Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus / Bab 823, Tulisan Tangan yang Lebih Indah Daripada Milikku?

Share

Bab 823, Tulisan Tangan yang Lebih Indah Daripada Milikku?

Author: ILoveNovel
last update Last Updated: 2025-02-28 10:58:01

Bab 823, Tulisan Tangan yang Lebih Indah Daripada Milikku?

Raka Anggara menginspeksi barak militer, lalu berkeliling di luar kota.

Wabah belalang telah berhasil dikendalikan dengan baik.

Sungai Banyu Biru juga hampir dialihkan ke Kota Penyu Putih.

Yang paling penting, sebanyak tiga puluh ribu prajurit telah direkrut.

Semuanya berkembang ke arah yang baik.

Menjelang senja, Raka Anggara kembali ke Kediamannya.

Saat memasuki aula, ia mendongak ke arah atap, melihat Rahman Abdulah yang sedang berlagak keren di atas sana.

"Senior Rahman, turunlah dan kita ngobrol!"

Rahman Abdulah melompat dengan anggun dari atap, mendarat dengan gaya yang memukau.

Raka Anggara memutar matanya dan tersenyum, "Senior Rahman, Yayan Kasep sudah menikah. Kau iri tidak?"

Rahman Abdulah menjawab dengan dingin, "Tidak iri!"

"Kau tidak ingin mencari wanita untuk menemani?"

"Tidak. Wanita hanya akan memperlambat kecepatan tebasanku."

Sudut bibir Raka Anggara berkedut. "Menurutku, Inem yang selalu menemani Putri Kese
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 824, Tujuan Sebenarnya dari Karta Sarmaja.

    Bab 824, Tujuan Sebenarnya dari Karta Sarmaja.Waktu berlalu dengan cepat.Di Kota Penyu Putih, segalanya telah berjalan dengan lancar, dan hidup Raka Anggara sangat santai.Namun, situasi Dinasti Kerajaan Suka Bumi semakin sulit. Kaisar baru menghadapi tekanan besar dan hampir tidak bisa mengendalikan keadaan.Permintaan Rifat Brahmantara telah sampai ke istana kekaisaran Kerajaan Suka Bumi.Kaisar baru pun naik pitam.Permintaan Rifat Brahmantara terlalu banyak.Dia baru naik takhta kurang dari setahun. Meskipun memegang kekuasaan penuh, belum ada satu pun hal baik yang terjadi, justru masalah datang satu demi satu.Di dalam Istana Kekaisaran, Ruang Baca Kekaisaran.Kaisar baru duduk dengan wajah muram tanpa berkata-kata.Setelah lama terdiam, dia akhirnya menghela napas dan berkata, "Perdana Menteri Kanan, menurutmu apakah aku benar-benar tidak lebih baik dari ayahku?""Semua orang mengatakan bahwa ayahku lemah dan tidak kompeten. Namun, saat dia berkuasa, Dinasti Kerajaan Suka Bum

    Last Updated : 2025-02-28
  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 825, Aku Ini Sangat Laku.

    Bab 825, Aku Ini Sangat Laku.Kekaisaran Kerajaan Suka Bumi sedang berkobar dalam perang, dalam kondisi yang sangat genting!Namun, Raka Anggara justru menikmati hidupnya dengan santai. Siang hari sibuk, malamnya lebih sibuk lagi.Hari itu, Raka Anggara baru saja kembali dari luar.Dia baru saja pergi ke ladang.Waktu berlalu begitu cepat, tiba-tiba musim panen pun tiba.Sebelumnya, lebih dari dua bulan tidak turun hujan, ditambah serangan belalang, membuat banyak orang mengira tahun ini akan menjadi tahun penuh bencana.Namun, tak disangka, hujan yang cukup turun belakangan ini membawa panen berlimpah.Dalam perjalanan pulang, dia melihat sebuah toko pakaian, lalu diam-diam membeli satu set rok panjang.Setelah sampai di rumah, dia langsung menuju kamar Andini Syakur.Saat tiba, dia melihat Andini Syakur berdiri di depan pintu, baru saja melepaskan seekor merpati pos."Andini Syakur, ini untukmu. Aku sudah keliling seluruh kota hanya untuk membelinya."Andini Syakur sedikit terkejut,

    Last Updated : 2025-02-28
  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 826, Kenapa Omonganmu Begitu Menyakitkan?

    Bab 826, Kenapa Omonganmu Begitu Menyakitkan?Putri Sukma menatap Raka Anggara. "Katakan saja langsung, jika Kerajaan Angin Hitam menyerang Kerajaan Suka Bumi, apakah kamu akan ikut campur?"Raka Anggara tersenyum sambil menyipitkan mata. "Hmm... tergantung, ada untungnya apa buatku?""Aku bisa membimbingmu dalam ilmu pedang.""Hanya itu?" Raka Anggara mencibir. "Apa kamu lebih kuat dari Eyang Subur atau Ki Seno Nugroho? Lagipula, aku sekarang sudah begitu kuat sampai-sampai aku sendiri takut. Masih butuh bimbinganmu?"Putri Sukma mendengus pelan. "Begitu percaya diri? Bagaimana kalau kita bertarung? Kalau kamu kalah, kamu tidak boleh ikut campur dalam serangan Kerajaan Angin Hitam terhadap Kerajaan Suka Bumi."Raka Anggara bertanya, "Kalau aku menang?"Putri Sukma tersenyum tipis. "Kalau kamu menang... malam ini aku akan menemanimu tidur."Mata Raka Anggara langsung berbinar."Kesepakatan! Tidak boleh menarik kembali!"Putri Sukma mengangguk.Raka Anggara segera berdiri, tidak sabar

    Last Updated : 2025-02-28
  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 827, Aku Akan Meluruskan Kekacauan.

    Bab 827, Aku Akan Meluruskan Kekacauan."Salam hormat kepada Yang Mulia Kaisar Emeritus!"Karta Sarmaja segera berlutut dengan hormat.Kaisar baru bangkit dari singgasananya dan membungkuk memberi hormat."Semoga ayahanda dalam keadaan sehat. Apa yang membawa ayahanda ke sini?""Kenapa? Hanya karena aku telah turun takhta, aku tidak boleh lagi datang ke Ruang Studi Kekaisaran ini?"Kaisar baru mengerutkan alisnya sedikit."Bukan itu maksud Ananda!"Kaisar Maheswara berdiri dengan tangan di belakang punggung, pandangannya jatuh pada Karta Sarmaja dan berkata dengan suara berat,"Kau boleh pergi dulu!"Karta Sarmaja refleks menoleh ke arah kaisar baru.Kaisar baru terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan.Karta Sarmaja segera berkata dengan hormat, "Hamba mohon diri!"Setelah Karta Sarmaja pergi, Kaisar Maheswara menatap kaisar baru dengan ekspresi lelah, matanya dipenuhi amarah dan kekecewaan."Aku bertanya padamu, apakah kau berniat membiarkan negeri yang telah dibangun oleh leluhur kit

    Last Updated : 2025-02-28
  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 828, Menghapus yang Lama, Mendirikan yang Baru.

    Bab 828, Menghapus yang Lama, Mendirikan yang Baru.Kaisar Maheswara menulis lebih dari sepuluh dekrit suci secara berturut-turut.Hanya perintah dari kaisar yang disebut "dekrit suci," yang mewakili kekuasaan tertinggi. Namun, Kaisar Maheswara kini adalah Kaisar Emeritus, sehingga perintahnya disebut "dekrit suci emeritus.""Subagja, suruh Pengawal Bayangan mengirimkan dekrit-dekritku ke setiap wilayah dan kabupaten," perintahnya.Kemudian, ia mengambil satu dekrit lain dan berpesan, "Dekrit ini, pastikan seseorang mengantarkannya langsung ke tangan Raka Anggara."Kasim Subagja merasa bahwa sepuluh lebih dekrit suci ini seakan berbobot ribuan kati."Ta... Kaisar Emeritus, benarkah Anda ingin melakukan ini?"Mata Kaisar Maheswara sedikit meredup, lalu ia menghela napas panjang. Namun, sesaat kemudian, matanya kembali tegas."Yang terpenting adalah negeri Kerajaan Suka Bumi dan rakyatnya... Sedangkan mengenai tahta itu, biarlah yang cakap yang mendudukinya.Dengan melakukan ini, aku ha

    Last Updated : 2025-02-28
  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 829, Blokade Istana Griya Asri.

    Bab 829, Blokade Istana Griya Asri."Ayahanda Kaisar, akhir-akhir ini Ananda sibuk dengan urusan negara sehingga tidak bisa datang setiap hari untuk memberi salam. Mohon Ayahanda memaafkan!"Kaisar baru berbicara dengan wajah penuh rasa bersalah.Kaisar Maheswara semakin merasa aneh. Ia awalnya mengira bahwa kaisar baru akan datang dengan marah untuk meminta penjelasan, tetapi ternyata ia begitu tenang.Segera, pandangannya menyapu sosok Karta Sarmaja yang berdiri di belakang kaisar baru dengan penuh hormat.Ia sangat memahami putranya. Ketika ia setenang ini, pasti ada sesuatu yang sedang direncanakan."Kau datang untuk membahas masalah pencabutan gelar kaisar, bukan?"Kaisar baru tidak berusaha menyembunyikan niatnya dan mengangguk. "Benar!"Kaisar Maheswara menatapnya. "Keputusan ini sudah bulat. Lalu apa yang akan kau lakukan?"Mata kaisar baru bersinar dengan kilatan kebencian."Ayahanda benar-benar tega. Ananda ini adalah orang yang Anda besarkan sendiri, anak kandung Anda.Deng

    Last Updated : 2025-02-28
  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 830, Menolak Menjadi Kaisar.

    Bab 830, Menolak Menjadi Kaisar.Di Kota Penyu Putih.Raka Anggara baru saja kembali dari barak militer ketika seorang pelayan segera menyambutnya, mengambil tali kekang kudanya, lalu berkata, "Tuan, ada tamu yang datang ke rumah!""Tamu? Siapa?""Beraksen dari ibu kota Kerajaan Suka Bumi, suaranya terdengar seperti seorang kasim."Raka Anggara terkejut, "Di mana dia?""Sedang menunggu di aula!""Baik, aku mengerti!"Raka Anggara berjalan menuju aula.Tak disangka, Putri Kesembilan juga ada di sana, tengah berbincang dengan seseorang yang membelakanginya. Raka Anggara samar-samar mendengar mereka menyebut Kaisar Maheswara."Raka Anggara, kau sudah kembali?"Putri Kesembilan melihat Raka Anggara, wajahnya yang cantik bersinar cerah dengan suara yang manis. Dia memang seorang gadis yang menggemaskan.Orang yang sedang berbicara dengannya berbalik dan langsung memberi hormat, "Salam, Tuan!""Kau?"Raka Anggara sedikit terkejut, karena pria ini adalah kasim pembawa titah dari istana, seka

    Last Updated : 2025-02-28
  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 831, Kerajaan Suka Bumi Bukan Mainan di Tangan Seseorang.

    Bab 831, Kerajaan Suka Bumi Bukan Mainan di Tangan Seseorang.Tidak heran semua orang terkejut, itu adalah takhta kekaisaran, lambang kekuasaan tertinggi.Di bawah langit ini, siapa yang tidak ingin duduk di atas singgasana naga?Demi takhta itu, ayah dan anak menjadi musuh, saudara saling membunuh. Tak satu pun kaisar yang duduk di singgasana naga tanpa menodainya dengan darah keluarga dan sahabat.Namun, Raka Anggara justru menolak, sesuatu yang sulit dipercaya."Sebenarnya, menolak juga bukan pilihan yang buruk!"Gunadi Kulon tiba-tiba berkata.Jamran Kahatur dan yang lainnya menatapnya dengan wajah penuh kebingungan.Gunadi Kulon melanjutkan, "Kaisar baru tidak tahu berterima kasih, Kerajaan Suka Bumi kini dilanda perang di mana-mana, musuh dari luar dan konflik dari dalam... Daripada bertaruh nyawa di medan perang, lebih baik tetap di Kota Penyu Putih dan menjadi pangeran yang hidup bebas!"Semua orang terdiam karena Gunadi Kulon ada benarnya.Rustam Asandi berkata, "Meski begitu

    Last Updated : 2025-03-01

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 842, Penerjemah Putri Sukma.

    Bab 842, Penerjemah Putri Sukma.Rustam Asandi dengan wajah muram menatap Raja Jalak Bodas yang tergeletak di tanah, lalu mengangkat pisaunya dan berjalan ke arahnya."Kau juga bisa dibilang orang yang cukup hebat. Aku akan memberimu kematian yang cepat... Tidak perlu berterima kasih!"Selesai berkata, ia mengangkat pisaunya."Tunggu!" Sutiah Indriani menghentikannya. "Tadi ada banyak orang yang melindunginya. Orang ini sepertinya cukup penting. Jangan bunuh dulu, serahkan saja kepada Yang Mulia!"Rustam Asandi berpikir sejenak, lalu menurunkan pisaunya.Dia berjalan ke arah Sutiah Indriani dan bertanya, "Bagaimana penampilanku tadi?"Sutiah Indriani mengangguk. Penampilan Rustam Asandi barusan memang tidak ada cela."Kalau begitu, maukah kau menikah denganku?"Ekspresi Sutiah Indriani seketika membeku... Apa hubungannya ini?"Wakil Jenderal Rustam, kita sedang berperang sekarang."Rustam Asandi berkata, "Aku tahu. Tapi apa hubungannya perang dengan kau menikah denganku?"Sutiah Indri

  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 841, Mengikuti Ajaran Sang Raja.

    Di luar kota, suara pertempuran mengguncang langit!Tiga puluh ribu pasukan Kerajaan Hulu Butut dibantai habis-habisan oleh Pasukan Lestari Raka Abadi dan Pasukan Pedang Pembunuh Naga, membuat mereka menangis ketakutan!Sutiah Indriani menunggangi kuda tinggi, tombak peraknya menari di udara, menusuk seorang prajurit Kerajaan Hulu Butut hingga tembus.Saat ia mengangkat kepalanya, matanya menangkap sosok pria bertubuh besar berwajah hitam dengan janggut lebat yang sedang mundur dengan panik di tengah perlindungan sekelompok prajurit.Ia tidak mengenal Raja Jalak Bodas, tetapi dari cara pria itu dikawal, jelas bahwa dia adalah sosok penting."Pasukan Lestari Raka Abadi, serang bersamaku!"Sutiah Indriani berteriak lantang, tombaknya berkelebat dengan kecepatan mematikan, membawa pasukannya maju untuk membunuh Raja Jalak Bodas.Prajurit pengawal Raja Jalak Bodas berhasil menenangkan beberapa kuda perang yang ketakutan. Raja Jalak Bodas segera melompat ke atas pelana, bersiap untuk melar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 840, Umpan Meriam.

    Bab 840, Umpan Meriam.Suara ledakan bergema tanpa henti!Teriakan perang mengguncang langit, anggota tubuh yang terputus beterbangan, darah mengalir seperti sungai, dan jeritan kesakitan menembus awan!Raja Jalak Bodas mengangkat golok besarnya sambil berteriak lantang, mencoba mengorganisir perlawanan… tapi itu sia-sia!Para prajurit ketakutan hingga kehilangan akal sehat, kuda-kuda pun panik, seluruh perkemahan berubah menjadi kekacauan total. Disiplin militer pasukan Kerajaan Hulu Butut memang sudah lemah sejak awal, dan kini mustahil untuk mengatur ulang pasukan."Laporan… Raja Jalak Bodas, itu Raka Anggara! Itu Pasukan Lestari Raka Abadi milik Raka Anggara!"Seorang pengintai berlari tergesa-gesa, wajahnya penuh kepanikan saat melapor."Apa?" Raja Jalak Bodas terkejut, langsung mencengkeram kerah pengintai itu. "Ulangi sekali lagi!""I-itu... Pasukan Lestari Raka Abadi milik Raka Anggara!"Warna wajah Raja Jalak Bodas langsung berubah drastis. Meski ia belum pernah bertempur lan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 839, Pengeboman Perkemahan.

    Bab 839, Pengeboman Perkemahan.Patra Yudha menahan amarahnya dan berkata, "Jenderal Telo, apa pun hukuman yang pantas untuk kesalahanku, aku menerimanya.Namun, Okta Rasman telah berkhianat dan bersekongkol dengan musuh. Itu adalah kejahatan yang tak terampuni, dan menurut hukum, dia harus dieksekusi!"Telo Samano menatapnya dengan dingin. "Masalah ini belum jelas. Aku akan menyelidikinya lebih dulu... Sudah larut malam, Patra Yuda, sebaiknya kau kembali dan beristirahat.""Jenderal Telo...""Patra Yuda..." Telo Samano memotong ucapannya. "Orang bijak tahu bagaimana membaca situasi. Raka Anggara telah meninggalkan Kerajaan Suka Bumi, Sura Jaya telah dicopot dari jabatannya. Sekarang, di Benteng Utara, akulah yang berkuasa.Aku tahu kau setia, tapi seseorang harus memikirkan dirinya sendiri.Saat ini, Kerajaan Suka Bumi penuh dengan peperangan dan kehancuran. Kita tak bisa mengubah keadaan. Orang harus tahu tempatnya. Apakah kau mengerti maksudku?"Patra Yudha marah, "Maksud Jenderal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 838, Kau Binatang!

    Bab 838, Kau Binatang!Wajah Okta Rasman langsung menggelap, lalu mengancam, "Patra Yudha, aku sarankan kau jangan ikut campur! Segera menyingkirlah!"Namun, wajah Patra Yudha tetap tenang bagai air, ia malas berdebat lebih jauh dan langsung melangkah menuju kereta kuda.Mata Okta Rasman menyipit, dengan cepat ia mencabut pedang dari pinggangnya dan mengarahkannya ke Patra Yudha.Anak buahnya pun segera mengikuti, menghunuskan pedang mereka."Patra Yuda, aku sarankan kau jangan cari mati! Aku bertugas keluar kota atas perintah militer. Jika kau menghalangi, itu berarti melawan perintah militer, hukumnya adalah penggal!"Wajah Patra Yudha semakin muram saat menatap peti-peti itu.Dia sudah bisa menebak isi di dalamnya.Sebagai orang kepercayaan Sura Jaya yang telah lama menjaga perbatasan Benteng Utara, dia sangat memahami negara Kerajaan Hulu Butut.Raja Sayap Kanan Kerajaan Hulu Butut dan pasukan pengawalnya memiliki kebiasaan mengerikan—memakan manusia.Sekarang, dengan pasukan besa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 837, Apa yang Ada di Dalam Kotak?

    Bab 837, Apa yang Ada di Dalam Kotak?Istana Kekaisaran Negara Kerajaan Hulu Butut sekali lagi dibakar habis oleh Raka Anggara!Api berkobar sepanjang malam dan baru padam saat fajar menyingsing!Para prajurit beristirahat semalam suntuk dan sepenuhnya memulihkan tenaga mereka.Raka Anggara tidak membuang waktu dan segera memerintahkan pasukan untuk berbaris cepat!Perjalanan dari Istana Kekaisaran Kerajaan Hulu Butut ke Benteng Utara membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua bulan.Luka yang dideritanya tidak bisa disembunyikan terlalu lama. Jika ia terus menghindar dan tidak menampakkan diri, cepat atau lambat akan menimbulkan kecurigaan.Oleh karena itu, sebelum kabar tentang lukanya menyebar, ia harus segera tiba di Benteng Utara untuk mencegah Raja Jalak Bodas kabur setelah menerima berita tersebut.Dengan perbekalan yang cukup, kecepatan perjalanan pasukan pun meningkat pesat!Dalam waktu satu setengah bulan, Raka Anggara telah memimpin pasukannya mendekati Benteng Utara.Langit

  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 836, Gagal Lagi untuk Kedua Kalinya.

    Bab 836, Gagal Lagi untuk Kedua Kalinya.Raka Anggara menghabiskan waktu sebentar bersama Sang Ratu sebelum akhirnya pergi.Sang Ratu sedang mengandung lebih dari dua bulan. Karena kandungannya masih lemah, tentu saja dia tidak bisa melayani di ranjang... bukan, lebih tepatnya, Raka Anggara sendiri yang tidak berani melakukannya.Setelah kembali ke perkemahan militer Pasukan Lestari Raka Abadi, Raka Anggara sempat tidur sebentar dengan masih mengenakan pakaian perangnya.Ketika fajar mulai menyingsing, Raka Anggara memimpin pasukannya berangkat.Padang rumput tampak menguning dan kering!Meskipun musim dingin telah tiba, belum ada salju yang turun, sehingga kecepatan perjalanan mereka tetap cepat.Dalam sekejap, setengah bulan telah berlalu.Kini, pasukan Raka Anggara telah mendekati istana Kerajaan Hulu Butut.Sebelumnya, istana Kerajaan Hulu Butut telah dibakar habis oleh Raka Anggara.Sekarang, mereka telah membangun kembali istana di lokasi yang sama.Namun, yang mereka bangun han

  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 835, Anak Kedua.

    Bab 835, Anak Kedua.Raka Anggara menatap sang Kaisar Wanita dengan wajah penuh keterkejutan. Lalu, ekspresinya berubah serius."Kamu ini perempuan, sudah enak-enak jadi kaisar, malah sibuk main pedang setiap hari... Sekarang mau ikut aku berperang juga? Kenapa nggak sekalian naik ke langit aja?"Ekspresi sang Kaisar Wanita juga menjadi dingin. "Kurang ajar! Berani-beraninya kau menggurui aku?""Oh, jadi sekarang berani melawan, ya? Memang aku sengaja ngajarin kamu, terus kenapa?" kata Raka Anggara, sambil mencolok dahi sang Kaisar Wanita dengan jarinya.Sang Kaisar Wanita menggertakkan giginya, lalu melayangkan tinju ke arah perut Raka Anggara.Raka Anggara langsung melompat mundur, menghindari pukulan itu. Dengan wajah penuh kemenangan, dia tertawa, "Hehe, nggak kena... Aku udah waspada sejak tadi."Tiba-tiba, sang Kaisar Wanita mengerang kesakitan dan memegangi perutnya.Raka Anggara tertegun sejenak, lalu mendengus, "Jangan pura-pura! Aku nggak bakal tertipu. Masih kurang pengalam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus   Bab 834, Menipu Mata dan Telinga.

    Bab 834, Menipu Mata dan Telinga.Putri Sukma menatap Raka Anggara selama beberapa saat, lalu tiba-tiba berkata,"Aku bisa membantumu, tapi apa keuntungan yang kudapatkan?"Raka Anggara tertegun sejenak, lalu menyeringai nakal,"Kau bisa mendapatkan aku, senang tidak?"Putri Sukma mencibir, ekspresinya penuh rasa jijik.Wajah Raka Anggara langsung muram,"Srikandi, aku ini sangat populer... Lagi pula, di dunia ini, selain aku, siapa yang pantas untukmu?""Di dunia ini, siapa pun lebih pantas darimu."Sudut mulut Raka Anggara berkedut, benar-benar kehabisan kata-kata."Srikandi, kau benar-benar tidak punya sedikit pun perasaan padaku?""Ada kok..." Putri Sukma tersenyum cerah,"Kalau bisa membunuhmu dengan satu tebasan pedang, pasti rasanya sangat memuaskan!"Raka Anggara "seketika bermuram durja."Sial... Wanita ini memang bukan orang baik!Putri Sukma melanjutkan,"Jika kau ingin Kerajaan Angin Hitam mengerahkan pasukan untuk menyerang Kerajaan Suka Bumi, itu bukan tidak mungkin. Tap

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status