Share

Bab 84

PERGINYA ISTRIKU

Sejak kepergian Dave yang kabarnya menyebar ke segala penjuru itu, Indri lebih sering menyendiri di kamar. Sesekali ke perusahaan untuk melihat kondisi di sana sekaligus mengenang sang suami.

Wanita muda yang kini baru saja masuk ke dalam ruangan itu berjalan menyentuh kursi yang biasanya diduduki oleh Dave. Setiap kenangan dan tawa mereka terlintas lagi dalam ruang kepala.

Sesekali mengelus perutnya yang masih rata itu. Lagi kenangan mereka pun ia putar dalam ruangan itu.

"Seandainya saja kamu masih ada di sini, pasti aku tidak akan sehancur ini. Kau tinggalkan aku dengan benih ini?" Indri kembali menitikkan air matanya. Ia terduduk di kursi itu. Menatap foto mereka berdua di atas meja.

Tiba-tiba sebuah ketukan pada pintu terdengar, membuat Indri segera mengusap wajahnya. "Masuk."

Fabian muncul dari sana. Ia membawakan sebuah kotak makan dan tersenyum pada Indri. "Ini, buat bumil. Dihabiskan, ya?"

Indri menggeleng kepalanya. "Aku sudah makan tadi, Mas. Buat kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status