Waluyo terdiam beberapa saat, lalu dia melambaikan tangannya dan berkata pada Pradipta, "Ayo jalan, kita temui Wira!"Pradipta mengikuti Waluyo pergi ke penginapan tempat Wira menginap. Dari kejauhan, Danu melihat keduanya dan berkata dengan penuh semangat, "Kak Wira, ayah dan anak dari Keluarga Fazaira benaran datang! Strategimu memang bagus!"Wira tersenyum tipis dan berkata, "Suruh mereka masuk!"Tak lama, Danu membawa Waluyo dan Pradipta masuk. Wira mengangguk pelan pada mereka dan berkata, "Akhirnya Pak Waluyo bersedia menemuiku."Waluyo mendengus dan berkata dengan serius, "Strategimu boleh juga, kamu layak disebut pebisnis hebat.""Terima kasih banyak atas pujian Pak Waluyo!" ujar Wira sambil tersenyum. Dia lantas mempersilakan kedua tamunya untuk duduk. Setelah menyajikan teh, Wira berkata sambil tersenyum, "Pak Waluyo berinisiatif datang ke sini pasti untuk mendiskusikan kerja sama denganku, bukan?"Waluyo berkata dengan nada rendah, "Sudah tahu masih tanya! Karena kamu menyeb
Tanpa mengetahui hal itu, Wira dan sekelompok orang lainnya bergerak menuju Provinsi Artana. Saat ini, Meri, Jamal, dan Putu sedang berada di Desa Limau, Provinsi Artana."Ketua, sekarang kita sudah menundukkan semua bandit di Provinsi Artana, bahkan Tuan Wahyudi mungkin akan terkejut!" ujar Jamal.Kekuatan Meri dan lainnya sangat luar biasa, ditambah dengan Putu yang berotak encer, mudah saja bagi mereka untuk menjatuhkan bandit-bandit di Provinsi Artana."Kemarin, ada yang bilang kalau Tuan Wahyudi dan yang lainnya sudah menuju Provinsi Artana. Kemungkinan mereka akan tiba hari ini," tambah Jamal sambil tersenyum.Mereka semua tampak senang, tetapi orang yang terlihat paling gembira adalah Putu. Tempo hari, dia meminta Wira untuk memberontak demi mengubah dunia. Namun, Wira menolak dan memintanya untuk memperkuat fondasi kekuatan dan jangan terburu-buru beraksi.Sekarang, mereka telah menaklukkan bandit dari Provinsi Jawali, Provinsi Lowala, dan Provinsi Artana. Anggota mereka telah
Di Kerajaan Nuala ini, rakyat hidup dalam penderitaan. Sekarang, Wira yang telah menerima ketidakadilan bertubi-tubi memutuskan untuk mengerahkan kekuatan demi menciptakan stabilitas. Jadi, meskipun perjuangan ini sangat sulit, mereka tetap akan berusaha! Untungnya, Wira memiliki begitu banyak pendukung. Hal itu membuatnya sangat bersyukur."Tuan Wahyudi, ayo masuk ke Desa Limau!" ajak Jamal sambil terkekeh-kekeh.Sekelompok orang itu memasuki Desa Limau dengan penuh semangat. Hanya saja, ekspresi Meri tampak aneh saat melihat ketiga wanita Wira yang cantik.Saat ini, Wira duduk di kursi utama di aula. Jamal, Meri, dan Putu duduk di kedua sisinya sambil menatap Wira dengan hormat."Tuan Wahyudi, langkah pertama sudah diambil. Begitu kita memberi perintah, orang-orang kita akan segera menyerang ibu kota!" ujar Putu. Dia begitu semangat saat berpikir akan segera memimpin pasukan menyerbu ibu kota.Wira sontak tertawa, lalu bertanya, "Pak Putu, apa kamu masih ingat apa yang kukatakan wakt
Waktu Putu menyarankan pemberontakan, Wira menolaknya dan menyuruhnya membangun fondasi terlebih dahulu. Kali ini, entah apa yang direncanakan Wira.Wira memandang mereka semua. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Merebut kekuasaan!"Wira hanya mengucapkan dua kata, tetapi begitu dilontarkan, jantung semua orang sontak berdetak kencang. Merebut kekuasaan! Wira benar-benar akan mengambil langkah ini! Mereka semua kaget dan merasa sangat bersemangat.Putu melirik ke arah Jamal dan Meri, lalu tanpa basa-basi berlutut di hadapan Wira seraya berkata, "Tuan, kami menunggu perintahmu!"Wira tersenyum dan buru-buru membantu Putu berdiri. Kemudian, dia berkata, "Pak Putu, kita belum mencapai langkah ini. Saat Kerajaan Nuala jatuh dalam kekacauan, empat keluarga besar akan bertempur habis-habisan ibu kota. Semua orang akan dilanda kepanikan. Biarpun aku ingin merebut kekuasaan, sekarang bukan waktu yang tepat."Putu memahami maksud Wira. Meskipun mereka ingin menyerbu ibu kota, saat ini buka
Meskipun semua orang sudah lama menantikan perubahan besar, mereka tidak pernah mengira hari itu akan tiba secepat ini. Putu dan yang lainnya tiba-tiba merasa tertekan karena segalanya mungkin terjadi lebih cepat dari yang mereka sangka.Wira dan yang lainnya tinggal di Desa Limau selama sehari, lalu kembali meneruskan perjalanan ke Dusun Darmadi keesokan harinya. Kali ini, perjalanan mereka berjalan dengan sangat lancar.Saat ini, Raja Bakir sedang berbaring di tempat tidurnya di istana. Sekujur tubuhnya terasa sangat lemah. Dalam beberapa hari terakhir, kondisi tubuhnya terus memburuk. Dia bahkan sampai merasa seperti telah berada di usia senja."Yang Mulia, bagaimana kondisimu?" tanya Jihan.Jihan, Alina, dan selir lainnya sedang duduk menatapnya dengan penuh kekhawatiran. Namun, ekspresi setiap orang tampak berbeda-beda. Mereka semua punya rahasia dan pemikiran masing-masing yang tidak boleh diketahui orang lain.Mata Jihan berkilat khawatir. Dia tidak tahu mengapa kondisi Raja Bak
Hanya saja ... Raja Bakir merasa enggan dalam hatinya. Bagaimanapun, ambisinya masih belum tercapai. Dia tidak ingin berakhir seperti ini.Saat ini, Jihan buru-buru berkata, "Yang Mulia, Anda pasti akan sembuh. Kita bisa membahas urusan pengangkatan putra mahkota nanti."Mendengar ini, semua selir tampak mengernyit. Namun, mereka tidak banyak berkomentar. Para selir memiliki kesempatan yang setara. Putra Jihan baru saja lahir sehingga berpeluang sangat kecil. Jadi, dia tentu ingin mengulur waktu.Namun, karena Jihan telah bersuara, mereka pun tidak berani berbicara sembarangan. Bagaimanapun, kedudukan Jihan adalah yang tertinggi di antara mereka.Mendengar kata-kata itu, Raja Bakir sontak menghela napas dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku akan mempertimbangkan hal ini. Saat ini, nggak ada orang yang mengurus pemerintahan. Suruh penasihat kiri dan kanan masuk. Sisanya tolong keluar semua."Usai mendengar perkataan Raja Bakir, tidak ada yang berani berkomentar. Mereka sontak mundur sa
Usai Kemal berkata demikian, Raja Bakir pun berkata sambil mengangguk, "Aku juga nggak yakin dengan kesehatanku. Sampaikan saja pendapatmu, apa yang seharusnya dilakukan kalau aku nggak bisa membantu putra mahkota."Meskipun Raja Bakir tidak ingin berkata seperti itu, dia sering kali jatuh pingsan. Kondisinya mungkin akan memburuk suatu hari nanti. Dengan kondisi seperti ini, bagaimana dia bisa mendidik putra mahkota?Setelah itu, Kemal baru berkata, "Yang Mulia, kalau seperti itu, orang yang seharusnya mengatur pemerintahan mungkin bukan pangeran, melainkan ... Ratu!"Kata-kata ini membuat Raja Bakir tertegun sejenak. Segera setelah itu, dia berkata, "Kamu benar. Kalau penyakitku makin parah, Ratu memang yang paling cocok. Para putraku masih terlalu muda. Sepertinya pemerintahan hanya bisa diambil alih oleh Ratu."Raja Bakir memahami maksudnya. Meskipun Yahya pintar, dia masih terlalu muda. Di istana, Yahya mungkin tidak bisa memenangkan dukungan semua orang, bahkan membutuhkan arahan
Namun ... siapa yang bisa menjamin bahwa di antara ketiga guru ini, tidak ada yang berpihak pada Jihan?Raja Bakir pun menghela napas, lalu berkata dengan tenang, "Lupakan saja, kalian semua bisa pergi. Aku akan memikirkannya baik-baik. Tolong panggil Ratu ke sini."Mendengar perkataan ini, Kemal dan Ardi bergegas pergi. Tidak lama kemudian, Jihan pun berjalan masuk. Kemudian, wanita itu langsung berlutut di lantai dengan hormat sembari bertanya, "Yang Mulia, ada apa Anda memanggil hamba?"Sementara itu, Raja Bakir menarik napas dalam-dalam, lalu berkata sambil tersenyum, "Ratu, kamu nggak perlu sungkan. Kemarilah, duduk di sampingku."Jihan mengangguk, lalu segera berjalan ke sisi Raja Bakir dan duduk di sampingnya. Pada saat ini, Raja Bakir berkata, "Ratu, kita sudah saling mencintai selama bertahun-tahun dan mendapatkan pengangkatan bersama. Aku sebagai raja dan kamu sebagai ratu. Kamu mengelola harem untukku.""Selama bertahun-tahun, kamu sudah mempertimbangkan segala sesuatu denga
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m