Share

Perfect You
Perfect You
Author: Hyune

PROLOG

Author: Hyune
last update Last Updated: 2020-09-24 11:51:01

Freya termenung di meja kerjanya. Hari-hari ini ia dipusingkan dengan masalah percintaan yang rumit. Sudah lama sekali, Freya tak percaya lagi ucapan laki-laki. Baginya, semua laki-laki sama saja. Mereka hanya akan menghargai gadis yang mereka sukai. Sementara Freya?

Memori  empat tahun yang lalu terus berputar di kepala Freya. Ia selalu ingat bagaimana Arga memperlakukannya. Freya tersenyum kecut. Ia pernah begitu bodoh hanya karena menyukai seseorang. Ia pernah hampir kehilangan dirinya demi mendapat penerimaan dan rasa cinta dari pria itu. Trauma itu belum bisa hilang hingga sekarang. Bahkan, peristiwa empat tahun lalu seakan mengubah kehidupan Freya.

“Frey.” Suara Dita membuyarkan lamunan Freya. Ia tersenyum kepada gadis itu. Satu-satunya sahabat yang Freya punya.

“Apa yang kau pikirkan? Kau, memikirkan David?” tanya Dita.

Freya terdiam sejenak. “Kau tahu, rasanya aku ingin segera pindah. Aku ingin dia melupakanku.” Ucap Freya.

“Frey, sadarlah. Dia begitu tulus padamu. Kenapa kau tidak bersikap baik padanya?” ucap Dita.

“Aku tidak tahu harus bagaimana.” Jawab Freya.

“Lupakan Arga sekarang juga. Dia hanya bagian dari masa lalumu. Kau tidak bisa menilai semua pria seperti Arga.” Jawab Dita.

“Aku takut. Aku takut David hanya akan mempermainkanku seperti apa yang Arga lakukan dulu.” Jawab Freya.

“Aku tahu, aku bahkan tidak cantik sepertimu. Aku tidak cantik seperti para gadis lainnya.”

"Dulu kau bilang aku tidak perlu berubah untuk orang lain." 

"Itu memang benar Frey. Kau tidak perlu melakukan itu hanya demi orang lain." ucap Dita

"Tapi kau bisa melakukannya demi dirimu sendiri. Demi dirimu yang lebih baik."

"Sepertinya sudah terlambat. Sampai kapanpun aku akan seperti ini." ucap Freya.

"Dan aku sudah menerima kalau aku memang tidak cantik." 

“Tidak. Jangan berkata begitu. Ayolah Frey, sampai kapan kau akan seperti ini?” tanya Dita.

“Apa kau tidak bisa merasakan ketulusannya?”

"Harus berapa kali aku katakan kalau dia sangat mencintaimu?"

Lagi-lagi Freya terdiam. Perlakuan David padanya memang berbeda dari pria lainnya. Pria itu begitu lembut pada Freya. Tapi sekali lagi, Freya hanya takut.

“Frey, singkirkan pikiran negatifmu itu.” Ucap Dita.

"Itu hanya akan membuat hidupmu berhenti di satu titik." 

"Kau pikir, apakah aku rela kau menua sendirian?"

"Aku tidak rela sahabatku ini kesepian hingga tua nanti."

"Sekali ini saja, cobalah buka hatimu." 

Begitu banyak nasehat yang meluncur dari mulut Dita. Meski begitu, belum ada satupun nasehat yang bisa mengubah hati Freya.

***

“Aku kenal Freya sejak kuliah.” Ucap Krisna lalu menyeruput kopinya. “Dia, sebelumnya tidak seperti itu.”

"Tadinya dia sama seperti gadis lainnya. Bahkan dia juga pernah menyukai seorang pria di kampus."

"Hanya saja, memang sejak dulu Freya selalu memandang rendah dirinya." 

"Kau tahu, dia selalu menilai dirinya hanya dari segi fisik." 

"Dia pikir, hanya gadis bertubuh langsing saja yang pantas untuk para pria."

"Dia selalu rendah diri karena fisiknya sendiri, itu kelemahannya."

David mendengarkan ucapan Krisna dengan begitu fokus. “Aku, Freya dan Dita kekasihku. Kami satu kelas dulu.” Kata Krisna.

“Kupikir, Freya berubah karena sebuah kejadian menyedihkan.”

“Apa itu?” tanya David.

“Dia dipermalukan.” Kata Krisna.

“Dia menyukai seorang pria dulu. Dia berubah demi laki-laki itu, tapi ternyata dia hanya mempermainkan Freya.”

“Mempermainkan? Maksudmu?” tanya David.

“Ya, pria itu sebenarnya tidak menyukai Freya. Kadang  dia bersikap baik pada Freya, kadang juga dingin padanya. Semua itu hanya untuk mempermainkan Freya.” Jawab  Krisna.

"Pria itu, cinta pertama Freya. Tapi mungkin juga patah hati pertama Freya." 

"Mungkin dia masih trauma karena hal itu. Hingga sudah bertahun-tahun sejak kejadian itu, dia belum mau membuka hati untuk pria manapun." 

"Mungkin termasuk kau."

David terdiam. Ia tahu mungkin Freya menganggap dirinya sama seperti pria di masa lalunya. Itulah kenapa Freya selalu acuh padanya, bahkan berusaha menghindari David.

“Jadi, kau belum menyerah?” tanya Krisna.

“Aku tidak akan menyerah. Sudah kukatakan berulang kali kalau aku mencintai Freya.” Jawab David.

“Kalau begitu silahkan berusaha. Mungkin akan sulit bagimu untuk membuat Freya percaya bahwa kau benar-benar mencintainya.” Kata Krisna.

“Tapi kalau kau benar-benar tulus padanya, aku yakin suatu saat kau akan berhasil.”

"Kau hanya sedikit terlambat, Bung." lanjut Krisna lalu tertawa.

"Ya, mau bagaimana lagi. Waktu belum mempertemukan aku dengannya. Baru sekarang aku bisa bertemu dengannya." jawab David.

"Andai saja dulu kau sudah bertemu dengannya, mungkin Freya tidak akan seperti ini." ucap Krisna

"Aku ingin sekali membuatnya tahu, bahwa dia layak dicintai. Dia layak mendapat pria yang tulus, bagaimanapun keadaannya." kata David.

David tersenyum sambil memikirkan cara lain untuk mendapatkan hati gadis pujaannya. Di matanya, Freya adalah gadis yang sempurnam tapi entah kenapa gadis itu justru selalu merendah di hadapan David.

“Aku akan mengobati luka masa lalumu, kau bukan tidak pantas untuk siapapun Frey. Kau hanya belum bertemu denganku waktu itu. Kau belum bertemu dengan orang yang benar-benar mencintaimu.” Batin David.

Related chapters

  • Perfect You   Siapa Badut Itu?

    Empat tahun yang lalu… Freya berjalan menelusuri lorong-lorong kampusnya. Ia bukan lagi mahasiswa polos yang baru saja selesai ospek. Beberapa tempat di kampus itu sudah sangat familiar bagi Freya. Setiap hari ia menyusuri lorong-lorong itu bukan untuk menuju ke kelasnya. Ia melakukan itu demi melihat pria yang ia suka, Arga. Pria berbadan tegap itu cukup populer di kampus Freya. Mahasiswa matematika murni itu memang terlihat sangat menawan. Bahkan Freya pun jatuh hati padanya. Bagaimana tidak, perawakannya yang bagus, otaknya yang cukup jenius, ditambah hobinya bermain basket di lapangan kampus mampu membuat para mahasiswi tertarik padanya. Setiap sore, Freya menunggu. Menuggu waktu yang tepat untuk mel

    Last Updated : 2020-09-27
  • Perfect You   Berubah

    Sampai di kamar, Freya langsung membanting tubuhnya ke ranjang. Ia tak bisa membendung air matanya. Ucapan Arga sangat menyakitkan baginya. Ia sudah bersusah payah untuk belajar merias wajahnya. Freya pikir, itu akan berdampak baik baginya. Tapi, ia justru salah. Keputusannya itu, justru membawa kekecewaan mendalam baginya. Suara Arga masih terngiang di telinganya. Bagaimana pria itu menyamakan Freya dengan badut dan bagaimana teman-teman David tertawa. Sesaat, ia memikirkan ucapan Dita. Memang benar kata sahabatnya itu. Berubah untuk orang lain hanya membawa sakit hati untuknya.Setelah beberapa lama menangis, Freya beranjak. Ia duduk di depan cerminnya sambil mengasihani dirinya sendiri. “Aku bersumpah tidak akan melakukan h

    Last Updated : 2020-10-02
  • Perfect You   Pesta Ulang Tahun

    Sejak makan siang bersama beberapa waktu lalu, Arga dan Freya semakin dekat. Tak jarang, Freya memberikan hadiah-hadiah kecil untuk pria pujaan hatinya itu. Hari-hari terasa semakin indah bagi Freya. Tak jarang, Arga pun memberikan perhatian-perhatian khusus pada Freya. “Frey, apa yang kau bawa?” tanya Dita. “Ah ini, makan siang untuk Arga.” Jawab Freya. “Kau semakin dekat dengannya. Apa ada hubungan spesial?” tanya Dita. “Aku nyaman dengannya. Dia juga mungkin menyukaiku.” Ucap Freya.“Kami sering pergi bersama akh

    Last Updated : 2020-10-09
  • Perfect You   Akhir dari Cinta Pertama

    Freya duduk sendirian di tepian jalan. Malam makin larut tapi Freya tak peduli. Ia merasa sangat hancur. Dan sekarang penampilannya pun sudah sangat lusuh. Pipinya basah oleh air mata. Dress yang ia pakai sudah kusut dan kotor karena Freya duduk begitu saja di jalanan.Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di depan Freya. Lalu seorang pria turun menghampirinya. “Hai nona, kau butuh tumpangan?” tanya pria itu. “Tidak, pergilah. Aku tidak butuh siapapun.” Jawab Freya lirih.“Tapi ini sudah hampir larut. Tidak baik seorang gadis sendirian disini.” Jawab pria itu.“Percayalah padaku, aku akan mengantarmu

    Last Updated : 2020-10-09
  • Perfect You   Pertemuan Pertama

    Setelah wisuda, Freya berusaha mencari pekerjaan yang layak untuknya. Ia terpaksa berpisah dengan sahabatnya untuk mencari kesempatan yang lebih baik. Freya pindah ke sebuah tempat di pinggiran kota. Ia berharap bisa mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan kecil disana. Lagi-lagi Freya tinggal di kamar kos yang sempit dengan perabotan seadanya. Tidak jauh beda dengan kamar kosnya yang dahulu. Freya sadar, ia tidak seberuntung orang lain. Ia tidak memiliki cukup uang untuk membangun bisnis sendiri atau melanjutkan kuliah. Yang Freya tahu ia hanya harus bekerja. Setiap hari ia berjalan mencari-cari lowongan pekerjaan. Satu demi satu lamaran pekerjaan ia sampaikan di gedung-gedung perusahaan kecil. Sayangnya, setelah menunggu dua minggu belum ada satupun perusahaan yang memanggilny

    Last Updated : 2020-10-09
  • Perfect You   Pergi ke perusahaan

    “Terimakasih.” Ucap Freya.David kembali tersenyum. Ia tak tahu kenapa gadis itu terasa menarik bagi Freya. Dan memang benar, dialah yang membuat David bertahan di tempat makan menjijikan seperti tadi. Entah apakah tempat itu pantas untuk disebut tempat makan. David yakin ada yang berbeda dengan gadis itu. Kalau tidak, tidak mungkin David mau membawa gadis itu pergi. “Frey, bagaimana jika kau berangkat bersamaku besok?” tanya David. “Hmm sebelumnya, aku tidak bermaksud apa-apa.” “Kupikir, itu akan menghemat uangmu bukan?”

    Last Updated : 2020-10-11
  • Perfect You   Pertemuan yang Tertunda

    David berjalan dengan gelisah di ruangannya. Sudah pukul setengah sepuluh, tapi sosok Freya belum juga muncul. “Sudah terlambat tiga puluh menit, kenapa dia tidak datang?” ucap David.“Apa dia tidak mempercayaiku?” “Arrgghhh!” Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka. Krisna masuk dengan santainya ke ruangan itu. “Ada apa? Kau terlihat gelisah.” Ucap Krisna.‘Aku sedang menunggu seseorang.” Jawab David.

    Last Updated : 2020-10-11
  • Perfect You   Bertemu Sahabat

    Krisna membuka pintu ruangan David. Ia begitu terkejut melihat sosok wanita yang duduk di ruangan itu. “Freya?” ucap Krisna.“Kris, hai!” seru Freya dengan gembira.“Kau bekerja disini?” Krisna mengangguk. “Dan kau tahu apa yang lebih istimewa? Dita juga bekerja disini.” Kata Krisna. Freya berteriak gembira. Ia sama sekali tak tahu kalau sahabatnya itu berada di kantor yang sama dengannya. “Benarkah?” ucap Freya.“Kalian saling kenal?

    Last Updated : 2020-10-14

Latest chapter

  • Perfect You   Cerita Lama

    Freya mengelus rambut David dengan lembut. Sudah agak lama Freya mendekap pria itu, membiarkan David membenamkan wajahnya di dada Freya. Freya tak menyangka pria yang dikenal dingin perusahaan ternyata juga menyimpan kelelahan yang selama ini tidak ia katakan pada siapapun. David belum menceritakan semuanya, tapi Freya sudah merasakan kesedihan pria itu.“Mulai sekarang kau tidak perlu menyembunyikan apapun, kau bisa menceritakan semuanya padaku”, ucap Freya.“Aku akan selalu ada untuk mendengarkanmu”David mengangkat kepalanya lalu memandang Freya. Ia lalu memeluk gadis itu erat-erat. Baru kali ini ia merasa punya tempat untuk pulang. “Terimakasih”, bisik David.Setelah David melepaskan pelukannya, ia pun mulai menceritakan tentang hidupnya. Sejak kecil David memang hidup di keluarga yang berada. David tak pernah kekurangan apapun. Ia bisa membeli semuanya yang ia mau. Kedua orang tuanya bekerja, jadi uan

  • Perfect You   Rencana yang Batal

    “Hmm, Freya” ucap Mama David sambil duduk di perpustakaan pribadinya. Sejujurnya ia ingin putranya bisa menikah dengan Evelyn. Baginya Evelyn adalah gadis sempurna untuk David. Tapi ia juga tidak mau egois dan mengorbankan kebahagian David hanya untuk memenuhi keinginannya. “Aku harus tahu gadis seperti apa Freya itu, apa dia pantas untuk putraku, atau hanya mengincar uang David?”***Sinar mentari menembus jendela apartemen Freya. Saat membuka mata, ia melihat hari sudah siang. “Astaga, jam berapa ini?” gumam Freya. Freya cepat-cepat mengambil ponselnya. Sudah jam delapan pagi. Freya terlambat bangun. Bahkan David sudah meneleponnya dua belas kali, tapi Freya sama sekali tak mendengarnya. “Sial, pasti gara-gara menangis semalam, tidurku jadi terlalu pulas”, ucap Freya.Freya langsung beranjak dari ranjangnya. Ia mengambil handuk dan terburu-buru pergi ke kamar mandi.Brukkk!“Ah, sakitnya&rdquo

  • Perfect You   Kegelisahan Freya

    Freya masih memakai dress merah itu ketika makan malam bersama David. Sesekali David tersenyum sambil memandang Freya. “Jangan memandangku seperti itu, kau membuatku gugup”, kata Freya. Ucapan Freya membuat David tertawa kecil. “Jangan tertawa juga”, kata Freya.“Jadi aku harus bagaimana?” kata David.“Bertingkahlah biasa saja. Kau bisa kan?” ucap Freya dengan sedikit kesal.“Bagaimana aku bisa biasa saja ada gadis cantik di depanku?” gumam David.“Tidak ada pria yang akan biasa saja ketika jatuh cinta, kau tahu itu?”Freya tersenyum, tapi tiba-tiba ia ingat bahwa dirinya dan David memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Ada sedikit kegelisahan dalam hati Freya. Ia kembali takut. Freya takut untuk melanjutkan perasaannya.“Hei, kau baik-baik saja?” ucap David.Freya mengangguk, tapi kebahagiaannya hilang begitu saja. “Kau kenapa? Ada yang

  • Perfect You   Sempurna

    Setengah hari bekerja sendirian cukup membuat Freya merasa lelah. Apalagi, David sama sekali tidak mengirim pesan pada Freya. Freya sendiri terlalu malu untuk menanyakan dimana David sekarang. Ia tidak ingin menjadi pacar yang cerewet untuk David. Walaupun begitu, sebenarnya Freya juga berharap pria itu menghubunginya walau sekadar menanyakan Freya sedang apa.Freya menghela napas. Waktu pulang akan segera tiba, tapi pekerjaan Freya masih banyak. Ia juga harus mempersiapkan dokumen yang akan ia bawa ke Bali bersama David. Freya beranjak dari kursinya. Pinggangnya terasa pegal. Ia juga mengantuk karena semalam kurang tidur. “Ck, aku kurang beruntung hari ini. Pekerjaanku masih banyak, dan tidak ada yang menemaniku disini” ucap Freya.“Tapi baiklah, bukankah biasanya aku selalu melakukan pekerjaanku sendiri? Kenapa aku jadi manja seperti ini?” Freya mengambil segelas air putih, lalu kembali ke meja kerjanya. Ia kembali mengerjakan dokumen-dokumen

  • Perfect You   Candu

    “Jadi sekarang kita ini apa?” tanya Freya.David menelan makanan yang sedang ia kunyah. Ia heran pada Freya. Setelah kecupan pertama yang Freya terima, ia masih mempertanyakan hubungannya dengan David. “Kalau aku bilang kau istriku, kau pasti tidak mau kan?” tanya David.“Kau bahkan tidak memintaku menjadi pacarmu” jawab Freya.“Ah, benar juga”, gumam David sambil tertawa kecil. Freya mendengus kesal. Setelah bibirnya menjadi korban, pria itu malah menertawainya. “Tapi walaupun begitu, aku sudah menganggap kau ini pacarku” ucap David.“Apa kita perlu merayakannya? Supaya semua orang tahu kita sudah berpacaran?” tanya David.Freya menggeleng. Walaupun ia senang bisa berpacaran dengan David, tapi ia masih malu-malu mengakuinya. “Jangan dulu, ini terlalu cepat” jawab Freya. David kembali tersenyum lalu mengusap pipi Freya. “Omong-omong, masakanmu ini enak. Apa ak

  • Perfect You   First Time

    Freya masuk ke apartemennya. Ia meletakkan barang belanjaannya di atas meja. “Huh, ini banyak sekali” gumam Freya. Freya mengeluarkan satu per satu barang belanjaannya. Ada macam-macam bahan makanan yang bahkan belum pernah Freya makan. Freya yakin semua barang itu kelihatannya mahal, tapi David tidak membiarkannya tahu berapa total belanjaannya. Freya sedikit tersenyum. Bagaimanapun, ia senang bisa bertemu pria baik seperti David.Setelah menata barang belanjaannya, Freya memutuskan untuk memasak dulu. Kali ini ia memasak lebih banyak karena ia ingin membaginya dengan David sebagai ucapan terimakasih. Freya mengambil daging ayam yang tadi David beli dan mulai mengolahnya.***David menghela napas sambil memandang barang-barang yang ia beli tadi. Ia belum pernah belanja sebanyak ini sebelumnya, apalagi semua itu adalah bahan makanan. “Huh, mau kuapakan ini semua? Aku bahkan tidak memasak” gumam David.Ia mengambil dua buah bawang b

  • Perfect You   Lebih Dekat

    “Jadi, kau mau mencobanya?” tanya David lagi.Freya masih terdiam sambil mengunyah makanannya. Ia bahkan takut untuk menatap David kali ini. “Apa aku boleh tahu, kau ini pria seperti apa?” ucap Freya.“Kau boleh tanya apapun padaku tapi tidak yang satu itu. Kau harus tahu sendiri. Aku tidak mungkin menjelaskannya padamu kan?” ucap David.“Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya, aku tidak pernah memikirkan gadis sampai seperti ini”“Apa yang kau mau dariku?” ucap Freya.“Apa kau hanya kesepian?”David menatap Freya. Ternyata tidak mudah baginya untuk bisa meyakinkan Freya. “Aku tidak kesepian”, jawab David.“Aku hanya takut ketika aku sudah terlanjur menyukaimu, kau pergi begitu saja”, kata Freya.“Walaupun aku tidak pernah berpacaran, tapi aku pernah merasakan patah hatiku yang terdalam. Aku tidak mau seperti itu lagi&rd

  • Perfect You   Simple Confession

    “Maaf”, ucap David. Jantung David berdebar saat mengingat kejadian yang baru saja Freya terima dari pria tua sialan itu. Ia bahkan merasa belum siap mengemudi sebelum Freya memaafkannya. Ditambah lagi, Freya yang duduk di sampingnya hanya terus saja diam sejak tadi, membuat suasana menjadi lebih canggung.Freya menatap David. Pria itu memandang lurus ke depan, sambil beberapa kali menghela napasnya. “Kenapa minta maaf?” tanya Freya.“Aku mungkin seharusnya tidak mengajakmu. Aku tidak tahu orang itu akan kurang ajar padamu”, jawab David.Freya tersenyum tipis. “Aku memang tidak suka diperlakukan seperti itu, tapi aku senang karena ada kau yang melindungiku”, jawabnya.David melirik ke arah Freya. Ia melihat gadis itu justru sedang tersenyum. “Kau tidak marah padaku?” tanya David.“Aku ketakutan tadi, aku takut kau akan menukarku dengan sejumlah uang itu”, ucap Freya.Davi

  • Perfect You   Kalut

    Freya berjalan kembali ke meja dimana ia makan malam dengan David. Sayangnya, ia tak menemukan pria itu lagi. Bahkan makanan yang di atas meja masih banyak. David juga tak menghabiskan makanannya. “Kemana dia?” gumam Freya.“Astaga, makanannya masih banyak. Kenapa dia pergi begitu saja?”Tiba-tiba saja Freya merasa ada yang hilang darinya. Baru saja ia merasa bahagia bahkan berdebar, tapi tak lama pria itu juga langsung pergi meninggalkannya. Freya terdiam sambil mengunyah makanannya. Ia benci ketika seseorang mempermainkan perasaannya, atau lebih tepatnya ia dipermainkan dengan perasaaannya sendiri. “Harusnya aku tidak sedih kan? Dia hanya mengusap sudut bibirku. Kenapa aku begitu bahagia tadi? Bukankah hal itu biasa? Bukankah harusnya aku malu karena makanku berantakan?” gumam Freya.“Ck, kenapa aku mudah sekali berdebar? Aku mudah sekali senang hanya karena perlakuan kecil seperti itu?”Rasa s

DMCA.com Protection Status