Share

Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti
Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti
Author: RZ

Dendam

Author: RZ
last update Last Updated: 2024-03-16 20:54:18

Saat Aldar duduk di bawah pohon yang rindang, sinar matahari pagi menyinari wajahnya dengan lembut, menciptakan bayangan yang menari-nari di sekitarnya.

Dia merasakan angin sejuk yang mengelus pipinya, sambil mendengarkan alunan riang burung-burung yang bermain di pepohonan di atasnya. Sentuhan alam yang hangat dan bau tanah basah dari tanaman yang baru disiram menambah kebahagiaannya.

Aldar pergi ke hutan seperti biasa untuk mencari kayu bakar, ditemani oleh Milo, anjing kesayangannya. Aldar sengaja mengambil jalur yang lebih jauh supaya tidak diganggu oleh anak-anak bangsawan yang suka berlatih sihir.

Namun, takdir berkata lain, Aldar kembali bertemu dengan mereka. Aldar merasa seolah hidupnya akan selalu berada di bawah bayang-bayang para bangsawan penyihir. 

“Hai, Aldar, kita bertemu lagi!” sapa Gary dari arah timur, tempat perumahannya berada. “Tapi kali ini aku akan membiarkanmu lolos.”

Aldar mengeritkan dahi sejenak, tanda tidak terlalu paham. Namun, karena takut Gary akan memukulnya seperti biasa, dia hanya mengangguk.

“Terima kasih, tuan, atas kemurahan hatimu,” ucap Aldar.

Saat sedang dalam perjalanan pulang, Aldar melihat asap mengepul di langit, mengarah ke arah rumahnya. Dengan hati berdebar, Aldar berlari secepat mungkin, berharap bahwa apa yang dipikirkannya hanyalah ilusi.

Namun, sesampainya di rumah, Aldar dihadapkan dengan kenyataan yang mengerikan. Para warga berusaha memadamkan api yang telah melahap rumahnya.

Dalam kekacauan tersebut, Aldar mencoba keras memanggil ibu dan adiknya, namun suaranya hilang dalam suara gemuruh api yang menghancurkan segalanya. Perasaan tak berdaya menghantamnya, membuatnya hampir tak bisa bernapas. Setiap detik terasa seperti menyiksa, berharap bahwa ini hanya mimpi buruk yang akan berakhir.

Kobaran api itu akhirnya dipadamkan, realitas kejam menghantam Aldar. Ia melihat puing-puing rumahnya yang hancur, dan dalam keheningan yang menyakitkan, ia menyadari bahwa ibu dan adiknya telah pergi untuk selamanya. Rasa kehilangan dan putus asa melanda hatinya dengan kekuatan yang tak terkendali.

Aldar teringat pada saat Gary tiba-tiba tidak mengganggunya saat perjalanan pulang. Meski ragu, dia memutuskan untuk menghadapinya langsung.

Dengan wajah sedih dan mata berkaca-kaca, Aldar bertanya pada Gary, “Tuan Gary, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu.”

Gary menjawab tanpa ekspresi, matanya melewati wajah Aldar dengan dingin. Tubuhnya berputar perlahan, menunjukkan ketidakpedulian terhadap emosi Aldar yang kacau.

“Apa yang ingin kamu tanyakan, Aldar?” ujarnya.

Aldar menelan ludah, lalu dengan gemetar mengungkapkan, “Rumahku terbakar. Ibu dan adikku... mereka tewas di dalamnya,” ucapnya dengan suara yang penuh dengan keputusasaan

Gary terkejut mendengarnya dan memutar tubuhnya dengan lambat. “Aku turut menyesal atas kematian mereka, Aldar,” katanya dengan nada yang tenang, namun sedikit getaran emosi terdengar dalam suaranya.

Aldar meneruskan ceritanya, “Saat kita bertemu di hutan, aku menyadari bahwa kau keluar dari arah rumahku.” Sebelum dia bisa melanjutkan, Gary memotongnya.

“Maksudmu, aku yang membakar rumahmu dan menyebabkan mereka tewas dalam kebakaran?” ucap Gary sambil mengangkat kerah baju Aldar. Ada getaran marah yang terselip dalam suaranya, meskipun tetap terkendali. “Aku hanya sedang melatih jurus baruku. Siapa yang menyuruh mereka tidak keluar dari kobaran api?”

Mendengar ucapan Gary yang tanpa rasa bersalah, Aldar memukulnya dengan sangat keras. Namun, ternyata, Gary dengan mudah menahan pukulan Aldar yang lemah, sementara wajahnya masih menunjukkan sedikit getaran emosi yang terselip di balik ekspresi tenangnya.

Aldar terpancing emosi yang meluap, mencoba memukul Gary sekali lagi dengan penuh keputusasaan. Namun, sebelum tangannya mencapai sasaran, Gary dengan cepat menghindarinya.

Tiba-tiba, seolah-olah dalam sekejap mata, Aldar merasakan dirinya terlempar ke belakang dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Tubuhnya terjatuh di tanah dengan keras, rasa sakit melanda seluruh tubuhnya.

Gary berdiri di hadapannya dengan tatapan dingin.

"Kau bodoh, Aldar," ucapnya dengan nada merendahkan. "Orang seperti kau, yang tidak memiliki sihir, tidak pantas untuk berdiri di sini. Ini adalah daerah kekuasaanku, daerah para bangsawan sihir. jadi aku bebas melakukan apa saja!"

Aldar merasa terpukul oleh kata-kata Gary, namun di dalam hatinya, bara keberanian terus menyala. Meski lemah dan terluka, dia bersumpah untuk membalaskan dendam ibu dan adiknya.

Aldar mengembara, meninggalkan desa dengan dendam di hatinya, bergumul dengan rasa sakit dan kekecewaan atas perlakuan Gary. Saat dalam perjalanan, nasib membawanya bertemu dengan Lucy, seorang pengembara yang telah menjelajahi dunia untuk mengejar tingkat sihir yang lebih tinggi.

“Hai, anak muda. Aku dengar banyak warga yang kehilangan makanan. Apakah kamu punya informasi tentang hal ini?" tanya Lucy dengan lembut kepada Aldar, suaranya hangat namun penuh kebijaksanaan.

Aldar yang dalam suasana hati tergoncang, merasa terintimidasi dengan pertanyaan Lucy. “Apakah kau menuduhku karena aku lemah dan tidak memiliki sihir?" balas Aldar dengan nada defensif.

Tanpa menunggu jawaban lebih lanjut, Aldar tiba-tiba menyerang Lucy dengan penuh kemarahan. Namun, Lucy menanggapi dengan tenang dan penuh kesadaran akan keadaan sekitarnya. Pukulan demi pukulan menghantam tubuh dan wajah Lucy, namun dia tidak menunjukkan rasa sakit.

Tatapan Aldar yang tajam membuatnya seolah mengerti, apa yang dirasakan oleh pemuda lemah yang ditemuinya.

Setelah serangan itu berakhir, Lucy menatap Aldar dengan penuh pengertian saat serangan kemarahannya reda. “Apakah kamu mau menjadi muridku? Akan ku ajarkan cara menggunakan sihir." 

Terdiam sejenak, Aldar mencerna tawaran yang tak terduga dari Lucy. Matanya memperlihatkan kebingungan dan keraguan yang mendalam. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Lucy, sosok yang sebelumnya begitu misterius baginya, akan menawarkan pelajaran sihir.

"Dia... tidak mungkin serius," gumam Aldar dengan suara pelan, seolah mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Namun, ketika tatapan dingin Lucy menembus ke dalam dirinya, Aldar merasakan getaran yang sulit dijelaskan. Seolah-olah Lucy bisa melihat lebih dalam dari sekadar kata-kata yang diucapkan.

"Aku tidak sedang mempermainkanmu, Aldar," ujar Lucy dengan suara tegas namun penuh pengertian. Dia berjalan pergi tanpa menunggu jawaban dari Aldar, meninggalkannya dalam kebingungan yang lebih besar.

Aldar duduk di tanah, terdiam dalam kekosongan pikirannya. Peluang besar terbuka di hadapannya, tetapi juga ketakutan dan ketidakpastian yang melilit.

"Sihir? sesuatu yang begitu luar biasa. Tapi apakah aku mampu menguasainya? Apakah ini benar jalan yang aku cari untuk membalaskan dendam ibu dan adikku?" gumamnya, suaranya dipenuhi oleh keraguan dan kebingungan.

Pagi itu datang dengan sinar matahari yang cerah, menciptakan bayangan di dalam pikiran Aldar yang gelap. Lucy masih setia menunggu di depan gerbang desa kecil itu, seolah-olah dia sudah tahu bahwa Aldar akan datang.

Namun, ketika Aldar akhirnya muncul, langkahnya tidak pasti. Wajahnya mencerminkan campuran antara keberanian dan ketidakpastian. "Namaku Aldar, dari Desa Moonstaid. Apakah kau bersedia mengajari saya sihir?" ucapnya dengan suara yang sedikit gemetar.

Lucy tersenyum, tidak terpengaruh oleh keraguan Aldar. "Namaku Lucy, Aldar. Aku tidak akan bertanya tentang masa lalumu. Mari kita mulai petualangan ini bersama-sama," kata Lucy, suaranya penuh dengan keyakinan dan harapan akan masa depan yang belum terungkap.

Related chapters

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Berlatih Sihir

    Sihir adalah kekuatan untuk memanipulasi energi alam dan mengendalikan energi tersebut untuk menghasilkan elemen-elemen seperti api, air, angin dan tanah. Dalam beberapa kasus ada juga yang bisa memanipulasi energi alam untuk metode penyembuhan. setiap orang setidaknya memiliki dan hanya bisa mengendalikan satu jenis energi alam untuk menghasilkan elemen tertentu.Petualangan dimulai ketika Lucy memperkenalkan dunia sihir pada Aldar. Meskipun tanpa bakat alam, Aldar dengan cepat menyerap pengetahuan yang disampaikan Lucy. Penjelasan ringkasnya membuka mata Aldar pada esensi sejati sihir. Tantangan sesungguhnya adalah menerapkan teori yang baru dipelajari. Namun, apa yang terjadi melampaui perkiraan Lucy. Aldar tidak sampai mengulang tiga kali, setelah percobaan pertama gagal dilanjutkan dengan percobaan kedua. Dengan segera, api membara keluar dari tangan kanannya, dan tak lama kemudian, aliran lainnya berkobar dari telapak tangan kirinya. Mata Lucy membelalak kaget dan heran meliha

    Last Updated : 2024-03-16
  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Lucy

    Setelah Aldar mengucapkan kata-kata itu, Erisa dan penduduk desa mulai merasa lega. Mereka merasa ada harapan untuk melawan ancaman yang mengintai desa mereka. Erisa yang semula penuh kekhawatiran, kini merasa lebih percaya diri dengan dukungan dari Aldar dan Lucy."Erisa, kita tidak sendiri. Kita memiliki Aldar dan Lucy bersama kita," kata salah seorang penduduk desa dengan penuh semangat.Erisa mengangguk, menguatkan hatinya. "Kalian benar. Kita akan melawan bersama-sama.""Bagaimana kita bisa membayar mereka, sedangkan hampir separuh uang kita sudah dirampas oleh Malice?" Erisa kembali menunduk setelah mendengar ucapan tersebut.Aldar menatap langit dengan tatapan yang dalam, hatinya dipenuhi kemarahan, "Kalian hidup dengan damai, itulah bayaran kami," ucap Aldar sekali lagi, meskipun suaranya gemetar, menaruh harapan besar kepada mereka.Aldar dan Lucy berdiri menunggu di alun-alun desa yang hening. Senja mulai merambat di langit, memberikan sentuhan oranye lembut pada langit yang

    Last Updated : 2024-03-17
  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Erisa

    Aldar bangun dengan kepala yang terasa berat, dunia berputar di sekitarnya, dan setiap hembusan napas terasa seperti usaha yang menghabiskan tenaga. Dia meraih kepalanya yang masih pusing, mencoba memusatkan pikirannya, namun segalanya terasa samar dan kabur."Kepalaku sakit, ada dimana aku." Tanya Aldar kepada nenek tua itu sambil memegang kepala yang masih pusing."Kamu berada dirumah Erisa, kamu pingsan karena telah berjuang menolong kami." Balas nenek tua sembari membantu Aldar bangun dari tempat tidur.Aldar tidak menjawab ucapan terima kasih dari nenek tua tersebut, karena masih belum paham yang sedang terjadi. lalu, ia mencoba untuk keluar dari rumah Erisa untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.Tak berpeduli dengan luka-lukanya, Aldar mencoba turun dari tempat tidur. “Bagaimana dengan si penyihir jahat?” tanya Aldar kepada Lucy yang duduk bersama Erisa.“Terima kasih, Aldar. Kau telah menyelamatkan kami dari penyihir jahat,” jawab Erisa sambil bangun dari kursinya.“Sepe

    Last Updated : 2024-03-17
  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Guru Api

    Aldar dan Lucy tiba di pondok kecil, di mana Kilan adalah kakek dari Lucy tinggal. Ketika mereka bertemu dengan Kilan, Aldar terkejut mengetahui bahwa kakek itu juga memiliki kemampuan untuk memanipulasi api, sama seperti dirinya. Rasa antusiasme pun menyelinap ke dalam dirinya, karena ia menyadari bahwa dia akan belajar langsung dari seseorang yang memiliki kemampuan yang sama dengannya.Lucy menceritakan kepada Aldar tentang kakeknya. Kilan adalah sosok yang baik hati, namun pernah mengalami kekecewaan besar ketika muridnya yang terakhir mengkhianatinya. Murid itu, dengan kesombongan dan keangkuhannya, menyebabkan kerusakan besar dan bahkan menghancurkan rumah-rumah warga.Kekuatan yang dia peroleh digunakan untuk menindas yang lemah. Akhirnya, Kilan terpaksa mengakhiri kehidupan muridnya dengan tangannya sendiri, sebuah pengalaman yang meninggalkan luka mendalam dalam hatinya.Meskipun terkesan dengan cerita tentang Kilan, Aldar yakin bahwa menjadi murid kakek itu adalah langkah ya

    Last Updated : 2024-03-17
  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Kenangan Masa Lalu

    Kilan bercerita kepada Lucy, dia mendapat kabar yang aneh dari penduduk desa. Beberapa anak muda tiba-tiba menghilang tanpa jejak, awalnya mereka berjalan dimalam hari. Setelah itu mereka menghilang entah kemana. Beberapa saat yang lalu penduduk menemukan mayat mereka tewas dengan sangat mengenaskan, tubuh mereka seperti dicabik dan dibakar. Entah apa yang terjadi Kilan juga tidak tahu persis, lalu dia meminta Lucy dan Aldar untuk menyelidiki.Setelah mendengar cerita dari Kilan, Lucy teringat satu mantra yang pernah dia baca di buku kuno penyihir. Saat itu Lucy berada di Perpustakaan kota untuk belajar beberapa sihir. Lalu dia menemukan mantra untuk menghidupkan orang mati. Namun kekuatan tersebut harus memiliki seorang tumbal hidup. Jika kekuatan yang menjadi tumbal lebih lemah, dia akan akan tewas. Tapi justru sebaliknya, jika dia tepat maka jiwa yang sudah mati itu akan berpindah.Sebenarnya mantra tersebut bukan menghidupkan orang mati, lebih tepatnya pemindahan jiwa. Itu adalah

    Last Updated : 2024-03-17
  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Teman Baru

    Lucy menghampiri kakeknya dengan langkah yang kebingungan, wajahnya mencerminkan keraguan yang mendalam. Aldar, sementara itu, hanya mengikuti di belakangnya, wajahnya masih terlihat membingungkan.“Kakek, dia masih hidup,” ucap Lucy dengan suara yang bergetar.“Siapa maksudmu?” tanya kakek Lucy dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar dari matanya.“Eldrick dialah yang memimpin organisasi tersebut, dialah dalang dari banyak anak muda yang menghilang,” jelas Lucy dengan nada serius.Kakek Lucy hanya terdiam, tatapannya kosong, dan genggamannya melemah sehingga gelas yang dipegangnya terjatuh dengan suara yang gemuruh.“Bagaimana mungkin itu bisa terjadi, dia tidak mungkin bisa selamat dari serangan napas naga,” Kilan berusaha mencari jawaban atas kejadian yang menggemparkan itu.“Apakah kakek melihatnya mayatnya?” tanya Kilan lagi, mencoba mencerna situasi yang begitu mengejutkan."Tidak mungkin bisa meninggalkan jasad dengan api sebesar itu,” Kilan melanjutkan, ekspresinya mencerm

    Last Updated : 2024-03-17
  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Guild Penyihir

    Matanya beradu dengan Gary, mengisyaratkan akan terjadi pertempuran di antara keduanya. "Tatapanmu semakin tajam, Aldar," kata Gary, mendekati Aldar yang memancarkan aura kebencian. “Orang lemah sepertimu tidak pantas berada di sini, sebaiknya kamu menghilang seperti ibu dan adikmu,” bisik Gary dengan nada meremehkan kepada Aldar. Aldar menahan amarahnya, namun api kemarahan tampak membara di matanya. Aldar merasa marah mendengar perkataan Gary, hendak mengeluarkan sihirnya, namun tangan Lucy yang tiba-tiba menahannya. Aldar berjuang untuk menahan diri, menyadari bahwa kekuatan sihirnya bisa memicu bencana di tempat itu. “Maafkan pengikutku tuan karena telah menabrakmu,” ucap Lucy, tetapi ada ketegangan yang terabaikan di balik senyumnya. “Lucy? Bukankah kamu Lucy, penyihir yang terkenal itu,” ucap salah satu teman Gary, kebingungan. Ekspresi wajahnya mengisyaratkan ketidakpercayaan. “Kalian terlalu berlebihan, aku tidak sehebat dan seterkenal itu,” balas Lucy merendah. Gary

    Last Updated : 2024-03-19
  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Arden Tall

    "Hidupmu adalah keputusanmu, aku tidak berhak mencampurinya," ucap Lucy dengan suara lembut, tetapi penuh dengan kebijaksanaan yang dalam.Aldar mengangguk perlahan, ekspresinya mencerminkan keraguan dan kegelisahan. "Aku mengerti, hanya saja...""Kamu tenang saja, kamu akan tetap menjadi muridku, Aldar," tambah Lucy, tangannya menepuk lembut bahu Aldar, memberikan dukungan yang tulus."Terima kasih untuk segalanya, Lucy. Tapi aku masih butuh bantuanmu, aku tidak tahu guild mana yang harus ku masuki," Aldar berkata dengan suara terbata-bata. “Darian Swift adalah teman lamaku, dia master di guild Arden Tall. Aku rasa kamu akan nyaman disana," ujar Lucy, matanya bersinar dengan keyakinan yang mendalam.“Arden Tall...," gumam Aldar, merenung sejenak, ekspresinya berubah menjadi lebih terbuka dan optimis. "Terdengar bersahabat. Aku mengikuti saranmu, Lucy.""Baiklah, besok kita akan kesana," kata Lucy, senyumnya hangat, membawa kedamaian pada Aldar yang gelisah.***Mereka tiba di Arden

    Last Updated : 2024-03-26

Latest chapter

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Menguasai Energi Alam

    Aldar dan Lucy berjalan beriringan menuju danau di pinggir kota Alvoria. Danau itu cukup luas, dengan pemandangan yang indah membuat siapa pun terpesona. Aldar merasakan ketenangan yang menyapu hatinya saat melihat keindahan alam di sekitarnya.Di tengah obrolan mereka, Lucy memuji perkembangan Aldar yang sangat pesat. "Hanya dalam satu tahun, kamu sudah menjadi penyihir kelas A, Aldar. Itu luar biasa!" Mata Lucy berbinar-binar, terpancar rasa bangga dan kagum pada sahabatnya itu.Aldar tersenyum lebar, rasa haru memenuhi dadanya. "Terima kasih, Lucy. Semua itu berkat bimbingan Master Darian. Dia benar-benar luar biasa dalam mengajarkan sihir dan membimbingku menjadi lebih baik." Aldar tulus mengakui peran penting sang mentor dalam perjalanannya."Kamu memang beruntung memiliki Darian sebagai mentormu," ujar Lucy, tangannya menggenggam lengan Aldar dengan lembut. "Karena kamu memang memiliki kemampuan yang sangat istimewa."Aldar terdiam, seolah pujian itu menggugah semangatnya. Namun

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Legenda Api Hitam

    “Kamu benar, Darian, kekuatan api hitam bukan hanya cerita legenda. Tapi, kekuatan itu memang benar-benar ada.? jawab Lucy sambil menatap Darian serius.Konon, api ini berasal dari kedalaman neraka, tempat di mana kegelapan dan kekuatan gelap bertemu, membentuk api yang tak terkendali dan mematikan.Menurut cerita, hanya penyihir yang paling hebat dan paling bijaksana yang dapat menguasai dan mengendalikan Api Hitam ini. Mereka harus menjalani ujian yang sulit dan mempelajari ilmu sihir yang paling dalam untuk dapat memahami cara mengendalikan kekuatan yang begitu ganas ini.ada seorang penyihir bernama Malakar, yang terkenal akan kebijaksanaan dan kekuatan sihirnya yang luar biasa. Dia dipercaya sebagai satu-satunya yang mampu mengendalikan Api Hitam. Malakar dianggap sebagai penjaga dan pemelihara kekuatan ini agar tidak jatuh ke tangan yang salah.Namun, kekuatan Api Hitam tidak hanya membawa malapetaka, tetapi juga kekuatan besar yang bisa digunakan untuk kebaikan atau kejahatan.

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Berkunjungnya Lucy: Rencana yang Membuat Kegelisahan

    "Sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Aldar," ujar Lucy dengan senyum kecil, mencoba memberikan semangat pada temannya."Kamu benar, Lucy," semangat Arden Tall kembali," jawab Aldar dengan suara pelan, tetapi ekspresinya menunjukkan rasa lega.Aldar merasa lega melihat Morin dan rekan-rekannya telah kembali bersemangat meskipun mengalami kekalahan, "Lihat, disana ada Lucy," teriak Morin, dengan nada ceria."Benar, itu Lucy," jawab yang lain, wajah mereka juga terpancar semangat."Lucy, Aldar, mari kita bicara di ruangan," ajak Darian dengan nada serius.Lalu mereka pergi menuju ruangan Darian. Di ruangan Darian, atmosfer menjadi lebih tenang. Mereka duduk bersama di sekitar meja besar, menatap satu sama lain dengan serius, suasana tegang mulai terasa."Terima kasih, Lucy, telah menghentikan Aldar," ucap Darian dengan rasa lega dan terima kasih yang tulus.Lucy tersenyum menanggapi ucapan terima kasih dari Darian, "Aldar, sekarang kamu mengerti kenapa aku tidak mengizinkanmu

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Kekuatan dalam Kegagalan

    Lalu Aldar melompat ke arena pertarungan, diikuti oleh Elara, Asher, Aric, dan Ember. Namun, tak disangka, empat anggota Vanguard juga melompat ke dalam arena. Suasana menjadi sangat tegang, seolah-olah akan terjadi pertempuran dahsyat."Kamu sangat kejam, Gary!" teriak Aldar, matanya memancarkan kemarahan yang membara."Aku tidak melanggar aturan. Aku menyerah, dan Arden Tall mendapatkan satu poin," jawab Gary licik dengan senyum mengejek, memicu kekecewaan yang mendalam dari Aldar."Aku hanya lelah, oleh karena itu menyerah," tegas Gary, menyulut kemarahan lebih lanjut dari Asher yang mendengarkan dengan geram.Mendengar jawaban Gary yang meremehkan Arden Tall, bahkan Darian hampir meledak karena amarahnya. Namun, Aron menghentikannya dengan tegas, "Jangan campur tangan, Master. Biarkan mereka menyelesaikannya."Darian kembali duduk di kursinya, menggigit bibirnya dengan kesal. Sementara itu, tiba-tiba Aldar bersiap-siap, matanya memancarkan kemarahan yang membara, hendak mengeluark

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Pertarungan Sihir

    Hari pertarungan sihir di kota Alvoria telah tiba, dan atmosfernya dipenuhi dengan aura magis yang tegang. Guild-guild terbaik dari seluruh kota berkumpul untuk memperebutkan gelar kehormatan. Arden Tall, salah satu guild terkuat, tidak diragukan lagi menampilkan kehebatannya dengan mengirimkan lima penyihir terbaiknya.Pertarungan semakin memanas ketika Morin, dengan sihir esnya yang memukau, mengirimkan gelombang dingin yang membelah udara. Kristal es terbentuk di sekitar musuh-musuh mereka, mengunci mereka dalam penjara es yang tak terhindarkan.Sementara itu, Elara, dengan keanggunan dalam memanipulasi bayangan, menyelinap di balik kegelapan untuk menyerang musuh-musuhnya. Dari bayangan yang tak terduga, serangan-nya menyapu lawan-lawannya, meninggalkan kebingungan dan ketakutan di antara mereka.Tidak jauh dari Elara, Asher, dengan ketajamannya sebagai sniper sihir, mengarahkan serangannya dengan presisi yang mematikan. Dengan fokus yang tak tergoyahkan, ia menembakkan energi sih

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Tekad tak Terkalahkan

    Dengan mata berkaca-kaca, Darian memperhatikan pertarungan yang semakin intens. Hatinya berdegup kencang, lalu dia mengisyaratkan kepada Aron untuk menghentikan pertarungan. Akan tetapi, Aldar berusaha bangkit meskipun tubuhnya terasa remuk oleh serangan-serangan Aron. Dia mencoba mengumpulkan sisa-sisa energi yang tersisa dalam dirinya untuk melawan, namun kekuatannya semakin melemah.Para penonton, termasuk teman-teman Aldar, menatap dengan ketegangan yang tak terkatakan. Mereka merasa tidak kuasa melihat Aldar menderita begitu hebat di tangan Aron.Namun, tiba-tiba, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Saat Aron hendak memberikan pukulan terakhir yang akan mengakhiri pertarungan, Aldar tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Matanya yang tadinya redup mulai bersinar dengan keberanian yang baru.Dengan kekuatan terakhir yang dimilikinya, Aldar mengumpulkan sisa-sisa energinya dan melancarkan serangan terakhirnya. Dengan kejutan yang tak terduga, serangan terakhir Aldar malah

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Aldar vs Aron

    Darian memperhatikan dengan cemas saat Aldar menantang Aron untuk bertarung. Dia menyadari betapa pentingnya pertarungan ini bagi Aldar. "Kuberikan kamu waktu dua hari untuk bersiap," ujar Aron.Tanpa berkata apa-apa, Aldar meninggalkan ruangan, siap untuk menghadapi pertarungan tersebut. Selama dua hari berikutnya, Aldar berlatih dengan tekun. Dia hampir tidak pernah istirahat demi mengalahkan Aron, penyihir terkuat nomor dua di Arden Tall.Para teman Aldar takjub melihat kesungguhan dan ketekunan latihannya, meskipun mereka tidak tahu alasan sebenarnya Aldar mengikuti pertarungan sihir tersebut. "Aldar, kamu berlatih dengan sangat keras," ucap Morin, salah satu temannya, yang sedang memperhatikan Aldar berlatih.Aldar yang hampir kehabisan tenaga tidak menjawab, fokus pada upayanya memperkuat kemampuan sihir api dan fisiknya. Tiba-tiba, Aldar jatuh ke tanah karena kelelahan. Latihan keras yang dilakukannya telah menguras semua energinya."Sepertinya kamu sudah mencapai batasmu, Alda

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Nomor Dua Terkuat

    “Azurael?” Darian terkejut mendengar penjelasan dari Aron, “Azurael hanya cerita legenda, bahkan kebenarannya pun belum tentu benar.”“Aku mengerti keraguanmu, Master. Tapi aku menemukan buku kuno yang menjelaskan keberadaan Azurael Dewa yang terkutuk.”Aron memberikan Darian sebuah buku sejarah kuno, disana dijelaskan awal kemunculan Azurael ke bumi. Azurael adalah dewa penyihir yang terkutuk, awal kemunculannya di Bumi terjadi dalam sebuah kejadian mistis yang dipercaya oleh banyak orang sebagai pertanda kehancuran. Konon, Azurael pertama kali muncul di sebuah ritual kuno yang dipraktikkan oleh para penyihir kuno untuk memperoleh kekuatan tak terbatas. Namun, ritual itu tidak berjalan sesuai rencana, dan kehadiran Azurael membawa malapetaka bagi dunia.Kemunculan Azurael ditandai dengan fenomena alam yang aneh, seperti badai gelap dan gemuruh yang menakutkan. Kehadirannya membawa ketakutan dan kekacauan di seluruh negeri, dan orang-orang memandangnya sebagai lambang kekuatan gelap

  • Perjalanan Menjadi Penyihir Sakti   Bayangan

    Suara yang tiba-tiba menggema membuat Aldar dan Darian terkejut. Dengan cepat, keduanya melihat ke sekeliling, mencari sumber suara yang tak biasa itu. "Jangan mengalihkan perhatianmu, Master?" ucap Aldar dengan nada tegang.Darian mengangguk, ekspresinya penuh perhatian. "Anak nakal itu akhirnya pulang juga," gumamnya serius. "Ayo lanjutkan, Master. Aku belum kalah!" teriak Aldar, semangatnya masih membara.Namun, Darian dengan lembut menolak, "Maafkan aku, Aldar. Kamu sudah kalah. Kamu tidak bisa melanjutkan pertarungan sihir."Aldar menyerap energi alam, bersiap untuk mengeluarkan napas naga, namun sebelum ia bisa melakukannya, Darian menyerang dengan serangan petirnya. Kilatan cahaya menyambar Aldar, membuatnya gagal mengeluarkan napas api.Aldar merasa kecewa pada dirinya sendiri, dan kekecewaan itu semakin dalam ketika Darian meninggalkannya begitu saja, membiarkannya terdampar dalam keputusasaan.Tiba-tiba, dari kejauhan, terlihat sesuatu yang mengejutkan. Sebuah awan besar yan

DMCA.com Protection Status