Share

Bab 1268

Author: Arif
"Bagaimana? Buktinya sudah di tanganmu?" tanya Wira saat melihat Raja Kresna.

Raja Kresna hanya mengangguk sambil tersenyum. "Tentu saja, saat mereka bertindak, semuanya sudah dalam kendaliku. Termasuk ... percakapanmu dengan Selir Zendaya! Aku juga sudah tahu semuanya," kata Raja Kresna sambil tertawa.

Wira juga tertawa, lalu menanggapi dengan pelan, "Aku hanya mendesaknya saja. Tapi Selir Zendaya termasuk sangat cerdik. Aku nggak menyangka dia bisa memikirkan sejauh itu. Sejujurnya, aku juga agak kaget!"

Raja Kresna membalas, "Tentu saja, Selir Zendaya ini dulunya pernah mengikuti mendiang Kaisar dan bisa membaca situasi dengan cermat, tentu saja dia memiliki kemampuan ini!"

"Hanya saja ... sekarang, entah apakah dia bisa melepaskan diri dari perangkap yang telah diatur untuknya!" Raja Kresna tersenyum sambil menyeruput teh.

"Bagaimana dengan Raja Ararya dan Selir Anaya, apakah ada tindakan di sana?" tanya Wira.

Raja Kresna yang mendengar pertanyaan ini, langsung tersenyum. "Tentu sa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1269

    Wira tersenyum tipis, lalu berkata pada Raja Kresna, "Tenang saja, nggak akan ada yang berani bertindak. Mereka nggak perlu turun tangan pada Kerajaan Agrel. Meski Ibu Suri nggak ada, pasukan Kerajaan Agrel nggak berkurang sedikit pun. Mereka tahu akan hal itu, jadi ... mereka nggak akan gegabah untuk menyerang. Lagi pula kalau mereka nggak bisa menahan diri sekalipun, tetap saja pasukan mereka nggak akan bisa masuk ke Kerajaan Agrel dengan mudah."Mendengar penuturan Wira, Raja Kresna tertegun sejenak sebelum berkata, "Apa maksudmu?"Wira berkata dengan terus terang, "Mudah saja, tujuan mereka adalah mendapatkan sembilan provinsi ini. Sama seperti Monoma saat ini, kalau ada kekacauan sedikit saja, apa kalian akan langsung bertindak?"Mendengar ucapan Wira, Raja Kresna mengangguk. Ucapannya ini memang benar. Agrel dan Monoma adalah wilayah tandus, mereka tidak akan datang dengan mudah. Tentu saja, ada kemungkinan lain lagi, yaitu jika Kerajaan Nuala bersatu. Saat itulah, mereka baru ak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1270

    Wulan melihat ke arah Dewina sekilas, Dewina juga langsung tersadar setelah mendengar perkataannya. Ingin sekali rasanya Dewina segera ke sana. Namun, dia masih malu-malu untuk mengajukan hal ini."Tapi ... Kak Wira nggak membolehkanku ke sana ...," kata Dewina dengan wajah tersipu."Sudahlah, Dewina. Hatimu juga pasti sudah ingin ke sana, 'kan? Nggak usah pura-pura lagi!" ejek Wulan. Sementara itu, Dian juga menganggukkan kepalanya sembari berkata, "Benar! Bagaimana kalau kita tukaran saja?" Dian juga ikut menggoda Dewina, Dewina langsung memelototi keduanya dengan kesal."Huh! Aku akan ke Agrel untuk cari Kak Wira sekarang. Aku akan bilang padanya, kalian berdua menindasku!" Usai bicara, Dewina langsung mengemas barang-barangnya. Dian yang mendengar ucapannya ini langsung tertawa."Kalau kamu ke sana, Wira akan menindasmu lho. Bisa jadi saat kita bertemu lagi nanti, kamu sudah berbadan dua ...."Perkataan Dian membuat wajah Dewina merah padam. Tentu saja dia mengerti maksud perkataan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1271

    Wira tersenyum sembari mengangguk. "Tentu saja benar. Ibu Suri sakit, perlu berobat setengah tahun. Supaya nggak terjadi kekacauan di Kerajaan Agrel, Ibu Suri menyuruhku datang."Wira tidak menyembunyikan apa pun dari Yasir. Begitu mendengarnya, Yasir pun agak terkejut. Dia membalas, "Rupanya begitu. Aku memang mendengar beberapa rumor, tapi nggak nyangka kenyataannya memang seperti itu. Tuan, di sini kurang aman bagimu. Apa kita harus mengerahkan seluruh jaringan mata-mata?"Wira melambaikan tangannya sambil menyahut, "Nggak perlu, aku bisa melindungi diri sendiri. Lagi pula, di sini adalah ibu kota Kerajaan Agrel, sebanyak apa pasukan yang kita punya? Pasukan Kerajaan Agrel dan Pasukan Bayangan sedang mengawasi. Kita nggak boleh terekspos atau pasti dihancurkan sampai ke akarnya."Yasir mengangguk mendengarnya. Sesudah mengobrol sesaat, Yasir kembali ke kediamannya dan mendapati Berma sedang memasak.Kini, wajah Berma selalu dipenuhi senyuman dan tidak tampak niat membunuh lagi. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1272

    Awalnya, Yasir masih mengawasi Berma saat wanita ini keluar. Namun, setelah mendapati Berma hanya berkeliling santai, dia pun malas membuntutinya lagi.Hanya saja, kali ini Yasir tidak menduga Berma bukan pergi membeli sayur, melainkan pergi ke sebuah gang. Tidak berselang lama, dia tiba di sebuah kediaman yang terbengkalai.Begitu masuk, Berma melihat seorang pria berpakaian merah duduk di sana. Dia segera memanggil, "Kak Bruno."Pria ini tidak lain adalah bawahan Prabu yang paling bisa diandalkan, Bruno. Dia pun membalas, "Dik, lama nggak bertemu.""Kak, aku sudah tahu semuanya. Kalian baik-baik saja, 'kan? Gimana kondisi Tuan Prabu dan lainnya?" tanya Berma segera.Berma tahu Kerajaan Agrel bekerja sama dengan Keluarga Barus untuk melawan Keluarga Juwanto. Hal ini membuat Keluarga Juwanto buntu dan bergabung kembali dengan Kerajaan Nuala. Meskipun marah, tidak ada yang bisa dilakukannya."Semuanya baik-baik saja, nggak perlu cemas. Tapi, sekarang Keluarga Juwanto berada di bawah nau

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1273

    Maksud Prabu sederhana saja, asalkan Wira meninggal, dunia ini pasti akan kacau balau, apalagi Kerajaan Agrel.Jika menuduh Kerajaan Agrel atas kematian Wira, Provinsi Lowala pasti akan melancarkan serangan terhadap Kerajaan Agrel.Selama Wira masih hidup, tidak akan ada yang berani mengambil tindakan. Akan tetapi, begitu Wira tiada, orang-orang tentu akan mengincar Provinsi Lowala, baik itu Keluarga Barus, Kerajaan Nuala, ataupun Kerajaan Monoma.Bisa dibilang, eksistensi Wira ini bagaikan benteng yang sangat kokoh. Sangat sulit bagi mereka untuk melewati benteng ini.Itu sebabnya, Wira harus mati. Dengan cara ini, dunia akan kembali kacau. Sementara itu, Keluarga Juwanto pun bisa memperoleh kesempatan di tengah-tengah kekacauan itu."Aku sudah mengerti," ucap Berma sambil mengangguk."Kamu harus hati-hati, jangan sampai ada yang mencurigaimu. Jika memungkinkan, jadikan Kerajaan Agrel sebagai kambing hitamnya!" pesan Bruno.Berma juga berpikiran sama. Dia menyahut, "Ya, aku akan sanga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1274

    Ketika saat itu tiba, Berma bisa membunuh Wira dengan mudah. Yasir segera berkata, "Aku akan membahasnya dengan Tuan Wira dulu." Kemudian, dia langsung keluar untuk mencari Wira.Yasir jelas-jelas baru pulang. Kedatangannya ini pun membuat Wira dan Biantara keheranan. Biantara bertanya, "Eh? Yasir, kenapa kamu kembali lagi?""Eee ... eee ... aku ingin mendiskusikan sesuatu dengan Tuan Wira," sahut Yasir yang terengah-engah. Biantara makin kebingungan mendengarnya."Katakan saja," ujar Wira yang tidak peduli dengan tingkah aneh Yasir ini."Tuan, kebetulan kamu ada di Kerajaan Agrel, aku ... ingin menikahi Berma. Aku ... berharap kamu ... bisa menjadi saksi nikahku," jelas Yasir dengan antusias.Biantara yang mendengarnya pun mengernyit, lalu berucap, "Yasir, kamu punya status yang istimewa, sepertinya pernikahanmu ini nggak bisa diadakan dengan meriah. Selain itu, kamu dan Berma sudah lama tinggal bersama. Di mata orang-orang, kalian memang suami istri ...."Yasir mengangguk sambil meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1275

    Segera, Dewina tiba di kediaman Raja Uttar yang ditempati oleh Wira. Begitu dia masuk, Wira pun terkejut melihatnya."Dewina!" seru Wira yang tidak menyangka wanita ini akan datang."Suamiku!" seru Dewina yang senang melihat Wira. Dia langsung melemparkan diri ke pelukan Wira."Kenapa kamu kemari tanpa memberitahuku?" tanya Wira dengan penasaran sambil memeluknya.Dewina membalas sambil tersenyum, "Kak Wulan dan Kak Dian mencemaskanmu, tapi nggak berani datang. Makanya, mereka menyuruhku kemari."Wira pun tersenyum. Dia tahu ketiga wanita ini mencemaskannya, tetapi tidak bisa datang bersama. Bagaimanapun, Provinsi Lowala membutuhkan mereka, bisnis juga tetap harus berjalan.Jadi, Dewina adalah pilihan yang paling tepat karena wanita ini rakyat Kerajaan Agrel. Dia juga punya status yang istimewa, yaitu putri Raja Kresna. Kehadiran Dewina ini tentu bisa membantu Wira dalam banyak hal.Wira terkekeh-kekeh tanpa mengatakan apa pun. Dia memang sudah merindukan istri-istrinya. Selain itu, De

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1276

    "Bos, Tuan Wira nggak datang?" tanya Yasir dengan heran.Biantara menjawab, "Tadinya mau datang, tapi Raja Kresna tiba-tiba datang mencarinya. Dia nggak mungkin menolak, apalagi kamu punya status yang nggak biasa. Jadi, Tuan Wira menyuruh Nyonya Dewina menggantikannya kemari."Dewina tersenyum sambil berucap, "Halo, Yasir, lama nggak bertemu. Ini istrimu, ya?""Ya, ini istriku, Nyonya," sahut Yasir dengan gembira."Hehe, beruntung sekali kamu, Yasir. Kelak, kamu harus memperlakukannya dengan baik. Dia datang jauh-jauh dari Kerajaan Ahola lho. Kalau kamu bersikap buruk padanya, aku yang akan memberimu pelajaran!" ancam Dewina sambil meraih tangan Berma. Kemudian, dia tersenyum gembira.Meskipun suasana hati Berma kurang baik, dia tetap menyunggingkan senyuman. Dia tidak menduga akan begitu kebetulan. Wira malah tidak jadi datang.Padahal, Berma sudah membuat rencana untuk membunuh Yasir, Biantara, dan Wira secara sekaligus. Jika semuanya mati, tidak akan ada yang bisa bersaksi sehingga

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3191

    Adegan ini benar-benar sama dengan situasi saat pasukan utara disergap sebelumnya, bahkan Zaki sendiri pun tidak menyangka hal ini akan menjadi seperti ini. Setelah terdiam beberapa saat, dia langsung berteriak agar semuanya mundur. Namun, para prajurit di bagian belakang tidak bisa mendengar suaranya, sehingga para kavaleri pun bertabrakan.Melihat adegan itu, Darsa yang merupakan komandan pasukan utara juga tercengang. Dia tidak menyangka para kavaleri yang tiba-tiba muncul ini begitu ganas, pasukan utara jelas tidak bisa menandingi kekuatan mereka. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, cepat pergi bantu Zaki, jangan biarkan dia jatuh ke tangan musuh."Joko yang terus mengamati situasi di medan perang pun langsung menyadari ada yang tidak beres dan segera maju ke depan.Melihat pasukan utara dikepung pasukan besar, Wira tersenyum dan langsung berteriak, "Semuanya, cepat serang mereka sekarang juga dan pastikan untuk menghabisi mereka semuanya."Semua orang merasa sangat berse

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3190

    Begitu para pemanah menghentikan serangan mereka, banyak orang yang terkejut. Beberapa saat kemudian, seseorang berkata, "Jenderal, waktunya sudah hampir tiba."Mendengar ini, Zaki mengangguk dan berseru dengan penuh antusiasme, "Kavaleri, serbu!"Gelombang besar pasukan berkuda langsung melesat ke depan, menyerbu dengan kekuatan penuh. Melihat ini, Wira tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Di sisinya, Nafis dan Arhan tampak agak heran. Menurut mereka, jika kavaleri musuh sudah mulai menyerang, ini adalah waktu terbaik untuk menumpas mereka.Namun, ketika melihat Wira tetap tenang dan tidak segera menurunkan perintah, keduanya sempat tertegun.Beberapa saat kemudian, seolah-olah telah memperhitungkan sesuatu, Wira tersenyum tipis dan berkata dengan suara pelan, "Kalian berdua jangan terburu-buru. Tunggu sebentar lagi. Biarkan mereka mencapai puncak semangat mereka terlebih dahulu."Awalnya, Nafis dan Arhan masih kebingungan. Namun, mereka segera memahami maksud Wira. Tidak heran W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3189

    Tak jauh dari Pulau Hulu, Wira bersama pasukannya menunggu dengan sabar. Saat ini, seorang mata-mata yang dikirim sebelumnya berlari kembali dan melaporkan dengan hormat, "Tuan, pasukan utara sedang berkumpul. Sepertinya kali ini mereka akan melakukan serangan kavaleri."Mendengar laporan itu, wajah Wira langsung berseri-seri. Dia mengangguk paham. Akhirnya kavaleri pasukan utara mulai bergerak. Jika mereka sudah mengambil langkah ini, sisanya akan lebih mudah ditangani.Segera, dia melambaikan tangannya dan berseru, "Kavaleri, bersiap!"Di barisan belakang, Arhan dan Nafis langsung mengepalkan tangan mereka sebagai tanda hormat dan merespons dengan lantang.Meskipun Wira membawa pasukan dalam jumlah besar, kavaleri yang dimilikinya sebenarnya tidak terlalu banyak. Selain 3.000 kavaleri dari Pasukan Harimau, dia hanya memiliki 5.000 kavaleri di bawah komando Nafis, sementara sebagian besar adalah pasukan infanteri.Itu sebabnya, Wira begitu menantikan pertempuran ini.Setelah beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3188

    Bahkan, ada yang begitu bersemangat hingga berkata, "Kita sendiri pun nggak nyangka kekuatan kita kali ini akan begitu luar biasa. Kalau kita bisa menyelesaikan ini, yang lainnya pun pasti bisa kita atasi juga."Mendengar itu, para prajurit pasukan utara mengangguk setuju. Setelah berhasil menumpas musuh, wajah para bandit yang masih bertahan di garis depan pun berubah drastis, menjadi pucat.Beberapa dari mereka pun mulai bersuara, "Ini benar-benar di luar dugaan! Ternyata pasukan utara sekuat ini!"Ada yang tetap tenang, tetapi ada yang sangat bersemangat. Mereka merasa bahwa kemenangan sudah pasti di tangan pasukan utara.Melihat situasi ini, para prajurit tersenyum. Setelah menyelesaikan gelombang serangan ini, mereka mengangguk puas. Seseorang bahkan berkata dengan penuh semangat, "Ternyata para bandit ini nggak sekuat yang kita kira. Mereka bisa dilenyapkan secepat ini? Lemah sekali!"Di sisi pasukan utara, sorak-sorai kemenangan bergema. Menurut mereka, kekuatan mereka kali ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3187

    Setelah Hayam tiba di bawah, dia segera melihat Adjie yang tengah bertempur sengit. Tanpa ragu, Hayam langsung mendekat.Saat itu, Adjie baru saja menebas seorang lawan, lalu menoleh ke arah Hayam. Karena situasi yang kacau, dia tidak langsung mengenali siapa yang datang. Mengira itu adalah musuh, Adjie pun mengayunkan pedangnya ke arah leher Hayam.Melihat itu, ekspresi Hayam langsung berubah. Dia buru-buru berteriak, "Ini aku! Kawan sendiri!"Mendengar suara itu, Adjie langsung tersadar. Setelah beberapa saat, dia terpikir akan sesuatu dan berkata, "Kenapa kamu kemari? Kalau sampai mereka mengetahui identitas kita, semua usaha yang telah dilakukan oleh Tuan Wira akan sia-sia!"Hayam hanya tersenyum dan berucap, "Tenang saja, situasi sekarang sudah kacau balau. Nggak akan ada yang menyadari apa pun. Lagi pula, lihatlah. Mereka bahkan nggak punya waktu untuk memikirkan hal lain."Setelah bersama-sama menebas beberapa prajurit pasukan utara, Hayam yang berada di samping berkata, "Tuan W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3186

    Prajurit yang sebelumnya melaporkan berita itu segera berkata, "Jumlah mereka nggak banyak, kira-kira hanya sekitar 1.000 orang. Mereka datang dari arah timur, selatan, dan utara. Tapi yang aneh, pakaian mereka bukan seperti pasukan kavaleri biasa!"Mendengar hal itu, Zaki tertegun sejenak, lalu langsung berjalan keluar. Begitu melihat pasukan yang menyerbu masuk, dia tertawa dingin dan berkata, "Sungguh di luar dugaan! Aku nggak nyangka mereka akan seberani ini.""Sialan, segerombolan bandit saja berani menyerang kita pada saat seperti ini? Mereka memang sudah bosan hidup!"Joko dan Darsa yang berdiri di sebelahnya juga tampak terkejut. Bahkan, beberapa orang di belakang mereka tampak tertegun. Mereka tidak menyangka bahwa hanya dengan 1.000 orang, para bandit itu berani menyerang pasukan utara yang jumlahnya jauh lebih besar.Saat ini, Darsa segera memberi perintah, "Joko, bawa pasukanmu dan hadapi mereka di garis depan! Jangan biarkan mereka bergerak lebih jauh!"Mendengar perintah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3185

    Saat ini, pasukan utara belum menyadari bahwa para bandit dari Desa Riwut telah mengepung mereka. Setelah mengatur semuanya, Adjie segera memimpin anak buahnya untuk menyerbu ke depan. Dalam pandangan mereka, kali ini benar-benar adalah kesempatan emas.Saat ini, seseorang berujar, "Sebelumnya aku nggak nyangka melawan pasukan utara bisa semudah ini!"Begitu ucapan itu dilontarkan, suara sorakan dari belakang semakin menggema. Detik berikutnya, pasukan utara yang berada di bawah langsung tersapu oleh arus air yang deras. Melihat kejadian ini, banyak orang tersenyum puas, merasa bahwa serangan ini telah melampaui ekspektasi mereka.Para prajurit yang berjaga di kamp pasukan utara terkejut bukan main. Mereka sama sekali tidak menyangka situasi bisa berubah secepat ini.Ketika mereka melihat air bah tiba-tiba menerjang, salah satu penjaga berseru panik, "Banjir! Banjir datang!"Teriakan itu segera membangkitkan kepanikan di seluruh kamp. Banyak orang tidak bisa memahami bagaimana hal ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3184

    Semua orang mengangguk setuju. Setelah urusan ini diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menghadapi pasukan utara.....Di sisi lain, Adjie masih menunggu kabar dari Wira. Setelah beberapa kali menenangkan bawahannya agar tetap bersabar, tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong dari luar. Itu adalah tanda yang telah disepakati sebelumnya.Mendengar suara itu, Adjie langsung bersemangat. Dia segera keluar dari tenda karena tahu bahwa utusannya pasti telah kembali, yang berarti perintah dari Wira juga sudah sampai.Saat melihat sosok yang berdiri di luar, Adjie langsung maju dan bertanya dengan penuh antusiasme, "Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?"Orang yang datang itu bergegas memberi hormat dan menjawab, "Jenderal Adjie, perintah dari Tuan sudah datang. Kita bisa mulai menyerang!""Apa?" Adjie menyeringai mendengar kabar itu. Tanpa membuang waktu, dia langsung berjalan ke arah saluran air di mana para anak buahnya sudah menunggu dengan gelisah. Mereka sudah lama menunggu perin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status