Saat Wira dan Jazali sedang berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki."Apa Bakti berubah pikiran dan memimpin orang untuk mengejar kita?" kata Wira dengan ekspresi berubah, lalu duduk di depan gerobak dan melihat ke kejauhan. Namun, orang yang datang bukan Bakti, melainkan Lucy.Saat ini, Lucy sedang menunggangi kuda untuk segera mendekati Wira, lalu berkata, "Tuan Muda, orang yang kamu minta aku selidiki sudah ada petunjuknya. Sekarang orang itu ada di Provinsi Yonggu, tapi kehidupannya nggak begitu baik ...."Wira berkata, "Itu semua nggak penting, yang penting orangnya masih hidup dan kita juga sudah tahu di mana dia berada. Ini saja sudah cukup. Aku yakin kepala desa pasti akan sangat bahagia setelah tahu berita ini.""Kasihan dia, putrinya sudah mengembara selama bertahun-tahun dan dia nggak tahu putrinya menderita atau hidup bahagia. Dia baru bisa merasa tenang kalau melihatnya sendiri. Bagaimanapun juga, anak adalah yang terpenting bagi orang tua." Setelah menghela nap
Selain itu, para penduduk desa juga terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka karena Wira, tidak mungkin dia menambah beban mereka lagi. Jika tidak, kelak dia akan malu berhadapan dengan mereka.Saat ini, di dalam tenda Wira. Saat dia sedang membaca gulungan-gulungan dokumen itu dengan cermat, Jazali masuk dari luar.Orang-orang dari Gedung Nomor satu tidak suka ikut campur dalam urusan yang tidak ada kaitannya dengan mereka. Mereka mengikuti Wira hanya untuk menjalankan perintah saja. Apa pun yang dia perintahkan, mereka pasti akan melakukannya. Namun, mereka tidak pernah mengusulkan strategi padanya.Namun, Jazali berbeda. Dia sadar dia baru saja bergabung ke kubu Wira, dia tentu saja harus menunjukkan kemampuannya untuk mendapatkan kepercayaan Wira. Hanya dengan cara ini, dia baru bisa menghindari kegagalan di masa lalu dan menggunakan pengetahuannya untuk berkembang."Tuan muda, ada orang dari Kerajaan Beluana di luar yang sedang mengawasi kita dan jaraknya juga nggak terlalu ja
"Kepala desa, nggak perlu khawatir. Bukan karena ada yang membuat kesalahan, tapi aku ...."Setelah ragu sejenak, Wira tidak melanjutkan perkataannya. Kepala desa dan putrinya sudah lama tidak bertemu. Meskipun sudah mendapatkan informasi tentang putrinya, dia tidak tahu apakah kepala desa sanggup menerima kabar ini. Dia tidak ingin membuat kepala desa itu terkejut.Saat Lucy melaporkan mereka sudah menemukan jejak Yuni dengan keadaan yang tidak begitu baik, Wira tidak bertanya lebih banyak. Sebenarnya, dia tahu orang biasa hanya bisa berjuang untuk bertahan hidup di tengah masa kekacauan seperti ini. Yuni hanya seorang wanita biasa, tidak mungkin bisa hidup nyaman di masa yang begitu kacau ini."Apa yang sebenarnya telah terjadi?" tanya kepala desa yang makin gelisah saat menunggu kelanjutan dari perkataan Wira.Wira akhirnya melanjutkan, "Orang-orangku sudah menemukan putrimu, sekarang dia ada di Provinsi Yonggu. Setelah kita tiba di sana malam ini, aku akan membawamu untuk menemuiny
"Itu benar-benar tugas yang menyebalkan," kata Jazali. Saat sekelompok orang mengawasi mereka, dia juga mengawasi orang-orang itu.Identitas Wira sangat mulia, sehingga tidak boleh ada kesalahan sedikit pun dan membiarkan orang-orang itu mendekat. Namun, setelah mengamati cukup lama, dia menyadari dia sudah berpikir terlalu banyak karena mereka tidak melakukan hal yang mencurigakan. Tugas mereka hanya mengawasi pergerakannya saja dan belum pergi.Wira berkata, "Kalau begitu, suruh orang-orang kita untuk masak lebih banyak ayam, bebek, ikan, dan daging. Lebih baiknya lagi, buat harumnya yang semerbak sampai menyebar ke seluruh area ini. Kalau mereka suka berjaga di sini, biarkan saja.""Tapi, mereka sudah berjalan seharian sampai nggak makan makanan yang layak, paling-paling hanya beberapa roti kering saja. Makanan itu mana mungkin bisa mengenyangkan. Kita masak hidangan enak, biar mereka mencium aromanya."Sebelumnya, Jazali mengira Wira murah hati dan berniat mengirimkan makanan itu p
Satu jam kemudian, Wira dan yang lainnya sudah selesai makan dan segera berkemas untuk bergerak menuju Provinsi Yonggu.Wira dan yang lainnya memang tidak berencana untuk terus berlama-lama di tempat ini karena mereka masih membawa gulungan-gulungan itu. Mereka harus segera kembali ke Provinsi Yonggu agar gulungan-gulungan itu aman. Benda ini pasti akan sangat berguna baginya nanti, meskipun saat ini masih belum bisa digunakan.Di sisi lain, saat Wira dan yang lainnya sedang menuju Provinsi Yonggu, para prajurit yang mengawasi mereka juga sudah kembali ke sisi Bakti.Saat ini, Bakti sedang bersiap-siap untuk bertemu dengan Alzam. Melihat para prajurit yang kembali, dia langsung bertanya, "Apa mereka sudah meninggalkan perbatasan Kerajaan Beluana?"Setelah saling memandang, para prajurit itu menganggukkan kepala. Tadi, mereka sudah kembali ke ibu kota dan mengumpulkan uang untuk makan enak di restoran terdekat. Sekarang aroma alkohol masih tercium dari tubuh mereka, tentu saja aroma itu
Semua orang ketakutan sampai wajah mereka pucat dan terus memohon ampun, tetapi tidak ada gunanya. Tak lama kemudian, mereka semua dibawa pergi oleh para prajurit.Sebenarnya, Bakti hanya ingin menunjukkan kekuasaannya saja. Dia baru saja diangkat menjadi jenderal dan mendapatkan kekuasaan, tetapi semua prosesnya secara perlahan-lahan. Jika bukan karena mendapatkan kepercayaan dari Alzam, dia juga tidak akan mendapatkan kesempatan dan diremehkan orang lain.Saat itu, Bakti berpikir dia bisa memanfaatkan kesempatan kali ini untuk memberi pelajaran pada orang-orang ini dan sekaligus memperingatkan yang lainnya untuk menegaskan kewibawaannya. Ini adalah kesempatan yang menguntungkan. Semua ini salah mereka sendiri yang bernasib buruk karena mereka menyinggungnya di waktu yang salah, sehingga menerima akibat seperti ini.Setelah memberi pelajaran pada para prajurit itu, Bakti segera menuju kediaman perdana menteri. Begitu tiba, dia yang tadinya terlihat penuh percaya diri, saat ini menjadi
Bakti segera berkata, "Tuan Alzam mungkin sudah salah paham. Barang-barangnya memang nggak berhasil dibawa kembali, tapi aku sudah memusnahkannya. Jadi, aku dan Wira nggak mendapatkan barang-barang itu. Di sebuah desa, Wira ingin menggunakan strategi membeli hati orang-orang untuk membawa pergi para penduduk desa.""Aku memanfaatkan hal ini untuk mengancam Wira, jadi dia pun mengalah. Dia inisiatif mengeluarkan semua gulungan-gulungan itu demi menyelamatkan para penduduk desa. Setelah memeriksanya dan memang nggak ada masalah, semua dokumen itu dibakar di depan kami berdua. Dokumen-dokumen itu nggak akan muncul di dunia ini lagi ...."Sesuai dengan prediksi Wira, Bakti dan dia sudah saling mengerti.Bakti juga sudah menyadari gulungan-gulungan itu mungkin kosong dan bukan yang dicarinya, tetapi dia terpaksa melakukan ini. Jika dia terus bersikeras saat itu, pada akhirnya tidak akan ada solusi yang lebih baik dan dia akan kesulitan menyelesaikan masalahnya. Lebih baik dia menerima kesem
"Sekarang aku sudah lama nggak ikut berperang, mungkin nggak sanggup mengangkat tombak lagi. Tuan, bagaimana kalau kamu cari orang lain yang menjadi penguasa Provinsi Yonggu saja? Aku rasa orang itu pasti bisa lebih baik daripada aku," kata Danu.Jika itu adalah orang lain, mereka tentu saja akan senang untuk tinggal di tempat itu menikmati hidup enak. Setiap hari hidup enak dan menjadi orang kedua tertinggi di kerajaan yang mengendalikan seluruh Provinsi Yonggu, semua orang menginginkan hal ini. Jelas ini adalah kesempatan yang langka.Jika bukan karena hubungannya dengan Wira dan memiliki kemampuan yang luar biasa, mungkin Danu tidak akan menjadi penguasa Provinsi Yonggu. Namun, sekarang dia sudah hampir menjadi seperti babi, hanya mengulangi rutinitas yang sama setiap harinya. Dia benar-benar merasa kelelahan.Wira tersenyum dan berkata, "Kamu bisa mempelajari urusan sosial ini pelan-pelan, tapi kamu memang harus melatih dirimu. Kalau nggak, kamu nggak akan menemukan seorang istri s
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m