Senia dan lainnya tertegun setelah mendengar ucapan Prabu ini. Senia tersenyum, lalu bertanya, "Oh? Kalau begitu, bagaimana pembagian yang seharusnya?""Keluarga Juwanto harus mendapatkan 2 provinsi," jawab Prabu langsung.Senia bertatapan dengan yang lainnya, lalu terkekeh-kekeh dan menimpali, "Kalau begitu, lebih baik kita nggak usah bekerja sama. Bagaimanapun, kami harus mengutus 100.000 tentara untuk melawan Keluarga Barus."Ucapannya ini sontak membuat ekspresi Prabu berubah. Senia melanjutkan, "Putra Mahkota Kerajaan Ahola, kami telah menunjukkan ketulusan kami. Tapi, ucapanmu tadi sepertinya nggak menunjukkan ketulusanmu, 'kan?"Prabu menarik napas dalam-dalam. Sesudah merenung sejenak, dia bertanya, "Tapi, bukankah Wira sangat sulit untuk dihadapi?"Senia melambaikan tangannya sembari membalas, "Meskipun Wira hebat, pasukannya hanya sedikit. Kalian bisa memikirkan cara untuk mengatasi tipu muslihatnya. Tapi, Kerajaan Agrel harus bertarung mati-matian dengan Keluarga Barus. Kamu
Setelah kembali ke penginapan, Prabu mengembuskan napas panjang. Rencana awal Prabu adalah Keluarga Juwanto melawan Keluarga Barus, sedangkan Kerajaan Agrel melawan Wira. Namun, Senia malah langsung membuat permintaan yang bertolak belakang dengan rencana mereka.Namun, Kerajaan Agrel memang sulit untuk melawan Wira karena lokasi mereka yang begitu jauh. Apalagi, Wira berada di Kerajaan Beluana. Apabila sesuatu terjadi pada Keluarga Barus, Wira tidak mungkin berpangku tangan."Wira, Wira ... kamu benar-benar membuatku pusing!" gumam Prabu setelah menghela napas. Lagi-lagi, dia berada di titik ini. Dia sangat membutuhkan sebuah kesempatan untuk menjatuhkan Wira. Asalkan terjadi sesuatu pada pria ini, rencana mereka baru bisa dijalankan dengan mudah.Namun ... bagaimana cara mengatasi Wira? Ini adalah masalah utamanya! Yang bisa digunakan Prabu hanya Berma. Namun, Berma gagal menjalankan tugasnya!Satu-satunya cara termudah untuk sekarang adalah mencari anggota jaringan mata-mata Wira ya
Wira tentu tidak tahu tentang masalah ini. Keluarga Barus juga tidak tahu bahwa Keluarga Juwanto telah membuat rencana untuk menyerang mereka!Jika dibandingkan dengan Kerajaan Nuala, Kerajaan Beluana tentu adalah lawan yang lebih sulit untuk dihadapi. Hal pertama yang harus dilakukan untuk menghancurkan Kerajaan Beluana tidak lain adalah mengatasi Wira.Keluarga Juwanto tidak pernah ragu akan hal ini. Hanya saja, Wira bagaikan ember besi yang tertutup rapat sehingga tidak ada celah untuk ditembus. Pria ini benar-benar sulit untuk dilawan!Meskipun telah menguasai metode yang diajarkan Berma, Prabu tahu bahwa semua ini masih belum cukup. Jadi ....Setelah mempertimbangkannya, Prabu merasa dirinya harus memainkan beberapa tipu muslihat lagi supaya semua bisa berjalan dengan lancar.Meskipun Dusun Darmadi sangat sulit untuk dimasuki, bukan berarti Prabu tidak memiliki cara. Wira dan Keluarga Barus memiliki hubungan dekat. Jadi, cara terbaik adalah menabur perselisihan!Begitu hubungan ke
Mengingat putranya juga akan perlahan-lahan tumbuh dewasa, Wira ingin membuat beberapa produk bayi. Dia ingin kelak semua anak di seluruh dunia bisa tumbuh dengan lebih baik.Produk pertama yang Wira pikirkan tentu saja adalah popok bayi. Produk ini memang mirip perlengkapan menstruasi, tetapi lebih besar. Produk kedua adalah sabun bayi yang harus terbuat dari bahan-bahan alami dan proses produksinya harus diawasi dengan ketat. Setelah memikirkan semua itu, Wira langsung bertindak. Dia menghabiskan waktu seharian di pabrik.Di sisi lain, Prabu juga sedang memikirkan cara untuk memecah belah hubungan antara Wira dengan Keluarga Barus. Setelah merenungkannya, dia akhirnya menemukan caranya. Satu-satunya kekuatan Wira yang bisa dia ganggu sekarang adalah jalur bisnis. Selain itu, kekuatan lain yang dikuasai Wira seperti sekelompok perampok itu, dia sama sekali tidak bisa mengatasinya. Bagaimanapun juga, sumber daya manusianya di Kerajaan Beluana juga terbatas dan semuanya sudah dia perint
Di jalan raya pemerintahan di Provinsi Yolas, ada sekelompok pedagang yang sedang mengantar segerobak kain bergerak maju dengan perlahan-lahan. Wajah pemimpin pedagang itu penuh senyum dan berkata kepada orang di sampingnya sambil tertawa, "Hehe. Sekarang jalan raya pemerintahan di Provinsi Yolas ini sangat bersih ya!""Benar, aku ingat dulu jalan ini sangat bahaya, ada perampok di mana-mana yang akan merampok barang dan membagi jarahan mereka. Sekarang kita sudah sampai di sini dengan lancar tanpa halangan!""Sepertinya sekarang para perampok ini sangat beradab. Sekarang mereka bukan hanya nggak merampok lagi, malah mengawal kita melewati jalan ini!"Namun, ekspresi pria yang pakaiannya dari sutra itu terlihat tidak puas dan berkata dengan nada muram, "Aku sama sekali nggak merasa situasi seperti ini baik. Mereka memang mengawal kita, tapi kita tetap saja harus membayar mereka!"Pria yang mengenakan liontin giok tersenyum dan berkata sambil mengayunkan tangannya, "Hehe. Situasi saat i
Para pedagang itu tadi masih memuji para perampok di jalan ini adalah orang yang beradab dan tidak sembarangan merampok barang mereka, bahkan mengawal mereka dengan selamat. Namun sekarang, sekelompok orang yang tiba-tiba melompat keluar dari semak-semak ini malah berteriak akan merampok barang mereka. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?Pria dengan pakaian sutra itu berusaha menstabilkan suasana hatinya. Tatapannya terlihat cemas, tetapi tetap berusaha tersenyum dan berkata dengan ramah kepada para perampok itu, "Saudara-saudara, aku tahu apa yang kalian inginkan. Silakan, ini adalah tanda penghormatan kami kepada kalian!"Pria dengan pakaian sutra itu langsung mengeluarkan sekantong uang dan menyerahkannya ke depan para perampok itu.Ekspresi para perampok itu langsung menjadi muram dan menjatuhkan kantong uang di tangan pria itu, lalu menunjuk pria itu dan berkata, "Kamu pikir aku pengemis ya? Aku ingin barang kalian!"Mendengar perkataan itu, pria dengan pakaian sutra itu langsung
Tak lama kemudian, pria mengenakan liontin giok dan pria dengan pakaian sutra langsung menuju ke depan kantor pemerintahan. Saat melapor, keduanya langsung dibawa masuk ke dalam kantor untuk menceritakan kejadiannya kepada pejabat."Tuan, mohon Anda bantulah kami. Awalnya, kami mengawal barang-barang di jalan raya dengan baik-baik saja, tapi tiba-tiba muncul sekelompok perampok berpakaian hitam!""Setelah menghajar kami, perampok itu langsung merampas barang kami dan pergi dengan santai!"Pria mengenakan liontin giok dan pria dengan pakaian sutra berlutut di lantai dan mengeluh tentang tindakan kejam para perampok itu.Mendengar perkataan itu, ekspresi pejabat itu tiba-tiba berubah drastis. Barang mereka dirampok oleh para perampok? Bukankah para perampok di jalan raya itu sudah lama tidak melakukan tindakan itu lagi? Tidak ada alasannya melakukan hal itu lagi, karena tidak ada untungnya juga bagi para perampok itu. Setelah merenungkannya, pemimpin kabupaten itu juga tidak tahu apa yan
Pemimpin kabupaten itu melambaikan tangannya dan memerintah pelayan untuk menuangkan teh kepada para pemimpin perampok itu, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Hari ini baru saja ada yang melapor padaku. Katanya, barang mereka dirampok saat dalam perjalanan.""Dirampok?"Pemimpin perampok itu hampir saja tersedak minumannya. Dia buru-buru melambaikan tangannya dan menjelaskan dengan nada panik, "Tuan, ini nggak mungkin. Kamu sudah lama bertobat dan nggak melakukan perampokan lagi!""Benar, Tuan. Ini pasti hanya sebuah kesalahpahaman. Anda yakin nggak ada kesalahan?"Tatapan pemimpin kabupaten menjadi sangat serius dan berkata dengan nada muram, "Jadi, siapa yang melakukan ini? Nggak mungkin mereka berbohong karena mereka memang dirampok. Tubuh mereka kotor dan terlihat sangat menyedihkan."Tatapan pemimpin kabupaten perlahan-lahan mengarah ke salah satu pemimpin dan berkata dengan nada serius dan tegas, "Apa mungkin ini terjadi karena kalian nggak mengurus bawahan kalian dengan baik,
Prajurit itu memberi hormat dan berkata dengan pelan, "Saat kami tiba di tempat itu, semua kudanya sudah hilang. Kami juga sudah mencari di segala arah, kami curiga semua kuda itu sudah dibawa pergi orang-orang Wira."Mendengar laporan itu, Zaki marah sampai hampir memuntahkan darah. Dia akhirnya yakin serangan mendadak sebelumnya pasti ulah dari Wira, sekarang orang-orang Wira bahkan mencuri kuda mereka. Ini benar-benar keterlaluan. Kekuatan utama dari pasukan utara adalah kavaleri. Jika tidak ada kuda, mereka tidak bisa dibilang sebagai kavaleri lagi.Sementara itu, Darsa dan Joko yang berada di dalam tenda juga mendengar Zaki yang sedang memaki prajurit di luar.Darsa pun tersenyum dan berkata, "Zaki ini memang begini, kamu juga tahu temperamennya itu buruk. Ayo kita keluar dan lihat apa yang sudah terjadi."Joko hanya tersenyum, lalu berjalan keluar bersama Darsa. Namun, begitu mereka melihat wajah Zaki yang memerah karena marah, mereka sangat terkejut.Darsa segera maju dan bertan
Semua orang sangat mengagumi Adjie.Namun, di mata Adjie, semua orang memiliki niat mereka masing-masing. Dia sendiri menyusun rencana ini juga untuk mengalihkan perhatian mereka saja. Dia tahu mereka ini adalah mata-mata yang dikirim Guntur, sehingga cara terbaik untuk menangani masalah ini adalah menjauhkan mereka.Melihat semua orang tidak keberatan dengan rencananya, Adjie berkata dengan pelan, "Kalau nggak ada yang keberatan, kita langsung jalankan rencana ini sekarang juga. Makin cepat, makin baik. Lagi pula, saluran air itu juga membutuhkan banyak tenaga kerja. Makin banyak yang bekerja, makin cepat selesai. Kita harus cepat."Orang-orang itu tidak menyangka situasinya akan berubah menjadi seperti ini, tetapi mereka tetap menganggukkan kepala.Namun, orang-orang ini tidak menyadari Adjie sebenarnya memiliki maksud tersembunyi. Setelah mereka pergi, dia tersenyum dan berkata, "Mereka pikir mereka ini cerdas, sekarang kelihatannya mereka ternyata hanya begitu."Adjie berbicara den
Adjie tersenyum, lalu perlahan-lahan berkata, "Hehe. Hal ini sebenarnya mudah saja, selama kita bisa menyelesaikannya dengan baik. Pulau Hulu ini memang punya banyak jalan keluar, tapi kalian nggak menyadari ada sebuah sungai di sebelah timur, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang langsung tertegun sejenak. Mereka sebenarnya sudah menyadari keberadaan sungai ini sejak tadi, tetapi mereka mengira sungai ini tidak berguna sebelum mendengar perkataan Adjie.Beberapa saat kemudian, ekspresi anak buah itu tiba-tiba terlihat gembira. Seolah-olah teringat sesuatu, dia menatap Adjie dan berkata, "Jangan-jangan maksud Bos adalah mengalirkan semua air sungai ini ke Pulau Hulu?"Adjie tersenyum dan berpikir orang-orang ini memang sangat cerdas. Pulau Hulu ini memiliki banyak jalur keluar, tetapi letak pulau ini sangat rendah. Jika mereka berhasil, air sungai ini pasti akan membanjiri seluruh pulau ini. Pada saat itu, mereka bisa menenggelamkan seluruh pasukan musuh di dalam pulau itu, tidak
Sebelumnya, Adjie bisa meminta anak buah itu untuk mengumpulkan beberapa orang karena dia merasa pasti ada mata-mata yang ditempatkan Guntur di kelompoknya. Sekarang, sepertinya dugaannya memang benar.Setelah terdiam sejenak, anak buah yang tadinya pergi mengumpulkan orang-orang langsung tertegun sejenak. Beberapa saat kemudian, dia baru perlahan-lahan berkata, "Menurutku, sebaiknya kita menyusun ulang rencana kita. Kita setidaknya harus memastikan semuanya beres terlebih dahulu."Adjie menganggukkan kepala, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, coba katakan kita harus bagaimana menyelesaikan masalah ini?"Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, anak buah itu mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau begitu, kami menyarankan untuk langsung membakar kemah musuh malam ini. Dengan begitu, kita bisa langsung menghancurkan mereka dengan satu serangan."Yang lainnya juga menganggukkan kepala, jelas mereka sangat setuju dengan usulan anak buah itu
Melihat Adjie yang masih bisa tersenyum, Hayam tertegun dan bertanya dengan sangat penasaran, "Kenapa kamu tertawa? Apa informasi ini keliru?"Adjie berkata, "Hehe. Aku juga nggak yakin apa informasi ini keliru, tapi yang pastinya semua akan baik-baik saja kalau kita bisa menyelesaikan masalah ini. Tapi, kita harus memastikan hal ini terlebih dahulu baru bisa menyusun rencana selanjutnya. Sekarang yang paling mendesak adalah mencari solusi untuk masalah utama kita."Hayam tertegun sejenak, lalu mengernyitkan alis dan berkata, "Sebelumnya memang sulit untuk memahami situasi ini, tapi sekarang yang paling penting adalah mencari solusi untuk menyelesaikannya."Adjie menganggukkan kepala, setuju dengan pendapat Hayam. Melihat waktunya sudah tidak banyak lagi, dia berkata, "Baiklah, hari ini waktunya sudah hampir habis. Kalau Tuan sudah tiba, pastikan untuk segera laporkan pada Tuan bahwa malam ini mereka akan langsung menyerang dari selatan dan utara. Ingat, kita harus bersiap-siap."Hayam
Ternyata orang yang datang bertemu dengan Adjie adalah Hayam yang datang ke sini bersama Wira.Setelah turun dari kuda dan membalas salam, Hayam tersenyum dan berkata, "Setelah Tuan menyuruhku bertemu denganmu di sini, aku baru tahu ternyata kamu sudah masuk ke Desa Riwut. Kamu bahkan menjadi wakil pertama di sana."Adjie tertawa dan perlahan-lahan berkata, "Hehe. Aku hanya beruntung saja. Tuan sudah tiba di sini?"Hayam menggelengkan kepala dan berkata, "Belum, tapi Tuan mengutusku datang ke sini lebih dulu. Sekarang kami hanya membawa 500 pasukan saja, sedangkan Tuan memimpin 10 ribu pasukan sedang dalam perjalanan ke sini."Mendengar perkataan itu, Adjie menganggukkan kepala. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia tersenyum dan berkata, "Baiklah, semuanya tetap seperti rencana sebelumnya. Malam ini kita akan menyerang dari utara dan selatan secara bersamaan, tapi Desa Riwut hanya mengirim seribu orang. Jadi, sisanya tergantung pada kalian."Hayam langsung terkejut saa
Darsa langsung tertegun sejenak, lalu perlahan-lahan bertanya, "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Ceritakan dengan jelas. Apa pasukan dari Kerajaan Nuala ini benar-benar begitu hebat?"Setelah menghela napas, Zaki akhirnya mulai menceritakan seluruh kejadiannya dengan detail.....Di sisi lain, Adjie sudah membawa banyak orang keluar dari Desa Riwut. Setelah tiba di sekitar Pulau Hulu, mereka segera berpencar menjadi beberapa tim."Bos, Guntur, kita tetap jalankan rencana kita sebelumnya, tapi kita baru mulai menyerang di malam hari. Kalau kita menyerang sekarang, jumlah kita yang sedikit ini bukan tandingan mereka," kata Adjie.Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, jika kali ini mereka berhasil merebut Pulau Hulu, tempat ini akan menjadi milik Desa Riwut. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dalam menjalankan rencana Adjie, tidak berani bertindak sembarangan.Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tenang saja, kali ini kita pasti akan berti
Melihat ekspresi Zaki masih terlihat bingung, Darsa tersenyum. Dia tentu saja tahu Zaki masih belum mengerti maksudnya. Dia tersenyum dan perlahan-lahan berkata, "Lihat bagian ini dulu. Kalau Wira ingin menyerang kita dari selatan, dia pasti harus melewati Desa Riwut karena hanya ada satu jalur yang bisa dilewati."Setelah tertegun sejenak, Zaki baru mengamati peta di depannya. Saat melihat jalur yang ditunjukkan Darsa, dia menganggukkan kepala dan perlahan-lahan berkata, "Sepertinya memang begitu."Pada peta itu, terlihat sebuah jalur yang langsung melewati Desa Riwut dan mengarah ke kota di selatan. Zaki menyadari pasukan dari Kerajaan Nuala juga hanya bisa melewati jalur itu, yang berarti mereka tetap harus melewati Desa Riwut untuk sampai ke sini. Jika begitu, dia bisa langsung memasang jebakan.Namun, mengingat perkataan Darsa sebelumnya, Zaki merasa sangat ragu. Setelah terdiam sejenak, dia mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kalau mengikuti rencana Tuan Darsa, tentu nggak akan a
Zaki langsung tertegun sejenak saat mendengar Darsa juga datang karena dia sangat mengenal sosok ini yang sebelumnya.Konon, Darsa pernah bersembunyi di lembah dan memiliki kemampuan meramal yang luar biasa. Namun, setelah ditemukan Bimala, dia langsung direkrut sebagai penasihat militer.Zaki benar-benar tidak menyangka kali ini Bimala bisa mengirim Darsa yang sangat berharga ke sini, sehingga dia pun langsung bangkit dan keluar dari tenda. Namun, begitu keluar, dia melihat sekelompok orang berjalan mendekat.Di antara kerumunan itu, ada seorang pemuda yang membawa pedang panjang di pinggangnya. Namun, tubuh mungilnya terlihat tidak serasi dengan zirahnya yang besar. Begitu melihatnya, ekspresi Zaki menjadi tidak ramah karena dia adalah Joko.Selain itu, ada seorang pria paruh baya yang berdiri di samping Joko. Pria ini mengenakan pakaian sederhana dari kain kasar tanpa membawa pedang, sepatunya bahkan hanya berupa sandal jerami. Siapa pun yang melihatnya akan mengira dia adalah rakya