"Katakan saja kalau ada masalah, nggak perlu terbata-bata begini," ucap orang itu."Bukannya aku sengaja, tapi masalah ini belum bisa dipastikan. Saudaraku yang berada di luar kota mengirimku pesan, katanya melihat Hasto membawa seorang pemuda ke Sekte Langit. Mungkin, dia target kita," jelas sosok berpakaian hitam itu."Oh? Menarik sekali, biksu berengsek itu ternyata sudah tahu. Kebetulan sekali, mereka akan pulang untuk sayembara," ujar orang itu."Kalau begitu, apa kita perlu mencegat mereka?" tanya sosok berpakaian hitam itu."Mencegat?" Orang itu merenung sejenak, lalu menyahut, "Kalian nggak akan berhasil mencegatnya, tapi boleh dicoba untuk menguji kemampuannya.""Baik." Setelah mendapatkan perintah, sosok berpakaian hitam itu pun pergi."Situasi di Sekte Langit makin kacau belakangan ini," gumam Hasto."Kita akan segera tiba. Kak Hasto, kita akan ke mana dulu?" tanya Wira yang merasa dirinya seperti sedang bertamasya. Dia pun merasa sangat penasaran dengan adat istiadat Sekte
"Astaga, entah pembunuh dari mana ini. Cepat kabur, kita nggak mengenal mereka!""Kenapa dunia ini mengerikan sekali sekarang? Aku hanya ingin pergi ke suatu tempat, tapi bertemu penyerangan begini. Sadis sekali!"Orang-orang di sekitar hanya tahu melarikan diri atau menonton keseruan dari samping. Sementara itu, para sosok berpakaian hitam kalah telak dari Wira maupun Hasto. Mereka tidak menyangka Wira akan sehebat itu, sepertinya mereka telah meremehkan musuh.Kalau begitu, mereka tidak perlu menyembunyikan kekuatan apa pun lagi. Sebaiknya mara bahaya ini segera disingkirkan.Wira menatap Hasto, lalu mendapati Hasto telah mengalahkan seluruh lawannya. Itu artinya, dia bisa bersenang-senang dan tidak perlu terburu-buru menghabisi mereka. Setidaknya, dia harus tahu siapa yang mengutus mereka kemari."Huh! Berani sekali kalian bertindak lancang di hadapanku!" seru Wira. Kemudian, dia menerjang dan menjatuhkan beberapa ahli bela diri itu.Sosok berpakaian hitam yang memimpin tiba-tiba me
Para pria berpakaian hitam berlatih teknik formasi ini sejak kecil. Mana mungkin Wira dan Hasto bisa menerobos teknik formasi ini? Namun, siapa sangka salah satu pria berpakaian hitam mulai kesulitan bertahan. Ternyata, Wira terus menyerang tubuh pria berpakaian hitam itu sehingga kekuatannya mulai goyah."Hanya begitu kekuatan kalian?" tanya Wira. Dia dan Hasto melancarkan serangan secara bersamaan. Keempat pria berpakaian hitam di bagian tengah yang menjadi kekuatan utama juga mulai kesulitan bertahan. Mereka berteriak sambil melepaskan tangan mereka yang menyokong satu sama lain.Setelah teknik formasi berhasil diterobos, para pria berpakaian hitam memuntahkan darah, lalu terjatuh di tanah dan tidak sadarkan diri.Wira tidak berencana untuk membantai semua pria berpakaian hitam itu. Namun, pemimpin mereka tampak sangat jahat. Jadi, Wira bertanya kepada pemimpin itu, "Katakan dengan jujur, siapa yang mengutus kalian? Kalau kalian memberitahuku, mungkin aku akan membiarkan kalian hidu
Para kepala keluarga yang menyelamati Hasto juga memperhatikan Wira. Kala ini, sikap Wira sangat tenang. Dia sama sekali tidak terlihat takut ketika bertemu dengan tokoh hebat. Wira menyapa, "Halo semuanya! Namaku Wira. Hari ini, aku ingin meminta sesuatu. Kudengar, wanita suci Sekte Langit akan mengadakan sayembara untuk mencari suami. Aku juga ingin berpartisipasi dalam sayembara ini."Wira memberi hormat kepada mereka. Begitu Wira selesai bicara, semua orang tertegun. Kemudian, mereka mulai berkomentar. Mereka tidak tahu jelas identitas Wira. Selain itu, Wira juga orang luar. Jadi, mereka tidak bersedia mengizinkan Wira mengikuti sayembara."Kamu bercanda, ya? Kamu itu hanya orang biasa, mana mungkin kamu mengikuti sayembara? Kamu pikir kamu siapa?""Benar. Kamu menganggap wanita suci dan Sekte Langit itu apa?""Hei, sebaiknya kamu pergi saja. Jangan ikut campur urusan kami. Kamu nggak akan sanggup menghadapi masalah ini."Semua kepala keluarga bersikeras menentang Wira untuk mengik
Sebenarnya, cara yang disebutkan Kashif cukup bagus. Hasto memang merupakan guru Julian dan dia juga tinggal di Sekte Langit, tetapi para kepala keluarga tidak bisa menebak pemikiran Hasto dan Hasto tidak bisa diatur oleh mereka.Jadi, para kepala keluarga bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat Hasto berutang budi kepada mereka. Dengan demikian, jika kelak terjadi sesuatu di Sekte Langit, Hasto bisa membantu mereka.Sementara itu, Wira mengernyit. Dia merasa para kepala keluarga ini sudah merencanakan semuanya. Awalnya, sayembara untuk mencari suami wanita suci hanya mengutamakan kemampuan. Jadi, siapa pun bisa mengikuti sayembara. Namun, para kepala keluarga ini malah menentang Wira mengikuti sayembara. Alasannya tentu karena Wira adalah orang yang dicari Hasto.Semua kepala keluarga ini tidak tahu kemampuan Wira. Jadi, Wira bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan kemampuannya yang sesungguhnya.Hasto berucap setelah membuat keputusan, "Oke! Kalau begitu, Wira akan
Julian menyapa Hasto dan Wira, "Pak Hasto, selamat datang kembali! Salam, Tuan!" Dia memberi hormat kepada Juna, Hasto, dan Wira, lalu berdiri di samping mereka.Juna berucap, "Julian, kamu tenang saja. Gurumu sudah kembali dan membawa orang yang berhasil mempelajari Teknik Matahari Besar. Dia pasti bisa menyelamatkanmu."Sudah lama Juna tidak tersenyum bahagia seperti ini. Selama bertahun-tahun, Juna mencari cara untuk menyelamatkan putrinya, tetapi tidak pernah membuahkan hasil. Akhirnya, sekarang Julian bisa diselamatkan.Berbeda dengan Juna, Julian malah tidak bisa tersenyum. Awalnya, Julian memang merasa senang saat menerima kabar ini. Namun, sekarang Julian merasa khawatir. Julian berujar, "Ayah, aku nggak mau Wira ikut sayembara."Setelah Julian melontarkan perkataan ini, Hasto, Wira, dan Juna terdiam di tempat. Kenapa Julian berkata seperti itu? Bukankah sebelumnya mereka sudah sepakat? Selain itu, Hasto sudah jauh-jauh memanggil Wira untuk datang ke Sekte Langit demi menyelama
Setelah Hasto pergi, Julian mengangguk kepada Wira agar Wira mengikutinya. Mereka berdua berjalan masuk ke kamar Julian. Jika mereka berbincang di luar, takutnya ada yang mengawasi mereka.Wira bertanya, "Julian, kamu kenapa? Bukannya sebelumnya kita sudah sepakat? Kali ini, aku datang untuk menyelamatkanmu. Kamu tenang saja, aku pasti nggak akan pergi."Wira juga tidak terlalu paham kenapa Julian tiba-tiba berubah pikiran. Julian membelakangi Wira saat berbicara, "Sudahlah. Sebenarnya, aku nggak berpikiran untuk hidup lagi. Aku nggak mau kamu terlibat masalah ini demi aku."Sejak kecil, Julian sudah mengetahui permasalahan Sekte Langit dan Sekte Gunung. Tentu saja Julian tahu hal ini sangat berbahaya. Jadi, Julian tidak ingin Wira mengambil risiko.Wira menghampiri Julian sambil mengernyit. Dia ingin mengamati wajah Julian, tetapi Julian malah memalingkan wajahnya.Julian berucap, "Tuan, apa kamu pikir kamu bisa memenangkan sayembara dengan kultivasimu sekarang? Aku tahu kamu memang o
"Sepertinya dulu kamu nggak sebodoh ini, kenapa otakmu jadi lamban setelah bertemu dengan Julian? Bukankah semua yang dia katakan itu demi kamu?"Wira tidak merespons Hasto."Gadis itu hanya nggak ingin kamu ikut dalam sayembara ini dan kehilangan nyawamu. Orang di sini semuanya sangat hebat, jadi dia berharap kamu pergi baru mengatakan kata-kata yang menyakiti hatimu. Kalau kamu benar-benar terpengaruh kata-katanya, aku malah merasa apakah Wira yang kukenal sebelumnya sudah hilang."Setelah mendengar perkataan Hasto, Wira baru menyadari mungkin karena tadi tidak bisa menerima kata-kata Julian tadi dan terlalu keras kepala."Kak Hasto, kamu tenang saja. Aku memang marah setelah mendengar kata-kata itu, tapi aku nggak mungkin benar-benar mengabaikannya. Meskipun kita nggak bisa menjadi suami istri, dia juga adalah adikku dan aku harus menyelamatkan nyawanya," kata Wira dengan nada putus asa yang menggambarkan suasana hatinya saat ini.Setelah keduanya mengobrol, Wira memutuskan untuk te
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m