Home / Pernikahan / Perjalanan Balas Dendam Termanis / Bab 158 Trik Untuk Menyelamatkan Dari Paksaan

Share

Bab 158 Trik Untuk Menyelamatkan Dari Paksaan

Author: Clavita SA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Sialan! Apa-apaan itu! Kenapa dia malah pergi!" umpat Nana dalam hati.

Arzov yang menunggu di bawah itu terus mondar-mandir ke sana kemari tanpa henti. Ia merasa tidak bisa berdiri dengan nyaman ketika dirinya belum bisa bertemu Zsalsya.

"Mana orang itu?"

Ketika tengah mondar-mandir, ia melihat Endrick yang sudah di dekat pintu pun membuatnya langsung berpikir. "Dia pergi secepat itu? Apa itu artinya Nana tidak berhasil mendekatinya?" Ia penasaran dengan itu.

Sejenak, ia melihat ke atas tangga. Di sana, tampak jelas Nana yang masih di tangga. Seperti sedang dalam keadaan kesal.

"Kamu yakin masih mau di sini? Tidak mau Papa antar naik ke kamar?"

"Tidak usah! Aku masih mau di sini. Papa duluan saja!"

Karena tidak mau terus berada di tangga, Firman pun akhirnya memilih pergi menuju ruangannya. "Ya sudah, Papa duluan."

Perlahan, Nana bangkit dari duduknya. Pada saat yang sama, Arzov yang sudah melihat Firman pergi dari hadapan Nana pun, baru ia berani.

"Tunggu sebentar!" seru Arzov keti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 159 Mengelabui Musuh

    Selesai berbelanja, Endrick pun langsung menaruh semua barang yang baru dibelinya itu di jok belakang. Ia menutup pintu jok belakang, lalu menuju jok depan. Mesin mobil itu ia nyalakan, lalu dengan cepat dirinya tancap gas pergi menuju rumah. Sebab, ia berpikir bahwa mungkin saja Rosmala tengah menunggu dirinya karena pesanannya masih dalam perjalanan.Rupanya, pikiran mereka berkebalikan. Dugaan Endrick kali ini pun sangat keliru. Justru, Rosmala berharap jika dalam perjalanan, Endrick terjebak macet. Supaya tidak segera sampai ke rumah. Rosmala tidak mau mempertemukan Ayah dan Anak, karena baginya itu bukan hal yang baik. "Semoga dia tidak segera pulang!" batin Rosmala penuh harap. Bibirnya memucat dengan kedua tangan saling meremas satu sama lain, sambil sesekali ia melihat ke arah Rejho yang tampak tidak sabar ingin segera menemui Endrick.Rejho menoleh ke arah Rosmala, tetapi dengan cepat Rosmala langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia tidak mau jika Rejho curiga kepada

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 160 Sinar Hijau Pekat

    "Biasanya dia tidak bersikap tak acuh begitu. Kenapa, ya, tadi malah seolah tidak peduli dengan keberadaanku? Apa dia marah karena kemarin tidak jadi fitting baju?" gumamnya dalam kamar sembari memeluk dirinya sendiri.Seiring berjalannya waktu, rasa sakit pada perutnya pun mulai membaik. Ia bisa menikmati camilan yang beberapa waktu yang lalu ia ambil dari dapur. Minuman yang dibelikan oleh Endrick itu sesekali ia tatap. Ada lima botol minuman yang katanya obat pereda nyeri haid. Baru ia habiskan salah satunya saja."Dia perhatian, tapi kemudian bersikap dingin. Apa yang sebenarnya dia inginkan? Apa dia sedang merencanakan sesuatu?" Zsalsya melihat ke arah pergelangan tangannya yang bersinar. Sinar berbeda yang tak biasa. Biasanya berwarna merah muda, tetapi kini malah berwarna hijau pekat."Ada apa ini?" Zsalsya terkaget-kaget kala melihatnya.Sorot matanya seolah mengatakan. Ada apa ini? Apa yang membuatnya berubah?Camilan yang ada di telapak tangannya pun langsung ia taruh. Dir

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 161 Balas Mengelabui

    "Sampai kapan aku harus jauh dari rumah begini? Apa perlu aku tinggal di hotel sebentar?" gumamnya. Endrick sudah tidak betah setelah putar balik, ia memilih berada di suatu tempat yang cukup jauh dari jangkauan rumah. Dan kini, tidak ada panggilan telepon yang masuk.Ia tidak tahu jika Rejho tidak menyerah untuk menunggu. Rejho masih berada di rumah Rosmala, pria itu tidak pernah bosan dengan ambisinya."Sampai kapan dia akan berada di sini?" bisik salah seorang pelayan yang ada di sana kepala rekan pelayan lainnya.Tetapi, kemudian mereka kembali pada posisi mereka masing-masing. Ketika itu, Rosmala pun sudah mengantuk. Begitu pula dengan Endrick yang berkali-kali menguap di dalam mobil. Tetapi, begitu mengecek ponselnya, tak satupun ada panggilan yang masuk."Kenapa lama sekali? Apa aku harus memesan hotel semalam?" gumamnya.Waktu telah menunjukkan pukul 20.00. Endrick pun sudah merasa lapar. Ia perlu mengisi perutnya sebentar. Tanpa berlama-lama, ia pun menyalakan mesin mobil.

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 162 Perlahan Tetapi Pasti

    Gantungan ponsel telah didapatkan. Tetapi, Zsalsya merasa belum cukup karena harga gantungan ponsel itu hanya sekitar tujuh puluh ribu saja. Sedangkan, ada banyak hal yang telah direnggut Nana darinya."Kita makan sekarang, yuk!" ajak Arzov kepada Nana dan Zsalsya.Tetapi, Nana yang merasa geram pun membuatnya segera menyeret Arzov pergi."Kak Zsalsya, tunggu di sini sebentar, ya!" seru Nana kepada Zsalsya. "Iya!" sahut Zsalsya dengan santainya.Di tempat itu, Zsalsya melihat keduanya yang pergi entah ke mana dan entah akan membicarakan apa. Tetapi, dirinya mencoba untuk tenang. Meskipun, pikirannya agak khawatir, khawatir jika mereka meninggalkan dirinya sendirian di sana."Ponselku!" gumamnya sembari mencari ke saku celana jeans panjang yang dipakainya.Ia juga takut jika ponselnya sampai tertinggal. Jika begitu, ia akan kesulitan menghubungi siapapun di sana.Setelah ia menemukan ponsel di dalam saku celana tersebut, ia pun kemudian mencari tempat duduk sejenak. Rupanya, nyeri hai

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 163 Kepuasan dan Dendam

    Semua tampak telah memesan makanan yang mereka inginkan masing-masing. Dan saat itu, yang memesan makanan paling banyak adalah Zsalsya. Nana dan Arzov pun sungguh tidak percaya jika ternyata Zsalsya dengan berani memesan makanan. Padahal, sebelumnya Zsalsya adalah orang yang pemalu dan segan. Bahkan, jika ditawari makanan berkali-kali pun kadang lebih memilih menolaknya.Namun, itu Zsalsya yang dahulu sebelum ia sadar bahwa terlalu segan bukanlah hal yang baik. Ia harus lebih tegas dalam menjalani hidupnya sendiri. Ada saat bersikap tidak enak, namun ada pula saat dimana dirinya harus bersikap seenaknya dan lebih mementingkan dirinya sendiri. Sebab, hanya diri sendirilah orang pertama yang selalu menguatkan dalam keadaan apapun. Bukan dia atau siapapun yang terkadang dianggap spesial. Itulah yang tertanam dalam pikiran Zsalsya saat ini."Kamu yakin bakal habis?" tanya Arzov kepada Zsalsya.Zsalsya memandangi semua makanan yang tersaji di meja dengan bibir tersenyum. "Kalau tidak ha

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 164 Menunggu Itu Melelahkan

    Gengsi yang tinggi di hadapan Zsalsya membuatnya rela melakukan apapun. Walaupun dalam hati keberatan, tetapi ia memaksakan untuk memenuhi keinginan Zsalsya yang baginya tidak biasa itu."Kamu yakin bisa habiskan semuanya?" tanya Arzov sekali lagi.Zsalsya mengambil kantong plastik penuh makanan yang telah disiapkan oleh pramusaji yang ada di sana. "Yakin. Aku 'kan suka sekali ayam. Apa kamu lupa?""Tentu saja tidak. Mana mungkin aku bisa melupakan sedikitpun mengenai dirimu."Zsalsya tidak menyahut lagi. "Terima kasih banyak buat semua makanannya. Tenang saja, aku tidak akan membuang ini," ucap Zsalsya sembari mengangkat kantong plastik yang berisi makanan yang baru dibelinya itu.Selepas membayar semuanya, Zsalsya dan Arzov pun kembali ke tempat duduk mereka.Nana yang masih menyantap ayam gorengnya pun kemudian langsung mengangkat wajahnya kala mendengar langkah kaki Zsalsya yang ada di dekatnya."Kak, itu apa?" "Ini semuanya ayam krispi.""Sebanyak itu?" tanya Nana yang juga ti

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 165 Salah Satu Cara

    Malam semakin larut, dessert terakhir yang ia pesan pun sudah habis ia santap sedikit demi sedikit dan secara perlahan. Para pelanggan yang berdatangan pun telah pergi. Kini, tinggal diri dengan para pramusaji yang berdiri menunggu Endrick pergi.Lalu, salah seorang pramusaji menghampirinya dengan sebuah kain kecil berbentuk persegi yang ada di bahu kanannya."Permisi. Cafenya sudah mau tutup."Pramusaji itu tidak berani mengusir. Ia hanya memberikan kalimat kode, berharap Endrick langsung mengerti."Tutup, ya? Kalau begitu, saya sewa tempat ini sampai pagi! Bagaimana?" tanya Endrick kepada pramusaji. Ia mencoba membuat kesepakatan. "Tapi, cafe ini ...."Endrick mengambil dompetnya. Ia mengambil lima sepuluh lembar uang berwarna merah muda, lalu langsung menyerahkannya kepada pramusaji yang berdiri di sampingnya itu.Pramusaji itu menoleh ke tempat di mana rekan kerjanya yang lain berdiri dan memperhatikannya dari sana. Mereka pun tidak bisa melihat dengan benar, karena agak terhalan

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 166 Saatnya Menikmati Hasil

    Di rumah Firman, Nana yang mengendap-endap untuk menuju kamarnya pun akhirnya ketahuan oleh Mariana yang ternyata terus menunggunya di ruang tamu. Sedangkan Zsalsya, ia tidak merasa khawatir dengan apapun, karena memang tidak ada yang peduli dengan dirinya. Entah akan pulang atau tidak, semuanya hening tanpa ada omelan apaun."Jadi kamu semalaman dan baru pulang larut malam begini ternyata main sama anak itu!" gerutu Mariana sembari menggertakkan gigi.Nana belum bisa tidur karena harus menerima ceramahan langsung dari Ibunya yang memang pergi tanpa izin.Zsalsya terus lanjut melangkahkan kakinya menuju kamar sembari membawa kantong plastik yang berisi makanan tersebut."Ma, aku ada urusan penting. Asal Mama tahu, aku sebenarnya sedang menjalankan rencana kita yang waktu itu. Karena sepertinya Mama sibuk terus, jadi biar aku saja yang melakukannya sama Arzov. Aku hebat, 'kan, Ma?" ungkap Nana dengan nada pelan. Ia celingak-celinguk, memastikan bahwa tidak ada yang menguping ia bicara.

Latest chapter

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 309 END

    Karena kecelakaan terjadi saat Firman sudah tancap gas pergi, sehingga ia tidak tahu bahwa di sana telah terjadi kecelakaan. Ia juga tidak tahu jika yang mengalami itu adalah Mariana.Firman hanya fokus untuk pulang ke rumah tanpa berpikir apapun. Zsalsya yang kala itu tengah memasak pun mendadak ingat kepada Ayahnya, yang membuatnya langsung menghentikan tangannya. Ia melamun, hingga percikan minyak itu membuatnya langsung terhenyak kaget dan menjauh dari wajan tersebut.Endrick yang melihat itu langsung meniupi tangan Zsalsya yang terkena percikan minyak. "Biar pelayan kita saja yang melakukannya!"Endrick menoleh ke samping -- tepatnya ke arah pelayan yang ada di sana. "Tolong kamu lanjutkan!""Baik!" sahut salah seorang pelayan yang saat itu tengah berdiri di sana. Tetapi begitu mendapat perintah, ia pun langsung menuju wajan yang ada di sana.Endrick mengajak Zsalsya pergi menuju kursi yang ada di sana. "Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Endrick yang melihat Zsalsya dengan tata

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 308 Karma Atas Kejahatan

    "Baik, biar saya periksa dulu," ujar dokter itu yang kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Firman.Sementara di sana, Mariana mengintip dan kini tengah bersembunyi. Ia terus memperhatikan Firman yang saat ini tengah diperiksa oleh dokter tersebut. "Mana obatnya?" gumamnya.Selang lima menit, pemeriksaan selesai. Dokter itu pun kemudian pergi sebentar untuk mengambil obat untuk Firman.Di kala dokter itu mengambilkan obat, Mariana yang sudah sejak tadi menunggu saat itu tiba pun membuatnya langsung bergegas pergi sejenak mengikuti kemanapun dokter itu pergi.Mariana menghampiri dokter itu ketika obat pada sebuah kotak kecil itu tergeletak di meja."Dok, saya mau memeriksa jantung saya yang sedang kurang baik. Dokter mana, ya, yang suka memeriksanya?" tanya Mariana seraya mengenakan maskernya. Ia bertingkah seolah tidak tahu apa-apa.Dengan santainya, dokter itu pun kemudian menyahut. "Saya dokter jantung. Kalau mau, bisa saya periksa, tapi biarkan saya melayani pasien yang lain dul

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 307 Penguntit

    Rosmala yang belum mendapat kabar apapun, baik itu dari Endrick maupun dari Priyatna -- sopir pribadi Endrick, membuatnya mondar-mandir karena khawatir."Kenapa belum juga ada kabar apapun?" gumam Rosmala yang saat itu dalam kebingungan. Meskipun begitu, ia merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.Tak lama dari itu, sebuah mobil memasuki halaman rumah dan kemudian mobil itu menepi.Rosmala yang terus mondar-mandir di teras pun langsung menghentikan langkah kakinya. Segera saja ia menuruni sedikit tangga dan langsung menghampiri mobil tersebut yang mana ia pikir bahwa itu adalah Endrick dan seharusnya bersama Zsalsya.Begitu pintu mobil terbuka, langsung terlihatlah kaki Endrick yang keluar dari sana."Nak, akhirnya kamu kembali! Mana Zsalsya?" tanya Rosmala. Ia melihat ke dalam mobil dan saat itu Zsalsya pun memang hendak keluar dari mobil tersebut.Begitu Zsalsya turun, Rosmala langsung memeluk menantunya. "Akhirnya kamu kembali juga. Mama khawatir dengan keadaan kalian. Mengingat

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 306 Titik Kekalahan Para Penjahat

    Telepon Endrick yang saat itu sudah terhubung dengan Piryatna yang merupakan sopir kepercayaannya membuatnya bisa tahu kapan ia akan bergerak melakukan tugasnya. Setelah tahu bahwa Zsalsya ditemukan di lantai dua, sopir pribadi itu pun langsung mengajak kepada para bodyguard untuk mengikuti Endrick ke lantai atas sana. Sedangkan polisi, pada saat yang sama mereka juga masuk dan langsung menyergap. Sontak saja, semua preman yang ada di sana pun langsung berusaha kabur, termasuk Arzov. Namun sayangnya, polisi yang datang jauh lebih banyak dibanding para preman itu sendiri. "Jangan bergerak!" ujar salah seorang polisi sembari menembakkan pistol ke atas. Preman yang saat itu masih berada di sana pun langsung angkat tangan kala para polisi yang sejak awal sudah siap sedia untuk menangkap mereka kini memperlihatkan diri mereka. "Sialan! Kenapa harus ada banyak polisi!" gumam Arzov dengan kedok yang masih terpasang di kepala hingga menutup wajahnya. Namun, polisi yang bertugas la

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 305 Pembebasan

    DOORR!!!Endrick melesatkan peluru dari pistol yang dipegangnya. Sontak, polisi yang sudah bersiap pun langsung turun dari mobil dan mengepung rumah itu. Kyora tidak tahu jika rumahnya telah terkepung dan tidak memiliki jalan lagi untuk keluar.Sekalipun polisi yang mengepung, tetapi mereka tidak langsung masuk ke dalam. Para bodyguard Endrick hanya bersiap siaga di luar rumah."Serahkan Zsalsya padaku sekarang juga!" pinta Endrick. Namun, preman yang ada di sana seolah langsung siap siaga untuk menyerang Endrick. Para saat yang sama, ketika mereka hendak menyerang, Endrick melesatkan peluru ke sebuah botol kaca yang ada di sana, hingga tercipta suara berisik yang membuat para bodyguard Endrick keluar. Ketika para preman lengah karena fokusnya teralihkan kepada para bodyguard Endrick. Lada saat itulah Endrick pergi untuk mencari keberadaan Zsalsya. Endrick memplintir tangan Kyora ke belakang dan langsung menodongnya. "Cepat tunjukkan padaku di mana Zsalsya sekarang berada!" perint

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 304 Taktik Penyelamatan

    "Ma, aku pergi sekarang!" pamit Endrick ketika dirinya sudah menambahkan jaket pada pakaian atasnya. "Iya, Nak!" sahut Rosmala.Mereka yang telah mengatur rencana untuk segala sesuatunya pun kemudian berangkat dari rumah itu untuk kemudian pergi menuju lokasi alamat yang ia dapatkan sebelumnya.Endrick memasuki sebuah mobil. Ia kembali mengemudi sendiri. Kali ini, ia menggunakan mobil yang lain dengan warna putih. Rosmala yang saat itu melihat Anaknya berangkat untuk menyelamatkan Zsalsya pun hanya berdo'a agar selamat dan mereka menjalankan rencana dengan baik dan berhasil, agar bisa membawa Zsalsya kembali.Setelah Endrick pergi, di belakang itu, mobil yang dikemudikan oleh para bodyguardnya ada di belakang mobil Endrick. Hanya saja, saat itu cukup berjarak. Sebab, Endrick tidak mau jika lawan menganggap bahwa Endrick datang bersama orang lain."Zsa, tunggu aku, aku datang untuk menyelamatkanmu sekarang! Kita pasti akan bersama lagi!" ujar Endrick sembari mengemudi. Pandangannya f

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 303 Sebagai Pengingat

    "Tidak tahu terima kasih! Disuapin malah dimuntahin! Makan saja sendiri, terserah kalau kamu lapar juga!" sentak Arzov. Ia menaruh piring itu di meja dan kemudian melangkah pergi dari tempat itu.Arzov segera menemui Kyora, yang mana ada janji yang belum ia tagih sekaligus belum ia dapatkan pula uang yang dijanjikannya.Zsalsya berusaha untuk melepaskan dirinya, tetapi masih susah. "Aku mau buang air! Tolong lepaskan ikatan tanganku!" pinta Zsalsya dengan tegasnya.Namun, kedua preman itu hanya saling memandang satu sama lain. Mereka seolah tengah saling melempar kode melalui pandangan mata. Memutuskan apakah harus melepaskan ikatan tangan Zsalsya atau malah mengabaikannya.Mereka juga takut jika Zsalsya ternyata membohongi mereka, untuk itulah kedua preman itu tidak mau langsung percaya begitu saja."Apa kalian mau melihat aku buang air di sini?!" tambah Zsalsya dengan sedikit ancaman halus yang membuat kedua preman itu bingung dalam memilih. Namun, tak lama setelahnya, Arzov kembal

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 302 Dipaksa

    Dalam kesendiriannya, Zsalsya hanya harus menahan rasa takut dalam dirinya kala di tempat yang gelap itu ia sendirian. Namun, kemudian sebuah pikiran berlarian di kepala."Tapi waktu itu saja aku bisa melarikan diri. Bagaimana kalau sekarang aku juga mencobanya?" batin Zsalsya dalam diamnya. Ia terus memikirkan hal itu.Zsalsya melihat ke sekeliling. Ia berusaha melepaskan tali yang mengikat erat di pergelangan tangan dan kakinya itu. Tetapi, rupanya di tempat itu terdapat cctv tersembunyi. Kyora dan anak buahnya terus memantau sampai mendapat kabar dari Endrick bahwa pria itu datang ke tempat tersebut untuk menjemput Zsalsya.Semalaman Zsalsya tidak bisa tidur. Ia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi dirinya tidak bisa membuka ikatan itu.Kyora yang memperhatikan setiap gerak-gerik Zsalsya itu hanya diam seraya menopang dagu. Sesekali ia menyungging licik dengan apa yang dilihatnya saat itu."Sekarang kamu tidak akan bisa kabur atau melepaskan diri dariku lagi. Aku tidak akan sebod

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 301 Jangan Percaya Manusia Licik

    Sampai di dalam kamar, para pelayan yang ada di sana sontak mengambil kotak P3K untuk merawat luka Endrick. Lukanya sangat parah dan saking khawarisnya, Rosmala langsung memanggil dokter.Rosmala duduk di samping Endrick seraya membelai rambutnya. "Nak, kenapa ada orang jahat yang berani melakukan hal ini sama kamu?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.Ibu mana yang tidak bersedih saat anak semata wayangnya terluka parah. "Mama tidak akan pernah memaafkan kesalahan orang yang tega melakukan semua ini!" ucapnya.Tak perlu menunggu waktu lama, dokter yang dipanggil oleh Rosmala beberapa saat yang lalu pun kemudian datang. Ia membawa alat untuk memeriksa kondisi pasiennya tersebut."Dok, tolong periksa. Saya tidak mau sesuatu terjadi pada tubuhnya!" pinta Rosmala kepada dokter itu.Dokter itu tersenyum seraya mengeluarkan alat untuk memeriksa. "Baik, biar saya periksa dulu kondisinya, ya," sahut dokter itu.Mulai dari detak jantung dan semua luka yang ada pada tubuh Endrick, semuanya dipe

DMCA.com Protection Status