“Eve, aku akan pergi untuk perjalanan bisnis selama tiga hari. Jika kau tidak ingin kesepian kau bisa menginap di rumah orangtuamu untuk sementara waktu.” Rael menatap istrinya dengan lembut. Keduanya saat ini baru saja selesai sarapan bersama.“Aku akan tetap berada di kediaman ini.” Maevea bukan wanita manja yang tidak bisa ditinggal sendirian. Benar-benar terlalu berlebihan jika dia pergi menginap ke rumah orangtuanya ketika Rael berada dalam perjalanan bisnis.Suaminya merupakan seorang pengusaha sukses, akan ada banyak perjalanan ke luar kota atau keluar negeri. Dia akan diejek oleh orang lain jika pada saat ditinggal dia pergi ke kediaman orangtuanya.“Baiklah, kalau begitu jaga dirimu selama aku tidak ada.” Sebelumnya Rael tidak memiliki kekhawatiran ketika dia pergi untuk perjalanan bisnis, tapi sekarang dia memiliki istri kecilnya yang membuatnya khawatir ketika dia ingin meninggalkannya. Belum lagi seseorang yang mencoba mencelakai istrinya juga tidak ditemukan.“Jangan meng
“Lama tidak bertemu, Eve.” Eletta menyapa Maevea dengan ramah. Dia seperti tidak memiliki konflik sama sekali dengan Maevea.Maevea tidak tahu apa yang sedang dimainkan oleh Eletta saat ini, tapi dia juga bisa memainkan peran dengan baik. “Lama tidak bertemu, Letta.” Maevea membalas dengan ramah.“Di mana Rael? Kau tidak makan siang bersamanya?”“Rael sedang berada dalam perjalanan bisnis, jadi dia tidak ada di sini.”“Ah, seperti itu,” seru Eletta. “Baiklah, kalau begitu selamat makan siang, Eve. Aku akan meninggalkan kalian berdua.”“Ya. Selamat makan siang juga, Eletta.”Eletta kembali ke tempat duduknya. Dia sedang menunjukan bahwa dia memiliki hati yang besar dengan menyapa Maevea terlebih dahulu. Dengan tindakannya tadi maka orang-orang mulai akan bergosip kembali. Mereka akan menyebut Eletta sebagai wanita yang baik hati sedangkan Maevea adalah wanita yang sombong. Semua terlihat dari Eletta yang datang lebih dahulu untuk menyapa padahal Eletta sudah disakiti oleh Maevea.Azuel
“Apakah kau berpikir bahwa aku mengerikan?” Eletta menatap Leonis setelah wanita itu diobati di rumah sakit. Wajahnya harus segera ditangani jika tidak itu akan membengkak dan terlihat mengerikan.Eletta benar-benar sangat ingin meledak, dia telah mencelakai dirinya sendiri untuk menghancurkan Maevea, tapi yang terjadi rencananya gagal. Pada akhirnya dia bahkan harus meminta maaf kepada Maevea karena telah memfitnah wanita itu. Dia benar-benar telah meremehkan Maevea.“Kau tidak mengerikan, Eletta. Aku tahu bahwa kau melakukannya karena kau sudah sangat terluka oleh Maevea. Namun, Eletta, jika kau ingin melakukan sesuatu jangan sampai melukai dirimu sendiri.” Leonis sakit hati melihat wajah Eletta yang membengkak. Belum lagi tangan Eletta yang memerah karena menampar dirinya sendiri.“Aku tidak berpikir jernih sebelumnya. Aku juga tidak mengira bahwa jalang itu akan sangat pintar.” Eletta berkata dengan pahit.Leonis tidak pernah menyukai Maevea, jadi meski di sini Maevea benar, di ma
Setelah makan malam, Maevea pergi ke ruang kerjanya. Dia merasa sedikit kesepian, biasanya ada Rael yang menemaninya.Maevea tidak melukis, dia hanya pergi ke sisi jendela lalu berdiri di sana memandangi pemandangan di luar sana. Wanita itu mengangkat tangannya yang menggenggam ponsel. Dia tidak memeriksa pemberitaan tentangnya yang semakin menggila. Dia memilih untuk menghubungi Eletta. Dia telah mendapatkan nomor ponsel wanita itu dari Aracia.Setelah beberapa detik panggilan itu akhirnya dijawab oleh Eletta.“Siapa ini?”“Ini aku, Maevea.”Eletta hanya mengenal satu Maevea, jadi dia jelas tidak akan berpiir Maevea mana yang menghubunginya. Tidak heran jika wanita itu bisa menghubunginya.“Kenapa kau menghubungiku?” Eletta berpura-pura tidak tahu. Dia sudah menebak bahwa Maevea menghubunginya pasti karena masalah pemberitaan wanita itu.“Aku memberimu waktu sampai pagi untuk mengklarifikasi mengenai kejadian yang sebenarnya terjadi.”Eletta mendengkus sinis. “Jika aku tidak ingin m
Tubuh Eletta gemetar setelah dia melihat berita di sebuah acara televisi yang menayangkan video pengakuan dirinya yang memfitnah Maevea.“Maevea! Aku pasti akan membunuhmu!” Eletta menjerit murka.Manajer Eletta ada di sebelah wanita itu saat ini. Dia sibuk menjawab panggilan dari berbagai orang yang ingin menanyakan mengenai kebenaran dari pemberitaan tersebut.Dia sangat sibuk sehingga tidak bisa mengkhawatirkan Eletta sama sekali. Wanita itu bahkan mengumpat beberapa kali karena muak mendengar suara ponselnya yang tidak ada habisnya.Leonis datang menemui Eletta dengan segera ketika berita itu muncul. Dia sudah mencoba untuk bicara dengan pemilik perusahaan penyiaran, tapi dia tidak bisa menghentikan pemberitaan tersebut.Pria itu juga telah memerintahkan orang-orangnya untuk menangani masalah di media sosial, tapi meski orang-orangnya mencoba menekan pemberitaan tersebut, akan ada akun-akun lain serta artikel-artikel lain yang menyebar.Dari sisi Maevea, orang-orang Rael telah ber
Setelah Rael tidak ikut campur lagi, Leonis bisa menekan pemberitaan mengenai Eletta. Dia juga telah mengeluarkan cukup banyak uang untuk menghentikan pihak penyiaran.Leonis masih seorang tuan muda dari keluarga kaya, dia juga seorang aktor A - list dengan pendapatan yang tidak sedikit. Jadi, tidak akan menyakitkan baginya mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membantu Eletta.Untuk sepenuhnya membuat pengguna media sosial lupa tentang video Eletta, Eletta menyerahkan sebuah video skandal seks seorang selebriti A-list dengan seorang pria yang merupakan suami dari bibinya sendiri.Dengan cepat video seks itu beredar dan benar-benar berhasil membuat orang-orang meninggalkan skandal Eletta karena skandal yang terbaru jauh lebih menghebohkan.Meski begitu citra Eletta sudah tercoreng. Dia mendapatkan sebutan baru sebagai wanita yang terobsesi dengan pria. Dia juga ditinggalkan oleh beberapa penggemarnya, tapi itu tidak terlalu berpengaruh pada karirnya.Untuk memulihkan citranya, Ele
Maevea terjaga dengan tubuh yang sakit di mana-mana. Wanita itu melihat ke sekelilingnya, tapi dia tidak menemukan keberadaan suaminya.Apakah dia sudah berangkat bekerja? Maevea mengerutkan keningnya. Wanita itu melihat ke arah jam di dinding, ini masih pukul tujuh pagi. Rael seharusnya belum pergi bekerja.Dia turun dari ranjang, hendak melangkah menuju ke kamar mandi, tapi bagian bawah tubuhnya terasa sedikit perih ketika bergesekan. Sekarang Maevea baru ingat untuk menyalahkan Rael. Pria itu benar-benar terlalu bersemangat semalam.Tepat saat Maevea hendak meneruskan langkahnya, pintu terbuka. Wanita itu segera mengalihkan pandangannya. Suami yang dia cari terlihat di sana.“Apakah sakit?” Rael mendekati Maevea. Ada sedikit rasa bersalah yang tampak di matanya.Maevea mengerucutkan bibirnya. “Bagaimana kelihatannya?”Rael meraih tubuh istrinya lalu menggendongnya. “Maafkan aku. Semalam aku tidak bisa mengendalikan diriku.”Maevea berdecih, sejak kapan Rael bisa mengendalikan dirin
“Ayah, aku tidak bisa membiarkan Liam bekerja di cabang perusahaan di negara ini lagi!” Lara berkata dengan kesedihan dan kekhawatiran yang tersirat jelas di wajahnya. “Dia nyaris saja kehilangan nyawanya.” Air mata Lara jatuh kembali.Cedric mendengarkan keluhan Lara dengan seksama, meski Lara adalah putri tidak sahnya, dia menyayangi Lara seperti dia menyayangi Rael. Dia mengerti apa yang dirasakan oleh Lara saat ini. Selain itu Liam adalah cucu satu-satunya yang dia miliki, keselamatan Liam di atas segalanya.“Rael, tarik Liam kembali ke ibu kota.” Cedric mengambil keputusan.Rael mengerti kekhawatiran ayahnya, jadi dia tidak akan mempersulit ayahnya dengan menambah beban pikiran mengenai Liam.“Lakukan sesuai dengan keinginan Ayah,” balas Rael. “Aku akan kembali sekarang.”“Ayah akan kembali bersamamu.” Cedric sudah melihat kondisi Liam jadi dia bisa tenang. Meski awalnya Liam berada dalam bahaya, tapi sekarang keadaannya sudah stabil.Sekarang yang tersisa di ruangan itu hanya La
Suara tangis bayi memecah keheningan ruangan itu. Rasa sakit yang dirasakan oleh Maevea karena kontraksi kini telah terbayarkan. Dia begitu emosional sampai akhirnya dia mengeluarkan air mata. Dia dan putrinya telah berjuang bersama-sama, dan perjuangan mereka berhasil.Semakin dekat dengan waktu melahirkan Maevea merasa sedikit takut. Dia bukan takut melahirkan, tapi takut jika dia tidak cukup kuat untuk melahirkan putrinya.“Sayang, kau telah melakukannya dengan sangat baik.” Rael mengecup puncak kepala Maevea dengan lembut. Setelah melihat perjuangan istrinya melahirkan, dengan semua rasa sakit, keringat dan darah. Rael semakin berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak akan pernah menyakiti atau mengecewakan istrinya.Rael menghapus air mata istrinya yang jatuh. “Terima kasih karena telah berjuang untuk putri kita. Terima kasih karena telah melahirkan putri yang cantik untukku. Istriku, aku sangat mencintaimu.”Hati Maevea sangat tersentuh karena kata-kata suaminya. “Aku juga sanga
“Nona, bolehkah saya mendapatkan nomor ponsel Anda?” Seorang pria muda berdiri di sebelah Maevea. Pria itu memiliki penampilan yang baik.Adele yang duduk di seberang Maevea sudah siap siaga, wanita itu akan mematahkan leher pria di dekatnya jika berani menyakiti nyonyanya.Maevea meletakan segelas kopi yang baru sedikit ia minum. Wanita itu menggerakan coat yang ia kenakan. Dia kemudian menunjuk ke perutnya.Tanpa mengatakan apa-apa, pria yang tadi meminta nomor ponsel segera menyingkir.Adele tersenyum kecil melihat itu. Nyonyanya tidak mengatakan apapun, tapi dia berhasil mengusir pria yang mendekat ke arahnya. Ini bukan pertama kalinya ada pria yang meminta nomor ponsel nyonyanya, tapi seperti hari ini nyonyanya selalu menolak mereka semua.Maevea kembali menyesap kopinya, dia menikmati setiap teguknya. Setelah selesai wanita itu segera meninggalkan cafe di pinggiran kota yang nyaman dan tenang.Maevea sering mengunjungi cafe ini ketika dia masih lajang, dibandingkan dengan restor
Kehamilan Maevea saat ini sudah memasuki minggu ke dua puluh empat. Wanita itu kini sedang berada di pusat perbelanjaan bersama dengan Azuela yang sudah resmi menjadi kakak iparnya sejak satu bulan lalu.“Zue, lihat bukankah gaun ini sangat lucu.” Maevea menatap gemas ke gaun berwarna merah muda yang ada di depannya. Saat ini Maevea dan Azuela berada di toko pakaian anak.Maevea sebenarnya tidak ingin membeli pakaian anak, tapi ketika dia melewati toko itu kakinya melangkah masuk ke sana karena pakaian-pakaian yang menarik perhatiannya.“Ya, itu benar-benar menggemaskan, Eve.” Azuela menatap gaun itu dengan berbinar. Dia juga menyukainya.“Yang ini juga lucu, Zue. Ini juga. Astaga, aku menyukai semuanya.” Maevea sangat bersemangat. Dia ingin membeli semuanya sekarang.“Putrimu akan berganti pakaian setiap menit jika kau membeli semua gaun di toko ini, Eve.” Azuela menatap Maevea geli.“Tidak, aku harus tenang. Aku tidak boleh membeli pakaian yang nanti tidak terpakai oleh putriku.” Ma
Satu minggu berlalu, Rael yang seharusnya kembali hari ini tidak bisa kembali karena cuaca buruk di sana. Mungkin Rael masih harus berada di sana untuk beberapa hari lagi.Selama satu minggu ini Maevea sulit tidur, bahkan setelah dia melakukan panggilan video dengan Rael dia masih tidak bisa memejamkan matanya.Maevea selalu berharap Rael cepat kembali, tapi hari ini Rael memberitahunya bahwa pria itu tidak bisa kembali. Maevea tidak mengeluh ketika Rael memberitahunya, tapi ketika panggilan selesai dia mulai menangis seperti anak kecil.Maevea tidak mengerti apa yang salah dengannya. Dia sepertinya begitu ketergantungan dengan Rael.Setelah menangis untuk beberapa saat, Maevea meninggalkan sofa. Dia pergi ke meja rias dan melihat wajahnya yang sembab.Mata Maevea yang awalnya fokus pada cermin, kini tertuju tanggalan yang ada di atas meja rias. Detik selanjutnya wanita itu membuka laci dan mengambil sesuatu dari sana lalu bergegar ke kamar mandi.Beberapa saat kemudian dia keluar dar
Hari ini Maevea menghadiri sebuah seminar sebagai praktisi seni yang menjadi nara sumber di seminar tersebut. Sejak dia menyelenggarakan pameran tunggalnya, dia telah menerima banyak permintaan dari beberapa kampus untuk mengisi seminar sebagai nara sumber.Ketika wanita itu menjelaskan beberapa hal dan menceritakan tentang karya-karyanya semua mahasiswi dan mahasiswa yang ada di sana memperhatikannya dengan seksama.Maevea terkenal bukan hanya karena berbakat, tapi juga cantik. Para mahasiswi lebih muda dari Maevea, kebanyakan dari mereka masih berumur di bawah dua puluh tahun, tapi di mata mereka wajah dan bentuk tubuh Maevea terlihat seumuran dengan mereka. Belum lagi kulit Maevea yang tampak seperti salju. Benar-benar membuat kagum sekaligus iri.Sementara para mahasiswa mereka tidak bisa mengalihkan pandangan dari Maevea karena terpikat pada sosok itu.Namun, mereka semua cukup sadar diri. Mereka semua tidak akan pernah mampu bersaing dengan Rael Gilloti.Waktu seminar berakhir.
“Ibu dan anak dari keluarga Chester ini benar-benar mengerikan.” Raytan mencela perilaku Olyne dan Irene. Dua wanita itu telah melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh wanita yang dikenal karena kelembutan dan kemurahan hatinya.“Wanita itu pasti ingin membalas dendam karena kehancuran putrinya dan keluarganya. Dia tidak berpikir dengan benar, seharusnya yang dia salahkan adalah putirnya sendiri bukan orang lain.” Morgan juga tidak habis pikir dengan isi kepala Irene.Dua sahabat Rael itu sangat geram dengan Irene yang mencoba untuk membunuh Maevea padahal Maevea tidak melakuan apapun. Seharusnya Maevealah yang memiliki pemikiran untuk membunuh Olyne karena wanita itu telah menjebak Maevea dua kali dan semua jebakannya sangat mengerikan.Rael terus mendengarkan kekesalan kedua sahabatnya yang tidak pernah terlibat dengan wanita mengerikan seperti Irene dan Olyne.Pintu ruangan terbuka. Rael melihat ke sana karena dia pikir yang datang adalah Maevea, tapi ternyata bukan Maeve
Dokter segera melanjutkan penanganan pada Rael, sementara itu di luar situasi sudah tidak sama lagi karena ada Lara di sana.Cedric menatap Lara dengan kecewa. “Lara, Ayah tidak pernah berharap bahwa kau akan menjadi kejam seperti ini.”“Ayah, aku juga putrimu, aku juga berhak menjadi pewaris. Jangan salahkan aku karena menjadi kejam karena ketidakadilan itu.” Lara membalas tanpa rasa bersalah sedikit pun.“Bagimu kekuasaan adalah yang terpenting, bukan?” Lize bersuara dingin. Kali ini dia benar-benar kehilangan simpatinya terhadap Lara. “Kau tidak menghargai hubungan persaudaraanmu dengan Rael sama sekali.”“Bukan hanya aku yang seperti itu, Bu, tapi Rael juga. Apakah dia pernah menganggapku sebagai saudaranya? Baginya aku hanyalah orang luar.”Lize mendengkus sinis, hatinya sakit. “Kau memang tidak tahu ini, Lara. Namun, Lara kau salah. Rael tidak menganggapmu sebagai orang luar. Ketika kau mengalami pendarahan saat melahirkan Liam, Rael adalah orang yang telah mendonorkan darahnya
Hari ini pameran tunggal Maevea dilakukan. Wanita itu dan timnya telah mempersiapkan hari ini dengan sangat baik.Semua karya lukisan Maevea telah dipajang. Para pengunjung juga telah berdatangan. Pegawai Maevea datang ke beberapa pengunjung untuk menjelaskan tentang lukisan atasannya.Harga dari masing-masing lukisan Maevea cukup mahal mengingat karya-karya yang dihasilkan oleh tangan Maevea sangat indah dan bernilai seni tinggi.Dalam beberapa menit lukisan Maevea telah terjual lebih dari sepuluh lukisan. Dan rencananya Maevea akan menyumbangkan setengah dari hasil penjualan lukisannya untuk badan amal.Seluruh anggota keluarga Collins dan Gilloti juga hadir di pameran yang diselenggarakan di ruangan seni yang cukup besar. Namun, Lara dan Jhon pergi lebih dahulu, mereka hanya datang untuk memberi ucapan selamat pada Maevea. Dua orang itu tentu saja tidak akan tahan melihat kebahagiaan Maevea setelah kehancuran keluarga Chester dan juga perusahaan keluarga tersebut.Sementara Liam
“Aku akan pulang terlambat hari ini.” Rael menatap istrinya yang saat ini sedang fokus memasangkan dasi untuknya.Maevea mengangkat wajahnya membalas tatapan sang suami. “Tengah malam?”“Pukul sebelas malam aku akan berada di rumah.”“Baiklah kalau begitu.” Maevea mengelus dasi Rael yang sudah rapi. “Selesai.”Rael memeluk pinggang istrinya dengan kedua tangannya. Hanya dengan tarikan singkat tubuh Maevea sudah menabrak tubuhnya.Tanpa kata Rael mencium bibir Maevea. Melumatnya dengan lembut seperti bibir Maevea adalah permen kapas yang sangat halus dan manis.Kedua tangan Maevea dikalungkan ke leher Rael. Dia membalas ciuman Rael dengan senang hati.Ciuman selesai. Rael membelai bibir basah Maevea. “Aku sangat menyukai rasa manis di sini.”“Kau bisa merasakan manisnya kapanpun kau mau, Suamiku.”Rael tertawa kecil. “Istriku benar-benar pandai bicara.”Maevea ikut tertawa, lalu setelah itu dia melihat ke jam di tangannya dan kembali pada Rael. “Ayo berangkat, kau mungkin akan terlamba