Share

Bab 3267

Author: Arif
Zaki menatap mata-mata itu, lalu bertanya dengan suara rendah, "Jadi, sekarang bisa dipastikan bahwa Jenderal Joko dan pasukannya sudah mundur?"

Mata-mata itu mengangguk pelan, lalu berkata lagi, "Bukan hanya Jenderal Joko, bahkan Jenderal Kahlil juga sedang mundur saat ini."

Kahlil? Zaki tertegun sejenak. Dia langsung teringat pada orang itu, bawahan Joko sekaligus orang yang memiliki hubungan baik dengannya.

Dalam sekejap, Zaki menyadari bahwa Kahlil datang untuk memberi bantuan. Namun, melihat keadaan saat ini, Zaki mengerutkan alisnya. Setelah berpikir beberapa saat, dia bertanya, "Tadi Jenderal Kahlil datang untuk membantu kita? Kenapa aku nggak melihat mereka bertempur?"

Zaki tahu seperti apa kemampuan Kahlil. Dia naik pangkat dari prajurit biasa menjadi seorang jenderal kavaleri yang tangguh. Meskipun pangkatnya tidak terlalu tinggi, kecepatannya dalam bertempur tidak bisa diremehkan.

Joko mengirim Kahlil untuk membantunya, yang membuktikan betapa besar kepercayaan Joko terhadap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yudono Chayadi
TERLALU BANYAK DISKUSI DAN SCENE YANG GA PENTING DAN HANYA SEPOTONG SAJA... HARUSNYA LANGSUNG STRATEGI DAN HASIL
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3268

    Wakil jenderal itu mengangguk, lalu segera membawa pasukan untuk membersihkan medan perang. Setelah memastikan semuanya tertata rapi, Hayam pun bangkit dan berjalan pergi.....Di dalam kemah, Wira menatap orang-orang yang mulai kembali satu per satu. Dia menoleh sedikit ke arah wakil jenderalnya dan bertanya, "Kalian sudah mengabari Jenderal Hayam?"Wakil jenderal itu segera menjawab, "Sudah kami sampaikan, Tuan. Sepertinya beliau sedang dalam perjalanan kembali."Wira mengangguk pelan, lalu menatap orang-orang yang berdiri di hadapannya sambil berucap, "Laporkan kondisi pasukan kita. Seberapa besar kerugian yang kita alami? Berapa banyak pasukan yang masih bisa bertempur?"Mendengar pertanyaan itu, semua orang bertatapan. Kemudian, Adjie yang pertama kali berkata, "Aku dan Agha membawa total 10.000 pasukan. Sejauh ini, sekitar sepertiga pasukan terluka dan gugur."Tingkat kerugian ini masih bisa dianggap cukup baik. Bagaimanapun, korban jiwa di pasukan Joko mencapai sepertiga dan tot

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3269

    Mendengar itu, Adjie mengangguk pelan, lalu maju selangkah dan menangkupkan tangan sambil berkata, "Tuan, rencanaku ini bisa dibilang cukup berisiko dan sedikit menyimpang dari cara biasa.""Memang benar jumlah musuh lebih banyak dari kita dan mereka pasti memiliki bala bantuan. Tapi, semakin banyak orang, semakin besar pula pangan yang mereka butuhkan, 'kan?"Mendengar itu, Wira langsung teringat sesuatu dan matanya berbinar. Ide Adjie langsung mengingatkannya akan sesuatu yang sangat penting.Sebagian besar pasukan utara terdiri dari pasukan kavaleri, yang berarti mereka bukan hanya perlu makanan untuk bertahan hidup, tetapi kuda-kuda mereka juga demikian. Itu artinya, kebutuhan logistik pasukan utara jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan pasukan mereka.Setelah menyadari hal ini, Wira menatap Adjie dan tersenyum. "Aku mengerti. Jadi, maksudmu adalah menghancurkan persediaan pangan mereka agar mereka sendiri yang jatuh dalam kekacauan?"Adjie tersenyum tipis, lalu berdiri di dekat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3270

    Wira mengangguk pelan. Jumlah ini memang kurang lebih sesuai dengan yang dia bayangkan. Lagi pula, 500 orang bukanlah jumlah yang besar. Karena pasukan musuh adalah kavaleri, logistik mereka pasti dibawa menggunakan kereta kecil.Dengan begitu, saat musuh melakukan perpindahan dengan teratur, mereka bisa langsung menarik kereta logistik tersebut sehingga memudahkan pergerakan mereka.Setelah memahami semuanya, Wira tersenyum dan menatap orang-orang yang duduk di hadapannya. Dia bertanya dengan suara pelan, "Semua, apa ada pendapat lain? Kalau ada ide tambahan, silakan sampaikan."Mendengar itu, Hayam segera bangkit dan berkata, "Tuan, aku rasa rencana ini bisa dijalankan. Memang sedikit menyimpang, tapi jika dijalankan dengan baik, pasti bisa berhasil.""Yang terpenting adalah mengeksekusinya dengan benar. Selain itu, satu-satunya risiko yang kulihat hanyalah kemungkinan ketahuan oleh musuh. Menurutku, waktu terbaik untuk bergerak adalah saat malam hari."Semua orang mengangguk setuju

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3271

    Melihat Hayam dan Adjie telah setuju, Wira mengangguk pelan. Dia menatap keduanya sambil berkata, "Kalau begitu, tugas ini kuserahkan kepada kalian berdua. Kalian harus sangat berhati-hati! Segalanya harus dilakukan sesuai dengan rencana Adjie!"Hayam mengangguk tanpa ragu. Namun, Wira masih merasa sedikit khawatir. Dia bertanya, "Adjie, 500 orang cukup? Perlu kutambahkan pasukan untukmu?"Mendengar ini, Adjie segera menjawab dengan suara tegas, "Jangan khawatir! Lima ratus orang sudah lebih dari cukup!"Wira pun mengangguk setuju setelah mendengar jawaban itu. Setelah rencana mereka diputuskan, Wira berujar lagi, "Hari ini semua orang telah berjuang seharian. Lebih baik sekarang kita istirahat. Adjie dan Hayam, besok kalian jalankan rencana seperti yang telah disepakati!"Semua orang mengangguk, memberi hormat, lalu mundur untuk beristirahat.Setelah mereka pergi, Wira menoleh ke arah wakil jenderalnya dan berucap dengan suara rendah, "Rencana sudah ditetapkan. Sebelumnya aku menyuruh

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1

    “Nggak enak banget!”Wira Darmadi sedang mengunyah sesuap tiwul. Kemudian, dia meletakkan sendoknya karena merasa seperti makan gula saja.Sekarang dia akan menampar siapa pun yang berani memberitahunya bahwa melewati dimensi adalah hal bagus.Wira sudah melewati dimensi ke Kerajaan Nuala yang mirip dengan Kerajaan Atrana kuno.Pemilik tubuh sebelumnya berasal dari keluarga kaya. Sewaktu orang tuanya masih hidup, dia selalu sarapan bubur. Makan siangnya adalah nasi dengan lauk, sedangkan makan malamnya adalah mi gandum dan roti pipih. Berhubung harus bersekolah di ibu kota provinsi, dia baru pulang ke rumah setiap sepuluh hari sekali. Pada saat itu, dia pun bisa memuaskan nafsu makannya.Rakyat biasa pada umumnya hanya makan sehari dua kali. Makanan mereka juga hanyalah bubur atau tiwul karena mereka tidak sanggup membeli daging. Hanya pada saat Tahun Baru dan punya uang berlebih, mereka baru bisa menikmati daging.Biasanya, hanya orang kaya, bangsawan atau pejabat yang bisa menikmati

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2

    Wira bertanya balik, “Gimana kalau bisa?”Budi langsung menunjukkan ekspresi licik. “Kalau kamu bisa, aku nggak bakal terima bunganya! Tapi kalau nggak bisa, kamu harus jual diri untuk jadi budakku. Gimana?”Wulan langsung terkejut dan mencegahnya. “Suamiku, kamu nggak boleh setuju!”Budi sangat licik. Dia ingin Wira menjual diri menjadi budaknya. Namun, William sudah murka. Dia pun menuliskan dua surat perjanjian dan mengeluarkan tinta merah. “Cepat tanda tangan!”“Oke!”Setelah tanda tangan dan menempelkan cap jari, Budi pun pergi dengan puas.Budi yakin dengan koneksi dan karakter Wira selama ini, dia tidak mungkin bisa menghasilkan 40 ribu gabak dalam tiga hari.Meskipun keluarga Wulan kaya, mereka tidak mungkin meminjamkan uang kepada Wira. Sebab, mereka ingin Wulan meninggalkan Wira.Dengan taruhan ini, Budi bukan hanya bisa mendapatkan budak muda, tetapi juga bisa menjualnya dan mendapatkan puluhan ribu gabak lagi.Selain itu, dia juga sudah selangkah lebih dekat untuk mengumpul

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3

    Pekerjaan yang tersisa sudah tidak terlalu sulit. Wira hanya perlu membersihkan rumputnya, lalu menghaluskannya dalam lesung batu.Setelah bekerja hingga seluruh badannya sakit, Wira baru mengumpulkan seember rumput yang sudah dihaluskan.Dia pun menjinjing ember itu sampai ke Sungai Jinggu sambil sesekali beristirahat selama perjalanan.Wira memilih tempat yang ada banyak ikan, lalu menabur tepung kedelai ke dalam sungai.Setelah ada umpan, ikannya menjadi semakin banyak. Wira pun menuangkan serpihan rumput ke dalam sungai dengan hati-hati.Seiring dengan serpihan rumput yang menyebar, satu demi satu ikan pun mulai mengapung....Tidak lama kemudian, Wira sudah berhasil menangkap delapan ekor ikan besar dan lima belas ekor ikan kecil.Ikan yang besar beratnya di atas dua kilogram, sedangkan yang kecil beratnya di atas 250 gram. Wira melepaskan ikan yang lebih kecil dari itu.Setelah matahari terbenam, Wira pun pulang ke rumah.Dalam perjalanan pulang, Wira melewati sebuah gubuk jerami

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 4

    Di dunia ini, cara menangkap ikan sangat bervariatif, ada menjala, memancing dan menangkap ikan. Namun, masih belum ada yang menangkap ikan dengan obat bius.Wira berkata sambil tersenyum, “Aku sudah ketemu teknik rahasia yang bisa tangkap banyak ikan. Cepat makan! Hati-hati tulangnya!”“Teknik rahasia menangkap ikan?”Wulan tidak begitu percaya. Dia menjadi waswas lagi setelah mendapat perhatian dari Wira.Namun, Wulan tidak lanjut bertanya lagi. Kedua orang itu pun mulai menyantap makanan mereka.Entah karena pemilik tubuh sebelumnya terlalu jarang makan ikan atau karena ini adalah ikan liar, Wira merasa ikan yang digoreng dengan garam ini sangat lezat. Dalam sekejap, dia pun sudah menyelesaikan santapannya.Wira melirik Wulan yang makan dengan pelan. Ikannya masih tersisa setengah.“Suamiku, aku sudah kenyang. Makan saja ikannya!”Saat melihat Wira yang menatap dirinya, Wulan pun buru-buru meletakkan sendoknya dan mendorong piring berisi ikan itu ke depan Wira.“Aku sudah kenyang ko

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3271

    Melihat Hayam dan Adjie telah setuju, Wira mengangguk pelan. Dia menatap keduanya sambil berkata, "Kalau begitu, tugas ini kuserahkan kepada kalian berdua. Kalian harus sangat berhati-hati! Segalanya harus dilakukan sesuai dengan rencana Adjie!"Hayam mengangguk tanpa ragu. Namun, Wira masih merasa sedikit khawatir. Dia bertanya, "Adjie, 500 orang cukup? Perlu kutambahkan pasukan untukmu?"Mendengar ini, Adjie segera menjawab dengan suara tegas, "Jangan khawatir! Lima ratus orang sudah lebih dari cukup!"Wira pun mengangguk setuju setelah mendengar jawaban itu. Setelah rencana mereka diputuskan, Wira berujar lagi, "Hari ini semua orang telah berjuang seharian. Lebih baik sekarang kita istirahat. Adjie dan Hayam, besok kalian jalankan rencana seperti yang telah disepakati!"Semua orang mengangguk, memberi hormat, lalu mundur untuk beristirahat.Setelah mereka pergi, Wira menoleh ke arah wakil jenderalnya dan berucap dengan suara rendah, "Rencana sudah ditetapkan. Sebelumnya aku menyuruh

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3270

    Wira mengangguk pelan. Jumlah ini memang kurang lebih sesuai dengan yang dia bayangkan. Lagi pula, 500 orang bukanlah jumlah yang besar. Karena pasukan musuh adalah kavaleri, logistik mereka pasti dibawa menggunakan kereta kecil.Dengan begitu, saat musuh melakukan perpindahan dengan teratur, mereka bisa langsung menarik kereta logistik tersebut sehingga memudahkan pergerakan mereka.Setelah memahami semuanya, Wira tersenyum dan menatap orang-orang yang duduk di hadapannya. Dia bertanya dengan suara pelan, "Semua, apa ada pendapat lain? Kalau ada ide tambahan, silakan sampaikan."Mendengar itu, Hayam segera bangkit dan berkata, "Tuan, aku rasa rencana ini bisa dijalankan. Memang sedikit menyimpang, tapi jika dijalankan dengan baik, pasti bisa berhasil.""Yang terpenting adalah mengeksekusinya dengan benar. Selain itu, satu-satunya risiko yang kulihat hanyalah kemungkinan ketahuan oleh musuh. Menurutku, waktu terbaik untuk bergerak adalah saat malam hari."Semua orang mengangguk setuju

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3269

    Mendengar itu, Adjie mengangguk pelan, lalu maju selangkah dan menangkupkan tangan sambil berkata, "Tuan, rencanaku ini bisa dibilang cukup berisiko dan sedikit menyimpang dari cara biasa.""Memang benar jumlah musuh lebih banyak dari kita dan mereka pasti memiliki bala bantuan. Tapi, semakin banyak orang, semakin besar pula pangan yang mereka butuhkan, 'kan?"Mendengar itu, Wira langsung teringat sesuatu dan matanya berbinar. Ide Adjie langsung mengingatkannya akan sesuatu yang sangat penting.Sebagian besar pasukan utara terdiri dari pasukan kavaleri, yang berarti mereka bukan hanya perlu makanan untuk bertahan hidup, tetapi kuda-kuda mereka juga demikian. Itu artinya, kebutuhan logistik pasukan utara jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan pasukan mereka.Setelah menyadari hal ini, Wira menatap Adjie dan tersenyum. "Aku mengerti. Jadi, maksudmu adalah menghancurkan persediaan pangan mereka agar mereka sendiri yang jatuh dalam kekacauan?"Adjie tersenyum tipis, lalu berdiri di dekat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3268

    Wakil jenderal itu mengangguk, lalu segera membawa pasukan untuk membersihkan medan perang. Setelah memastikan semuanya tertata rapi, Hayam pun bangkit dan berjalan pergi.....Di dalam kemah, Wira menatap orang-orang yang mulai kembali satu per satu. Dia menoleh sedikit ke arah wakil jenderalnya dan bertanya, "Kalian sudah mengabari Jenderal Hayam?"Wakil jenderal itu segera menjawab, "Sudah kami sampaikan, Tuan. Sepertinya beliau sedang dalam perjalanan kembali."Wira mengangguk pelan, lalu menatap orang-orang yang berdiri di hadapannya sambil berucap, "Laporkan kondisi pasukan kita. Seberapa besar kerugian yang kita alami? Berapa banyak pasukan yang masih bisa bertempur?"Mendengar pertanyaan itu, semua orang bertatapan. Kemudian, Adjie yang pertama kali berkata, "Aku dan Agha membawa total 10.000 pasukan. Sejauh ini, sekitar sepertiga pasukan terluka dan gugur."Tingkat kerugian ini masih bisa dianggap cukup baik. Bagaimanapun, korban jiwa di pasukan Joko mencapai sepertiga dan tot

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3267

    Zaki menatap mata-mata itu, lalu bertanya dengan suara rendah, "Jadi, sekarang bisa dipastikan bahwa Jenderal Joko dan pasukannya sudah mundur?"Mata-mata itu mengangguk pelan, lalu berkata lagi, "Bukan hanya Jenderal Joko, bahkan Jenderal Kahlil juga sedang mundur saat ini."Kahlil? Zaki tertegun sejenak. Dia langsung teringat pada orang itu, bawahan Joko sekaligus orang yang memiliki hubungan baik dengannya.Dalam sekejap, Zaki menyadari bahwa Kahlil datang untuk memberi bantuan. Namun, melihat keadaan saat ini, Zaki mengerutkan alisnya. Setelah berpikir beberapa saat, dia bertanya, "Tadi Jenderal Kahlil datang untuk membantu kita? Kenapa aku nggak melihat mereka bertempur?"Zaki tahu seperti apa kemampuan Kahlil. Dia naik pangkat dari prajurit biasa menjadi seorang jenderal kavaleri yang tangguh. Meskipun pangkatnya tidak terlalu tinggi, kecepatannya dalam bertempur tidak bisa diremehkan.Joko mengirim Kahlil untuk membantunya, yang membuktikan betapa besar kepercayaan Joko terhadap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3266

    Arhan mengernyit mendengar kata-kata itu. Menurutnya, situasi ini memang agak merepotkan. Terlebih lagi dari sudut pandangnya saat ini, masalah ini tidak mudah untuk diatasi.Setelah beberapa saat, Arhan berucap, "Kalau dilihat sekarang, sepertinya mereka sedang menghadapi masalah, 'kan? Kita tunggu dan lihat saja dulu."Saat itu juga, dari kejauhan seorang mata-mata berlari mendekat. Begitu melihat mereka berdua, dia langsung menangkupkan tangan dan berkata, "Jenderal-jenderal, Tuan Wira telah memberi perintah dan membunyikan tanda untuk mundur, segera kembali!""Baik!" Mendengar perintah ini, Arhan dan Nafis tertegun sejenak. Dalam hati, mereka bertanya-tanya, kenapa harus mundur padahal pertempuran masih berlangsung dengan baik?Namun, mereka juga menyadari bahwa pasukan mereka telah mengalami banyak kerugian. Karena itulah, begitu Wira memberi perintah, keduanya tidak lagi bersikeras melanjutkan pertempuran.Setelah saling bertukar pandang, Arhan dan Nafis segera membawa pasukan me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3265

    Saat ini, Arhan sedang memimpin pasukannya untuk bergabung dengan Nafis dan pasukan musuh yang jumlahnya kurang dari sepuluh ribu itu tepat berada di depan mereka. Pertempuran ini membuat kedua belah pihak mengalami kerugian besar dan pasukan musuh berada dalam situasi yang sangat sulit.Jenderal yang bertugas memimpin kavaleri bantuan dari pasukan utara, Jeremy, pun mengernyitkan alis dan berkata, "Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Kenapa pasukan ini begitu hebat? Jumlah mereka hanya tinggal delapan ribu orang, tapi mereka bisa membantai begitu banyak pasukan kita."Mendengar perkataan itu, wakil jenderal yang berdiri di samping Jeremy menganggukkan kepala dan berkata, "Jenderal, orang ini adalah Arhan, jenderal Pasukan Harimau di bawah komando Trenggi dari Kerajaan Nuala. Meskipun hanya memimpin tiga ribu Pasukan Harimau, dia ini tetap sosok yang sangat berpengaruh di Kerajaan Nuala."Jeremy menganggukkan kepala, lalu berkata dengan penuh semangat, "Sayang sekali. Kalau orang sepert

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3264

    Mendengar perkataan itu, para wakil jenderal lainnya langsung tertegun karena mereka merasa keputusan itu terlalu berlebihan.Beberapa saat kemudian, wakil jenderal yang memperhatikan situasi ini mengernyitkan alis dan berkata, "Jenderal, bagaimana kita menjelaskannya pada Tuan?"Joko mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berkata, "Saat kita kembali, aku sendiri yang akan meminta maaf pada Tuan. Tapi, sekarang kita benar-benar harus mundur. Kalau terus bertempur, kita benar-benar akan musnah. Kita harus menyelamatkan pasukan yang tersisa. Cepat kirim mata-mata ke sana."Para wakil jenderal mengernyitkan alis dan hanya segera bisa mengatur perintah Joko.Setelah mengatur semuanya, Joko menoleh dan menatap mata-mata di sampingnya.Mata-mata yang tadinya hendak mundur itu pun langsung menundukkan kepala karena mengira Joko ingin membunuhnya untuk melampiaskan amarahnya.Namun, Joko malah menatap mata-mata itu dan berkata, "Segera kirim pesan pada Tuan bilang sepertiga pasukanku sudah gugu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3263

    Mendengar perkataan Wira, kavaleri yang berada di barisan belakang merasa sangat bersemangat karena mereka merasa ini adalah kemenangan besar.Melihat Wira berhasil membantai delapan ribu kavaleri musuh hanya dengan dua ribu kavaleri, Adjie, Agha, dan yang lainnya langsung bersorak dengan lantang.Melihat pemandangan itu, ekspresi Joko menjadi sangat muram. Dia sama sekali tidak menyangka delapan ribu kavaleri sudah habis dimusnahkan musuh hanya dalam waktu kurang dari satu jam. Dia hanya bisa menutup matanya dan berpikir kali ini semuanya benar-benar sudah berakhir. Melihat pasukan di barisan depan sudah kehilangan semangat tempur, dia berteriak, "Mundur!"Joko merasa satu-satunya pilihan mereka sekarang hanya mundur. Jika tetap bertahan, mereka benar-benar akan musnah.Tepat pada saat itu, seorang kavaleri di barisan depan bergegas mendekati Joko. Sebelum kudanya berhenti sepenuhnya, dia langsung melompat turun dan berlutut di depan Joko sambil memberi hormat. "Jenderal, ada surat da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status