Share

Bab 812

Penulis: Arif
Mereka semua tahu Wira ditahan oleh Raja Bakir di ibu kota. Meski Wira sudah kembali, apa sang Raja akan melepasnya begitu saja? Setelah Wira menjelaskan apa yang dipikirkannya, mereka semua baru menghela napas lega.

"Kalau begitu, Yang Mulia nggak akan membawamu kembali ke ibu kota."

"Ya, kalau begini, kita bisa tenang."

Semua orang pun kembali ke rumah mereka masing-masing dengan hati lega. Meskipun ada banyak hal yang ingin mereka katakan, Wira baru saja pulang. Semuanya ingin memberi kesempatan Wira melepas rindu pada ketiga wanita tercintanya.

"Sayang, apa kamu lapar? Aku akan memasak untukmu," ujar Wulan.

"Tuan Wira, aku juga akan membantu Kak Wulan," kata Dian.

"Aku juga ikut ...," timpal Dewina.

Setelah mereka semua orang pergi, ketiga wanita itu menjadi gugup.

"Hahaha, aku sudah lama nggak makan hotpot. Kita makan itu saja, jadi kalian juga nggak perlu repot," ujar Wira.

Hotpot adalah hidangan paling simpel, cukup cuci sayuran dan lauk pauknya, lalu tinggal dituangkan ke panci
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Den Sriyono
iklannya muter terus,kapan bisa bacanya
goodnovel comment avatar
Den Sriyono
iklan ngk bisa dibuka
goodnovel comment avatar
M Abah
beli unlimited 50/100K
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 813

    Mendengar ini, Wulan merasa sangat bahagia. Dia berkata sambil tersenyum, "Sayang, kamu selalu baik padaku. Aku nggak pernah merasa diperlakukan dengan buruk."Setelah makan malam berakhir, matahari sudah hampir tenggelam. Dian dan Dewina kembali ke kamar mereka dengan pengertian. Meskipun mereka sangat merindukan Wira, mereka tidak mungkin merebut pria itu dari Wulan malam ini. Apalagi, mereka belum menikah. Jadi, mana mungkin mereka boleh meminta untuk tidur bersama Wira?Malam itu, Wulan berbaring di ranjang dengan wajah merona. Wira memandangi istrinya yang cantik dan merasakan kerinduan yang kuat."Sayang, aku siap ... kalau kamu mau, aku bersedia ...," lirih Wulan.Wira menarik napas dalam-dalam. Dia benar-benar ingin melakukannya, tetapi dia justru berkata, "Sayang, kurasa lebih baik kita tunggu sampai malam pengantin. Aku ingin memberimu pernikahan yang baru, jadi aku nggak masalah biarpun harus menunggu beberapa hari lagi!"Mendengar itu, Wulan merasa sangat tersentuh. Namun,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 814

    Wira menarik napas dalam-dalam dan mengangguk. Setelah memikirkannya sejenak, dia berkata, "Jangan terburu-buru, aku harus membicarakan masalah ini dulu dengan seseorang."Keduanya tertegun sejenak. "Siapa?" tanya Biantara heran."Kak Putro," jawab Wira singkat.Wira ingin berdiskusi dengan Putro karena ingin menanyakan apa pendapatnya. Orang-orang dari Dusun Darmadi terikat nasib yang sama dengan Wira, jadi mereka pasti memihaknya. Sementara itu, Putro terlibat dengan Wira karena mereka memiliki pandangan yang serupa terhadap dunia.Meski mereka adalah teman dekat, kini Wira ingin merencanakan solusi agar dirinya bisa hidup damai. Ini adalah masalah pribadi, jadi tentu saja Wira tidak bisa memastikan Putro akan mendukungnya."Kami mengerti," ujar Biantara dan Mandra setelah saling memandang.Kemudian, Wira menemui Putro dan mengajaknya berjalan santai. Putro langsung menyanggupi ajakan itu. Dia tahu Wira ingin menyampaikan sesuatu padanya. Keduanya menyusuri jalan pegunungan di belaka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 815

    Adapun Yudha, Wira tidak memusingkannya sekarang. Posisinya saat ini sudah cukup aman. Sebab, selama Kerajaan Nuala belum menaklukkan dunia, Yudha tidak akan berada dalam bahaya. Raja Bakir perlu mengandalkan Yudha untuk meredakan pemberontakan di berbagai tempat.Akan tetapi, Putro berbeda. Meskipun tidak memiliki jabatan resmi, dia memiliki posisi yang sangat penting di kalangan sastrawan. Apabila Putro keberatan, banyak orang akan menentangnya juga. Jika Wira mencoba merencanakan sesuatu, dia mungkin akan menghadapi banyak rintangan sebelum bisa melakukannya."Apa yang dikatakan Kak Putro juga menjadi keprihatinanku," ucap Wira tanpa menyembunyikan apa pun.Ketika mendengar itu, Putro berkata sambil tersenyum, "Wira, apa kamu mengingat kata-kata yang pernah kusampaikan kepadamu?"Wira agak bingung sehingga bertanya, "Kata-kata yang mana?""Aku pernah mengatakan bahwa aku nggak ingin kamu menjadi ... Dirga yang kedua!" Usai mengatakan ini, Putro lagi-lagi tersenyum dan berkata dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 816

    Setelah Wira mengucapkan kata-kata tersebut, semua orang terkejut. Sorot mata mereka memancarkan kegembiraan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.Sebenarnya, meskipun tidak mengatakannya, beberapa di antara mereka sudah lama berharap bahwa Wira dapat merencanakan sesuatu. Sebab, saat ini situasi dalam Kerajaan Nuala benar-benar buruk, bahkan rakyat juga menderita. Sulit untuk mendukung semuanya bila hanya mengandalkan Kerajaan Nuala.Apabila benar-benar terjadi perang, kemungkinan seluruh Kerajaan Nuala akan hancur. Pada saat itu, mereka akan membutuhkan kekuatan untuk melindungi tanah air mereka. Semua orang menatap Wira dengan penuh harap dan menantikan rencananya.Wira juga tidak menunda waktu dan segera berkata, "Langkah pertama, kita perlu membuat jaringan mata-mata dan menempatkan pengintai di berbagai tempat dalam Kerajaan Nuala, bahkan di wilayah Kerajaan Agrel, Kerajaan Monoma, dan Kerajaan Shoka! Kita perlu menguasai informasi di seluruh negeri. Hanya dengan cara ini, kita

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 817

    Setelah dua masalah besar teratasi, tugas selanjutnya adalah hal-hal yang lebih sederhana."Selain itu, kita harus fokus pada persiapan perang, ekspansi penuh, dan pembangunan fasilitas produksi. Tugas ini akan kuserahkan kepada Paman dan Tuan Emran. Aku akan memberikan rancangan yang lebih rinci," jelas Wira.Suryadi adalah orang yang benar-benar dipercayai oleh Wira, sementara Emran adalah seseorang yang sangat tertarik dengan teknologi dan alat-alat canggih.Apabila ditangani oleh mereka berdua, Wira yakin bahwa mereka pasti bisa membangun pusat persenjataan yang kuat. Semua persenjataan akan diproduksi dan dipasok dari sini. Dengan demikian, Wira pun bisa merasa tenang. Emran dan Suryadi saling memandang dan mengangguk. Mereka merasa bahwa tugas ini tidak terlalu sulit."Yang terakhir adalah tentang aliansi dagang kita. Aku akan mengurusnya sendiri, sementara ketiga istriku akan membantu mengelola keuangan." Usai Wira mengatakan itu, dia pun tersenyum pada Wulan dan kedua istri lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 818

    Putu sebenarnya selalu menunggu kesempatan ini. Terakhir kali, dia meminta bantuan Wira dalam upayanya untuk melawan demi kesejahteraan rakyat. Akhirnya, Wira memutuskan untuk mengambil keputusan "membangun tembok, mengumpulkan persediaan makanan, dan menunda menjadi penguasa".Namun, seiring dengan terjadinya begitu banyak hal, Wira terbatas oleh pemerintah Kerajaan Nuala dan menjadi seperti terombang-ambing. Jika bukan karena kecerdasannya, dia mungkin sudah terluka atau bahkan tewas beberapa kali.Itu sebabnya, kali ini Wira pasti akan membangun kekuatan sendiri untuk melindungi tanah airnya. Sebenarnya, Putu selalu menunggu momen ini. Penantiannya akhirnya tiba sekarang.Wira tampak tersenyum. Dia menatap Putu dengan penuh penghargaan, lalu mengangguk seraya berkata, "Bagus, karena kalian mengerti, ini akan menjadi lebih mudah. Tuan Putu, apa rencanamu?"Setelah mendengar perkataan Wira, Putu segera mengeluarkan peta dari dalam pakaiannya. Peta ini penuh dengan berbagai gambar dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 819

    Wira merasa sangat senang. Seperti yang dikatakan, orang yang memiliki tujuan yang sama cenderung berpikiran sama sehingga tidak perlu banyak bicara. Lantaran mereka memiliki pemikiran yang serupa, Wira tentu tidak perlu banyak bicara. Rencana ini telah disusun dengan cukup baik. Wira sangat yakin dengan langkah-langkahnya itu."Tuan Wahyudi, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk mencapai tujuan besar ini," ucap Putu yang sangat bersemangat.Sementara itu, Jamal dan Meri mungkin tidak memikirkan rencana ini secara mendalam, tetapi mereka percaya pada Wira dan bersedia untuk berkontribusi dalam perencanaan ini."Kita sama-sama melakukannya untuk kepentingan bersama. Tuan Putu, kamu nggak perlu sesungkan ini," ucap Wira sambil tersenyum.Segera setelah itu, Putu buru-buru menggelengkan kepala seraya berkata, "Nggak ... semua rencana ini adalah upaya Tuan Wahyudi. Kamu yang memulainya dulu dan kami hanya mengikutinya. Tanpamu, kami sama sekali nggak akan memiliki keyakinan untuk melakuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 820

    Keesokan harinya, saat Wira bangun, ketiga istrinya sudah menyiapkan makanan. Wira langsung duduk di sebelah meja makan. Wulan dan Dian sedang menyajikan makanan, sementara Dewina melayani Wira yang sedang makan.Setelah makan, Wulan mengeluarkan buku akuntansi, meletakkannya di atas meja, dan mulai menjelaskan berbagai pendapatan, "Sayang, produk-produk seperti gula kristal yang kita jual ke Provinsi Lowala menghasilkan keuntungan yang bagus, kita sudah menghasilkan banyak uang."Wira tampak mengangguk setuju, tetapi dia tahu bahwa hanya mengandalkan penjualan gula kristal saja mungkin tidak cukup. Dia perlu mencari cara lain untuk menghasilkan lebih banyak uang."Untuk memperluas bisnis, kita perlu merekrut lebih banyak orang dan mengumpulkan lebih banyak uang. Selain itu, berdasarkan pendapatan kita saat ini, mungkin nggak akan cukup. Tuan Wira, kalau begitu apa yang bisa kita lakukan sekarang? Apakah kita harus mencari saluran penjualan lain?" tanya Dewina yang penasaran."Aku belu

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status