Share

Bab 2974

Author: Arif
"Ketika saat itu tiba, bukannya yang paling menderita adalah orang-orang di Lembah Duka? Karena kamu ada di sini dan pernah berinteraksi dengan Jaran, mari kita diskusi dulu. Mungkin kamu punya cara untuk membantuku mengatasi masalah ini."

Bisa dilihat bahwa Arie sama sekali tidak berbohong. Dia benar-benar mencemaskan Lembah Duka. Jika tidak, dia tidak akan bersusah payah seperti ini.

Bagaimanapun, putranya ada di sini. Jika orang-orang di atas sana mengambil tindakan untuk membalas dendam, bukan hanya orang-orang di Lembah Duka yang akan mati, tetapi juga satu-satunya putranya ....

"Sebenarnya masalah ini sederhana saja. Asalkan kamu meminjamku beberapa orangmu dan aku membawa mereka keluar, mereka seharusnya punya cara untuk melawan Jaran, 'kan? Setelah semua beres, kalian juga nggak perlu cemas lagi. Gimana?"

Untuk melawan Jaran yang melarikan diri dari Lembah Duka, mereka hanya bisa menggunakan orang-orang di dalam untuk menurunkan risiko yang ada. Bagaimanapun, mereka sama-sama m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2975

    "Heh." Wira tertawa mengejek, lalu berkata, "Ini justru lebih sulit lagi.""Dia sangat licik, bahkan pintar bersembunyi. Satu-satunya kesempatan terbaik untuk membunuhnya adalah saat kami bertarung hari itu.""Tapi, dia punya kemampuan di luar nalar. Dia mengubah cuaca sesuka hati hingga membuat kami kehilangan kesempatan.""Setelah itu, kami baru tahu kalau dia berasal dari Lembah Duka. Makanya, aku menempuh perjalanan jauh ke sini, berharap bisa mendapat bantuan kalian."Wira tidak menyembunyikan apa pun dan langsung menceritakan semua situasi kepada Arie yang berdiri di depannya. Semua yang dikatakan adalah kenyataan."Biarkan aku berpikir sebentar ...." Arie menghela napas. Tanpa banyak bicara, dia berjalan ke sisi lain. Sebelum pergi, dia tidak lupa memberi instruksi kepada Fikri, "Jaga temanmu baik-baik."Segera, Fikri mengatur tempat tinggal untuk Wira dan lainnya. Tempat ini cukup tua, tetapi masih cukup bersih.Saat mereka berjalan tadi, Wira juga memperhatikan bangunan di sek

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2976

    Sejak dulu, semua orang yang ada di sini sepenuhnya bergantung pada Arie. Apa pun yang terjadi, Arie selalu berdiri di depan mereka, membantu mereka mengatasi semua rintangan. Mereka telah terbiasa dengan cara seperti ini."Kuharap begitu. Nggak ada pilihan lain lagi untuk sekarang."Saat mereka berbicara, terdengar suara langkah kaki dari luar pintu. Seorang pria berjalan masuk dengan hormat."Ada apa?" tanya Fikri."Ketua mengundang Tuan Wira ke ruangannya. Katanya ada urusan penting yang harus dibahas," sahut pria itu."Benar, 'kan? Ayahku pasti bisa mendapat ide. Dia mungkin sudah punya solusi sekarang," ujar Fikri sambil tersenyum.Saat keduanya hendak pergi bersama, pandangan pria itu tiba-tiba tertuju pada Firki. Dengan sopan, dia berkata, "Tuan Muda, Ketua beri perintah, cuma Tuan Wira yang boleh masuk. Kamu nggak perlu ikut."Fikri tertegun sejenak. Jelas-jelas akan membahas strategi, kenapa harus disembunyikan darinya? Namun, karena Arie sudah memutuskan demikian, dia hanya b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2977

    "Ini ide bagus," ujar Wira sambil tersenyum.Setelah mendengar Arie berkata demikian, Wira pun merasa lebih lega. Hanya saja, sebelumnya Wira telah mengajukan saran seperti ini dan Arie menolaknya. Lantas, apa yang membuat Arie tiba-tiba berubah pikiran?Suara Arie kembali terdengar. "Setelah menghabisi Jaran, orang-orang dari Lembah Duka harus kembali. Kalau Fikri ... aku harap kamu bisa membawanya bersamamu.""Sebelum pergi, aku akan berpesan padanya untuk nggak sembarangan menggunakan ilmu sihirnya agar nggak menarik perhatian orang. Kalau kamu menyetujuinya, aku akan membantumu melawan Jaran."Saat ini, Wira akhirnya mengerti alasan Arie mengambil risiko sebesar ini. Jika melibatkan orang-orang Lembah Duka, kemungkinan besar akan menarik perhatian orang-orang di luar. Akibatnya, Lembah Duka akan berada dalam bahaya.Arie melakukan ini demi melindungi anaknya. Jika terjadi sesuatu pada Lembah Duka dan Fikri tidak ada di sini, Arie bisa mati dengan tenang. Siapa juga yang ingin melih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2978

    Kedua provinsi memiliki jutaan pasukan. Ditambah dengan bantuan orang-orang dari Lembah Duka, tidak mungkin ada yang bisa menembus benteng mereka. Keselamatan mereka bisa dibilang terjamin.Hanya saja, Wira mengurungkan niatnya. Orang-orang Lembah Duka memiliki kemampuan di luar nalar, bahkan bisa memanggil angin dan hujan. Kehadiran seperti ini tentu sangat menakutkan.Jika benar-benar membawa mereka ke kedua provinsi, mungkin akan menimbulkan masalah yang berujung pada bencana besar. Itu sebabnya, Wira terpaksa menahan dorongannya itu.....Di wilayah barat, di Provinsi Tengah, di sebuah restoran.Dalam beberapa hari terakhir, Panji dan Caraka terus berada di Provinsi Tengah, terus memantau arah gerbang utara.Lembah Duka berada di arah itu, sementara Wira dan lainnya sudah menuju ke sana. Jika mereka kembali, mereka pasti akan melewati tempat itu. Ketika saat itu tiba, mereka akan tahu apakah Wira dan lainnya berhasil memanggil orang-orang dari Lembah Duka atau tidak."Sebelumnya ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2979

    Di Lembah Duka, Fikri berada di kamar Arie sepanjang malam. Tidak ada yang tahu apa yang dibicarakan oleh ayah dan anak itu.Keesokan pagi, suasana hati Fikri tampak sangat buruk. Bahkan, dia tidak menghiraukan siapa pun.Sementara itu, Arie tampak bersemangat. Dia bekerja sama dengan Wira untuk menyusun strategi melawan Panji.Semua persiapan sudah selesai. Wira pun tidak berlama-lama di Lembah Duka. Siang hari itu, dia langsung membawa rombongan meninggalkan Lembah Duka.Awalnya hanya ada empat orang saat pergi, tetapi sekarang bertambah satu orang, yaitu Fikri. Namun, di belakang masih ada banyak ahli yang mengikuti.Hanya saja, orang-orang ini menjaga jarak dengan Wira dan lainnya. Mereka terus mengikuti tanpa pernah kehilangan jejak Wira dan lainnya. Mereka ini tentu adalah orang-orang yang diutus oleh Arie untuk bekerja sama dengan Wira dalam menghadapi Jaran."Ayahmu seharusnya sudah kasih tahu kamu semuanya, 'kan?" Sambil menunggang kuda, Wira menatap Fikri yang berada di sampi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2980

    "Ayahmu jauh lebih bijaksana daripada yang kamu kira. Kamu cuma perlu menuruti perintahnya.""Mengenai Lembah Duka, kamu perlahan-lahan lupakan saja. Mulai sekarang, kamu bukan lagi bagian dari Lembah Duka. Kamu berasal dari Provinsi Tengah dan aku sahabatmu."Fikri mengangguk, tetapi matanya berkaca-kaca. Memikirkan apa yang akan mungkin terjadi ke depan, hatinya terasa berat.Wira menghibur, "Tenang saja, mungkin situasinya nggak seburuk yang kamu bayangkan. Lembah Duka belum tentu akan hancur.""Kita cuma perlu fokus pada tugas kita. Sisanya biarkan ayahmu yang mengurusnya. Mungkin masalah seperti ini nggak akan bisa mengancamnya."Meskipun mereka hanya selisih beberapa tahun, Wira tidak menganggap mereka sebagai teman sebaya. Di matanya, Fikri lebih mirip anak kecil.Sikap Fikri memang lebih dewasa jika dibandingkan dengan Agha. Namun, kesenjangan di antara keduanya tidak terlalu banyak."Omong-omong, sebentar lagi kita akan masuk Provinsi Tengah. Jangan lupa menyamar. Aku khawatir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2981

    Saat Wira dan yang lainnya tiba di sekitar Provinsi Tengah, Jaran dan Caraka yang sudah menunggu lama di pintu gerbang kota pun segera menemukan target mereka."Mereka malah bisa keluar dari Lembah Duka dengan selamat? Ini memang di luar dugaanku. Tapi, dilihat dari situasinya sekarang, sepertinya mereka nggak menemukan bala bantuan," kata Jaran yang berdiri di atas tembok kota sambil tersenyum dingin.Sebelum Wira dan yang lainnya pergi ke Lembah Duka, Jaran sudah menduga hasilnya akan seperti ini. Namun, dia tidak menyangka Wira ternyata bisa keluar dari sana dengan selamat.Lembah Duka tentu saja memiliki peraturannya tersendiri, orang luar sulit untuk masuk ke sana. Jika masuk, mungkin hanya akan menambah masalah bagi diri mereka sendiri. Untuk keluar dari sana adalah hal yang sangat sulit. Bagaimanapun juga, lembah itu memiliki terlalu banyak rahasia, tentu saja tidak suka diganggu orang luar.Namun, Wira malah bisa keluar dari Lembah Duka dengan selamat, hal ini memang membuat Ja

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2982

    Fikri berkata dengan dingin, "Dilihat dari penampilannya yang seperti itu, aku sudah tahu siapa dia. Pengkhianat ini malah inisiatif datang mencariku, ini malah memudahkan urusan kita. Sekarang semuanya sudah siap, hanya tinggal bertindak saja. Kalau sudah di dalam kota, kita memang akan sulit untuk melawannya.""Kalau kita bertindak di sana, kemungkinan besar akan menarik perhatian orang lain. Tapi, sekarang dia sendiri yang mendekati kita, kita pun jadi jauh lebih mudah untuk menghabisinya. Nanti kita pancing dia ke tempat yang lebih jauh dari sini, lalu kita baru bertindak. Kita singkirkan dia dengan diam-diam."Sebagai pewaris ketua Lembah Duka, Fikri tidak akan membiarkan siapa pun melanggar aturan dari Lembah Duka. Apa yang dilakukan Jaran sudah membawa bencana besar bagi orang-orang di lembah. Jika orang-orang itu tahu ada orang dari lembah yang keluar dari sana, mungkin nyawa mereka juga tidak akan selamat."Kita jalankan semuanya sesuai dengan rencanamu," kata Wira dengan perl

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3168

    Melihat Adjie yang masih bisa tersenyum, Hayam tertegun dan bertanya dengan sangat penasaran, "Kenapa kamu tertawa? Apa informasi ini keliru?"Adjie berkata, "Hehe. Aku juga nggak yakin apa informasi ini keliru, tapi yang pastinya semua akan baik-baik saja kalau kita bisa menyelesaikan masalah ini. Tapi, kita harus memastikan hal ini terlebih dahulu baru bisa menyusun rencana selanjutnya. Sekarang yang paling mendesak adalah mencari solusi untuk masalah utama kita."Hayam tertegun sejenak, lalu mengernyitkan alis dan berkata, "Sebelumnya memang sulit untuk memahami situasi ini, tapi sekarang yang paling penting adalah mencari solusi untuk menyelesaikannya."Adjie menganggukkan kepala, setuju dengan pendapat Hayam. Melihat waktunya sudah tidak banyak lagi, dia berkata, "Baiklah, hari ini waktunya sudah hampir habis. Kalau Tuan sudah tiba, pastikan untuk segera laporkan pada Tuan bahwa malam ini mereka akan langsung menyerang dari selatan dan utara. Ingat, kita harus bersiap-siap."Hayam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3167

    Ternyata orang yang datang bertemu dengan Adjie adalah Hayam yang datang ke sini bersama Wira.Setelah turun dari kuda dan membalas salam, Hayam tersenyum dan berkata, "Setelah Tuan menyuruhku bertemu denganmu di sini, aku baru tahu ternyata kamu sudah masuk ke Desa Riwut. Kamu bahkan menjadi wakil pertama di sana."Adjie tertawa dan perlahan-lahan berkata, "Hehe. Aku hanya beruntung saja. Tuan sudah tiba di sini?"Hayam menggelengkan kepala dan berkata, "Belum, tapi Tuan mengutusku datang ke sini lebih dulu. Sekarang kami hanya membawa 500 pasukan saja, sedangkan Tuan memimpin 10 ribu pasukan sedang dalam perjalanan ke sini."Mendengar perkataan itu, Adjie menganggukkan kepala. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia tersenyum dan berkata, "Baiklah, semuanya tetap seperti rencana sebelumnya. Malam ini kita akan menyerang dari utara dan selatan secara bersamaan, tapi Desa Riwut hanya mengirim seribu orang. Jadi, sisanya tergantung pada kalian."Hayam langsung terkejut saa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3166

    Darsa langsung tertegun sejenak, lalu perlahan-lahan bertanya, "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Ceritakan dengan jelas. Apa pasukan dari Kerajaan Nuala ini benar-benar begitu hebat?"Setelah menghela napas, Zaki akhirnya mulai menceritakan seluruh kejadiannya dengan detail.....Di sisi lain, Adjie sudah membawa banyak orang keluar dari Desa Riwut. Setelah tiba di sekitar Pulau Hulu, mereka segera berpencar menjadi beberapa tim."Bos, Guntur, kita tetap jalankan rencana kita sebelumnya, tapi kita baru mulai menyerang di malam hari. Kalau kita menyerang sekarang, jumlah kita yang sedikit ini bukan tandingan mereka," kata Adjie.Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, jika kali ini mereka berhasil merebut Pulau Hulu, tempat ini akan menjadi milik Desa Riwut. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dalam menjalankan rencana Adjie, tidak berani bertindak sembarangan.Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tenang saja, kali ini kita pasti akan berti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3165

    Melihat ekspresi Zaki masih terlihat bingung, Darsa tersenyum. Dia tentu saja tahu Zaki masih belum mengerti maksudnya. Dia tersenyum dan perlahan-lahan berkata, "Lihat bagian ini dulu. Kalau Wira ingin menyerang kita dari selatan, dia pasti harus melewati Desa Riwut karena hanya ada satu jalur yang bisa dilewati."Setelah tertegun sejenak, Zaki baru mengamati peta di depannya. Saat melihat jalur yang ditunjukkan Darsa, dia menganggukkan kepala dan perlahan-lahan berkata, "Sepertinya memang begitu."Pada peta itu, terlihat sebuah jalur yang langsung melewati Desa Riwut dan mengarah ke kota di selatan. Zaki menyadari pasukan dari Kerajaan Nuala juga hanya bisa melewati jalur itu, yang berarti mereka tetap harus melewati Desa Riwut untuk sampai ke sini. Jika begitu, dia bisa langsung memasang jebakan.Namun, mengingat perkataan Darsa sebelumnya, Zaki merasa sangat ragu. Setelah terdiam sejenak, dia mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kalau mengikuti rencana Tuan Darsa, tentu nggak akan a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3164

    Zaki langsung tertegun sejenak saat mendengar Darsa juga datang karena dia sangat mengenal sosok ini yang sebelumnya.Konon, Darsa pernah bersembunyi di lembah dan memiliki kemampuan meramal yang luar biasa. Namun, setelah ditemukan Bimala, dia langsung direkrut sebagai penasihat militer.Zaki benar-benar tidak menyangka kali ini Bimala bisa mengirim Darsa yang sangat berharga ke sini, sehingga dia pun langsung bangkit dan keluar dari tenda. Namun, begitu keluar, dia melihat sekelompok orang berjalan mendekat.Di antara kerumunan itu, ada seorang pemuda yang membawa pedang panjang di pinggangnya. Namun, tubuh mungilnya terlihat tidak serasi dengan zirahnya yang besar. Begitu melihatnya, ekspresi Zaki menjadi tidak ramah karena dia adalah Joko.Selain itu, ada seorang pria paruh baya yang berdiri di samping Joko. Pria ini mengenakan pakaian sederhana dari kain kasar tanpa membawa pedang, sepatunya bahkan hanya berupa sandal jerami. Siapa pun yang melihatnya akan mengira dia adalah rakya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3163

    Melihat masalahnya sudah diselesaikan, semua orang langsung menganggukkan kepala. Beberapa saat kemudian, Adjie yang seolah-olah teringat sesuatu langsung menatap keduanya dan memberikan hormat.Enji dan Guntur tidak mengerti maksud dari tindakan Adjie, tetapi mereka tetap ikut membalas hormat itu.Setelah cukup lama, Adjie baru menatap keduanya dan berkata, "Bos, Guntur, ini adalah momen yang sangat krusial bagi Desa Riwut, jadi kita benar-benar harus mempersiapkan semuanya dengan matang. Jangan sampai hal ini malah menjadi masalah besar bagi kita. Aku harap kalian juga berjuang dengan sekuat tenaga."Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tentu saja. Baiklah. Kalau begitu, kita pergi mempersiapkan semuanya sekarang juga dan langsung berangkat."Semua orang langsung memberi hormat dan segera keluar.....Sementara itu, Zaki yang kembali ke Pulau Hulu dengan kondisi yang sangat mengenaskan segera meminta bantuan dari suku-suku di utara. Saat ini, dia sudah kehilangan hampir 30 ribu pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3162

    Beberapa saat kemudian, Enji berkata dengan pelan, "Adjie, apa yang kamu katakan kali ini memang benar, Tuan Wira memang sudah mengerahkan pasukannya. Sepertinya pasukan Tuan Wira memang cukup kuat dan langsung mengarah ke sini. Sekarang kita juga harus segera menyusun rencana."Mendengar perkataan ini, semua orang menganggukkan kepala.Namun, Adjie malah berkata, "Kalau Bos sudah membuat keputusan, yang paling penting sekarang adalah memastikan kita bisa menyelesaikan semua ini. Lebih baik kita segera bersiap-siap."Semua orang menganggukkan kepala.Setelah selesai mengatur semuanya, Guntur tersenyum dan berkata, "Hehe. Kak Adjie, tenang saja, aku sudah mengirim orang untuk mengurusnya. Kali ini kita hanya perlu langsung beraksi saja, sisanya juga nggak sulit untuk diatur. Sekarang kita hanya perlu menentukan kapan akan berangkat."Enji juga menganggukkan kepalanya. Sekarang semuanya sudah diatur, mereka hanya perlu membagi tugas dan menyusun jalur penyerangan. Setelah berpikir sejena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3161

    Setelah menunggu hampir sehari semalam, orang yang dikirim Enji dan Guntur untuk menyelidiki situasi di depan akhirnya kembali. Melihat orang itu kembali, mereka segera keluar untuk menemuinya dengan sangat bersemangat. Begitu bertemu, mereka langsung bertanya, "Bagaimana? Apa ada pergerakan?"Pengintai itu memberi hormat dan berkata, "Bos, memang ada pasukan yang bergerak di selatan. Dilihat dari arahnya, mereka memang menuju Pulau Hulu. Kalau begitu, mereka pasti akan melewati bagian luar Desa Riwut."Mendengar perkataan itu, semua orang merasa gembira dan menjadi sangat bersemangat.Guntur melambaikan tangan dan berkata, "Kamu pergi kumpulkan saudara-saudara dulu, mungkin ada suatu hal besar akan terjadi."Ekspresi dari pengintai yang baru kembali itu berubah, lalu menatap Guntur dan berkata, "Bos, kamu berencana untuk menyerang mereka? Mereka semua itu prajurit tangguh, kita nggak mungkin bisa melawan mereka."Guntur langsung tertawa dan marah, "Kamu pikir aku bodoh ya? Mereka semu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3160

    Setelah merenung beberapa saat, Guntur tiba-tiba berucap dengan suara rendah, "Bos, kalau kita berhasil merebut Pulau Hulu, menurutmu masih perlu mempertahankan Adjie?"Mendengar itu, Enji tertegun sejenak. Sesaat kemudian, dia mulai merenung. Sebelumnya, kepintaran Adjie benar-benar membuatnya terkejut. Jika mengikuti dugaan awalnya, Adjie seharusnya bukanlah seorang pengungsi.Jelas bahwa seorang pengungsi tidak mungkin memiliki begitu banyak pengetahuan, apalagi memiliki pengalaman militer yang begitu kaya.Setelah berpikir sejenak, Enji akhirnya berkata, "Lebih baik begini, kirim orang untuk menyelidiki latar belakang Adjie. Pergilah ke selatan. Aku khawatir ada sesuatu yang mencurigakan tentang orang ini."Mendengar itu, Guntur berpikir sesaat, lalu mengangguk sambil menyahut, "Baik. Kalau begitu, aku akan segera mengirim orang."Setelah mengatakan itu, Guntur pun keluar untuk menemui orang kepercayaannya dan memberikan instruksi dengan sungguh-sungguh. Setelah semuanya diatur, di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status