Share

Balas Dendam

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 11:30:24

Naraya dan Afifah puas sekali karena berhasil membalas pasangan mereka yang egois.

Hanya dengan me time satu malam berhasil membuat Ghazanvar dan Radeva kelimpungan.

Tanpa diminta, Ghazanvar dan Radeva berinisiatif mengikuti mobil yang dikemudikan Afifah dengan membawa Naraya dan Anggit.

“Kalian jahat banget sih, ‘kan kasian abang Ghaza sama mas Radeva ... padahal mah biarin aja mereka gabung sama kita, nanti aku ajak Latief trus tengah malem nanti mereka pulang,” kata Anggit mencari solusi atas prahara dalam hubungan kedua sahabatnya bersama pasangan.

“Enak aja, dia bisa me time sama temen-temennya masa aku enggak boleh,” balas Naraya misuh-misuh.

“Setuju, lagian aku ‘kan ada rencana nikah sama mas Deva ... aku males ah kalau dia punya hobby nongkrong-nongkrong gitu ... ya kecuali aku diajak trus nanti nongkrong bareng sama istri-istri atau pacar temennya dia juga.” Afifah menimpali.

“By the way, Latief boleh donk kalau gabung sama pasangan kalian? Tapi Latief bukan CEO ....” A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Menuju Cinta   Yang Terbaik

    “Aku bilang enggak ya enggak … aku berhenti, aku mau berkeluarga … aku enggak mau anak atau suami aku jadi inceran musuh kita,” tegas Anasera saat Ghazanvar membujuknya untuk yang kesekian kali.Begitu tiba di bar and lounge milik Anasera, Ghazanvar tidak membuang waktu langsung membujuk Anasera untuk yang kesekian kali.“Tapi kita selalu bisa ngabisin musuh-musuh kita ‘kan, An.” Ghazanvar tetap memaksa.“Enggak Bang, aku akan berhenti … kalian masih bisa latihan di sini, nanti aku renovasi tempat latihan membuat akses ke sana tanpa perlu lewat sini biar Nawa enggak curiga.” Keputusan Anasera sudah bulat, dia akan menerima lamaran Arnawarma, membangun rumah tangga bahagia dengan pria itu dan menghapus Ghazanvar dari hatinya.Ghazanvar berdecak lidah kesal. “Kamu enggak asyik, An.” “Terserah!” Anasera tidak peduli.Kalimat Naraya tempo hari menyadarkannya, benar kata Naraya kalau apa yang sebenarnya dia tunggu?Ghazanvar terlah menjadi milik Naraya dan mungkin selamanya akan be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Perjalanan Menuju Cinta   Ulang Tahun Kakek

    Ghazanvar terpaku di tempatnya berdiri menatap Naraya tanpa berkedip.Istrinya itu kelewat cantik dibalut gaun indah karya perancang busana ternama yang memamerkan bagian punggung putih mulusnya serta makeup hasil tangan dingin makeup artis terkenal Indonesia.“Abang ….” Naraya bergumam saat langkahnya sampai di depan Ghazanvar.“Nay, kamu cantik banget sih … bidadari Surga sampai insecure.” Ghazanvar mengatakannya dengan ekspresi serius membuat tawa Naraya tercetus renyah.“Abang juga ganteng tauuu … pakai tuxedo gini.” Naraya mengatakannya malu-malu, kedua tangannya terangkat merapihkan dasi kupu-kupu Ghazanvar yang sebenarnya sudah rapih.Ghazanvar menyikukan lengannya meminta Naraya melingkarkan tangan di sana lantas keduanya keluar dari kamar suite di hotel tempat pesta ulang tahun kakek Narendra diselenggarakan.“Nay, nanti kita sebentar aja ya di pesta kakek … salaman, kasih selamat, makan malam terus balik lagi ke kamar.”“Ih Abang ….” Naraya menepuk lengan berotot suam

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Perjalanan Menuju Cinta   Wanita Yang Masih Ghazanvar Cintai

    Setelah berbasa-basi sebentar, Ghazanvar pamit membawa Naraya meninggalkan meja itu.Selanjutnya meja mami papi menjadi tujuan Ghazanvar.“Hai sayang ….” Mami Zara memeluk Ghazanvar erat setelah itu beralih memeluk Naraya.Naraya dan Ghazanvar juga bergantian menyalami papi serta kakak dan adik papi yang berkumpul di meja itu.“Di rumah aman, Nay?” Pertanyaan papi Arkana sebenarnya mengandung sebuah arti.“Aman, Pi.” Naraya menjawab polos menghasilkan tawa para om dan tante Ghazanvar yang mengerti dengan maksud pertanyaan papi Arkana.“Hebat ya, Nay … menantu Gunadhya yang lain sering kewalahan menghadapi keperkasaan kami para Gunadhya.” Om Kaivan buka suara dan dari sana Naraya tahu apa maksud pertanyaan papi yang sebenarnya.“Ooooh ….” Naraya bergumam sembari tertawa.“Ngerti ‘kan sekarang?” kata tante Arshavina-istri dari om Kama-kakak pertama papi Arkana.“Ngerti Tante … tadi juga abang bilang jangan lama-lama di sini, setor muka sama kakek terus balik lagi ke kamar … Aba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Perjalanan Menuju Cinta   Menyelamatkan Ghazanvar

    Svarga langsung membawa pergi Zaviya dengan cara memeluk Zaviya yang dibalut handuk.Masih bisa Naraya lihat tatapan tajam membunuh dari Svarga tertuju pada Ghazanvar saat menarik langkah pergi.“Nay ….” Ghazanvar memanggil sang istri yang seolah tidak sudi bertemu tatap dengannya.Naraya masih mengeringkan pakaian dan tubuh Ghazanvar menggunakan handuk dengan mata berkaca-kaca.Ghazanvar sadar kalau apa yang sudah dia lakukan membuat Naraya marah, kesal sekaligus sedih.“Sayang.” Ghazanvar menangkap tangan Naraya menghentikan apa yang sedang Naraya lakukan.Detik berikutnya mami Zara datang langsung menyeret Ghazanvar menjauh dari venue.Naraya yang tangannya digenggam Ghazanvar otomatis mengikuti dari belakang.Plak!Mami memukul kepala Ghazanvar tanpa tenaga.“Aw … Mi, sakit.” Tentu saja Ghazanvar berdusta, dia mengatakan hal tersebut agar mami Zara iba.“Apa-apaan kamu pake sok jadi pahlawan nolongin Zaviya segala?” Mami Zara melototkan matanya menatap nyalang si sulung

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Perjalanan Menuju Cinta   Bukan Sahabat

    “Nay, suaranya bagus banget.” “Nay, keren banget kamu.” “Kenapa enggak ikut pencarian bakat?” “Nay, kamu resmi jadi artisnya Gunadhya.” Dan masih banyak lagi pujian-pujian dilontarkan oleh om tante dan para sepupu Ghazanvar yang terkesima dengan suara emas milik Naraya.Selain itu Naraya juga aktif menghidupkan pesta kakek.Membuat flash mob sampai kakek beserta tamu VIP ikut berjoget mengikuti gerakan Naraya.Acara kakek yang tadinya membosankan pecah oleh keseruan yang Naraya ciptakan.Naraya benar-benar menyelamatkan Ghazanvar kali ini.“Nay … makasih ya.” Mami Zara menggenggam kedua tangan Naraya sembari menatap haru.“Dengan senang hati, Mi.” Detik berikutnya Naraya mendapat pelukan hangat dari Mami.“Mi … boleh Abang pinjem Nay?” Suara Ghazanvar terdengar dari belakang punggung Naraya membuat pelukan mami Zara dan Naraya terurai.Naraya menoleh ke belakang, suaminya begitu tampan setelah berganti pakaian.Mami pergi sembari mendelik kesal pada Ghazanvar yang d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Perjalanan Menuju Cinta   Menenangkan Perasaan

    “Kamu keren banget, Nay … hebat banget sih istri aku … banyak tamu undangan dan klien nanyain siapa kamu sebenarnya, bentar lagi pasti kamu viral, Nay.” Ghazanvar memeluk Naraya dari belakang menghentikan pergerakannya yang sedang membuka accesories di telinga.Naraya tidak memberi respon malah menundukan pandangan agar tatapan mereka tidak bertemu melalui cermin di depan.Acara pesta ulang tahun kakek telah selesai, tamu dan beberapa anggota keluarga Gunadhya telah meninggalkan hotel tapi tidak dengan Ghaznavar dan Naraya yang akan menginap di suite ini seperti niat awal Ghazanvar.Dan Ghazanvar sebenarnya tahu kalau Naraya masih merajuk.Sebuah kecupan lembut Ghazanvar labuhkan di leher Naraya.Pria itu masih belum mendapat respon positif.“Nay …,” suara parau Ghazanvar tengah memohon.Punggung jari Ghazanvar mengelus punggung Naraya guna merangsangnya sekaligus memberi kode ajakan bercinta.Naraya mengangkat tangan membuka kancing di tengkuk sehingga dress yang dia kenakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Perjalanan Menuju Cinta   Ribuan Kali

    Naraya yang sedang mengerjakan tugas di ruang kerja di samping kamarnya masih bisa mendengar suara mobil Gahzanvar memasuki halaman rumah.Pria itu pulang cepat tidak seperti biasa, sengaja meluangkan waktu untuk membujuk Naraya agar berhenti merajuk.Naraya berpikir kalau Ghazanvar pasti tidak akan menduga dia ada di ruangan ini jadi santai-santai saja mengerjakan tugas.Yang Naraya tidak tahu adalah sebelum rumah ini ditempati, Ghazanvar telah memasang CCTV baik yang tersembunyi maupun yang tidak tersembunyi di seluruh penjuru rumah.Jangan lupakan kalau Ghazanvar adalah orang yang berkecimpung dalam dunia hitam dan pasti banyak yang mengincarnya.Jadi Naraya tidak bisa bersembunyi dari Ghazanvar di rumah ini, bahkan Ghazanvar tahu kapan Naraya pulang dari kampus.Ceklek ….Punggung Naraya menegang saat mendengar suara pintu dibuka.“Kok dia bisa tahu Nay ada di sini?” Naraya bertanya-tanya di dalam hati.Namun tidak terdengar langkah kaki.“Meong ….”Naraya langsung meno

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Perjalanan Menuju Cinta   Materi Perform

    “Untuk acara pentas seni tahunan ini akan dipercayakan kepada tim kita jadi Ibu mau kalian bagi tugas, ada yang perform ada yang menyiapkan acara … perform dari tim kita cukup tiga orang karena nanti kita akan meminta setiap kelas dari setiap angkatan untuk melakukan perform dan mengingat temanya adalah keluarga jadi Ibu mau yang kebagian Perform untuk mengajak salah satu keluarganya berpartisipasi.” Ibu Veronica menjelaskan dengan panjang lebar menggunakan microphone dari atas panggung Aula sementara Naraya, Khafi dan timnya ibu Veronica yang lain duduk mengelilingi beliau di atas panggung tersebut.“Ibu sudah menyiapkan undian.” Ibu Veronica mengangkat sebuah toples plastik berisik kertas kecil yang digulung.“Di sini terdapat tugas kalian, tidak boleh protes apalagi bertukar tugas dengan teman kalian … apa yang kalian dapat maka itu yang harus kalian lakukan.” Ibu Veronica menyimpan toples tersebut di dekat kakinya.“Mulai dari kamu, silahkan ambil satu,” titah Ibu Veronica kepa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Perjalanan Menuju Cinta   Terungkap

    Tiba-tiba dosen yang seharusnya mengajar kelas terakhir batal mengajar karena ada keperluan mendadaks.Afifah sedang mengikuti kelas terakhir mata kuliah lain dan Anggit tidak ada kelas hari ini sedangkan Naraya memiliki janji dengan dokter kandungan sore nanti setelah Ghazanvar pulang kerja dan menjemputnya ke sini.“Kalau pulang dulu ke rumah … jauh lagi abang jemputnya ….” Naraya sedang menimbang.Pasalnya rumah sakit mami Zara lebih dekat dijangkau dari kampus dari pada dari rumah.Naraya meminta solusi Ghazanvar, dia mengirim pesan singkat kepada suaminya.Naraya : Bang, dosen Nay enggak jadi ngajar.Ghazanvar : aku suruh orang jemput kamu sekarang ya, kamu nunggu di ruangan aku aja, sekarang aku lagi meeting.Naraya : Oke.Lima belas menit Naraya menunggu di bangku taman, tiba-tiba terdengar suara helikopter mendarat di landasan heli di rooftop gedung Rektorat.Naraya memandangi rooftop gedung yang berada tepat di sebelahnya.“Hebat banget ya kalau punya previllage sek

  • Perjalanan Menuju Cinta   Pelan-Pelan

    Naraya menderapkan langkah menyusuri jalan setapak menuju kelas berikutnya.“Nay!” Suara berat seorang pria membut langkahnya berhenti, dia lantas menoleh ke asal suara.“Stop di situ!” Naraya berseru sambil mengangkat tangan.Langkah Khafi seketika terhenti, wajah tampan itu pun melongo bingung.“Mas Khafi chat aja, jangan deket-deket Nay dulu … nanti suami Nay marah, Nay lagi banyak pikiran enggak mau ditambah berantem sama abang juga.” Kedua alis Khafi terangkat hanya bisa diam membeku sembari menatap punggung Naraya yang dengan cepat menjauh.Ada gejolak di dada Naraya rasanya ingin marah-marah.Naraya tidak mengerti, ingin menangis juga sebenarnya tapi lebih besar perasaan ingin marah-marah, entah kenapa, Naraya juga bingung.Dia tidak bicara dengan teman-temannya selama kelas berikutnya berlangsung sampai akhirnya kelas berakhir kemudian Naraya pergi ke parkiran.“Awas aja ya kalau sampai abang Ghaza belum sampe, Nay pulang sendiri …,” ancamnya sembari misuh-misuh.Na

  • Perjalanan Menuju Cinta   Ada Apa Dengan Naraya

    “Lho Nay, mau ke mana?” Ghazanvar yang baru saja keluar dari kamar mandi bertanya dengan kening berkerut tidak suka melihat Naraya memakai pakaian untuk kuliah berupa kemeja dan celana jeans.“Mau kuliah, Bang.” Naraya menjawab sembari menyisir rambut panjangnya tanpa berani menatap mata sang suami.“Tapi kamu ‘kan kemarin malam masih lemes sampai aku gendong dari mobil ke kamar … ijin dulu lah Nay sehari,” pinta Ghazanvar baik-baik demi kesehatan Naraya dan janin yang ada di dalam perutnya.“Enggak bisa Bang, sekarang ada ujian praktek menari—“ Kalimat Naraya terhenti teringat ucapan papi Arkana saat di Singapura.Dia menunduk menatap perutnya yang masih rata kemudian mengusap lembut di sana.“Naaay … gimana kalau kamu cuti dulu sampai melahirkan?” bujuk Ghazanvar, kedua tangannya terulur memeluk Naraya dari belakang.Dia juga ikut mengusap perut Naraya menggunakan kedua telapak tangannya yang besar.Banyak kecupan Ghazanvar berikan di belakang kepala Naraya.“Aku sayang kamu

  • Perjalanan Menuju Cinta   Pengantin Baru

    “An …,” panggil Arnawarma lembut sembari menurunkan sleting gaun Anasera.“Hem?” Anasera mendengung sebagai respon.“Kita buat yang kaya di perutnya Nay, yuk!” bujuknya seperti anak kecil.Anasera terkekeh, membalikan tubuhnya kemudian mendongak menatap sang suami yang tinggi menjulang di depannya.“Kamu enggak bosen? Tiap malam kita bercinta, sampai malam sebelum akad nikah aja kamu menyusup ke kamar aku untuk bercinta … tadi malam juga kita bercinta.” Anasera melapisi sisi wajah Arnawarma.Dan kenapa Anasera baru benar-benar menyadari kalau Arnawarma sangat tampan, bahkan menurut Anasera, Arnawarma paling tampan di antara adik-adik dan kakaknya.“Enggak lah masa bosen.” Arnawarma menurunkan gaun Anasera dari pundaknya.Kini hanya tersisa celana kain berenda menutup bagian inti Anasera sedangkan dua bagian menyembul di dadanya menggantung tampak seksi.Arnawarma meremat lembut salah satu bagian itu dengan sorot mata teduh.“Nawa.” Jemari ramping Anasera membuka satu persatu

  • Perjalanan Menuju Cinta   Ucapan Selamat

    Sekembalinya dari rumah sakit, Ghazanvar langsung membawa Naraya ke kamar, tidak kembali ke pesta yang saat itu belum berakhir.Naraya langsung berbaring di ranjang karena tubuhnya terasa lemas sekali.Dia berbaring miring, menekuk kakinya dengan tangan pengusap perut.Tiba-tiba air mata Naraya menetes lagi, dadanya bergemuruh mengakibatkan sesak dan dia mulai terisak.“Sayaaang.” Ghazanvar yang sedang menanggalkan tuxedonya bergegas mendekat.“Are you oke?” Ghazanvar naik ke atas ranjang memeluk Naraya.“Nay enggak apa-apa tapi enggak tahu kenapa ingin nangis.” Naraya bicara di antara isak tangis.“Ingin nangisnya karena apa? Aku salah apa, sayang?” “Enggak, Abang enggak salah … Nay, inget sama ibu dan Bapak.” Ghazanvar memberikan kecupan di puncak kepala Naraya lantas mengeratkan pelukan.“Mereka pergi sebelum sempat melihat cucunya,” sambung Naraya terisak.Ghazanvar mengerti apa yang Naraya rasakan. “Nanti kita datang ke pemakaman kedua orang tua kamu setelah anak kit

  • Perjalanan Menuju Cinta   Akan Menjadi Seorang Ayah

    Naraya terpana begitu masuk ke dalam Ballroom yang disulap seperti hutan peri.Banyak bunga, pohon-pohon artifisial serta lampu warna-warni.“Bro!“ Radeva merangkul pundak Ghazanvar.“Dari mana, Dev?” tanya Ghazanvar terkejut.“Abis telepon Ipeh.” Radeva menggerakan tangannya yang memegang handphone.“Ini kayanya si Ana berusaha keras banget nutupin jati diri dia yang sebenarnya.” Radeva berpendapat sembari memindai seluruh ruangan Ballroom.“Kenapa? Gara-gara tema dekornya fairythopia?” Ghazanvar menebak dan Radeva menganggukan kepalanya sebagai respon.“Gimana kalau ide tema ini idenya si Nawa?” ujar Ghazanvar lantas tergelak.“Bisa jadi sih! Si Ana ‘kan sukanya warna item dengan tema serba minimalis … enggak kaya pesta ulang tahun anak cewek umur tujuh tahun gini.” Ghazanvar tertawa lagi menanggapi.Lalu suara MC terdengar membuka acara, satu persatu tamu undangan mulai berdatangan.MC yang menggunakan bahas Inggris itu memberi instruksi agar para tamu membuat sebuah li

  • Perjalanan Menuju Cinta   Ana&Nawa’s Wedding Day

    Ghazanvar berdecak lidah kesal saat melihat Naraya berjalan mendekat.Istrinya tampak cantik sekali mengenakan gaun untuk resepsi pernikahan Arnawarma dan Anasera.“Nay, ah … kamu kenapa cantik-cantik banget sih!” seru Ghazanvar dengan tampang tidak suka.“Ih, kok Abang gitu … istrinya cantik malah protes.” Sebagai seorang perempuan, Aruna tidak suka dengan sikap kasar sang kakak kepada istrinya di depan banyaknya sepupu mereka.“Nanti kalau banyak yang terpesona terus mau ngerebut dia dari Abang, gimana?” Ghazanvar mengungkapkan alasannya.“Kata cowok yang pernah berusaha ngerebut istri dari adik sepupunya sendiri,” celetuk Narashima santai dengan tatapan fokus pada gadgetnya karena sedang main game.Semua lantas tergelak menertawakan Ghazanvar membuat pria itu merotasi bola matanya dan raut wajah Naraya yang tadi menegang pun perlahan melembut.“Duduk, Nay.” Reyzio bangkit dari samping Ghazanvar memberi tempat untuk Naraya.Seluruh Gunadhya sedang berkumpul di lobby sebuah h

  • Perjalanan Menuju Cinta   Perform

    “Nay … seriusan aku enggak tahu kalau papi nyumbang buat acara ini.” Ghazanvar membuka pembicaraan setelah beberapa menit semenjak mereka masuk ke dalam mobil—Naraya bungkam seribu bahasa.“Sebenarnya Nay enggak masalah, Bang … cuma Nay khawatir orang-orang bergosip kalau Nay bisa selalu mewakili kampus karena mertuanya penyumbang terbesar setiap acara di kampus.” Naraya terdengar menggerutu, bibirnya mengerucut dengan wajah ditekuk.“Nanti aku bilang sama papi ya untuk enggak selalu andil, tapi kayanya pihak kampus yang ngajuin proposal duluan ke papi … sekarang papi sama Rektornya ‘kan bestian, teman golf.”Naraya menoleh menatap suaminya. “Oh ya?” Kedua alis wanita yang memiliki mata seperti almond itu terangkat.Setelah untuk yang pertama kalinya papi Arkana dan papanya Khafi bertemu di kantor Polisi karena urusan sang putra yang berkelahi dan setelah itu mereka jadi akrab.“Iya sayang … ya masa sama bestie enggak royal,” kata Ghazanvar lagi kemudian tertawa.“Ya kalau git

  • Perjalanan Menuju Cinta   Gladi

    Ghazanvar sengaja tidak masuk kantor untuk melakukan gladi di kampus Naraya, tapi bukan berarti pria itu tidak bekerja—Ghazanvar masih bertanggung jawab pada pekerjaannya dengan membawa MacBook dan mengerjakan apa yang biasa dia kerjakan di kantor dari kampus Naraya atau lebih tepatnya Aula utama tempat pentas seni akan berlangsung besok.Sesekali matanya mengawasi interaksi antara Naraya dengan Khafi, mereka tampak akrab sekali.Ghazanvar jadi kesal dan dia tidak mau repot-repot menutupi ekspresi benci di wajahnya untuk Khafi.Lihat saja bagaimana tajamnya tatap mata Ghazanvar tertuju pada Khafi saat netra mereka tidak sengaja bersirobok.“Abang Ghaazaaa.” Afifah datang membawa satu cup kopi untuk Ghazanvar.“Ini buat Abang,” katanya manis sekali.“Waaah, curiga nih pasti kamu mau nanya-tanya tentang Radeva ya!” tebak Ghazanvar membuat Afifah menyengir lebar.Ghazanvar tertawa karena tebakannya benar sampai berhasil mengambil alih perhatian Naraya dan Khafi yang berada di atas

DMCA.com Protection Status