Share

Merelakan dan Melepaskan

Penulis: Komalasari
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-05 18:02:10

“Aku sudah melakukannya tanpa harus Ayah minta,” ujar Alexandre, seraya merapikan kerah kaos polo yang dia kenakan. “Namun, Lea menolak. Dia tak terima mendapat perlakuan seperti itu dari Majandra,” jelas pria tiga puluh empat tahun tersebut. 

“Aku tidak mau tahu, Alex. Terserah kau! Bagaimanapun caranya, wanita itu harus bersedia menarik kembali laporan yang sudah dia buat. Kau tahu apa akibatnya, andai semua orang tahu bahwa tindak kekerasan yang dilakukan Majandra, diakibatkan oleh perselingkuhanmu dengan wanita berambut pirang itu? Suka atau tidak, semua masalah ini berawal dari dirimu, Alex!” Tegas dan penuh penekanan, kata-kata yang terlontar dari bibir Phillipe. 

Alexandre tak membantah ucapan sang ayah. Dia hanya mengeluh pelan. 

Sementara, Phillipe memilih

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Rasa yang Aneh

    “Apa maksudmu, Majandra?” Alexandre mengulang pertanyaannya tadi.“Seperti yang kau dengar, Alex,” jawab Majandra seraya beranjak dari duduknya. Dia berdiri di hadapan Alexandre yang terpaku menatap tajam dan seakan tak percaya. “Aku hanya membantu meringankan tugasmu. Dengan begitu, kau tak perlu meluangkan waktu untuk memberikan penjelasan kepada ibu dan ayah. Aku sudah melakukan sebisaku.”Belum sempat Alexandre memberikan tanggapan atas ucapan Majandra, Phillipe lebih dulu muncul di sana. “Tak ada perceraian. Kutekankan sekali lagi kepada kalian berdua,” tegasnya.Majandra dan Alexandre saling pandang beberapa saat, sebelum kembali mengalihkan perhatian kepada Phillipe yang mendekati Majandra.“D

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-06
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Perjuangan Dua Pria

    Keesokan harinya, Majandra sudah tampil cantik dan modis dengan midi dress lengan panjang bercorak, keluaran rumah mode ternama di Paris. Dia mengikat rambut panjangnya ala ekor kuda, dengan poni tersisir rapi. Sepasang pump shoes putih 5 cm, menemani langkah anggun wanita asal Meksiko tersebut keluar dari mobil. Rencananya, hari ini dia akan memenuhi panggilan dari pihak yang berwajib. Namun, Majandra menemui pengacaranya terlebih dahulu.Sesuai dengan yang sudah Majandra katakan sebelumnya, dia menolak pengacara yang akan disiapkan oleh Phillipe. Majandra lebih memilih pengacara yang ditunjuk Damien untuk mendampinginya kali ini. Tak tanggung-tanggung, CEO dari CAC itu menyiapkan dua pengacara sekaligus.“Selamat pagi, Nyonya LaRue,” sapa salah seorang dari dua pria yang merupakan tim pengacara dari Damien. “Perkenalkan, namaku R

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-06
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Hal Gila

    Damien berdiri dengan setengah membungkuk di balkon kamarnya. Dia merenung sambil mengisap sebatang rokok. Asap tipis mengepul dari bibir pria tampan tiga puluh empat tahun tersebut. Damien kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celana cargo pendeknya. Maksud hati ingin menghubungi Majandra dan menanyakan kabar wanita itu. Akan tetapi, suara gaduh telah berhasil membuat dia mengurungkan niat itu.Di luar kamar, terdengar suara berisik anak-anak yang berlarian. Sesaat kemudian, pintu kamarnya digedor berkali-kali. “Paman!” seru suara anak-anak itu saling bersahutan. “Paman! Apa kau di dalam?”“Astaga. Sejak kapan mereka ada di sini?” gumam Damien. Dia mematikan sisa rokok dalam asbak dengan terburu-buru. Pria tampan yang mengenakan T-Shirt round neck tersebut melangkah ke dekat pintu, lalu membukanya hati-hati.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Seperti Romeo dan Juliet

    “Dia tidak mencintaimu, dan kau begitu percaya diri menyatakan bahwa kalian ….”“Aku membantunya,” sela Damien, sebelum Nicholas sempat menyelesaikan kata-katanya.“Membantu dalam hal apa?” tanya Nicholas. Dia mengubah posisi duduk, jadi menghadap sepenuhnya kepada Damien. Raut wajah Nicholas dipenuhi rasa penasaran yang teramat besar.“Aku membantu dia meraih kemenangan,” jawab Damien enteng.Namun, sikap berbeda justru diperlihatkan oleh Nicholas. Ayah dua anak itu memicingkan matanya. “Kemenangan atas apa?” tanya pria itu lagi.“Atas cinta suaminya ….”“Astaga, Damien!”

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Perayu Ulung

    “Kau terlalu berlebihan, Damien.” Majandra kembali tertawa renyah. “Apa yang akan kau dapat dengan ikut mati bersamaku?”“Jawaban,” sahut Damien singkat.Majandra menautkan alisnya. “Jawaban? Atas apa?” tanya wanita itu lagi.“Atas perasaanku. Semua orang mengatakan bahwa aku bodoh. Akan tetapi, aku menikmati kebodohan ini.” Suara Damien terdengar kian berat dan dalam.Majandra menghela napas perlahan. Tiba-tiba, dia merasa seperti tercekik setelah mendengar ucapan Damien. “Kau menjadi bodoh setelah mengenalku?”“Siapa pun pasti akan menjadi bodoh saat melihatmu,” jawab Damien. &ldqu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Syarat dari Lea

    Majandra menatap tajam wanita yang menggandeng mesra lengan Alexandre. Begitu juga dengan Phillipe dan Estelle. “Untuk apa kau membawa jalang itu kemari?” tanya Majandra yang tak kuasa menahan rasa kesal, setiap kali melihat sosok kekasih gelap sang suami.Wanita yang tak lain adalah Lea, tertawa renyah menanggapi ucapan Majandra. “Hey! Ingatlah bahwa saat ini kau sedang menjalani status sebagai tahanan rumah. Jadi, sebaiknya turunkan kesombonganmu, Nyonya,” cibir Lea. Dia merasa berada di atas angin. Lea tak melepaskan tangannya dari lengan Alexandre. Model cantik itu juga seperti tak berani mendekat kepada Majandra.“Kenapa kau membawanya kemari, Alex?” protes Estelle tak suka.“Dia yang memaksa ikut,” jawab Alexandre datar.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Perundingan Gagal

    “Apa yang kau katakan, Lea?” Alexandre meraih lengan sang kekasih. Dia mencekalnya cukup kencang, hingga membuat Lea meringis. “Bukankah kemarin sudah kutegaskan, bahwa hubungan ini hanya antara kau dan aku!” Nada bicara putra sulung Keluarga LaRue itu terdengar penuh penekanan, membuktikan dirinya yang tak suka dengan ucapan Lea. “Kau sudah bertindak di luar batasanmu!” sergah Alexandre.“Kau pikir aku bahagia hanya menjadi simpananmu, Alex?” Lea tak mau kalah. “Kau datang menemuiku, kemudian mengajakku bercinta! Setelah itu, kau pulang ke rumah mewah ini. Kembali menyandang status sebagai suami Majandra. Lalu, bagaimana denganku? Tidakkah kau memikirkan perasaanku sekali saja?” protesnya.“Alexandre tidak memiliki perasaan. Karena itulah dia tak pernah memikirkan orang lain selain dirinya!&rdqu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   CEO Penuh Pesona

    Alexandre sudah akan menanggapi ucapan Majandra. Namun, dia teringat pada kedua orang tuanya yang masih berada di ruang tamu. Alexandre berdiri, lalu beranjak keluar kamar. Dia membiarkan Majandra seorang diri di sana.Majandra duduk termenung. Dia tak merasa lapar sama sekali, setelah kehadiran Lea tadi. Wanita berdarah Meksiko itu hanya mengeluh pelan, karena terlalu lelah dengan setiap hal yang terjadi selama ini. Dalam situasi seperti itu, paras tampan Damien melintas di benaknya. Berbicara dengan CEO muda tersebut, selalu menjadi obat mujarab untuk segala keresahan dalam hati Majandra.Siang itu, Damien tengah berada di kantor. Ada beberapa urusan yang harus dirinya tangani secara langsung. Namun, sesibuk apapun seorang Damien Curtis, dia tak akan melewatkan panggilan telepon dari Majandra. Damien tersenyum kalem, melihat nama wanita pujaannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08

Bab terbaru

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Melepaskan Masa Lalu, Menyongsong Masa Depan

    Langit cerah menaungi Kota Paris, ketika Damien dan Majandra keluar dari bandara. Mereka langsung memasuki mobil jemputan yang sengaja Alexandre siapkan. “Selamat siang, Nyonya,” sapa sopir yang tak lain adalah Felix. Majandra menanggapi sapaan tadi dengan anggukan pelan. Dia tak mengatakan apa pun, karena dirinya tak lagi mengenali Felix. Namun, Felix sudah mengetahui kondisi Majandra. Dia tetap bersikap ramah seperti biasa. “Kita akan langsung ke kantor pengacara. Tuan Alexandre sudah menunggu Anda di sana,” ucap pria yang sudah mengabdi sekian lama kepada Alexandre. “Iya,” sahut Majandra pelan. Dia menoleh kepada Damien, yang menatapnya penuh arti. Majandra tersenyum, sambil meremas pelan jemari pria yang sengaja menemani dirinya ke Perancis. Majandra mengalihkan pandangan ke luar jendela. Dulu, dia kerap menjelajahi setiap sudut jalanan Kota Paris. Namun, semua itu sudah terhapus dari ingatannya. Majandra juga tak menyangka, bahwa dirinya akan bercerai dari Alexandre, dal

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Seperti Pertama Kali bercinta

    “Damien …,” desah Majandra pelan, setelah pria tampan bermata abu-abu itu melumat mesra bibirnya. “Oh ….” Desahan manja meluncur begitu saja, ketika Damien menjalarkan ciuman lembut penuh godaan ke leher. Geli dan nikmat bercampur menjadi satu, membuat Majandra memejamkan mata sambil menggigit pelan bibirnya. “Berbaliklah,” bisik Damien setelah puas mencium mesra Majandra. Majandra tersenyum. Dia membalikkan badan. Wanita itu menebak apa yang akan Damien lakukan. Majandra mengangkat tangan lurus ke atas.Perlahan, Damien menaikkan T-Shirt longgar yang Majandra kenakan. Dia melepas, lalu melempar kaos polos berwarna putih tadi ke lantai. Begitu juga dengan tali bra berwarna hitam yang melintang di sana. Kini, Majandra hanya mengenakan pakaian dalam, masih dalam posisi membelakangi pria tampan tersebut. “Aku menyukai warna kulitmu,” ucap Damien pelan sambil mengecup pundak Majandra. Perlakuan sederhana, yang seketika menimbulkan desiran aneh dalam dada wanita berambut panjang itu. Ma

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Chemistry

    Majandra sudah bersiap untuk meninggalkan rumah sakit. Penampilannya terlihat jauh lebih rapi dan segar, meski masih ada beberapa sisa luka di wajahnya. Namun, itu tak sedikit pun mengurangi kecantikan wanita asal Meksiko tersebut. Sementara, Alexandre juga sudah melunasi seluruh biaya administrasi. Dia bahkan telah kembali ke kamar rawat Majandra. Alexandre begitu terpesona, melihat kecantikan sang istri yang tak lama lagi akan dirinya ceraikan. Namun, sesaat kemudian pria itu tersadar. Sang pemilik La Bougenville tadi harus membuang jauh segala ketertarikan serta perasaan indah, yang baru dia persembahkan terhadap Majandra. “Kita pergi sekarang?” tanya Damien yang sudah datang menjemput, sambil mendorong kursi roda ke dekat sofa di mana Majandra berada.“Untuk apa kursi roda ini?” tanya Majandra dengan tatapan heran, kepada Damien yang berdiri di dekatnya. “Tentu saja untukmu,” jawab Damien enteng, diiringi senyuman kalem. Majandra menautkan alisnya. Dia menatap semua yang ada d

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Mengingat yang Terlupakan

    Majandra terdiam beberapa saat, setelah mendengar penuturan Alexandre. Dia menatap Miguel sekilas, lalu beralih kepada Amelia. “Tolong tinggalkan kami bertiga,” pinta wanita cantik itu. Meski dalam keadaan hilang ingatan, ternyata tak membuat Majandra kehilangan aura tegasnya.“Sayang ….” Amelia seakan hendak melakukan protes.Namun, Miguel memberi isyarat. Pria itu menggeleng samar. Dia langsung meraih tangan sang istri, lalu mengajaknya keluar kamar.Kini, di dalam sana hanya ada Majandra bersama dua pria tampan yang mencintainya. Wanita berambut cokelat itu awalnya memandang lekat Alexandre, lalu beralih kepada Damien. Lagi-lagi, dia seperti tak kuasa mengalihkan pandangan dari sosok berparas rupawan dengan warna mata sama seperti dirinya.

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Berakhir di Sini

    “Ya, Tuhan.” Amelia langsung menghambur ke dalam pelukan Miguel. Dia tak mampu membayangkan, andai Majandra mengalami amnesia secara permanen. “Apa dosaku, Sayang? Kenapa Tuhan menegurku dengan cara seperti ini?” Amelia tak kuasa menyembunyikan kepedihannya. “Tenangkan dirimu, Sayang,” ucap Miguel seraya menepuk-nepuk punggung sang istri. “Apa yang terjadi pada Majandra, bukanlah karena kesalahanmu atau siapa pun. Tak ada hukuman dari dosa seseorang, yang dialihkan pada orang lain,” ucap pria paruh baya itu lembut. Sementara, Alexandre hanya diam. Terlebih, karena dia tak mengerti apa yang mertuanya itu bicarakan. Alexandre baru bereaksi, saat dirinya menerima satu pesan masuk. Dia langsung membalas pesan tadi.[Kemarilah]Sesaat kemudian, Alexandre berdiri. Dia menyambut kehadiran seseorang yang sedang dirinya tunggu. “Kupikir kau tak akan datang,” ucap pria berambut cokelat tembaga itu, pada seseorang yang tak lain adalah Damien. “Itu sudah merupakan satu jawaban bagiku,” ucapnya

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Sekarang atau Tidak Sama Sekali

    Damien menyambut kedatangan Alexandre. Dia bahkan mengarahkan tangannya ke kursi, agar suami Majandra tersebut duduk. “Aku sudah memesankan kopi untukmu. Kuharap, kau menyukainya,” ucap Damien tenang. “Kita satu selera,” balas Alexandre. Ucapannya menyiratkan banyak makna.“Ya. Kau benar.” Damien tersenyum samar. Pria itu terdiam sejenak, saat seorang pelayan menghampiri mereka. Dua cangkir kopi pesanan Damien tersaji di meja. Tanpa dipersilakan, Alexandre langsung mencicipi kopi yang Damien pesan tadi. Entah karena haus, atau sekadar untuk menanggulangi gugup yang tiba-tiba menyergap. Alexandre bahkan beberapa kali mengembuskan napas pendek, demi menetralkan perasaan.“Jadi, untuk apa kau mengajakku bertemu?” tanya Damien membuka percakapan. “Aku ingin membahas sesuatu tentang Majandra,” jawab Alexandre datar.Raut wajah Damien seketika berubah. Kali ini, gilirannya yang merasa gugup. Damien meraih gagang cangkir, lalu meneguk kopi yang sama. Sesaat kemudian, barulah pria tampan b

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Di Ujung Rasa Gelisah

    “Apa? Aku?” Damien melayangkan tatapan protes.“Ayolah, Kawan. Siapa tahu kau menemukan teman hidup di sana. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi beberapa detik kemudian,” ujar Robert setengah membujuk.“Omong kosong.” Damien beranjak dari sofa. Dia menuju dapur dengan sekat dinding setengah, sehingga Robert masih bisa melihat apa yang pria itu lakukan. “Aku belum terpikir untuk pergi jauh dari Eropa. Kau jangan menjadikan statusku sebagai senjata untuk ….” Pria tampan bermata abu-abu itu menggantungkan kalimatnya. Benak putra bungsu Julien Curtis tersebut, seketika tertuju kepada Majandra.“Boleh kupikir-pikir dulu? Aku ingin meminta pendapat ayahku sebelum mengambil keputusan,” ucap Damien sesaat kemudian. Dia meraih gagang cangk

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Sesuatu yang Hilang

    “Bagaimana mungkin aku tak tahu nama sendiri?” Majandra menatap sayu, pada dokter yang duduk di hadapannya. “Apa yang terjadi padaku, Dokter?” Dia terdengar begitu resah.“Tenangkan diri dulu, Nyonya. Kita masih harus melakukan beberapa tes, untuk memastikan kondisi Anda yang sebenarnya. Kami tidak bisa memberikan diagnosa secara sembarangan,” ujar sang dokter seraya berdiri. Dia menatap satu per satu, semua yang ada di sana.“Kami akan menjadwalkan serangkaian tes. Semua itu harus dilakukan, demi mendapat hasil pemeriksaan yang lebih akurat,” ucap dokter itu lagi. Membuat semua yang ada di sana kembali diliputi rasa khawatir. “Untuk permulaan, kami akan melakukan tes darah serta tes kognitif terhadap Nyonya Majandra LaRue. Setelah itu, barulah dilanjutkan dengan serangkaian tes lainnya."

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Terbangun Dari Koma

    Refleks, Damien berlari ke dalam kamar rawat. Setelah berada di sana, dia tertegun. Pria itu melangkah perlahan ke dekat ranjang. Dia melihat Majandra sudah membuka mata. Bahagia dan haru bercampur menjadi satu. Damien tak tahu harus berkata apa. Dia hanya berdiri mematung, sampai seorang perawat masuk ke sana. “Tolong keluar dulu, Tuan,” pinta sang perawat sopan. Damien tidak menyahut. Pria itu tampak kebingungan. Dia menanggapi ucapan perawat tadi dengan anggukan samar, lalu melangkah keluar. Sebelum benar-benar berlalu, Damien sempat menoleh pada perawat yang tengah memeriksa kondisi Majandra. Setelah berada di luar kamar, Damien tersadar. Dia tertegun mendapati Miguel, Amelia, dan Alexandre yang serempak menatap ke arahnya. “Ah, maaf. Aku tadi hanya refleks.” Pria tampan bermata abu-abu tadi menjadi salah tingkah. Damien mengacak-acak rambutnya, sebagai penghalau rasa kikuk yang mendera. “Kau terlihat sangat bahagia mendengar Majandra telah siuman,” ucap Miguel dengan sorot pe

DMCA.com Protection Status