Share

Bab 1436

Author: Arif
Setelah saling membahas dengan Wira, para sastrawan itu makin mengaguminya. Julian juga mulai mengagumi Wira dan makin merasa hanya orang berbakat seperti Wira ini yang pantas menjadi pasangannya.

Pada hari kedua setelah mengikuti tes bakat, tema dari ujian tahap kedua juga diumumkan.

"Tema dari ujian tahap kedua harusnya sangat mudah bagimu. Kamu adalah murid Hasto, jadi kemampuan bela dirimu pasti sangat hebat juga."

Saat mengumumkan tema dari ujian tahap kedua kepada Wira, Juna makin yakin dengan Wira. Hal itu membuat Wira tersenyum.

"Aku pasti akan berusaha sebaik mungkin dalam ujian bela diri ini, aku nggak akan mengecewakan Julian."

"Bagus!"

Juna merasa makin puas saat melihat penampilan Wira yang berada di depannya, sehingga dia tiba-tiba bertanya apakah Wira pernah memiliki tunangan.

"Wira nggak berani menipu. Aku sudah punya tiga istri di rumah dan status mereka semua setara, nggak ada perbedaan status siapa yang lebih tinggi atau rendah."

Saat Wira mengatakan hal itu dengan t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
agus r
lucuuu dan bodoh, maaf...petarung pemula kalo mukul dan tidak kena, g sampai jatuh...ini pendekae hebat seperti itu, waduhh, aneh bgt ilustrasi nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1437

    "Tuan Muda, harap berhati-hati saat berjalan. Kalau terjadi sesuatu denganmu di kediaman kami, aku nggak bisa bertanggung jawab."Wira yang berbicara dengan nada sinis, membuat Arham merasa sangat tidak puas. Dia menepis tangan Wira dan berdiri."Kamu ini hanya orang dari dunia luar saja, berani-beraninya menyentuh aku. Apa kamu pikir kamu bisa berkuasa hanya karena sedikit berbakat saja? Jangan bermimpi. Akulah orang yang paling cocok menjadi pasangan Gadis Suci!" Arham mengeluarkan kipas lipat dan menghalang di depannya dengan tatapan yang menantang.Wira tidak marah saat mendengar perkataan Arham, karena dia tahu Julian tidak akan pernah berhubungan dengan orang seperti itu."Tuan Muda, kalau kamu datang hari ini hanya untuk mengatakan hal-hal seperti ini, silakan pulang." Wira berdiri dan hendak pergi, dia merasa benar-benar menghabiskan waktunya saja berbicara dengan orang seperti itu.Arham merasa sangat kesal karena dia diabaikan oleh Wira sekali lagi. Dia mengambil batu di samp

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1438

    "Tuan Muda nggak perlu tunggu jawabanku, aku bisa memberitahumu sekarang. Aku nggak suka dengan tawaranmu dan nggak akan menerimanya juga."Mendengar nada Wira yang tenang, Arham mengepalkan tinjunya. Dia tidak menoleh dan hanya tersenyum, lalu melambaikan tangannya dan pergi.Setelah Arham pergi, Julian memandang Wira dengan khawatir, tetapi Wira meyakinkannya dengan tersenyum."Sebenarnya ada apa dengannya? Kenapa dia datang ke kediaman kita? Apa tadi kamu bertengkar dengannya? Kalau bukan karena pelayan yang melapor, aku nggak tahu dia datang.""Bukan masalah besar juga, dia hanya datang untuk mengatakan hal yang nggak penting."Wira tidak berniat memberi tahu perkataan Arham tadi kepada Julian, karena tidak ingin Julian makin terbebani. Julian memang sudah merasa cemas saat mendengarnya ingin berpartisipasi dalam lomba mencari jodoh. Jika Julian mengetahui kejadian ini, Julian pasti akan makin melarangnya berpartisipasi dalam lomba."Kalau terjadi sesuatu, sebaiknya kamu segera mem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1439

    "Sombong sekali!"Hanya dengan melihat kemampuannya saja, kultivasi pembunuh itu harusnya lebih tinggi daripada Wira. Namun, pembunuh itu terlalu sombong dan ini bisa menjadi kelemahannya."Kalau begitu, kita lihat apakah yang kukatakan itu benar atau nggak!"Pembunuh itu tiba-tiba mengubah pola serangannya. Dia mulai bermain-main dengan Wira dan tidak menggunakan gerakan membunuh seperti sebelumnya. Kesalahannya ini juga yang memberikan kesempatan kepada Wira.Wira segera kembali ke dalam kamarnya dan mengambil tongkatnya."Hahaha. Apa senjatamu itu hanya sebuah tongkat usang saja?" Setelah melihat Wira mengambil sebuah tongkat, pembunuh itu tertawa bahagia hingga suaranya memenuhi seluruh halaman.Waktu sudah berlalu cukup lama, masih tetap tidak ada pelayan yang datang ke tempat itu. Wira berpikir apakah terjadi masalah di halaman yang lain, sehingga semua pelayan bergegas ke halaman itu? Dia mendengus. Jangan meremehkan tongkat itu, mungkin selanjutnya pembunuh itu akan dipukul hin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1440

    Setelah memastikan pembunuh itu telah pergi, Julian baru datang ke sisi Wira. Melihat memar di pergelangan tangan Wira, tatapannya dipenuhi dengan kesedihan. Dia sudah mengatakan dia tidak ingin Wira terlibat dalam masalah ini."Semua ini salahku. Kalau bukan karena aku, kamu nggak akan terluka. Tuan, kalau nggak tahan, kamu pulang saja. Jangan pedulikan masalahku lagi!"Saat mengatakan itu, mata Julian berlinang air mata. Dia tidak tega melihat nyawa Wira dalam bahaya karena dirinya dan dengan kemampuannya saat ini, dia juga tidak bisa melindungi Wira di Sekte Langit ini. Para kepala dari delapan keluarga besar itu juga akan mengirim pembunuh dari berbagai tempat untuk membunuh Wira."Julian, apa yang kamu katakan? Bagaimana mungkin aku mengabaikanmu. Meskipun kita berdua nggak bisa jadi suami istri, kamu ini juga adikku. Terjadi hal yang begitu besar, aku nggak mungkin membiarkanmu begitu saja. Hal ini bukan masalah besar, hanya memar kecil saja."Wira tidak terlalu peduli dengan luk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1441

    Selesai mengatakan itu, Julian buru-buru pergi, hanya tersisa Wira dan Hasto di ruangan."Kak Hasto, kamu membuatnya ketakutan hingga kabur," ucap Wira sambil menatap Hasto dengan tidak berdaya."Muridku ini cerdas, tapi terlalu mudah malu. Jika benar-benar menikah denganmu, dia harus banyak berlatih," sahut Hasto yang mengelus-elus dagu sendiri.Kemudian, mereka mulai membahas kompetisi kedua. Entah siapa yang akan diutus oleh 8 keluarga terbesar untuk menjadi lawan Wira."Basis kultivasi mereka jelas sangat tinggi, bahkan sebagian besar di atasmu. Kalau sesuai aturan, mereka seharusnya mengutus seseorang yang basis kultivasinya hampir setara denganmu. Tapi, mereka bisa saja menipu." Hasto membantu Wira menganalisis.Wira mengangguk. Menurutnya, 8 keluarga terbesar ini tidak mungkin melakukan sesuatu yang akan merusak reputasi mereka.Bagaimanapun, ada begitu banyak orang yang menonton dan hasil pertandingan akan diumumkan kepada dunia luar.Yang paling dikhawatirkan Hasto adalah musu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1442

    Hal seperti ini tentu tidak boleh terjadi. Arham telah menyukai Julian, jadi tidak akan membiarkan pria lain mendapatkannya!Itu sebabnya, Arham datang untuk mencari tahu hari ini. Alhasil, dia langsung diprovokasi oleh Wira. Pria ini bahkan tidak memberi hormat saat bertemu dengannya, benar-benar tidak sopan. Wira tidak pantas untuk Julian!Setelah meninggalkan kediaman Keluarga Triaji, Arham mengganti pakaian dan memakai topeng. Dia berencana untuk membunuh Wira dengan tangannya sendiri.Tanpa diduga, kemampuan bela diri Wira ternyata begitu hebat. Pertarungan mereka cukup sengit, bahkan Wira hampir melukainya beberapa kali. Pada akhirnya, Julian sampai datang membantu. Agar tidak ketahuan, Arham pun memutuskan untuk kabur."Sialan, jelas-jelas hanya manusia biasa, kenapa malah merasa diri sendiri pantas mendekati wanita suci?" maki Arham sembari membanting barang-barang di kamarnya. Suara berisik ini pun menarik perhatian ayahnya."Putraku, apa yang terjadi? Aku dengar kamu baru pul

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1443

    Sesudah Juan mengumumkan peraturan, Wira berdiri di tengah arena, lalu satu per satu pemuda naik ke panggung."Ternyata kamu Wira, kelihatannya biasa-biasa saja. Tapi, kenapa ada aroma aneh di tubuhmu, ya?""Aroma apa, Kak?""Tentu saja aroma busuk dari dunia fana, hahaha!"Orang-orang ini tidak peduli dengan identitas Wira. Mereka mentertawakannya dengan lancang.Wira pun menatap mereka dengan ekspresi datar. Sesudah melirik sekilas semua lawannya, dia kira-kira bisa memastikan bahwa basis kultivasi mereka adalah asterik awal, hampir sama dengannya.Hanya saja, ada seseorang yang membuat Wira agak khawatir, yaitu pria yang memakai topeng. Dia tidak bisa menilai basis kultivasi pria itu. Apakah itu artinya basis kultivasinya di atas Wira?Akan tetapi, 8 keluarga terbesar beserta Juan telah mengumumkan bahwa yang boleh berpartisipasi hanya mereka yang basis kultivasinya hampir setara dengan Wira. Jadi, seharusnya tidak akan muncul kesalahan rendahan seperti ini.Wira mendongak menatap H

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1444

    Kedelapan orang itu saling menghibur, seolah-olah memberi tahu diri sendiri bahwa Wira sama sekali tidak menakutkan.Faktanya, mereka sudah tahu bahwa kemampuan Wira jauh lebih hebat dari yang mereka bayangkan. Mungkin karena masih ada sayembara, Wira pun menyembunyikan kekuatan aslinya.Tampak 4 orang menyerang Wira dari berbagai sisi, bahkan ada seseorang yang ingin menyerangnya dari atas. Pemuda itu meloncat, lalu mengubah posisi dan mengarahkan pedangnya ke kepala Wira.Melihat ini, Wira mengambil tongkatnya dan memutarkannya di pinggang sekali. Dia pun berhasil mengalahkan 4 orang yang mengepungnya, yang berarti hanya tersisa orang di atas sana.Wira berkelebat ke samping, lalu menggunakan tongkat untuk menopang tubuhnya dan menendang ke atas."Aduh!""Argh, sakit sekali!"Kelima orang itu berteriak kesakitan, mereka merasa tulang di sekujur tubuh telah remuk. Wira ini benar-benar kejam. Mereka tidak menyangka dia akan menyerang tanpa belas kasihan sedikit pun.Ketika melihat keli

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3203

    Di dalam lereng bukit yang jaraknya tidak jauh dari kemah pasukan utara di Pulau Hulu, Wira dan yang lainnya sudah menyiapkan penyergapan dan kini sedang menunggu pasukan musuh mendekat.Saat semua orang sedang menunggu dengan cemas, beberapa orang di barisan depan mengernyitkan alis. Beberapa saat kemudian, salah seorang dari mereka berlari ke arah Wira dan berkata, "Tuan, mereka sepertinya sudah mundur, kini kita sudah bisa bergerak. Tapi, dilihat dari situasinya, mereka memang cukup kuat."Mendengar kabar musuh sudah mundur, Wira pun mengernyitkan alis. Menurutnya, musuhnya ini terlalu lemah, malah tidak berniat untuk menyerang.Beberapa saat kemudian, Adjie yang berdiri di samping tersenyum dan berkata, "Tuan, sepertinya Zaki ini mulai cerdik, nggak langsung menyerang kita. Menurutku, sekarang mereka mulai membuat strategi."Wira tersenyum saat mendengar perkataan itu dan berkata, "Hehe. Ternyata begitu, tapi yang paling penting sekarang adalah kita bisa menangkap mereka. Kalau mer

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3202

    Melihat Zaki dan Joko begitu tidak sabar, Darsa tersenyum dan berkata, "Hehe. Cara ini memang bisa berjalan, kita hanya perlu memindahkan medan perang ke arah selatan. Dengan begitu, kita bisa langsung menahan pasukan musuh di sana."Mendengar perkataan itu, kedua orang itu tertegun sejenak. Mereka merasa rencana ini mungkin bisa berjalan dengan baik, tetapi mereka harus memastikan rencana ini tidak bermasalah terlebih dahulu.Semua orang menganggukkan kepala.Setelah berpikir sejenak, Darsa yang sepertinya teringat sesuatu pun menoleh dan berkata pada Zaki dan Joko, "Kalian pergi siapkan tali perangkap kuda sebanyak mungkin, kita akan membalas musuh dengan cara yang sama."Zaki dan Joko langsung merasa sangat bersemangat saat mendengar perintah itu. Mereka segera merespons perintah itu dan segera pergi menyiapkan tali perangkap kuda.Saat ini, hanya tersisa Darsa dan para wakil jenderal yang berada di dalam tenda. Setelah mengumpulkan mereka, Darsa berkata, "Sekarang hanya sisa kalian

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3201

    Mengingat tali jebakan kuda, Zaki langsung mengumpat, "Tuan, aku menderita kerugian besar di tangan Wira sebelumnya juga karena tali perangkap kuda ini. Kali ini aku harus membuat mereka membayar perbuatan mereka."Darsa tersenyum karena dia juga tahu kerugian yang sudah dialami Zaki, lalu berkata, "Hehe. Aku sudah mendengar tentang hal itu. Musuh memang terlalu licik. Bukan hanya memasang tali perangkap kuda, mereka juga menebar paku kuda di jalur mundur. Benar-benar licik dan kejam."Zaki menganggukkan kepala karena situasi kali ini memang cukup sulit untuk dihadapi. Jika bukan karena tali perangkap kuda, dia tidak akan kehilangan ratusan kuda perang begitu saja. Oleh karena itu, saat mendengar Darsa akan menggunakan tali perangkap kuda, dia langsung menganggukkan kepala dengan sangat bersemangat.Joko yang berada di samping berkata, "Kalau hanya mengandalkan tali perangkap kuda, dampaknya nggak terlalu besar. Musuh akan menyerang dari atas bukit dan melewati pintu masuk lembah. Kala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status