"Apa suara kita begitu besar? Kenapa dia kelihatan begitu gusar?"Para pengawal ini sudah mengikuti Juan selama bertahun-tahun, termasuk ahli bela diri top. Mereka tidak mungkin membuat kesalahan kecil seperti ini.Jadi, hanya ada 2 kemungkinan, yaitu Wira terlalu hebat. Namun, basis kultivasi Wira jelas berada di bawah mereka. Kemungkinan lainnya yaitu pendengaran Wira terlalu tajam.Namun, setelah dipikir-pikir, kedua kemungkinan ini terdengar agak aneh. Lantas, bagaimana caranya Wira menemukan mereka?Wira menggeleng dengan tak berdaya. Apa para pengawal ini tidak bisa mengecilkan suara mereka? Kalaupun ingin berdiskusi, suara mereka tidak seharusnya sekuat itu.Wira tidak tahu bahwa hanya dia yang bisa mendengarnya. Orang lain bahkan tidak bisa menemukan keberadaan para pengawal ini.Wira seakan-akan sendirian di hutan belantara. Dia sudah melihat beberapa ekor binatang buas yang memasang ekspresi ganas, tetapi tidak ada yang bertenaga untuk menerkamnya."Maaf sekali, aku hanya bis
Kedua pria berpakaian hitam ini sangat cerewet. Apa mereka tidak tahu penjahat mati karena berbicara terlalu banyak? Jika situasi seperti ini terus berlanjut, Wira yakin mereka akan gagal menjalankan misi hari ini.Wira menguap, sama sekali tidak peduli pada kedua pria berpakaian hitam itu. Di sisi lain, mereka sungguh gusar karena ini pertama kalinya diperlakukan seperti ini. Jadi, kedua pria itu langsung mengeluarkan senjata mereka dan menerjang ke arah Wira.Wira tidak melancarkan serangan dan hanya mundur selangkah. Saat berikutnya, beberapa pengawal sontak menyerbu dan mengadang di hadapan Wira."Lancang sekali! Ini tes ketiga yang diberikan Tuan Juan! Siapa yang mengutus kalian kemari?""Tuan, jangan takut, kami akan melindungimu!"Para pengawal ini tidak pernah berbicara dengan orang yang harus mereka lindungi. Ini karena Wira terlalu keren dan hebat, makanya mereka ingin mendekatinya.Kedua pria berpakaian hitam itu pun tidak menduga akan bertemu masalah seperti ini. Wira bukan
Para pengawal ini bersikap sangat sopan di hadapan Wira, membuat Wira merasa kurang terbiasa. Wira berucap, "Kalau begitu, sampaikan terima kasihku kepada Tuan Juan."Selesai mengatakan itu, Wira menyuruh mereka pergi. Apabila ada para pengawal ini di sekitarnya, mungkin juga ada mata-mata dari kelompok lain."Baik!" seru para pengawal itu, lalu menghilang dari hadapan Wira. Kecepatan mereka sangat tinggi.Hari ini adalah hari terakhir Wira di Hutan Kematian. Dilihat dari kondisi sekarang, seharusnya tidak akan ada masalah apa pun.Wira meregangkan pinggangnya dan melanjutkan perjalanan. Hutan ini sebenarnya cukup menarik, tetapi dia tidak melakukan penjelajahan karena tujuannya adalah mendapatkan persetujuan untuk mengikuti sayembara.Lantaran hari ini hari terakhir dan tidak ada yang bisa dilakukan, Wira memutuskan untuk berkeliling. Dia berjalan sendirian, sementara para pengawal itu masih melindunginya.Di sisi lain, Julian dan Hasto bertemu setiap hari untuk mendiskusikan keselama
"Ternyata ada juga serigala bodoh begini, padahal serigala sangat cerdas dan licik," gumam Wira. Kemudian, dia menarik benang tersebut lagi sehingga serigala itu makin mendekat.Tepat ketika Wira sudah hampir bisa menyentuh serigala itu, ibu serigala malah bangun. Dia sontak membuka mata dan merasa aneh melihat daging yang tiba-tiba muncul. Dia pun melompat ke depan, menggigit anaknya dan melemparkannya kembali.Ini gawat, ibu serigala tidak mungkin membiarkan masalah ini berlalu. Dengan demikian, ibu serigala mendekati daging tersebut dan menemukan benang di belakangnya!"Auw ...!" Ibu serigala melolong, ini adalah peringatan untuk Wira agar dia tidak mendekat ataupun mencoba mengambil anaknya.Ibu serigala sedang dalam kondisi lemah. Dia bisa merasakan basis kultivasi Wira dan kehebatannya sehingga tidak ingin mengambil risiko.Ketika Wira berniat untuk mundur, tiba-tiba terdengar suara keras dari luar gua, seolah-olah ada yang menyerang. Seketika, gua pun mulai runtuh.Tanpa memedul
Hanya saja, kekuatan pemuda ini hebat juga. Dia berhasil menghancurkan batu di depan hanya dengan sekali serangan."Huh! Jangan seperti tikus yang terus bersembunyi. Aku akan merasa bosan kalau begini. Bukannya kamu berhasil mengalahkan Tuan Muda Keluarga Ranggau? Kenapa malah begitu lemah sekarang?" tanya pemuda itu sambil mendarat dengan perlahan.Pemuda itu pun menatap Wira dengan sinis, berharap Wira bisa mengerahkan seluruh kekuatannya untuk bertarung dengannya. Jika tidak, dia akan merasa Wira menghinanya.Wira tidak ingin bertarung dengannya dan ingin menjelaskan alasan di balik semua ini. Siapa sangka, pemuda itu menerjang ke arahnya lagi, bahkan semua serangan yang dilancarkannya sangat fatal. Kurang ajar, dia ingin membunuh Wira!"Apa semua yang berasal dari 8 keluarga terbesar nggak ngerti bahasa manusia? Atau kalian nggak punya telinga dan otak? Kalian memang nggak sanggup bertahan di Hutan Kematian selama 3 hari jika sendirian, tapi mudah saja bagiku!" seru Wira.Wira mula
Meskipun tidak tahu siapa pria itu, mereka bisa lolos karena bantuannya. Ibu serigala bertekad untuk membalas budi jika bertemu lagi di kemudian hari.Namun, pengawal di samping menyadari hal ini. Mereka segera mengadang di hadapan ibu serigala yang telah menggigit anak-anaknya.Serigala memang kuat, tetapi mereka hanyalah serigala. Apalagi, anak-anaknya masih kecil sehingga sulit baginya untuk bertarung melawan begitu banyak orang."Auw! Auw!" Serigala kutub itu melolong, memperingatkan musuh untuk tidak mendekat ataupun menyakiti anak-anaknya. Jika tidak, dia akan melawan mereka mati-matian."Hahaha! Serigala kutub ini cantik sekali. Kita hanya perlu mempersembahkan seekor kepada wanita suci, berarti sisanya bisa kita ambil? Atau kita beri tahu Tuan Muda, hanya 1 yang berhasil bertahan hidup!"Timbul keserakahan dalam hati kepala pengawal. Dia ingin membunuh ibu serigala dan mengambil kedua anaknya, lalu hanya mempersembahkan seekor kepada tuan mudanya.Meskipun hanya pengawal, kemam
Wira menatap sekelompok orang yang tidak takut mati itu. Kemudian, tenaga pada tangannya menjadi makin besar.Pemuda itu tampak memutar bola matanya, juga merasa sesak napas, seakan-akan sudah mau mati."Jangan sakiti tuan muda kami. Kami akan mengabulkan permintaanmu dan nggak akan melaporkan apa pun. Asalkan kamu melepaskannya, kami nggak akan mencari masalah denganmu!"Tuan muda mereka tidak akan kuat menghadapi hal seperti ini. Tadi mereka hanya sibuk mengurus serigala sehingga mengabaikannya. Kalau tuan besar mereka tahu, mereka pasti akan mati. Jadi, yang bisa dilakukan untuk sekarang adalah menenangkan Wira demi mempertahankan nyawa tuan muda mereka."Aku bisa saja melepaskannya, tapi kalian nggak boleh menyerang serigala itu lagi. Segera tinggalkan Hutan Kematian. Kalau sampai aku melihat kalian lagi, aku akan membunuh kalian semua!" ancam Wira.Wira tidak ingin membuat repot diri sendiri dan Keluarga Triaji, jadi tidak akan bertindak keterlaluan terhadap pemuda ini. Dia hanya
Wira perlahan-lahan mendekati serigala kutub itu. Mungkin karena telah diselamatkan oleh Wira sampai 2 kali, ibu serigala itu tidak begitu berwaspada terhadapnya lagi."Auw ...." Lolongan ini tidak terdengar seperti ancaman, melainkan meminta pertolongan. Wira pun menatapnya. Lukanya terlalu parah, mungkin tidak bisa bertahan lagi. Namun, masih ada 3 ekor anak serigala yang menunggunya memberi makan.Wira ingin sekali menolongnya, tetapi dia masih dalam tahap pengujian sehingga tidak punya bahan obat. Dia hanya memiliki 3 peralatan yang tidak bisa menyelamatkan nyawa ataupun membalut luka serigala itu."Maaf, aku nggak bisa menolongmu," ucap Wira. Serigala memiliki kecerdasan sehingga memahami maksud Wira.Serigala itu pun menatap anak-anaknya dengan sedih. Bagaimanapun, anak-anaknya masih kecil dan butuh perlindungan. Bagaimana nasib anak-anaknya setelah dia pergi?Wira memahami maksudnya. Dia juga tidak ingin melihat ketiga anak serigala yang cerdas dan lincah itu mati."Kalau kamu p
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m