Share

Bab 1313

Author: Arif
Wira mengangguk mendengarnya. Dia tentu paham masalah ini tidak begitu mudah diselesaikan. Dia tersenyum sambil berkata, "Itu sudah pasti. Tapi, orang ini punya dendam terhadap Luki. Kita bisa memanfaatkan hal ini. Biantara, bantu aku buat janji dengan Ongki. Bilang saja ... aku ingin meminta bantuannya."

Meskipun Biantara tidak tahu apa yang ingin dilakukan Wira, dia tetap menuruti perintahnya. Malam harinya, Wira pun menunggu di tempatnya, sedangkan Biantara diam-diam mendatangi kediaman Ongki.

Ongki baru selesai makan malam. Dia berniat pergi ke kamar selirnya untuk memuaskan hasrat, tetapi Biantara malah tiba-tiba muncul dan menghalangi jalannya.

"Eh? Kamu?" Ongki pun terkejut melihatnya. Sementara itu, Biantara berucap, "Maafkan aku, Tuan. Raja Uttar ingin meminta bantuanmu, jadi aku menyusup kemari. Tolong jangan tersinggung."

Ongki mengejapkan mata mendengarnya. Dia merasa agak heran, tetapi tidak mengatakan apa pun. Kemudian, dia menyahut, "Meminta bantuanku? Oke. Katakan saja,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1314

    "Pangan dan donasi ini sebenarnya hanya bernilai 1 juta uang emas. Istana tiba-tiba mengurangi jumlahnya sampai setengah, jadi sisa 500.000 uang emas. Sekarang 30% telah dibagikan, jadi sisanya hanya 200.000 uang emas. Hais ... gimana bagusnya ini? Aku merasa nggak enak hati," ucap Wira.Begitu mendengarnya, Ongki pun terkesiap. Bukankah itu artinya hanya tersisa 100.000 uang emas? Jika dibagi rata, masing-masing dari mereka hanya akan mendapat 30.000-an uang emas? Jumlah ini jauh sekali dari penghasilan mereka!"Yang Mulia, tolong jangan bercanda. Ini nggak serius, 'kan?" tanya Ongki dengan ekspresi agak getir.Wira segera menimpali, "Aku nggak mungkin menipumu dalam hal seperti ini. Aku memberitahumu karena merasa karaktermu cukup baik. Makanya, aku ingin mendiskusikan masalah ini denganmu dan mencari tahu bagaimana reaksi teman-temanmu nanti."Ongki mengejapkan matanya sambil berkata, "Yang Mulia, kenapa malah mencari saya? Orang yang bertanggung jawab atas hal ini seharusnya Tuan L

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1315

    Ongki agak terkejut mendengarnya. Dia pun bertanya, "Yang Mulia, masalah apa yang ingin Anda bahas dengan saya?"Meskipun hanya fokus pada pangan dan donasi, Ongki bisa merasakan masalah ini sangat penting. Kalau tidak ditangani dengan baik, takutnya situasi akan memburuk. Jadi, dia tentu ingin mendengar apa yang akan dikatakan Wira.Wira pun berucap, "Tuan Ongki, sebenarnya tujuan utamaku menyuruhmu datang untuk mengawasi Luki dan Yusri. Bagaimanapun, yang bisa dikeluarkan hanya tersisa 200.000 uang emas. Ditambah lagi istana ingin melengserkan Luki. Ada 1.000 pasukan yang berada di bawah naungan Luki sehingga aku nggak ingin mengusiknya.""Kamu juga mengerti alasannya. Aku bukan penduduk asli Kerajaan Agrel. Jabatanku ini diberikan Ibu Suri. Apalagi, masih ada orang yang ingin mencelakaiku di sini. Makanya, aku merasa akan lebih baik kalau kita kerja sama," jelas Wira.Ongki pun memahami maksud Wira. Setelah ragu-ragu sejenak, dia masih kurang memercayai Wira. Dia merasa hal ini terl

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1316

    Cepat atau lambat, Luki pasti akan mendapatkan masalah. Jadi, bekerja sama dengan Wira adalah keputusan terbaik. Wira adalah seorang raja, pasti bisa melindunginya.Selain itu, Ongki juga tergiur dengan kekayaan yang dimiliki Luki. Jelas sekali, itu bukan nominal kecil. Jika berhasil menguasai semuanya, dia bisa menjadi penguasa besar di Niaga.Jadi, setelah mempertimbangkannya, Ongki bertanya, "Yang Mulia, bagaimana kalau saya langsung membawa orang untuk menghabisinya?"Ongki adalah orang yang berkarakter kejam. Begitu seseorang membuatnya gusar, dia bisa langsung membunuh orang itu.Tawaran ini pun membuat Wira tertegun. Secepat itu perkembangannya? Langsung membawa orang membunuh Luki? Ide ini cukup bagus!Wira memikirkannya sesaat sebelum menyahut, "Boleh saja, tapi harus dilakukan secara diam-diam. Jangan sampai identitasmu terungkap. Bagaimanapun, membunuh pejabat istana merupakan dosa besar!"Ongki pun tertawa dan membalas, "Yang Mulia tenang saja. Saya bisa menghabisinya denga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1317

    Usai Wira berkata demikian, raut wajah Ongki terlihat sangat gembira. Inilah hal terpenting baginya, yang lainnya sama sekali bukan masalah. Membunuh ataupun tidak membunuh, sama-sama adalah perkara mudah bagi Ongki.Di pegunungan yang jauh dari istana ini, setidaknya akan ada dua orang yang mati setiap tahunnya. Hanya saja, tidak ada yang berani berkomentar apa-apa. Selama bayarannya banyak, kalaupun diminta membunuh putra mahkota di Niaga, Ongki juga berani melakukannya.Meskipun agak berlebihan, ini bukan omong kosong. Ongki memang memiliki kemampuan tersebut. Asalkan direncanakan dengan matang, siapa yang bisa menuduhnya? Ongki hanya perlu mencari beberapa kambing hitam, itu adalah hal yang sangat mudah baginya. Bagaimanapun, Ongki dapat dianggap sebagai kaisar lokal di Niaga."Oke. Kalau begitu, Pangeran, aku akan menunggumu!" ucap Ongki yang terkekeh-kekeh, lalu segera pergi.Begitu Ongki pergi, Biantara berjalan keluar, lalu bertanya dengan penasaran, "Kak Wira, kamu mau memanfa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1318

    Setelah mendengar perkataan tersebut, Luki tertegun sejenak.Wira mendengus dingin dan langsung berkata, "Luki, apa kata-kataku masih belum cukup jelas, atau kamu yang nggak paham? Mana mungkin kamu nggak tahu apa yang sudah kamu lakukan sendiri? Luki, biar kutegaskan, aku memberitahumu tentang ini karena itu masih diperlukan. Kalau nggak, kamu pasti sudah mati, mengerti?"Usai mendengar perkataan Wira, ekspresi Luki langsung menjadi sangat suram. Dia sangat tahu apa yang telah dia lakukan selama beberapa tahun ini. Namun, dia yakin bahwa pemerintah tidak akan melakukan sesuatu terhadapnya. Di pegunungan yang jauh dari istana ini, kalaupun dia serakah, memangnya berapa banyak yang dapat dia korupsi?Luki pun berkata, "Pangeran, kamu jangan menakut-nakutiku!" Dia memicingkan mata dengan sorot mata yang dingin.Wira juga menatapnya, lalu berkata sambil tersenyum dingin, "Kenapa, Luki? Kamu nggak terima?"Setelah itu, Wira langsung mengeluarkan senapan dan melancarkan satu tembakan ke tan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1319

    Wira berbicara dengan Luki dari sudut pandang yang berbeda.Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Luki berubah dan menarik napas dalam-dalam. Sebenarnya, dia memang orang yang intelektual dan hatinya selalu berpikir untuk menjadi orang baik. Namun, kenyataan tidak mengizinkannya. Terkadang, tindakan yang jujur dan bersih, tidak memungkinkannya untuk bertahan hidup.Maksud dari perkataan Wira seolah-olah ingin memberi tahu Luki untuk melakukan apa pun yang diinginkannya, kecuali meningkatkan kemiskinan di daerah ini. Dia tentu saja ingin melakukan seperti itu, tetapi dengan adanya Ongki dan Yusri, dia tidak bisa melakukannya. Kedua orang itu adalah penguasa daerah setempat dan sulit untuk dihadapi. Dia tidak mungkin bermusuhan dengan mereka.Sebenarnya, saat baru datang ke Niaga, Luki memang ingin mengubah situasinya dan membuat daerah itu menjadi makmur. Namun, di hari pertamanya datang ke sana, dia langsung mendapat hadiah besar berupa uang dan wanita dari Ongki dan Yusri. Dia pun

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1320

    "Mengenai Ongki dan Yusri, sebenarnya mudah saja. Mereka sudah melakukan begitu banyak kejahatan, mereka nggak akan lolos dari hukuman mati. Aku cukup mengumpulkan lima ribu pasukan saja sudah bisa menyingkirkan mereka sepenuhnya. Dengan begini, semua masalah di sini akan terselesaikan. Alasanku nggak melakukannya karena merasa terlalu merepotkan, jadi ... pemerintah memutuskan untuk memberimu kesempatan sekali lagi untuk menunjukkan bakatmu. Kalau tentang Ongki dan Yusri, aku akan cari cara untuk membereskan mereka. Pada saat itu, kamu hanya perlu membantuku melaksanakannya saja."Setelah mendengar perkataan Wira, Luki baru menyadari ternyata target Wira untuk hal kali ini bukan hanya dirinya. Yang paling utama adalah Wira ingin mengurus perkembangan keuangan daerah itu."Yang Mulia, saya sudah mengerti. Setelah mendengar perkataan Anda hari ini, saya mendapat pencerahan." Setelah mengatakan itu, Luki memberi hormat kepada Wira."Hahaha. Memang santai kalau berbicara dengan orang terp

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1321

    Keesokan paginya, urusan bantuan bencana akhirnya dimulai. Setelah memikirkannya semalaman, Luki memutuskan harus melakukan sesuatu. Dia sadar langkah pertamanya adalah menyingkirkan Yusri dan Ongki. Namun, Ongki adalah seorang kepala perampok yang tidak mengerti banyak hal dan cenderung bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya. Dia tidak ingin menyinggung orang seperti Ongki terlebih dahulu. Karena itulah, dia mencari Yusri."Kak Yusri, aku curiga kedatangan Wira dan yang lainnya ke sini kali ini mungkin akan membuat perubahan besar!"Luki tahu Yusri memiliki banyak properti dan yang paling kaya di antara mereka. Namun, Yusri adalah seorang pedagang yang memiliki pemikiran dagangnya sendiri. Bisa dibilang, dia hanya mengutamakan keuntungan atau bisa dibilang juga dia pengecut.Bagaimanapun, dia bukan Ongki yang selalu mengandalkan kekerasan. Ditambah lagi dengan temperamennya yang buruk, serta bisa melakukan hal di luar kendali dan tidak memedulikan konsekuensinya.Namun Yusri berbed

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3191

    Adegan ini benar-benar sama dengan situasi saat pasukan utara disergap sebelumnya, bahkan Zaki sendiri pun tidak menyangka hal ini akan menjadi seperti ini. Setelah terdiam beberapa saat, dia langsung berteriak agar semuanya mundur. Namun, para prajurit di bagian belakang tidak bisa mendengar suaranya, sehingga para kavaleri pun bertabrakan.Melihat adegan itu, Darsa yang merupakan komandan pasukan utara juga tercengang. Dia tidak menyangka para kavaleri yang tiba-tiba muncul ini begitu ganas, pasukan utara jelas tidak bisa menandingi kekuatan mereka. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, cepat pergi bantu Zaki, jangan biarkan dia jatuh ke tangan musuh."Joko yang terus mengamati situasi di medan perang pun langsung menyadari ada yang tidak beres dan segera maju ke depan.Melihat pasukan utara dikepung pasukan besar, Wira tersenyum dan langsung berteriak, "Semuanya, cepat serang mereka sekarang juga dan pastikan untuk menghabisi mereka semuanya."Semua orang merasa sangat berse

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3190

    Begitu para pemanah menghentikan serangan mereka, banyak orang yang terkejut. Beberapa saat kemudian, seseorang berkata, "Jenderal, waktunya sudah hampir tiba."Mendengar ini, Zaki mengangguk dan berseru dengan penuh antusiasme, "Kavaleri, serbu!"Gelombang besar pasukan berkuda langsung melesat ke depan, menyerbu dengan kekuatan penuh. Melihat ini, Wira tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Di sisinya, Nafis dan Arhan tampak agak heran. Menurut mereka, jika kavaleri musuh sudah mulai menyerang, ini adalah waktu terbaik untuk menumpas mereka.Namun, ketika melihat Wira tetap tenang dan tidak segera menurunkan perintah, keduanya sempat tertegun.Beberapa saat kemudian, seolah-olah telah memperhitungkan sesuatu, Wira tersenyum tipis dan berkata dengan suara pelan, "Kalian berdua jangan terburu-buru. Tunggu sebentar lagi. Biarkan mereka mencapai puncak semangat mereka terlebih dahulu."Awalnya, Nafis dan Arhan masih kebingungan. Namun, mereka segera memahami maksud Wira. Tidak heran W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3189

    Tak jauh dari Pulau Hulu, Wira bersama pasukannya menunggu dengan sabar. Saat ini, seorang mata-mata yang dikirim sebelumnya berlari kembali dan melaporkan dengan hormat, "Tuan, pasukan utara sedang berkumpul. Sepertinya kali ini mereka akan melakukan serangan kavaleri."Mendengar laporan itu, wajah Wira langsung berseri-seri. Dia mengangguk paham. Akhirnya kavaleri pasukan utara mulai bergerak. Jika mereka sudah mengambil langkah ini, sisanya akan lebih mudah ditangani.Segera, dia melambaikan tangannya dan berseru, "Kavaleri, bersiap!"Di barisan belakang, Arhan dan Nafis langsung mengepalkan tangan mereka sebagai tanda hormat dan merespons dengan lantang.Meskipun Wira membawa pasukan dalam jumlah besar, kavaleri yang dimilikinya sebenarnya tidak terlalu banyak. Selain 3.000 kavaleri dari Pasukan Harimau, dia hanya memiliki 5.000 kavaleri di bawah komando Nafis, sementara sebagian besar adalah pasukan infanteri.Itu sebabnya, Wira begitu menantikan pertempuran ini.Setelah beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3188

    Bahkan, ada yang begitu bersemangat hingga berkata, "Kita sendiri pun nggak nyangka kekuatan kita kali ini akan begitu luar biasa. Kalau kita bisa menyelesaikan ini, yang lainnya pun pasti bisa kita atasi juga."Mendengar itu, para prajurit pasukan utara mengangguk setuju. Setelah berhasil menumpas musuh, wajah para bandit yang masih bertahan di garis depan pun berubah drastis, menjadi pucat.Beberapa dari mereka pun mulai bersuara, "Ini benar-benar di luar dugaan! Ternyata pasukan utara sekuat ini!"Ada yang tetap tenang, tetapi ada yang sangat bersemangat. Mereka merasa bahwa kemenangan sudah pasti di tangan pasukan utara.Melihat situasi ini, para prajurit tersenyum. Setelah menyelesaikan gelombang serangan ini, mereka mengangguk puas. Seseorang bahkan berkata dengan penuh semangat, "Ternyata para bandit ini nggak sekuat yang kita kira. Mereka bisa dilenyapkan secepat ini? Lemah sekali!"Di sisi pasukan utara, sorak-sorai kemenangan bergema. Menurut mereka, kekuatan mereka kali ini

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status