Share

Bab 1559

Author: Arif
Ishan memang hebat, tetapi kenapa bukan Ciputra sendiri yang memimpin pasukan? Berdasarkan sifat Ciputra, dia pasti akan turun tangan sendiri jika sudah memutuskan untuk berperang dengan Kerajaan Nuala. Dengan demikian, Ciputra baru bisa tenang. Namun, sepertinya sekarang Ciputra menyembunyikan sesuatu.

"Apa Kerajaan Nuala punya cara untuk menghadapi situasi ini?" tanya Wira. Dia mengetuk meja sambil memandang Biantara.

"Tentu saja ada. Mereka mengutus seorang jenderal yang hebat, namanya Prabu," jawab Biantara.

Wira tentu pernah mendengar tentang Prabu. Dia memang orang yang hebat dan sangat kejam di medan perang. Setelah berhasil merebut sebuah kota, terkadang Prabu akan membantai semua penduduknya agar tidak ada kesalahan apa pun.

Tidak disangka, Ishan bertarung dengan Prabu. Sepertinya, peperangan ini akan memakan banyak korban. Kemudian, Wira berpesan kepada Biantara, "Cepat utus orang untuk mengawasi situasinya. Kalau ada sesuatu yang terjadi, ingat beri tahu aku. Kamu harus mela
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1560

    Setelah mendengar ucapan Jalil, pasukan Kerajaan Nuala langsung tertawa terbahak-bahak. Bashar tidak menyangka Jalil melawannya dengan cara seperti ini.Bashar berkata, "Pemikiranmu benar-benar berbeda dengan orang lain. Aku bisa maju ke medan perang di usia semuda ini karena aku punya kemampuan bertarung yang hebat dan pintar. Nggak seperti kamu yang sudah tua, tapi pangkatmu masih begitu rendah."Bashar juga tidak mau kalah. Mereka berdua saling bertatapan dengan niat membunuh yang intens. Kemudian, keduanya mulai bertarung dengan pedang mereka. Bashar dan Jalil terus melancarkan jurus andalan mereka.Jalil memang lebih tua dari Bashar, tetapi Jalil sama sekali tidak mengalah kepada Bashar. Bagaimanapun, kemampuan bertarung adalah yang terpenting di medan perang, bukan usia seseorang.Jalil yang menunggangi kuda terus menyerang Bashar. Dia melancarkan serangan mendadak, tetapi Bashar berhasil menghindarinya.Bashar juga serius bertarung. Dia melompat dari kudanya, lalu menginjak tomb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1561

    Sesudah memahami situasinya, Biantara menyampaikan laporan ini kepada Wira. Saat ini, Wira sudah siap rapat dan sedang bersama Farrel. Dia awalnya ingin memahami beberapa hal tentang Keluarga Barus, tetapi Farrel seperti orang yang hilang ingatan. Wanita ini tidak bisa mengingat apa-apa."Kak Wira, ada yang ingin kulaporkan." Begitu mendengar suara lantang Biantara, Wira pelan-pelan menoleh dan mengisyaratkannya untuk menunggu di ruangan samping. Dia akan segera ke sana.Sesudah Biantara pergi, Wira mengobrol lagi dengan Farrel. Dia merasa sangat enggan, ingin sekali mencari tahu apa yang terjadi sebelumnya."Tuan, aku benar-benar ingin memberitahumu semuanya, tapi nggak bisa ingat. Mungkin karena dikurung terlalu lama, makanya otakku ini jadi bermasalah," ucap Farrel.Wira mengernyit melihat Farrel yang tampak tidak berdaya. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi? Meskipun seseorang dikurung lama, mereka hanya akan merasa tertekan dan frustrasi, tidak akan linglung seperti ini, apalag

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1562

    "Kak Wira, bawahanku bilang ada beberapa orang di kamp mereka yang memakai topeng, pakaian mereka juga terlihat aneh," jelas Biantara.Wira seketika memahaminya. Orang-orang ini seharusnya diutus oleh Sekte Gunung. Hanya saja, apa mereka tahu bahwa mereka berdiri di pihak yang berbeda? Mereka berasal dari tempat yang sama, tetapi malah harus saling membunuh. Jika benar seperti itu, bukankah Sekte Gunung terlalu kejam? Mereka bahkan tega membunuh orang sendiri."Awasi orang-orang itu dengan baik. Kalau ada situasi aneh, segera laporkan kepadaku. Kamu sudah boleh pergi kalau nggak ada hal lain lagi." Setelah mendengar ucapan Wira ini, Biantara pun pergi.Di sisi lain, perubahan benar-benar mulai terjadi di medan tempur. Di kamp Kerajaan Beluana, Ishan sedang mengobrol dengan sesosok yang misterius."Terima kasih sudah membantu hari ini. Tanpa kalian, kita akan sulit mengalahkan jenderal lawan," ucap Ishan. Bawahan Biantara melewati tempat ini, diam-diam menguping pembicaraan mereka."Sam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1563

    Raut wajah Prabu tampak sangat masam. Dia meletakkan cangkir tehnya, lalu menyibakkan tirai kamp dan berjalan ke luar.Banyak prajurit yang telah memasang postur pertahanan dengan ekspresi serius. Begitu Ishan melancarkan serangan, mereka bisa melawan kapan saja. Ini yang diharapkan dari pasukan elite yang dibina oleh Prabu!Sorot mata Prabu tampak serius saat menginstruksi, "Beri tahu semua prajurit untuk nggak bertindak gegabah. Dengarkan perintah dariku!""Baik, Jenderal!" Wakil jenderal yang berdiri di samping bergegas berlari ke luar dan memberi tahu semua orang pesan dari Prabu.Sementara itu, Prabu mengempaskan mantel bulunya dan segera berjalan ke depan. Kemudian, dia menatap ke kejauhan dengan angkuh.Tampak Ishan yang membawa 1.000 prajurit. Mereka semua mengepung pintu masuk kamp Kerajaan Nuala.Ishan menatap Prabu dengan ekspresi sombong sembari memicingkan mata. Terlihat pula senyuman bangganya, seolah-olah tidak takut pada Prabu."Jenderal Prabu, kita bertemu lagi," sapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1564

    Ishan bertanya dengan dingin, "Bagaimana kalau aku bilang, aku akan membunuhmu dengan satu serangan?"Tatapan Prabu tampak mengejek. Dia menunjuk 1.000 pasukan di belakang Ishan, lalu bertanya balik, "Jadi, kamu menyiapkan 1.000 pasukan itu untuk melawanku?""Pasukan kami akan tiba sebentar lagi, takutnya kalian nggak akan sanggup melawan nanti. Jadi, apa kamu berani menerima tantanganku?" timpal Ishan sambil memicingkan mata.Ishan hanya berpura-pura mengerahkan pasukan untuk melawan Prabu. Dia telah mengatur pasukan untuk membakar bahan pangan lawan.Sayangnya, Ishan tidak tahu bahwa Prabu telah membuat persiapan sejak awal. Lagi pula, hal seperti membakar bahan pangan sudah sering terjadi di masa perang. Itu sebabnya, Prabu sudah membuat tindakan pencegahan. Dia tidak takut pada tantangan Ishan, bahkan merasa cukup menarik.Ishan menatapnya dengan tatapan meremehkan. Dia sudah mengutus ahli bela diri paling hebat, jadi tidak takut apa pun.Prabu juga menatapnya dengan senyuman mengh

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1565

    Klang! Dalam sekejap, terdengar benturan keras. Saat ini, kedua belah pihak masing-masing menggenggam golok dan pedang. Senjata tajam berbenturan, menimbulkan suara yang nyaring. Mereka tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun terhadap satu sama lain!"Nggak kusangka, ternyata kamu hebat juga!" seru pria yang memegang golok dengan sorot mata dingin. Sekujur tubuhnya dipenuhi aura suram, tatapannya dipenuhi amarah. Dia meneruskan, "Tapi, aku nggak mungkin menyerah!""Hehe, aku nggak menyuruhmu menyerah kok. Sebaiknya kamu kerahkan seluruh kekuatan untuk melawanku. Kalau nggak, aku nggak akan melepaskanmu begitu saja!" sahut pria yang memegang pedang.Mereka berdua mengerahkan segenap tenaga untuk bertarung. Napas keduanya memburu. Seiring pertarungan, cedera pada tubuh keduanya pun menjadi makin banyak.Pria bergolok memperlihatkan ekspresi ganas. Kedua matanya tampak suram saat berucap, "Kamu sudah salah besar karena memilih bermusuhan denganku di kehidupan ini!"Saat ini, wajah pria y

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1566

    Saat ini, di Dusun Darmadi. Wira duduk di bawah pohon besar halamannya sambil menyeduh teh dengan santai. Dia tampak tenang, tidak terlihat sedikit pun kepanikan.Biantara menatap Wira dengan tatapan tidak berdaya, lalu bertanya dengan bingung, "Kak, kenapa kamu bisa setenang ini? Kamu nggak takut orang itu dibunuh?"Wira tidak menanggapi, melainkan menuangkan teh dan menyodorkannya kepada Biantara. "Ayo, minum teh bersamaku." Biantara memanggil dengan ragu-ragu, "Kak Wira ....""Lapor!" Tiba-tiba, seorang prajurit yang menunggang kuda berseru sambil menghampiri. Wajahnya tampak panik. Begitu tiba di hadapan Biantara, dia langsung menyerahkan gulungan di tangannya."Kak, ada laporan terbaru!" ujar Biantara dengan gugup. Sorot matanya tampak cemas saat melapor, "Katanya, kekuatan kedua orang itu seimbang, sulit untuk dipastikan siapa yang akan menang!"Setelah mendengarnya, ekspresi Wira masih tenang seperti biasa. Dia tersenyum, lalu menyesap teh dan menyahut dengan santai, "Nggak per

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1567

    Saat ini, Yudha memimpin 30.000 pasukan elitenya, menempuh perjalanan tanpa beristirahat sedikit pun dengan kecepatan tinggi.Sementara itu, di kamp Prabu, Ishan menatapnya sambil tersenyum dingin. Dia berucap dengan tatapan menghina, "Jenderal Prabu yang terhormat, harus kuakui, kamu sangat pintar membual. Apa kamu bisa memberitahuku, bagaimana caranya supaya menjadi tak kenal takut sepertimu?""Hahaha!" Sesudah mendengar perkataan ini, Prabu tidak marah, melainkan tergelak. Ekspresinya tampak tenang, tetapi tatapannya tampak mengejek, seolah-olah tidak peduli pada provokasi Ishan.Sebenarnya, kedua orang ini sama-sama sedang menunggu. Yang satu menunggu informasi bahwa bahan pangan sudah dibakar, supaya mereka bisa melawan tanpa rasa takut. Yang satu menunggu pasukan bantuan tiba.Namun, Ishan sama sekali tidak tahu tentang ini. Dia terus menantang Prabu untuk mengulur waktu, berharap pihaknya bisa menang."Prabu, sebenarnya kamu nggak pantas dipanggil jenderal. Ini hanya menjadi pen

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3227

    Darsa langsung menganggukkan kepala, lalu berkata, "Kalau rencana ini sudah berjalan, langkah selanjutnya akan jadi lebih mudah. Untuk saat ini, kita selesaikan urusan sebelumnya dulu."Joko juga menganggukkan kepala, lalu menatap lokasi Gunung Sembilan Naga di peta dan berkata dengan pelan, "Aku nggak tahu apa semuanya bisa berjalan sesuai dengan rencana. Tapi, bagi kita, tugas ini tetap merepotkan. Bagaimana menurut kalian?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum dan menganggukkan kepala karena mereka juga merasa strategi ini bisa dijalankan. Beberapa saat kemudian, seseorang tersenyum dan berkata, "Sebelumnya kita juga nggak menyangka hal ini akan terjadi, tapi sekarang sepertinya pasukan besar Wira akan sangat kesulitan."Setelah semuanya sudah disiapkan, Darsa berkata dengan pelan, "Ah, ini memang sangat merepotkan. Sekarang aku malah makin tertarik dengan Wira."Mendengar perkataan itu, Joko tersenyum.Seolah-olah teringat sesuatu, Darsa kembali berkata, "Kalau dugaanku n

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3226

    "Selain itu, meskipun musuh mengetahui rencana kita, jumlah mereka juga masih kalah dari kita. Dengan begitu, mereka akan terpaksa melawan kita dan ini akan menjadi kesempatan besar bagi kita," lanjut Zaki.Darsa yang berdiri di samping pun menganggukkan kepala karena dia merasa strategi ini memang cukup masuk akal. Setelah berpikir sejenak, dia berkata dengan nada muram, "Kalau memang seperti itu, aku merasa rencana ini cukup bagus. Dengan begitu, kita juga bisa menumpas habis rencana kita."Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju.Melihat kedua orang itu sudah setuju, Darsa kembali tersenyum dan berkata, "Baiklah. Kalau kalian sudah setuju, sekarang kita tinggal memastikan satu hal. Siapa di antara kalian yang akan memimpin serangan ini?"Mendengar pertanyaan itu, Joko dan Zaki langsung tertegun. Menurut mereka, memimpin serangan ini memang bukan hal yang mudah.Setelah berpikir sejenak, Zaki berkata dengan nada muram, "Bagaimana kalau aku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3225

    Mendengar perkataan Joko, Darsa yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Hehe. Nggak perlu terburu-buru. Kalau benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini, sebenarnya sangat mudah. Tapi, kita harus memastikan tujuan musuh dalam pertempuran kali ini dulu."Zaki langsung menjadi cemas dan perlahan-lahan berkata, "Tuan, aku yakin musuh pasti berusaha menguras stamina kita. Sekarang pasukan kita sudah cukup kewalahan menghadapi Wira, kita harus segera bertindak."Joko juga mengernyitkan alis dan berkata, "Benar, Tuan. Kita nggak boleh terus menahan diri lagi, kita harus mencari cara untuk segera menyelesaikan masalah ini."Zaki juga menganggukkan kepala setuju dengan perkataan Joko.Melihat kedua orang itu begitu bersemangat, Darsa hanya bisa tersenyum dan berkata, "Sepertinya situasi ini memang agak merepotkan, tapi kita tetap harus memastikan semuanya bisa berjalan dengan baik."Semua orang pun menganggukkan kepala dan salah satu dari mereka pun berkomentar, "Situasi kita kali

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3224

    Zaki tertegun sejenak setelah mendengar perkataan itu, lalu berkata dengan pelan, "Tuan, kamu pasti sedang bercanda. Menurut kami, kalau kita menyelesaikan masalah ini, hal lainnya benar-benar akan jadi lebih mudah."Beberapa saat kemudian, Darsa pun tersenyum dan berkata, "Sebelumnya kita juga nggak yakin rencana ini akan berhasil, tapi sekarang kita harus memastikan kemungkinan langkah ini lebih dulu."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga merasa rencana ini sepertinya akan berjalan dengan baik.Setelah memastikan langkah selanjutnya, Darsa tersenyum dan kembali berkata, "Aku nggak menyangka kita akan menjalankan rencana ini, sekarang kita hanya perlu memastikan ini adalah keputusan yang tepat."Semua orang kembali tertegun karena mereka juga merasa urusan lainnya akan menjadi lebih mudah diatasi jika masalah ini bisa diselesaikan.Salah satu dari orang-orang ini bahkan berkata dengan sangat bersemangat, "Sebelumnya kita juga nggak yakin, tapi sekarang kelihatannya renc

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3223

    Mendengar perkataan Zaki, Darsa menghela napas karena situasi kali ini memang sulit untuk ditangani. Jika ingin menyelesaikan masalah ini, dia merasa mereka harus mencari solusi yang tepat. Selain itu, hal ini juga memang cukup merepotkan.Tepat pada saat itu, Darsa yang seolah-olah teringat sesuatu pun berkata dengan pelan, "Sekarang kita juga nggak bisa mengirim semua mata-mata kita dan masalah ini pun belum selesai, kita berada dalam posisi yang sangat sulit. Jadi, menurutku, situasi kali ini benar-benar rumit."Setelah itu, Darsa mengernyitkan alis dan melanjutkan, "Sebelumnya aku juga nggak memikirkan hal ini, tapi sekarang sepertinya situasinya benar-benar sulit. Menurut kalian, apa yang harus kita lakukan?"Setelah terdiam sejenak, Zaki tersenyum dan berkata, "Tuan, kamu pasti sedang bercanda, 'kan? Kamu juga tahu kemampuanku nggak begitu hebat. Kalau memimpin pasukan di medan perang, aku masih bisa. Tapi, kalau untuk hal seperti ini, aku benar-benar nggak tahu."Darsa hanya ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3222

    Melihat orang-orang di sana, mata-mata itu langsung tertegun dan berkata, "Para Jenderal, sepertinya ada masalah. Sebelumnya kami juga nggak menyangka orang-orang ini ternyata begitu kuat. Sekarang pasukan musuh sudah kembali menyerang lagi."Darsa langsung terkejut saat mendengar musuh kembali menyerang karena situasi ini benar-benar sulit untuk dipahami.Bahkan salah seseorang berkata, "Sepertinya ada yang nggak beres, mana mungkin mereka kembali menyerang. Ini nggak masuk akal."Saat semua orang masih bingung, Joko juga tertegun sejenak. Melihat Darsa mengernyitkan alis, dia pun memberi hormat dan berkata, "Tuan, bagaimana kalau aku memimpin pasukan keluar? Kali ini, biar aku yang melawan mereka."Setelah tertegun sejenak saat mendengar perkataan Joko, Darsa tersenyum sambil menganggukkan kepala dan berkata, "Baiklah, kamu pergi menghadapi mereka dulu."Setelah Joko pergi, Zaki baru menyadari ekspresi Darsa seperti agak muram. Dia pun mengernyitkan alis dan bertanya, "Tuan, apa ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3221

    Mendengar perkataan Wira, semua orang awalnya benar-benar tidak dapat memahaminya.Melihat reaksi semua orang, Wira hanya bisa tersenyum dan menjelaskan, "Hehe. Coba kalian bayangkan kalau kalian adalah pasukan utara. Kita sudah menyerang dengan gencar seperti ini, tapi mereka tetap nggak melancarkan serangan balik. Menurut kalian, apa yang sedang mereka pikirkan?"Mendengar perkataan itu, semua orang langsung tertegun sejenak.Beberapa saat kemudian, Adjie baru menyadari maksudnya dan menatap Wira dengan heran. Dia tersenyum dan berkata, "Aku mengerti. Maksud Tuan adalah membuat musuh nggak percaya pada kita, jadi mereka akan terus mengamati situasi ini. Benar, 'kan?"Wira tersenyum. Melihat orang-orang ini mulai memahami rencananya, dia pun perlahan-lahan tersenyum dan berkata, "Hehe. Sekarang kamu sudah mengerti, 'kan? Kalau kita melakukan ini, sisanya nggak akan jadi masalah besar."Mendengar perkataan ini, semua orang segera menganggukkan kepala. Menurut mereka, rencana ini benar-

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3220

    Zaki yang berdiri di samping berkata, "Pasukan mereka kali ini nggak banyak. Mungkin mereka melihat puluhan ribu prajurit kita bergerak, jadi mereka takut bertempur. Lagi pula, mereka hanya membawa beberapa ribu orang."Mendengar itu, Darsa dan Joko tersenyum. Mereka sama sekali tidak menyangka situasi akan berkembang seperti ini. Setelah beberapa saat, Darsa berucap, "Ini benar-benar di luar dugaan. Sepertinya mereka memang pengecut."Joko juga tersenyum. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan nada kurang puas, "Tapi, aku benar-benar nggak menyangka mereka akan menyerah secepat ini."Darsa merasa ada sesuatu yang tidak beres. Hanya saja, meskipun dipikirkan, dia tidak bisa langsung menemukan jawabannya. Sesaat kemudian, dia akhirnya berkata, "Aku belum bisa memastikan, yang jelas kita harus berhati-hati."Di sisi Wira, setelah melihat Agha kembali bersama pasukannya, Adjie tersenyum dan berkata, "Sepertinya semuanya berjalan sesuai rencana. Bagaimana kalau kita langsung mengirim pa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3219

    Wira mengangguk pelan. Harus diakui, yang dikatakan Adjie memang masuk akal.Setelah beberapa saat, dia tertawa dan berkata, "Haha, menyelesaikan masalah ini sebenarnya nggak terlalu sulit. Tapi, pertama-tama, kita harus memastikan tempat ini benar-benar terkendali. Selain itu, kita juga harus paham apa yang akan dilakukan selanjutnya."Mendengar itu, semua orang terdiam sejenak. Adjie berujar, "Tuan, dengan cara ini, semuanya jadi lebih mudah untuk kita atur. Selain itu, menurut kami, masalah ini memang nggak terlalu sulit untuk diselesaikan.”Semua orang mengangguk setuju. Setelah beberapa saat, seseorang tertawa dan berkata, "Haha, awalnya aku juga tidak menyangka. Tapi sekarang, kalau kita bisa menangani masalah ini, sisanya akan lebih mudah."Beberapa saat kemudian, Adjie mendengar suara derap kuda dari luar. Dia tertawa dan berkata, "Sepertinya Agha dan pasukannya sudah berangkat. Sekarang kita tinggal menunggu kabar."Wira tersenyum kecil dan mengangguk pelan.....Di sisi lain,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status