Share

Bab 1332

Author: Arif
"Aku tahu orang seperti apa dia, dia juga pasti sangat paham dengan kepribadianku. Begini saja sudah cukup! Nggak perlu ketemu lagi dengannya. Aku hanya merasa sangat menyayangkannya. Biantara memang hebat, aku nggak khawatir padanya. Tapi akhirnya dia malah dicelakai olehmu!"

"Aku mengakui kekalahanku! Selain itu, yang paling penting lagi adalah, Raja Byakta juga sudah meninggal. Haeh .... Wira, mungkin perbuatanmu memang benar. Kalau kamu nggak menghentikan kita, negara ini mungkin sudah bermasalah!"

Saat mengungkit insiden yang telah berlalu, Wira juga tentunya masih ingat akan hal ini. Saat itu, Raja Bakir yang memaksanya menghadapi Agrel. Hanya dalam sekejap mata, insiden ini sudah berlalu selama bertahun-tahun. Saat mengingatnya lagi sekarang, semua itu terasa sangat menarik. Saat itu, situasi di dunia ini masih belum sekacau sekarang.

"Wira, ada sebuah hal yang ingin kukatakan padamu. Sebenarnya ... masalah Selir Zendaya saat itu ... semua itu ulahku!" pinta Raja Ararya sambil m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1333

    Wira tidak tahu apa yang sedang direncanakan Raja Ararya. Karena itu, dia memutuskan untuk sengaja memberi celah dan kesempatan bagi Raja Ararya. Wira berpura-pura mabuk setelah meminum beberapa teguk arak lagi. Setelah itu, dia telungkup di meja dan berpura-pura tertidur.Pada saat ini, Raja Ararya sontak merasa sangat gembira. Dia tidak menyangka Wira akan mabuk. Hal ini membuatnya sangat kegirangan. Setelah itu Raja Ararya menarik napas dan mendekati Wira perlahan-lahan.Wira merasa agak gugup, terutama saat merasakan Raja Ararya semakin mendekatinya. Apa yang ingin dilakukan orang ini? Mencuri uang atau mau menodainya? Mustahil jika Raja Ararya mau mencuri uangnya karena Raja Ararya sendiri sudah cukup kaya.Menodainya? Apa mungkin Raja Ararya punya kelainan? Saat memikirkan hal ini, Wira merasa sangat cemas. Tak disangka ....Raja Ararya benar-benar mengulurkan tangannya untuk meraba tubuh Wira!Sialan! Ternyata Raja Ararya membuatnya mabuk karena menginginkan hal ini? Wira sangat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1334

    Raja Ararya langsung memberikan perintah pada pelayan untuk mengantarkan Wira. Beberapa pelayan itu memapah Wira untuk memasuki pelangkin dan mengantarkannya ke kediaman Raja Uttar. Begitu memasuki pelangkin, Wira langsung membuka matanya. Dia hanya mendengus, tetapi tidak bersuara sama sekali.Tak lama kemudian, Wira telah kembali ke kediamannya. Dia langsung mengutus Biantara untuk menyuruh Raja Kresna menemuinya sekarang juga secara diam-diam."Kak Wira ... apa maksudnya ini?" tanya Biantara yang kebingungan dengan apa yang sedang terjadi.Mendengar hal ini, Wira langsung tertawa. "Pokoknya panggilkan saja."Biantara tidak berani menunda-nunda, dia langsung bergegas ke kediaman Raja Kresna untuk menyampaikan pesan.Beberapa saat kemudian, Raja Kresna meninggalkan kediamannya bersama Biantara dan tiba di ruang kerja Wira. Begitu memasuki ruangan, Raja Kresna tak kuasa bertanya, "Wira, ada masalah penting apa kamu memanggilku di saat seperti ini?"Wira mengangguk sekilas saat berkata,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1335

    Setelah mendengarnya, Wira mengangguk dan tidak mengatakan apa pun lagi, karena yakin Raja Kresna bukan orang yang suka membual. Jadi, Raja Kresna pasti benar-benar punya cara.Sesudah Raja Kresna pergi, Wira menguap dan pergi tidur. Sementara itu, Raja Ararya tampak penuh semangat. Dia memegang senapan, merasa makin takjub saat mengamatinya."Wira memang luar biasa. Petarung paling hebat di dunia bahkan nggak sekuat benda ini. Aku dengar pasukan Wira yang berjumlahkan 10.000 orang sudah bisa menghalangi 100.000 pasukan Kerajaan Agrel? Ternyata, semua itu berkat benda ini?" gumam Raja Ararya. Tatapannya tampak tidak percaya.Jujur saja, siapa yang akan menyangka bahwa benda kecil seperti ini memiliki kekuatan yang begitu mematikan?"Dengan benda ini, Raja Kresna pasti akan mati!" Raja Ararya tertawa terbahak-bahak dengan sorot mata penuh antusiasme. Dia pun telah membuat rencana dan memutuskan untuk beraksi besok.Setelah memikirkan semuanya, Raja Ararya pun pergi tidur. Keesokan pagi,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1336

    Saat ini, tandu Raja Ararya akhirnya tiba. Dia menatap pintu masuk kediaman Raja Kresna, lalu menyuruh orang untuk mengetuk pintu. Namun, mereka segera mendapatkan kabar bahwa Raja Kresna tidak menerima tamu untuk sementara waktu ini.Raja Ararya pun tertegun mendengarnya. Tidak menerima tamu? Dia tidak menyangka Raja Kresna akan membuat persiapan seperti ini demi dirinya.Sesudah memikirkannya, Raja Ararya mendengus dingin. Kemudian, dia berjalan ke depan pintu dan mengetuknya beberapa kali. Sesaat kemudian, kepala pelayan datang dan memberi salam, "Hormat pada Raja Ararya."Raja Ararya melambaikan tangannya seraya bertanya, "Di mana Raja Kresna? Aku ingin menemuinya."Kepala pelayan segera menjawab, "Maaf, Yang Mulia, Raja Kresna sakit. Beliau memerintahkan agar kami nggak menerima tamu untuk sementara waktu ini.""Jika ada urusan penting, saya akan menyampaikannya kepada Raja Kresna. Jika hanya menjenguk, beliau sangat berterima kasih dan akan mengunjungi kalian setelah sembuh nanti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1337

    Biantara tidak mengetahui alasan lain itu. Apakah karena Raja Kresna takut mati? Seharusnya ... bukan seperti itu.Bagaimanapun, Raja Kresna licik dan cerdik. Dia bisa menduduki posisi raja tentu karena tidak takut mati. Lantas, apa alasannya?Wira menatap Biantara sambil bertanya, "Coba kutanya, apa hubungan Raja Ararya dengan Raja Kresna?"Biantara termangu sebelum menjawab, "Mereka sama-sama anggota keluarga kerajaan. Meskipun bukan saudara kandung, mereka terlihat cukup akrab."Tiba-tiba, Biantara menyadari sesuatu sehingga bertanya, "Jangan-jangan karena hubungan ini? Raja Kresna begitu mementingkan hubungan keluarga?"Biantara agak sulit untuk memercayainya. Kemudian, Wira menjelaskan, "Raja Kresna paling nggak ingin melihat keluarga saling membunuh. Kalau bukan karena ini, mungkin kekacauan sudah terjadi di Kerajaan Agrel sejak awal.""Menurutmu, mengapa Senia bisa menguasai takhta selama bertahun-tahun, bahkan mengendalikan pusat kerajaan dengan mudah? Tentu saja berkat Raja Kr

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1338

    "Pujianmu terlalu berlebihan. Kali ini, Raja Kresna ingin memahami seluruh kekuatan yang dimiliki Raja Ararya. Pada saat yang sama, dia juga memberi Raja Ararya kesempatan. Dia ingin mencari tahu, apakah Raja Ararya akan melakukan sesuatu padanya atau nggak. Bagaimanapun, Raja Kresna nggak ingin berselisih dengannya, apalagi bertarung," jelas Wira.Biantara mengangguk sembari berkata, "Raja Kresna benar-benar berpikir secara menyeluruh. Raja Kresna seharusnya sangat merindukanmu sekarang, 'kan?"Biantara tertawa. Wira membalas, "Seharusnya begitu. Ayo, kita pergi temui Raja Kresna." Kini, Raja Kresna pasti berharap dirinya pergi menemuinya. Lagi pula, Raja Kresna ingin melawan Raja Ararya.Meskipun Raja Ararya berniat untuk memberontak, mereka akan berusaha agar tidak menghabisinya. Kalaupun terpaksa, mereka harus mengetahui segala kekuatan yang dimiliki oleh Raja Ararya.Dengan begitu, Wira pun berangkat ke kediaman Raja Kresna. Setibanya di depan pintu, Wira ditolak seperti yang dial

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1339

    Raja Kresna pun kebingungan mendengarnya. Wira mengejapkan mata sambil berpikir sesaat, lalu menjelaskan, "Soalnya kamu jelas-jelas sudah mengetahui tujuan pihak lawan, tapi masih berusaha memancingnya untuk melakukannya."Raja Kresna tertawa dan mengangguk. "Ucapanmu ini masuk akal sekali. Wira, gimana pendapatmu tentang masalah Raja Ararya ini?"Wira merenung sejenak. Kemudian, dia menyahut, "Dilihat dari situasi sekarang, tindakanmu sangat tepat. Bagaimanapun, akan lebih bagus jika tidak terjadi pertarungan."Raja Kresna juga berpikiran sama, jadi membuat keputusan seperti itu. Jujur saja, dia masih memiliki keraguan dalam hatinya, apakah tindakan ini terlalu kejam atau tidak.Akan tetapi, Raja Kresna tidak memiliki ide lain untuk sekarang. Baik itu memancing lawan ataupun berterus terang, Raja Kresna tetap merasa ragu akan kedua hal ini. Lagi pula, mereka adalah saudara."Aku mengerti, sebaiknya Raja Ararya nggak melakukan apa pun atau aku terpaksa ...." Raja Kresna tidak menyelesa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1340

    Di luar dugaan, Wira bahkan tidak bisa menyentuh ujung pakaian Julian."Julian, sepertinya kamu sangat hebat?" tanya Wira dengan terkejut. Dia telah mengerahkan seluruh kekuatannya, tetapi Julian masih bisa menghindar dengan mudah.Julian tersenyum. Meskipun belum bisa disebut tak tertandingi, setidaknya dia jauh lebih hebat dari beberapa ahli bela diri."Tuan, sepertinya kamu masih harus banyak-banyak berlatih," ucap Julian yang terkekeh-kekeh dan menghindari serangan Wira dengan gesit. Namun, wajahnya tiba-tiba memucat dan tubuhnya pun terjatuh ke belakang.Kejadian mendadak ini membuat Wira terperangah. Dia tanpa sadar menopang tubuh Julian, lalu ekspresinya berubah karena merasakan hawa dingin yang mengerikan dari tubuh wanita ini. Saking dinginnya, hawa ini membuatnya tak kuasa menggigil."Apa yang terjadi? Julian, kamu baik-baik saja?" tanya Wira buru-buru.Dengan wajah pucat dan tubuh gemetaran, Julian menyahut, "Aku ... aku baik-baik saja. Tuan, tolong bawa aku kembali ke kamar

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status