, enggak?” Ghazanvar menaik turunkan kedua alisnya berkali-kali.“Apa sih, Bang … masa mau make love di sini?” “Kenapa enggak? Ini ‘kan rumah kita.” Ghazanvar mulai membuka satu persatu kancing kemeja.“Belum ada tirainya, nanti ada yang liat.” Naraya menolak secara halus.“Enggak apa-apa, kamar kita paling tinggi… enggak ada yang liat.” Ghazanvar yang telah bertelanjang dada naik ke atas Naraya.Apa yang bisa Naraya lakukan selain membuka kakinya lebar-lebar, memberikan apa yang Ghazanvar paling inginkan darinya.*** “Mas … kayanya aku enggak jadi dijodohin deh!” celetuk Afifah saat mereka makan siang sebelum menonton film.Karena Afifah tidak boleh pulang lewat maghrib jadi kencan kali ini disponsori oleh bolosnya Afifah di ja
Plak! Tamparan ringan dari mami Zara mengenai kepala Arnawarma setelah pria itu mengungkapkan keinginannya untuk tinggal bersama Anasera.“Jangan ngadi-ngadi kamu!” Mami berseru, matanya menatap tajam.Sementara papi Arkana malah terkekeh di tempatnya duduk.“Miii … Nawa serius, Nawa udah dewasa … meski belum menikah tapi semestinya Nawa enggak tinggal di sini lagi … di Luar Negri tinggal bersama kekasih itu udah biasa, Mi.” Arnawarma berusaha membuat mami mengerti.“Kamu tinggal di Indonesia, bukan di Luar Negri! Kamu harus pakai aturan sini!” Suara mami terdengar lantang karena murka.“Kamu mencintai Ana?” Papi Arkana bertanya dengan gayanya yang santai.Berbanding terbalik dengan mami Zara yang emosional mendengar niat Arnawarma yang ingin tinggal bersama dengan Anasera tanpa ikatan pernikahan.“Cinta banget lah, Pi.” Arnawarma menjawab cepat tanpa perlu berpikir.“Ya terus kenapa kalian enggak menikah aja?” Mami Zara mewakili papi Arkana melontarkan kalimat yang ada di b
Satu topik pembicaraan yang sampai saat ini tidak pernah berani Ghazanvar dan Naraya bahas adalah tentang keterlibatan Ghazanvar dalam dunia hitam sebagai penerus sang papi.Naraya bisa mengijinkan Ghazanvar touring bersama teman-teman ghenk motornya tapi melakukan sesuatu yang berhubungan dengan dunia hitam—Naraya sulit sekali memberi ijin kepada Ghazanvar untuk pergi.“Sayang ….” Ghazanvar mengikuti Naraya ke kamar Zion karena dari Baby monitor terdengar suara Zion menangis.“Nan, Zion sama saya aja …,” kata Naraya alih-alih merespon panggilan suaminya yang telah menggunakan pakaian stelan jas lengkap padahal hari sudah larut malam.“Nanny keluar aja,” pinta Naraya agar Nanny tidak mendengar percakapan mereka. Nanny mengangguk tanpa membantah lalu keluar dari kamar Zion tidak lupa menutup pintu.“Sayang …,” panggil Ghazanvar lagi meminta perhatian Naraya.Naraya membuka kancing di dadanya untuk menyusui Zion, dia lantas duduk di single sofa khusus ibu menyusui yang bisa bera
Hari ini Gunadhya menggelar hajat besar untuk pernikahan Zyandru-anak bungsu dari om Kama dan tante Arshavina.Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba kakak sepupu Ghazanvar yang baru saja pulang dari menyelesaikan pendidikan S2 di Amerika itu menikah dengan anak pesaing bisnis ayahnya.Menurut gosip yang beredar dari kalangan Gunadhya, calon mempelai pengantin wanita mendapat wasiat dari mendiang ayahnya untuk menikah dengan Zyandru.Dan yang membuat heran adalah om Kama dengan ayah dari calon mempelai wanita sering berseteru karena bersaing ketat dalam bisnis.Karena hal tersebut muncul dugaan kalau ada perjanjian menguntungkan yang dilakukan Zyandru dengan calon istrinya hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.Jadi pagi sekali Naraya sudah didandani oleh Mua ternama langganan para artis dan ibu pejabat yang diundang datang ke rumah. Menurut informasi, Svarga dan Zaviya akan datang saat resepsi jadi Ghazanvar dan Naraya harus datang di akad nikah.Ghazanvar dan Sv
Beberapa bulan kemudian Anasera melahirkan putri cantik bernama Alenna Keiza Gunadhya.Dan malam minggu ini Arnawarma mengundang keluarga kecil Ghazanvar serta Radeva dan Anggit dengan Latief untuk makan malam di rumahnya.Bayi kecil bernama Keiza itu mendapat banyak kado dari sahabat mommy dan daddynya.Sama dengan Ghazanvar, Arnawarma pun memperlakukan Anasera layaknya Ratu.Ada banyak asisten rumah tangga serta perawat yang mengurus Keiza dan Anasera jadi di saat lemah seperti ini Anasera hanya ongkang-ongkang kaki saja di rumah menikmati kenyamanan yang diberikan suaminya.“Ipeh berapa minggu lagi melahirkan?” cetus Ghazanvar bertanya.“Antara empat atau lima minggu lagi.” Radeva yang menjawab.“Kalian kok anteng-anteng aja jadi orang tua baru, kaya santai banget gitu … memangnya Zion sama Keiza enggak pernah bangun malem? Yang aku denger katanya kalau istri baru melahirkan si suami harus siap sedia membantu istri begadang karena menyusui.” Rad
Ghazanvar benar-benar memperlakukan Naraya seperti seorang ratu.Setelah dokter menyatakan kalau Naraya sudah diperbolehkan pulang, Ghazanvar langsung mencari Nanny untuk Zion dan suster untuk merawat Naraya.“Bang, Nay ingin ngurus Zion sendiri … Nay juga enggak butuh perawat,” bisik Naraya di telinga suaminya saat dia baru saja sampai di rumah dan bertemu dengan dua orang wanita yang usianya terpaut sekitar sepuluh tahunan lebih tua dari mereka.Ghazanvar tersenyum, memberikan seat car di mana Zion tengah terlelap kepada Nanny.“Nanti kalau dia nangis bawa ke kamar saya ya,” titah Ghazanvar kepada Nanny tanpa merespon ucapan istrinya.“Baik, Pak.” Nanny pergi membawa seat car menuju lantai dua di mana kamar Zion berada.“Air hangat untuk Ibu berendam sudah siap, saya juga tambahkan garam Himalaya agar ibu lebih rileks,” kata sang perawat.“Terimakasih ya Bu, nanti saya panggil kalau butuh sesuatu,” kata Ghazanvar menahan agar sang perawat tidak perlu ikut ke kamar mereka.Na
Dia tangkup pipi Naraya kemudian mengusapnya menggunakan ibu jari, setelah itu membungkuk melabuhkan kecupan penyemangat untuk sang istri.Naraya kembali mengejan bersama erangan cukup kuat karena dorong yang dia berikan juga mampu membuat bayi itu keluar sempurna.“Wah ibu hebat.” Dokter sampai takjub.Persalinan ini berjalan lancar tanpa kendala berarti hanya dengan tiga kali dorongan.Suara tangis bayi pecah terdengar hingga ke ruang tunggu.Detik berikutnya terdengar suara riuh di ruangan tunggu, mereka mungkin tahu yang dinanti sudah hadir ke dunia.“Selamat ya Pak, anaknya jagoan.” Dokter itu berujar kembali sembelum akhirnya memberikan bayi laki-laki itu kepada perawat untuk dibersihkan.“Terimakasih Dok,” ucap Ghazanvar lantas mengalihkan tatap pada istrinya.“Terimakasih Dok.” Mami Zara juga tak lupa mengucapkan Terimakasih, beliau sampai berlinang air mata.Mami Zara masih ingat saat di masa lalu dirinya divonis tidak bisa memiliki anak lagi, ternyata Tuhan Maha Bai
Sampai di rumah sakit, petugas medis melakukan pengecekan awal terhadap Naraya dan dinyatakan kalau istri dari Ghazanvar itu akan segera melahirkan.Saat ini rumah sakit dipenuhi oleh Gunadhya, kerabat dan tamu undangan gender reveal party.Karena berturut-turut mereka mengunjungi rumah sakit setelah menikmati hidangan yang disajikan di pesta itu.Mereka semua sempat panik saat Ghazanvar berlari sambil menggendong Naraya jadi MC langsung meng-handle acara dengan mempersilahkan para tamu menikmati sajian pesta.Beruntung hari ini adalah hari minggu di mana RS tidak menerima pasien untuk poli klinik, hanya IGD saja yang beroperasi.Dan kedatangan rombongan itu membuat suasana rumah sakit yang sepi menjadi ramai apalagi di ruang tunggu ruang bersalin.Kebetulan paman Rukmana diundang juga ke gender reveal party jadi sesuai dengan harapannya, beliau bisa menunggui Naraya melahirkan.Beserta istri dan ketiga anaknya, paman Rukmana duduk di kursi di sudut ruangan, beliau berdoa dalam
“Jadi … Papi sebenarnya udah tahu lama ya kalau Abang juga masuk dunia hitam?” Ghazanvar membuat topik pembicaraan.Ayah dan anak itu duduk bersebelahan di kursi sebuah restoran mewah dengan tema semi outdoor.Restoran tersebut sengaja Ghazanvar booking untuk acara Gender Reveal Party, memberitahu keluarga jenis kelamin bayi yang dikandung Naraya.Belum banyak keluarga dan tamu yang datang jadi mereka berdua memiliki waktu untuk mengobrol.Naraya sendiri sedang didandani di sebuah ruangan khusus yang disediakan pihak restoran.Reaksi papi Arkana atas pertanyaan Ghazanvar barusan hanya tersenyum kemudian membenarkan posisi duduk, kedua tangan pria yang masih tampan di usia paruh baya itu terlipat di depan dada dan tatapannya lurus ke venue acara gender reveal party ini dengan Backdrop yang dihiasi bunga hidup dan balon warna-warni.“Papi pernah menemukan jejak Gunadhya di suatu kekacauan yang kalian tinggalkan, tapi saat itu Papi enggak tahu percis siapa
“Eh … tetangga, mau ke mana nih bawa koper.” Ghazanvar berteriak dari balkon kamarnya.Radeva yang tengah menarik koper untuk dimasukan ke dalam mobil dengan logo tour and travel ternama lantas mengacungkan jari tengah sambil memperlihatkan tampang kesal.Ghazanvar tergelak sampai memegang perutnya.Dia lantas menoleh ke halaman rumah Arnawarma dan pemandangan yang sama pria itu dapati di sana.“Nawa! Mau ke mana?” Ghazanvar sedang menggoda sang adik.Arnawarma mendelik, raut wajahnya tampak tidak bersahabat.Bagaimana Radeva dan Arnawarma tidak kesal, mereka berdua telah dikerjai habis-habisan oleh Ghazanvar karena ternyata Ghazanvar tidak menyogok apapun agar Naraya berhenti merajuk dalam kasus batagor kemarin.Sementara Radeva dan Arnawarma sampai harus mengeluarkan materi dalam jumlah besar atas saran Ghazanvar yang penuh dusta itu demi untuk membuat sang istri berhenti merajuk.Beberapa hari kemudian terbongkar kalau Ghazanvar telah berhasil mengerjai mereka, pria itu han
“Sayang—““Sayang—““Sayang tadi—“Tiga pria itu semua kompak ingin memberikan penjelasan tapi tidak tahu harus memberikan alasan apa.Mereka juga bertanya-tanya kenapa tiga wanita itu bisa bersama dan mengetahui keberadaan mereka.Ketiga wanita yang tengah hamil itu lantas membalikan badan keluar dari sana.“Nay!” seru Ghazanvar kemudian menyusul.“Kamu bayar dulu,” kata Radeva kepada Arnawarma kemudian menarik langkah cepat meninggalkan Arnawarma.Terpaksa Arnawarma harus membayar dulu makanan serta minuman mereka sekaligus batagor yang mereka pesan.Ghazanvar dan Radeva tidak lupa membawa bungkusan batagor tapi lupa membayarnya.Dua pria lainnya sudah tidak ada di parkiran saat Arnawarma selesai.Dia lantas melajukan kendaraan roda duanya dengan kecepatan tinggi pulang ke rumah.Sedangkan tiga wanita hamil yang sekarang sedang marah besar itu datang menggunakan mobil ke sini dan pulang juga menggunakan mobil yang sama.