Saat ini Devin menyuruh Sandra untuk lembur bersamanya, sebenarnya Devin terpaksa melakukan ini semua karena Evan tidak bisa menemani dan hanya Sandra yang bisa diandalkan saat ini. Sandra yang berada di ruangannya sedang sibuk dengan berkas dan laptopnya, begitu juga dengan dirinya. Namun tetap saja Devin merasa tidak enak, bahkan sesekali dia juga melirik ke arah Sandra dan sialnya saat ini Sandra melepaskan blazernya dan dia bisa melihat lekuk tubuh Sandra yang sangat menggoda dan miliknya yang begitu besar, bagaimana juga Devin juga lelaki normal bohong saja dia tidak tergoda akan tetapi dia ingat Alena, wanita yang dia cintai selama ini dan seterusnya.Devin mengusap wajahnya dengan kasar, lalu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di ruangannya. Devin duduk di closet dan kembali mengusap wajahnya, Devin juga merogoh hpnya yang berada di kantong saku celananya, Devin lalu mengirimkan pesan pada Alena. Karena menunggu beberapa lama tidak ada balasan d
Setelah kejadian beberapa waktu yang lalu kini Devin baru saja kembali masuk ke kantor, bahkan sapaan dari Sandra sang sekretaris tidak dia pedulikan, Devin terus saja berjalan menuju ke ruangannya. Sebenarnya Devin merasa tidak nyaman dengan Sandra sebagai sekretarisnya namun dia tidak bisa memecat Sandra untuk saat ini karena dia memang sangat membutuhkan sekretaris dan tidak mudah untuk mencari penggantinya. Devin kini duduk di kursi kebesarannya sambil melamun, entah banyak yang dia pikirkan, akan tetapi hanya satu yang dia takutkan bagaimana jika ada yang tahu soal kejadian beberapa hari yang lalu dan melaporkannya pada Alena, pasti saja Alena akan marah besar dan bagaimana jika sampai nanti Alena meninggalkannya.Brakkk ... “arrggh, sialan,” umpat Devin, bahkan dia juga memukul meja dengan sangat keras, dia benar-benar pusing memikirkan itu. Andai saja jika malam itu dia tidak mengajak Sandra untuk lembur pasti tidak akan pernah ada kejadian semacam itu.“Brengsek, wanita jalang
Saat ini Alena dan Devin sudah berada di dalam restoran, dimana Devin memesan ruangan VVIP agar mereka bisa makan malam dengan romantis, Devin juga membelikan Alena beberapa hadiah walau tidak banyak akan tetapi ini adalah dimana moment yang menurut Devin sangatlah spesial dan juga mereka bisa makan malam berdua saja tanpa ada orang lain.“Dev, ini semua kamu yang menyiapkan?” tanya Alena, dan Devin hanya mengangguk, padahal kalau di pikir Alena yang mengajak makan malam akan tetapi Devin yang menyiapkan segalanya.“Bagaimana? Apa kamu menyukainya?” tanya Devin.“Tentu saja aku suka, dan ini semua untukku,” ucap Alena, dan lagi-lagi Devin hanya mengangguk dan tersenyum manis pada Alena.Bahkan kini beberapa pelayan datang untuk menyajikan semua pesanan yang telah Devin pesan. Dimana makanan yang di pesan Devin adalah makanan kesukaan Alena, sehingga membuat Alena semakin jatuh cinta pada suaminya yang sangat mengerti dan perhatian padanya, setelah kepergian pelayan. Devin mengajak
Hari ini Alena sibuk menyiapkan bekal untuk Devin dan Kaendra. Karena hari ini Alena tidak bisa datang ke kantor Devin, jadi Alena membawakan bekal sekalian, sedangkan Kaendra hari ini pulang sore karena dia harus ikut les. Alena memang sengaja mendaftarkan Kaendra untuk les beberapa bahasa dan juga pelajaran yang dia tidak bisa walau pun kenyataannya Kaendra bisa menguasai semuanya.“Sayang,” panggil Devin.Alena pun menoleh pada suaminya, dia juga tersenyum. “Ya, sayang. Ini aku bawakan kamu bekal karena nanti siang aku akan menjemput Jenny ke bandara,” ucap Alena.“Jenny sahabat kamu?” tanya Devin.Alena hanya mengangguk, lalu berjalan mendekat pada Devin dan berjinjit lalu mencium bibir Devin dengan sekilas dan tentunya itu membuat Devin kaget. Akan tetapi Alena hanya tersenyum, lalu mengambil bekal Devin dan Kaendra, Alena membawanya sekalian mengantarkan ke depan karena Devin dan Kaendra sudah mau berangkat.“Sayang, kamu curang,” keluh Devin.“Tidak, karena kamu juga biasanya be
Mereka berempat menghabiskan waktu dengan minum, dan memakan banyak makanan yang sudah disiapkan oleh Alena. Mereka bahkan juga membicarakan banyak hal, dan sesekali juga Lionel akan berbicara walau hanya sekali dua kali saja. Hingga tanpa sadar waktu sudah sore saja, dan Alena memutuskan untuk kembali, sedangkan Stevani kembali ke kamarnya.Jenny dan Lionel masih di samping kolam, mereka duduk berdua sambil menikmati makanan yang masih ada. “Berapa hari di sini?” tanya Lionel.“Dua minggu, jika kamu ingin kembali lebih dulu aku tidak masalah, lagi pula ada Katty,” ucap Jenny.Lionel hanya mengangguk. “Tapi tetap saja aku tidak bisa tidur tanpa kamu,” ucap Lionel.Jenny tersenyum dan mencubit paha Lionel pelan. “Bilang saja kamu mau mesum,” ucap Jenny.Dulu hubungan mereka sebagai bos dan karyawan saja namun kini hubungan mereka adalah sepasang kekasih. Bahkan mereka juga akan merencanakan pernikahan dalam waktu dekat ini, baik keluarga Jenny dan Lionel sudah setuju, keluarga mereka j
Sesuai apa yang dikatakan Jenny jika malam ini akan mengenalkan Katty dengan sahabat Lionel, tapi lebih tepatnya rekan bisnis dan Lionel juga mengenal rekan bisnisnya itu cukup dekat. Bahkan mereka juga sering menghabiskan waktu bersama jika ada kesempatan. Lionel dan Jenny berjalan dengan bergandengan tangan, sedangkan Katty mengikuti mereka di belakang, mereka bertemu di sebuah restoran mewah yang berada di Hamburg, bahkan Lionel juga sudah memesan tempatnya jadi mereka bisa berbicara dengan bebas dan santai.“Evan,” panggil Lionel.Saat itu juga Evan langsung menoleh dan beranjak dari duduknya, Evan memberi salam Lionel dan juga Jenny. Saat itu juga Evan menoleh ke belakang dimana dia melihat mantan kekasihnya, dia menaikkan satu alisnya kenapa bisa ada Kattu di sini?Lionel yang mengerti akan perubahan Evan pun langsung menjelaskan pada Evan. “Oh, iya. Sampai lupa, Evan ini adalah sahabat aku namanya Katty, ini wanita yang aku ingin kenalkan padamu,” ucap Lionel.“Benarkah?” tanya
Siang ini Alena sudah berada di ruangan Devin dan mereka baru saja selesai makan siang bersama. Alena juga baru tahu jika Devin memiliki sekretaris baru, dan menurut Alena, sekretaris baru Devin sangatlah menonjol dimana dia memperlihatkan bagian tubuhnya dengan sengaja memakai pakaian ketat hingga saat dia depan lelaki maka lelaki akan memandangnya dan Alena tidak menyukainya, apa lagi ini sekretaris Devin. Saat ini mereka yang sedang duduk berdua dan saling berpelukan tiba-tiba saja suara ketukan pintu menginterupsi mereka, dan saat itu juga Devin menyuruhnya masuk.Tidak lama kemudian pintu terbuka menampilkan Sandra, dia berjalan masuk dengan di tangannya membawa berkas. Sandra tersenyum, lalu menundukkan kepalanya.“Maaf, tuan. Saya mengganggu anda, ini ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani,” ucap Sandra.“Taruh saja di meja, dan kamu bisa keluar dari ruangan saya sekarang,” ucap Devin dingin, sedangkan Sandra hanya menuruti apa yang dikatakan Devin.“Kalau begitu say
Sore ini Devin masih ada di ruangannya, dia masih mengerjakan pekerjaannya yang sebentar lagi selesai. Sebenarnya jam sudah menunjukkan waktunya pulang namun Devin belum ingin kembali pulang karena menurutnya lebih dulu menyelesaikan pekerjaannya. Sampai akhirnya dia pun selesai dengan pekerjaannya, Devin meregangkan tubuhnya.“Arrggh, akhirnya aku bisa kembali pulang lebih cepat,” ucapnya, Devin pun mulai membereskan mejanya dan dia juga memasukkan berkas-berkas penting ke dalam tasnya.Namun saat dia sedang membereskan mejanya tiba-tiba saja pintunya di ketuk oleh seseorang dan saat itu juga Devin menyuruhnya masuk. Sampai akhirnya pintu terbuka dan menampilkan Sandra sang sekretaris. Dengan senyumannya Sandra berjalan pelan mendekati Devin.“Ada apa? Kenapa kamu belum kembali pulang?” tanya Devin, namun tatapan Devin tidak tertuju pada Sandra dan lebih fokus membereskan berkas-berkas tadi.“Saya menunggu tuan, karena mungkin nanti tuan akan membutuhkan saya,” ucap Sandra.Devin pun
Hari ini Alice dan Evan kembali ke Seoul, mereka kembali ke rumah Alena dan Devin, sebenarnya Evan sudah menyiapkan apartemen dan rumah, nantinya Alice tinggal memilih mau tinggal dimana, itu semua terserah Alice. Akan tetapi saat ini Alice dan Evan ke rumah Alena dan Devin karena Alice sudah diberitahu oleh Alena jika mama dan adiknya tinggal di rumahnya, saat itu juga Alice langsung kaget bahkan dia juga ingin cepat sampai di rumah, entah kenapa dia sangat khawatir mengetahui mama dan adik tirinya berada di sana. Alice langsung masuk ke dalam rumah diikuti oleh Evan di belakangnya, Alice langsung mencari keberadaan Alena.“Eonie!” teriak Alice.Alena yang merasa di panggil namanya langsung berjalan ke sumber suara, dan dia melihat Alice yang berada di ruang keluarga langsung menghampirinya. “Kenapa kamu teriak-teriak Alice?”Alice pun tersenyum langsung memeluk Alena dengan erat, “Aku merindukan eonie.”“kamu baru satu bulan meninggal eonie, dan bahkan kita juga saling bertukar
Alice dan Evan saat ini berada di Tokyo, mereka berdua sedang berjalan-jalan dan mereka berdua juga akan makanan khas Jepang. Alice sangat bahagia saat ini, dirinya bisa memiliki Evan untuk selamanya, walau pun di awal dia harus merasakan sakit hati dan terkadan dia juga harus bertengkar dengan Evan dan pertengkaran mereka juga tidak jelas karena memang semuanya diawali oleh Alice yang marah lebih dulu tanpa Evan tahu.Evan menggandeng tangen Alice dengan erat, dia tidak ingin terpisah jauh dari Alice, dia ingin selalu berada di samping Alice. “Sayang masih lamakah?” tanya Alice pada Evan, mereka berjalan sudah jalan sedikit jauh, Alice merasa sedikit lelah saja karena memang dia sudah lama tidak berjalan jauh.“Sedikit lagi baby, kamu sudah sangat lelah?” tanya Evan.“Aniyo, hanya saja aku sudah lapar,” ucapnya dan tentu saja Alice berbohong, sedangkan Evan hanya tersenyum dan mengajak jalan Alice lebih cepat agar cepat sampai.Akhirnya mereka sampai di restoran Jepang, mereka duduk
Malam ini Mareta dan Sania keluar rumah secara diam-diam agar penghuni rumah ini tidak melihat mereka, mereka bahakan berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui oleh pelaya atau pun bodyguard karena kalau sampai ketahuan rencana bisa gagal semuanya hanya kecerobohan mereka. Akhirnya mereka pun sampai di depan pagar dan langsung masuk ke dalam taksi untuk mengantarkan mereka ke club malam, karena memang mala mini mereka akan bersenang-senang.“Kita mau kemana ma?’ tanya Sania.Mareta menoleh dan hanya tersenyum, “Nanti kamu juga akan tahu dan kamu juga akan menikmatinya, dan selanjutnya kamu harus terbiasa dengan kehidupan seperti itu Sania karena kehidupan seperti itulah yang nantinya kamu memiliki banyak uang.”Sungguh Sania tidak mengerti akan maksud sang mama, namun tetap saja dia menuruti perkataan mamanya, dirinya tidak ingin berdosa dengan membantah perkataan mamanya, dirinya ingin menjadi anak baik untuk mama, sedari kecil dia hanya hidup bersama dengan mama saja. Bahkan san
Pagi ini Sania dan Mareta datang ke rumah Alena dan Devin, mereka berencana untuk berpura-pura mencari keberadaan Alice yang ternyata tinggal di rumah mereka, mereka juga akan mengaku sebagai keluarga Alice yang selama ini Alice menghilang dan hanya mengirimkan uang saja ke mereka. Mereka berencana ingin tinggal bersama Alice nantinya dan itu memang sudah rencana Mareta dari awal, dia bahkan juga menyuruh Sania nantinya untuk mendekati Evan agar rumah tangganya mengalami sedikit perpecahan.Mereka sudah berada di depan pintu rumah Alena dan Devin, bahkan mereka juga memencet bel pintu rumah Alena dan Devin. Sampai akhirnya pintu terbuka dan memperlihatkan seorang pelayan.“Maaf mencari siapa ya?” tanya seorang pelayan wanita.“Saya mau mencari Alice, apa benar dia tinggal di sini? Saya mama dan ini adik Alice,” ucapnya.“Oh, nona Alice. kalau begitu silahkan masuk lebih dulu,” ucap pelayan wanita, bahkan pelayan itu juga menyuruh Mareta dan Sania untuk duduk lebih dulu, pelayan itu me
Hari ini adalah hari bahagia dimana Alice akan menikah bersama dengan Evan, pernikahan mereka memang dipercepat lebih awal. Mereka sudah sepakat dengan keputusan mereka jika mereka sudah siap, bahkan mama dan adik tiri Alice pun juga menghadiri pernikahan ini, sebenarnya dipernikahan ini mereka adalah orang yang tidak terlalu menyukainya. Bahkan mereka juga berpikir akan merencanakan suatu hal yang nantinya rumah tangga akan penuh dengan huru-hara dan mereka berdua sudah menantikannya.“Alice, aku bahkan tidak akan pernah menyangka jika kamu akan menikah secepat ini, dan nanti siapa uang akan mengurus perusahaan?” tanya Alena, dirinya baru saja masuk ke kamar Alice yang sedang di make up, Alena membawa anaknya yang masih bayi itu dalam gendongannya.Alice hanya bisa tersenyum melihat eonienya yang sedang merajuk, “Eonie enggak perlu khawatir, bukankah masih ada oppa dan nantinya aku juga hanya akan sebentar saja bulan madunya dan kembali bekerja.”Alena segera menggelengkan kepalanya,
Dua bulan sudah atas kelahiran anak kedua Alena dan Devin, bahkan kini Devin yang sudah aktif kembali bekerja di kantor dan terkadang dia pulang malam karena banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan di kantor. Bahkan dia juga hanya tertidur beberapa jam karena anaknya menangis di malam hari yang terkadang dia tidak ingin membangunkan Alena, dia merasa kasihan pada Alena karena telah mengurus anaknya seharian.Seperti mala mini Devin menggendong anaknya dan menyusuinya, ya, bahkan Devin kini sudah pandai melakukan semuanya, seperti membuat susu untuk anaknya. Devin tersenyum saat melihat anaknya tertidur dan tidak menangis lagi, Devin menidurkan anaknya kembali di tempat tidurnya. Sedangkan Devin berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya terlebih dahulu dan istirahat.Saat Devin naik ke atas ranjang dan memeluk Alena membuatnya terusik dan Alena pun terbangun. "Dev, kamu baru pulang ya?""Sudah dari tadi honey, maafkan aku jika aku membangunkan dirimu," ucapnya.Alena pun mem
Saat ini Katty bersama dengan Gladwin sedang duduk di taman melihat banyak orang yang sedang melakukan aktivitas weekend mereka dengan olahraga atau hanya berjalan kaki bersama dengan keluarga atau pasangan mereka. Begitu juga yang dilakukan oleh Katty dan Gladwin, mereka saat ini sedang beristirahat di tempat duduk yang sudah di sediakan di taman.“Terima kasih sudah mau menemaniku,” ucap Gladwin menoleh kea rah Katty, sedanglkan Katty hanya tersenyum tanpa menoleh kearah Gladwin. Tatapan lurus ke depan melihat sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan dan sesekali mereka melakukan ciuman dan itu terlihat sangat romantis sekali.“Aku baru kali ini dekat dengan wanita yang bahkan bisa aku ajak kemana saja, karena biasanya aku hanya menggunakan mereka menemaniku di atas ranjang. Aku lelaki brengsek bukan?” tanya Gladwin pada Katty.Katty segera menggelengkan kepalanya dan di berkata, “Aniyo, bukankah itu sudah hal wajar Glad, nanti kalau lelaki sudah mendapatkan wanita yang di c
Mereka sungguh bahagia dengan kelahiran anak kedua mereka, dimana anak mereka terlihat sangat sehat dan menggemaskan, bahkan Kaendra sering berantem dengan Devin karena ingin menggendong adiknya. Kaendra adalah tipe anak yang cuek dan lebih menghabiskan waktunya dengan kesendiriannya, namun saat kelahiran adiknya dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan adiknya, sudah dua hari ini Kaendra selalu menemani adiknya dan ujung-ujungnya berantem dengan Devin. Alena hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak dan papanya, kalau sudah berantem tidak bisa di pisahkan.Alena sudah kembali ke rumahnya, saat ini rumahnya ramai dengan orang tua dan mertuanya, mereka sedang berkumpul untuk melihat cucu mereka. “Sayang, aku mau makan masakan kamu, kamu mau masakin buat aku,” ucap Alena. Devin sedari tadi yang sedang bermain dengan anaknya kini pun dia segera beranjak dan berjalan mendekati Alena, “Kamu mau makan apa honey?” “Hm, bagaimana kalau ramyeon, aku ingin sekali maka
Pulang dari rumah sakit Evan mengajak Alice untuk kembali ke apartemennya lebih dulu, akan tetapi Evan di apartemennya tidak akan lama, dia akan kembali ke kantor untuk mengurus pekerjaannya. Sedangkan Alice memang akan ke apartemen Evan dan menunggu Evan sampai sore nanti, lalu malamnya mereka akan makan malam bersama. Walau mereka sering di sibukkan dengan pekerjaan akan tetapi mereka akan tetap meluangkan waktu untuk bersama, “Aku sempat merasa cemburu saat kamu tadi bertemu denganmu.” “Kenapa? Bukankah aku sudah menjadi milikmu dan selamanya juga akan menjadi milikmu baby,” ucap Evan, dengan satu tanganya mengusap punggung tangan Alena lalu menciumnya. “Entahlah, hanya saja aku merasa takut,” ucapnya kembali, Alice hanya takut, bagaimana nantinya jika Evan akan kembali pada mantanya, padahal mereka sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah. “Sudahlah, janagan memikirkan hal yang tidak-tidak karena selamanya aku akan menjadi milikmu selamanya,” ucap Evan, karena dia tidak