공유

Bab 431

작가: Arif
Wira berdeham dan tubuhnya menegang. Dia berkata, "Apa ini caramu bicara baik-baik?"

Dian menjawab sambil tersipu, "Tuan, setelah kembali dari Dusun Darmadi, aku nggak bisa bertemu denganmu setiap hari. Aku juga nggak bisa tidur malam harinya."

Entah sejak kapan, Wira mulai menjadi begitu penting bagi Dian. Setiap hari, Dian akan merasa tidak tenang jika tidak bertemu Wira. Sebelum peperangan dengan bangsa Agrel dimulai, Dian pernah berniat untuk menyatakan perasaannya kepada Wira. Namun, pada saat itu dia tidak cukup berani.

Sekarang, Dian tidak ingin menundanya lagi. Dia ingin mendapatkan jawaban yang pasti. Kalaupun Wira tidak menyukainya, Dian juga akan bekerja keras. Hanya saja, dia tidak akan mengharapkan hal lain dari Wira lagi.

Wira tertegun, lalu menyahut, "Kamu ... kamu yakin bukan karena banyak pikiran atau tekanan besar makanya kamu nggak bisa tidur?"

Wanita pada zaman ini sangat pemalu sehingga tidak berani menyatakan perasaan mereka. Jadi, apa yang dilakukan Dian sekarang
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (8)
goodnovel comment avatar
Mandalagiri Giri
iya jadi malas bacanya
goodnovel comment avatar
Mandalagiri Giri
jadi malas deh, Wiranya gampang kena rayuan, ga setia .. bukannya mau bikin image beda jd lelaki setia? jd males baca bab selanjutnya.
goodnovel comment avatar
Muahammad Syafik
bab nya tambah ya
댓글 모두 보기

관련 챕터

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 432

    Setelah berucap, Dian berjinjit dan mencium Wira. Sementara itu, Wira membelalakkan matanya. Dia dicium oleh Dian, rasanya juga sangat lembut.Wajah cantik Dian memerah sesudah dia mencium Wira. Kemudian, dia berbalik dan hendak pergi. Hanya saja, baru berjalan beberapa langkah, Dian ditarik.Wira berujar, "Kamu nggak bilang dulu, tapi langsung cium saja. Mana boleh wanita yang cium pria dulu?" Kemudian, Wira membalas dengan ciuman intens.Wira dan Dian terus berciuman dengan mesra dan penuh gairah. Tiba-tiba, suara yang canggung terdengar. "Kak Wira, Kak Dian, apa yang kalian lakukan?"Wira dan Dian langsung berpisah. Dian yang tersipu malu benar-benar ingin bersembunyi. Dia berkata, "Josua, aku ... aku ...."Wira tersenyum seraya berucap dengan serius, "Josua, gigi kakakmu rusak karena kebanyakan makan permen. Jadi, aku mau bantu dia cabut. Ingat, jangan makan terlalu banyak permen. Gigi bisa rusak.""Kak Wira, kalau begitu, kamu lanjut bantu Kak Dian cabut gigi. Aku pergi main dulu,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 433

    Fandi mendesah, lalu berkata, "Mereka menganggap kita perampok yang sedang mencari informasi."Fandi tinggal di gunung. Itulah sebabnya, dia tahu apa yang dipikirkan penduduk desa ketika melihat orang luar.Meri mengatupkan bibirnya. Dia juga seorang perampok, jadi tahu para penduduk desa sangat takut dengan perampok. Kemudian, mereka berdua turun dari kuda dan berjalan, lalu menemukan rumah seorang penduduk.Fandi berdiri di luar tembok halaman sembari berteriak, "Halo, kami ini pengusaha dan kami belum sempat mencari penginapan karena sudah malam. Bolehkah kami menumpang tidur di sini semalam? Kamu nggak perlu menyediakan makanan, kami hanya minta air hangat. Aku akan membayar 500 gabak."Tidak ada suara yang terdengar dari dalam rumah. Fandi berteriak lagi, tetapi tetap tidak mendapatkan balasan dari pemilik rumah.Meri dan Fandi mencari rumah lain lagi. Namun, tetap saja tidak ada penghuni yang keluar setelah mereka mencari beberapa rumah. Kemudian, mereka mendatangi sebuah rumah d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 434

    Perampok Wolpin terus merampok persediaan makanan penduduk desa sehingga membuat para penduduk ketakutan.Meri membatin, 'Kenapa Levon nggak mengatur bawahannya? Pahlawan sejati nggak akan membiarkan bawahannya merampok rakyat miskin.' Meri dan kawanannya memang meminta uang jalan di Yispohan, tapi semua itu uang pengusaha kaya dan mereka tidak mengambil uang rakyat miskin sepeser pun.Fandi mendesah, lalu berkata, "Salman, apa kamu pernah berpikir untuk mencari jalan lain?"Salman tersenyum getir seraya menimpali, "Di sini, tempat untuk bertanam nggak banyak dan nggak ada tambang besi atau batu bara yang bernilai. Hanya ada tambang giok air yang nggak bernilai. Biasanya, aku mengumpulkan tanaman di pegunungan dan menjualnya, tapi uang yang dihasilkan sangat sedikit."Fandi bertanya sembari menyipitkan mata, "Kalau begitu, apa kamu mau menghasilkan uang?"Mata Salman berbinar-binar ketika menjawab, "Tentu saja aku mau. Kalau kamu punya cara untuk menjadi kaya, tolong ajari aku."Fandi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 435

    Fauzan dan Farid tampak sangat murka. Yang satunya memegang tombak, yang satunya lagi memegang garpu. Sementara itu, Meri mengeluarkan pedang dan hendak menyerang.Biasanya, mengumpulkan makanan hanya dilakukan sekali dalam jangka waktu tertentu. Namun, perampok Wolpin mengambilnya 2 kali. Ini sama saja dengan mendesak para penduduk desa hingga mati.Fandi melambaikan tangan dan menghentikan mereka bertiga, lalu menarik Meri untuk memanjat tembok ke bagian belakang rumah.Salman baru membuka pintu sembari tersenyum dan berkata, "Tuan-tuan sekalian, persediaan makanan di rumah kami memang tinggal sedikit. Kalau nggak percaya, silakan periksa.""Minggir, biar aku lihat sendiri!" bentak kepala perampok. Dia memakai baju zirah dan 2 orang di sampingnya memegang obor. Kelompok yang beranggotakan 8 orang membawa pedang."Wah, kalian memelihara seekor keledai dan 2 ekor kuda. Ternyata kalian cukup kaya!" seru pemimpin perampok saat melihat kandang kuda yang diterangi obor. Kemudian, dia melam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 436

    Perampok gunung Wolpin menyerbu dari segala arah! Saat tengkurap di tanah untuk mendengar suara, raut wajah Fandi sontak berubah. Awalnya, dia ingin segera pergi, tetapi ketika melihat keluarga Salman yang terkejut, Fandi tak punya pilihan selain mengangkat mayat-mayat itu dan melemparkannya keluar dari halaman satu per satu!Meri mengernyit seraya bertanya, "Paman Fandi, perampok Wolpin sudah mau datang. Apa yang kamu lakukan?""Orang-orang ini mati di halaman. Kalau perampok Wolpin murka, mereka akan membunuh seluruh keluarga ini!" jawab Fandi. Dia melanjutkan dengan ekspresi serius, "Kembalilah dan beri tahu alamat tambangnya kepada Tuan Wahyudi. Aku akan tinggal di sini untuk mengadang mereka!"Meri mengernyit sembari berkata, "Paman Fandi, kita datang bersama, jadi tentu harus pergi bersama!" Sebagai perampok gunung, yang terpenting adalah setia dan tidak meninggalkan sesama rekan!"Kita mungkin bisa melarikan diri, tapi bagaimana dengan keluarga ini?" tanya Fandi seraya menunjuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 437

    Wanita ini sudah terlalu cantik, bahkan jauh lebih cantik daripada para nona muda dan istri pejabat!"Paman Fandi adalah veteran Pasukan Zirah Hitam!" seru Meri. Dia mengeluarkan zirah hitam dan meletakkannya di tubuh Fandi. Wajahnya berseri-seri saat berkata, "Dia dulunya bertempur dengan Panglima Dirga untuk menghadapi musuh Kerajaan Nuala dari berbagai penjuru dunia.""Baru-baru ini, dia juga berpartisipasi dalam pertempuran besar melawan bangsa Agrel di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu. Tanpa pengorbanannya, Kabupaten Hiloka juga akan dikuasai oleh para bangsa Agrel. Bagaimana mungkin kalian masih bisa merampok di sini?" tanya Meri."Veteran Pasukan Zirah Hitam!" Begitu sekelompok perampok itu melihat zirah hitam tersebut, mereka pun memandang Fandi dengan terkesima dan kagum! Mereka yang pernah mendengar tentang Pasukan Zirah Hitam, pasti tahu betapa hebatnya pasukan ini!Blackie melompat dari kuda, lalu bergegas ke hadapan Fandi. Dia memegang zirah hitam itu sambil mengernyit dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 438

    Teropong tampak jatuh. Wira yang yang sudah menduga hal ini segera menangkapnya! Suryadi berkata dengan cemas, "Lestari, apa yang kamu lihat?""Aku, aku melihat mata Kak Wira se ... sebesar baskom itu!" jawab Lestari. Dia menutupi dadanya dan berekspresi ketakutan. Wanita itu benar-benar terkejut barusan!Orang-orang di sekitarnya sangat penasaran. "Bagaimana mungkin mata bisa menjadi sebesar baskom?" Suryadi pun bertanya dengan heran, "Wira, apa yang sebenarnya terjadi?""Ini namanya teropong. Benda ini bisa memperbesar apa yang dilihatnya. Dengan ini, kita bisa melihat benda-benda yang jauh dan membuat benda-benda di dekat kita tampak besar!" Wira menjelaskannya sambil tersenyum, lalu memberikan teropong itu kepada Lestari lagi seraya berkata, "Coba lihat lebih jauh, jangan melihat yang dekat!"Setelah beberapa hari mencoba, mereka berhasil membuat teropong dengan pembesaran delapan kali, yang bisa melihat hingga delapan kilometer jauhnya.Meskipun di zaman modern, teropong tangan bi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 439

    "Penjelasanku nggak akan bisa dimengerti oleh kalian saat ini," ucap Wira. Dia melanjutkan dengan serius, "Tapi ingatlah, kalian nggak boleh menggunakan teropong ini untuk melihat matahari. Kalau nggak, mata kalian akan buta. Kalian harus mengingat ini, terutama ketika anak-anak bermain dengan benda ini, harus ada orang dewasa yang mengawasi mereka!""Baik, kami mengerti!" Semua orang mengangguk tegas setelah mendengar bahwa melihat matahari bisa membuat mereka buta.Wira menarik tangannya, lalu berkata, "Oke, lanjutkan!" Doddy tidak berani melihat matahari lagi. Dia segera mengalihkan pandangannya ke tempat lain!Sekelompok orang itu berperilaku seperti anak-anak dan tampak sangat gembira. Ketika teropong sampai di tangan Rudi, dia melihat sekeliling dan ekspresinya menjadi serius!Setelah beberapa saat, Rudi berbisik, "Tuan Wahyudi, barang ini adalah harta karun. Ini seharusnya nggak boleh ditunjukkan kepada orang lain. Kalau diberikan kepada pengintai di medan perang, itu bisa memba

최신 챕터

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status