Share

Pagi Hari

Penulis: Deschya.77
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-06 22:03:15

Pagi ini entah kenapa, aku lebih bersemangat saat bangun tidur. Rasa lelah yang setiap pagi aku rasakan, tidak terasa saat ini. Padahal jika hari-hari biasanya, aku lebih sering mematikan alarmku dan kembali menarik selimut untuk tidur lagi. Namun saat ini aku malah memasang alarm lebih pagi dari biasanya, dan tanganku tidak berusaha menarik selimut kembali.

Begitu mendengar alarm, aku langsung bangun tanpa menunda sama sekali. Ini salah satu rekorku bangun pagi, setelah kepergian nenek. Dulu neneklah yang selalu membangunkan aku, jika alarm sudah tidak berfungsi. Tapi kini sepertinya sosok nenek yang membangunkanku dulu, sudah sedikit tergantikan dengan kehadiran Ara.

Mungkin memang Ara salah satu penyemangatku saat ini, selain itu aku juga masih merasa cemas jika ternyata Ara sudah kembali ke tempat asalnya tanpa ada ucapan perpisahan. Bisa saja kotak itu mengembalikan Ara ketempat asalnya secara otomatis, karena kerusakan lorong dimensi itu. Namun Jika benar itu terjadi pasti aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Sarapan Pagi

    Aku mengatakannya saat sudah puas melihat Ara, dan kembali menemukan suaraku yang tadi sempat tercekat saat melihatnya. Ara yang mendengar ucapanku, terlihat mulai sedikit paham dengan apa yang aku lakukan tadi dan apa yang kuucapkan barusan. Mungkin dia sudah tahu dengan membaca pikiranku saat ini, tapi aku tidak peduli dengan itu. Aku memang ingin agar dia tahu apa yang aku pikirkan saat ini, dan mengerti akan perasaanku. Walaupun aku juga tidak terlalu berharap, kalau dia memiliki perasaan yang sama denganku. "Maaf jika membuatmu khawatir, Deffa. Aku hanya pergi melihat-lihat isi rumah ini, aku sangat tertarik dengan banyak hal di rumah ini.""Apa kamu tidak bisa tidur nyenyak, karena berada di tempat baru? Apalagi perbedaan waktu antara dimensi kita?""Tidak, Deffa. Aku tidur sangat nyenyak semalam, entah kenapa aku seperti bisa menyesuaikan waktu di tempat ini.""Apakah kamu yakin? Bukan hanya karena kamu ingin menyenangkanku bukan?""Aku serius, Deffa. Aku bahkan merasa badank

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Mencari Jawaban

    "Apakah terlalu pedas? Kalau kamu tidak suka tidak perlu dipaksakan.""Bukan seperti itu, Deffa. Memang ini pertama kalinya aku merasakan rasa yang seperti ini, tapi rasa yang menggelitik lidah ini aku sangat suka""Syukurlah kalau kamu suka. Aku kira kamu tidak akan cocok dengan rasa itu, sebenarnya rasa pedas yang asli seperti membakar lidah. Tapi rasa itu membuat kita semakin nikmat untuk makan, dan membuat ingin terus makan.""Jadi ada rasa yang lebih pedas dari ini? Ini benar-benar sangat enak Deffa, aku mau mencoba yang lebih pedas lagi!"Begitulah Ara kalau sudah bersemangat, padahal dipertemuan pertama kami dia terlihat sedikit menakutkan dengan suaranya yang mengancam. Siapa mengira kalau ternyata sifatnya seperti sekarang ini, bahkan dia terlihat sangat imut dengan sifatnya itu. Sikap garang yang dia perlihatkan waktu itu benar-benar sudah hilang, mungkin karena kini dia mulai nyaman denganku. Bolehkan jika aku sedikit percaya diri tentang ini, aku hanya ingin mempercayai kal

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Terlihat Atau Tidak

    "Iya bro, kamu bercanda kan? Apa karena kepergian Nenek yang membuatmu sangat kesepian? Sampai-sampai kamu mengarang cerita seperti ini, atau kamu berhalusinasi?""Benar kata Bima, Def. Mungkin kamu jadi berhalusinasi karena kepergian Nenek, mau aku antarkan ke psikiater kenalanku?"Aku tidak suka dengan ekspresi wajah mereka saat ini, yang terlihat sedih dan kasihan. Walaupun aku sudah menduga sebelumnya, tapi nyatanya merasakan secara langsung lebih menyakitkan. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan mereka, karena siapapun orangnya akan berpikiran sama dan menganggap aku gila saat bercerita seperti ini."Aku sehat, aku juga tidak berhalusinasi. Awalnya akupun juga tidak mempercayai apa yang terjadi, tapi aku sudah berinteraksi dengannya sejak kemarin. Bahkan kami baru saja kami selesai sarapan bersama, aku belum sempat menyingkirkan piringnya.""Lalu kenapa kamu tidak menceritakannya sejak awal Def? Mungkin aku dan Eli bisa melihatnya sejak awal, dan tidak akan berpikir kalau kamu ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-08
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Keberanian

    Aku tidak menyangka apa yang aku lihat, ternyata hanya udara kosong. Di belakangku memang tidak ada siapapun, lalu dimana Ara tadi? Bukankah tadi jelas dia mengikutiku di belakang?Tapi mengapa dia tidak terlihat saat ini?Akupun langsung berlari kembali ke kamar Nenek, aku hanya takut dia benar-benar menghilang sat ini. Sesampainya di kamar, perasaan lega membuat perasaanku tidak menentu. Ternyata Ara masih duduk di atas kasur, hari ini aku merasa senam jantung berkali-kali karena takut dia menghilang. Tapi aku juga diselimuti rasa lega dan bahagia berkali-kali pula saat melihat dia tetap bersamaku."Ara, kenapa kamu tidak ikut keluar? Aku kira tadi kamu mengikutiku dari belakang.""Maaf, Deffa. Aku masih takut menemui mereka.""Bukannya biasanya kamu bisa bersikap garang? Waktu pertama kali kita bertemu, aku sampai merasa takut dengan ancamanmu.""Kamu benar, Deffa. Biasanya aku tidak penakut seperti ini, entah kenapa aku bisa sekhawatir dan setakut ini."Mungkin kekhawatirannya itu,

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-08
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Perkenalan

    "Kalian nanti akan tahu sendiri.""Sok misterius kamu, Def!""Apa dia bisa di pegang, Def?"Pertanyaan konyol dari Eli, membuatku sangat kaget. Ternyata dari tadi dia diam, karena memikirkan hal itu. Ara memang sangat berbeda dari kami, jadi wajar jika dia sampai sekaget ini. Padahal dia selalu berpikiran logis, dan menentang jika ada yang bercerita tentang hal mistis atau dongeng. Dan sekarang pemikiran itu terbantahkan, saat melihat keberadaan Ara ternyata benar-benar nyata. Mungkin Ara saat ini juga bisa membaca pemikiran mereka, melihat kini dia sudah lebih percaya diri dibanding sebelumnya. Ya, inilah Ara saat kami pertama kali bertemu, tatapannya yang tajam cukup mengintimidasiku waktu itu."Silahkan, kalau kamu berani. Tapi aku tidak bisa jamin, kalau setelahnya badanmu masih utuh."Aku memasang wajah netral saat mengatakannya, padahal aku sangat bersusah payah menahan tawaku. Kapan lagi aku bisa mengerjai Eli seperti ini, biarlah nanti pawangnya yang akan menenangkan kalau di

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-08
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Pakaian Dimensi Eunoia

    Tentu mereka berdua akan berpikir begitu, karena fisik Ara memang terlihat sangat mencolok. Apalagi di dunia teknologi yang serba canggih ini, bisa-bisa Ara di culik untuk di teliti. Membayangkannya saja sudah membuatku bergidik, namun tetap saja aku sangat ingin mengajak Ara melihat dunia luar."Aku mengira kalau hanya aku yang bisa melihatnya, maka dari itu aku meminta kalian untuk membantuku.""Jadi apa yang bisa kami bantu?""Ya awalnya aku hanya ingin memastikan, apakah orang lain bisa melihatnya atau tidak. Tapi setelah tahu kalian juga bisa melihatnya, aku juga bingung harus bagaimana. Tidak mungkin Ara bisa keluar dengan kondisi seperti ini, bisa-bisa dia menjadi viral kemudian akan ada yang menculiknya dan menjadikannya bahan penelitian nantinya.""Walaupun bayanganmu sangat mengerikan, tapi Itu juga yang aku pikirkan, Def. Bukan hanya rambut, tapi juga kulit dan pakaiannya sangat mencolok. Iya kan, Sayang?"Benar kata Bima, kulit Ara juga sangat halus dan putih. Tanpa rambut

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Bantuan Sahabat

    Aku lupa menceritakan kepada mereka tentang poin itu, padahal seharusnya itu aku ceritakan sejak awal. Tapi biarlah, siapa juga yang akan ingat jika perbedaan diantara dimensi kami begitu banyak. Sebenarnya tadi aku ingat kalau Ara bisa membaca pikiran, tapi aku benar-benar lupa kalau belum menceritakannya kepada mereka. "Ara memang bisa membaca pikiran kita sejak tadi, itu memang kelebihan orang-orang di dimensinya. Jadi disana mereka berbincang menggunakan pikiran, disana semua orang tidak ada yang memiliki nama. Nama Ara sebenarnya Aurora, agar lebih singkat jadi dipanggil Ara. Nama itupun berkat pemberian dari Nenek, karena sejak awal Ara tidak memiliki nama."Aku merasa seperti dosen, yang sedang mengajarkan tentang ilmu dimensi lain. Bagaimana tidak, jika aku memberi penjelasan begitu panjang. Dan aku pastikan setelah ini, para sahabatku itu tidak akan lelah untuk mengorek informasi lebih tentang kehidupan Ara di dimensinya. Akupun pernah merasakan rasa penasaran itu, karena ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Pencarian informasi

    (Dimensi Bumi)Disaat yang sama Phineas tengah berdiri di samping sang Pangeran, yang duduk sambil terlihat sedang memikirkan sesuatu. sepertinya hal ini tidak ada di rencana mereka, karena mereka belum memiliki cara untuk menggali informasi tentang dimensi bumi. Bahkan mereka juga masih belum tahu, bagaimana waktu berjalan di dimensi ini."Ternyata saat cerah, banyak sekali orang yang berlalu lalang. Dan ternyata cerah disini sangat bersinar, sangat berbeda dengan cerah di tempat kita yang berwarna merah terang. Bahkan di dalam ruangan, kita sedikit kesulitan dengan cahaya yang masuk ke dalam mata. Bagaimana bisa kita keluar tanpa ketahuan oleh siapapun?"Phineas hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan Kenzo, karena dia sendiri tampak bingung dengan keadaan di tempat itu. Mereka berdua tampak terkejut, dengan apa yang mereka hadapi tanpa informasi apapun sebelumnya. Padahal sejak awal mereka datang ke dimensi bumi, mereka menganggap kalau takdir merestui mereka untuk balas dendam. K

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10

Bab terbaru

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Kebersamaan

    "Bukankah tidak masalah, kitakan suami istri, Ara," ucapku dengan nada menggoda."Tetap saja... Aku malu, Deffa. Kamu tidak mengatakan apa-apa sebelumnya."Jawaban Ara malah membuatku semakin semangat untuk menggodanya, wajah merahnya terlihat sangat menggemaskan saat ini."Jadi kalau aku bilang sebelumnya, kamu akan mengizinkannya?" tanyaku semakin menggoda Ara."Emb... Entahlah! Kamu benar-benar jahat, Deffa!""Kenapa aku yang jahat? Aku hanya bertanya, Ara," jawabku membela diri.Namun ucapanku tidak dihiraukan olehnya, dan aku hanya bisa membujuknya untuk tidak marah kepadaku. Ara langsung keluar dari ruang kesehatan, tanpa memperdulikan panggilanku.Entah Ara benar-benar marah, atau dia hanya menyembunyikan rasa malunya dariku. Tapi aku tidak ingin terlalu lama seperti ini, padahal aku sudah sangat bahagia bisa bersama dengannya terus seperti ini.Saat aku menyusulnya keluar dari ruang istirahat, ternyata Ara kembali membaca buku catatan selanjutnya. Aku mencoba mendekatinya, dan

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Keberanian Yang Muncul

    Aku mengikuti arah yang Ara tunjuk, dan melihat tulisan yang ada di buku itu. kemudian membacanya dengan suara yang cukup lantang, sesuai apa yang diminta olehnya."Semua penerus dari masing-masing dimensi, akan melanjutkan penelitian untuk menciptakan dunia yang indah bagi semua dimensi.""Bukankah penelitian itu yang dimaksud dalam buku ramalan tadi, Deffa?""Sepertinya benar, Ara. Dan hasil penelitian itu, hanya bisa membuat bumi yang memiliki tanaman dan hewan semakin berkembang dengan api dan teknologi. Sedangkan di dimensi Eunoia sudah memiliki satu jenis 'Non Human', mungkin itu juga hasil penelitian itu.""Jadi hanya pemilik api, yang belum bisa mendapatkan manfaat dari penelitian. Dan menjadikan mereka marah dan menghentikan penelitian itu?""Entahlah, Ara. Kita tidak bisa menilai hanya seperti itu, aku merasa tidak mungkin hanya itu akar dari permasalah ini. Jika memang hanya itu, tidak mungkin semua terasa rumit seperti ini."Kami sama-sama diam dengan pikiran masing-masing

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Buku Catatan

    Aku sedikit terkejut dengan pertanyaan Ara, entah karena aku terlalu fokus dengan buku ini atau masih memikirkan tulisan terakhir itu. Aku menatap Ara berusaha tersenyum untuk menyembunyikan perasaanku saat ini, agar terlihat seperti biasa saja."Aku baik-baik saja, Ara. Lebih baik kita lanjutkan membacanya. Bagaimana kalau kita lanjut dengan buku rangkuman yang kamu temukan?""Sebenarnya aku menemukan rangkuman yang lain, Deffa. Setiap keturunan dari dimensi Eunoia, sepertinya memiliki buku catatan itu.""Mengapa hanya dimensi Eunoia yang memilikinya? Apakah orang tuaku tidak meninggalkan catatan apapun?""Entahlah, aku hanya menemukan buku-buku ini, Deffa."Aku melihat semua buku yang ditemukan oleh Ara, sambil memperhatikan dengan seksama. Mereka memiliki bentuk fisik yang hampir sama, yang membedakan hanyalah angka yang sepertinya nomor urut yang tertulis bersebelahan dengan tulisan 'Summary' dan bahan kertas yang digunakannya.Ternyata apa yang dikatakan oleh Ara benar, mungkin b

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Ramalan Kehancuran

    Ara menunjuk sebuah lukisan yang terpajang di salah satu dinding, dalam lukisan itu tergambar lambang yang ada di ujung kunci dan pintu masuk ruangan. Namun yang membedakan, lambang itu terlihat lebih jelas dengan tiga dimensi yang menjadi lambang utamanya."Jadi arti lambang itu adalah penggabungan tiga dimensi?""Sepertinya begitu, Deffa. Lebih baik kita mencari tempat terlebih dahulu, untuk membaca buku-buku yang sudah kita temukan tadi.""Iya, Ara. Lebih baik kita mengetahui semua hal terlebih dahulu, daripada kita hanya menebak-nebak semuanya."Aku dan Ara berjalan menuju salah satu meja yang cukup luas, kemudian meletakkan semua buku yang kami bawa di atasnya. Ternyata buku yang kami kumpulkan lumayan banyak, karena masing-masing dari kami menemukan cukup banyak buku yang bersangkutan."Kita akan membaca dari buku yang mana?""Bagaimana menurutmu, Ara? Apa lebih baik kita membaca hal baik atau hal buruk terlebih dahulu?""Emb... Lebih baik kita ketahui hal buruknya terlebih dahu

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Semua Petunjuk

    Aku mendekat ke arah Ara, yang saat ini berada di depan meja di ujung ruangan ini. Tatapannya mengarah ke dalam laci meja yang sudah dibukanya, sambil sesekali mengarahkan pandangannya ke arahku untuk segera datang."Apa yang kamu temukan, Ara?" tanyaku sambil melihat ke dalam laci meja itu."Sepertinya ini sebuah buku catatan, Deffa. Terlihat disana tertulis 'Summary' di sudut sampulnya, bukankah itu tandanya itu sebuah rangkuman?""Sepertinya dugaanmu benar, Ara. Bisa jadi kita bisa tahu apa yang terjadi kepada orang tua kita, dan kita tahu permasalahan apa yang akan kita hadapi."Dugaanku untuk mencari petunjuk di ruangan ini sepertinya tepat, karena semua petunjuk hampir kami temukan semuanya. Dalam hati aku sungguh berharap jika hal yang akan kami hadapi bukanlah hal yang berbahaya, tapi mengingat kematian kedua orang tuaku yang begitu tiba-tiba membuatku ragu akan hal itu."Sebenarnya aku juga menemukan sesuatu, Ara. Tapi aku tidak yakin kalau ini hal bagus, aku menjadi memiliki

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Ruang Kerja

    "Sepertinya benar, Ara. Tapi entah kenapa aku merasa ruangan ini berbeda, daripada ruangan yang aku ingat saat kecil.""Aku juga merasa seperti itu, Deffa. Apa kita salah ruangan?""Aku yakin kalau ini ruangannya, Ara. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi di sini."Aku melihat sekitar, ruangan ini hanya terlihat seperti perpustakaan yang ada di bumi. Di dalam sini terasa hangat, padahal tidak ada yang pernah masuk ke dalam ruangan ini setelah kepergian orang tua kami.Aku berusaha mencari sesuatu yang tampak aneh, namun cukup lama aku melihat hingga sudut-sudut ruangan tetap tidak menemukan keanehan itu. Sedangkan Ara malah tertarik dengan sebuah buku, dan dia kini sedang membacanya dengan wajah yang tampak serius."Buku apa yang kamu baca, Ara?""Deffa, lihatlah! Sepertinya buku ini menceritakan tentang kita dan keluarga kita."Aku sedikit ragu dengan apa yang dikatakan oleh Ara, karena tidak mungkin sebuah buku dibuat untuk menceritakan keluarga kami. Tapi melihat sampul buku saat Ara

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Jam Tangan Dimensi

    Ara langsung berlari ke arahku, untuk melihat benda yang aku maksudkan. Dan saat dia melihat benda itu, sepertinya memang dia mengingat benda ini. Walaupun benda ini lebih berguna untuk Ara, dibandingkan aku yang menggunakannya."Deffa, ini kan jam tangan dimensi. Apa benar ini bisa menjadi petunjuk? Padahal aku selalu memakainya saat di dimensi Eunoia, karena kakak terus menyuruhku memakainya.""Jadi kamu tidak ingat fungsi dari jam ini, Ara?""Aku hanya ingat kalau itu jam tangan dimensi, emb... Sepertinya aku masih tidak ingat kalau tentang fungsinya."Aku cukup bingung dengan jawaban yang dia berikan, padahal kini aku paham dengan semua keganjilan tentang Ara karena jam ini. Benda itu tidak jauh berbeda, dengan jam tangan digital yang ada di bumi. Namun fungsi dari jam ini sangat luar biasa, karena dapat menyesuaikan waktu dengan tempat yang sudah diaturkan ke dalamnya.Sepertinya jam ini sudah di atur dengan waktu Bumi, yang membuatku akhirnya bisa menerima dengan perbedaan usia

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Masa Kecil

    "Deffa! Bangunlah!"Suara Ara seperti menarikku dari kegelapan, dan akhirnya aku terbangun dan mendapati Ara sedang ada di hadapanku dengan tatapan khawatirnya. Entah apa yang sebenarnya terjadi tadi, kenyataan yang membuatku tidak bisa berpikir secara rasional lagi."Kamu tidak apa-apa, Ara?""Aku baik-baik saja sekarang, Deffa. Tapi tadi benar-benar terasa sangat menyakitkan, tapi entah kenapa sekarang perasaan itu sudah tidak bersisa.""Sekarang kamu juga bisa mengingat semuanya?"Ara mengangguk menjawab pertanyaanku, sambil tersenyum simpul dan wajahnya sedikit memerah. Bagaimana tidak jika ternyata kami sudah menikah saat kecil, itu kesepakatan dari kedua orang tua kami. Walaupun pada akhirnya, orang tua kami jugalah yang memisahkan kami dan membuat kami kehilangan semua ingatan itu."Emb... Jadi sebenarnya kita suami istri... emb... maksudku..." Aku mengatakannya dengan tergagap, namun langsung dipotong oleh Ara."Iya, Deffa. Kita suami istri, tapi sepertinya kita bisa membahas

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Membuka Kotak

    "Deffa! Maaf aku malah ketiduran barusan!""Tidak apa-apa, Ara. Kamu pasti juga kelelahan, karena memasak juga. Kemarilah! Kita buka kotak ini sekarang."Ara turun dari tempat tidur, dan duduk di bawah tepat di sampingku menghadap kotak. Aku benar-benar penasaran, ragu dan takut disaat yang bersamaan. Jantungku terasa berdetak lebih cepat, dan tanganku sudah berkeringat dingin karena cemas. Padahal saat ini aku baru memegang kotak itu, belum mencoba untuk membukanya.Tiba-tiba perasaanku merasa lebih tenang, saat tangan Ara menggenggam tanganku. Entah dia bisa membaca pikiranku saat ini, atau dia melihat ekspresi cemasku yang menurutku akan terlihat dengan jelas. Tapi perlakuan Ara ini benar-benar memberiku kekuatan untuk lebih berani, entah apa yang aku hadapi setelah ini, selama itu bersama Ara sepertinya aku akan sanggup menghadapinya.Mungkin terdengar sangat berlebihan, tapi itu yang aku rasakan. Mungkin aku bisa menjadi lebih berani, karena berpikir kalau aku tidak sendiri. Dan

DMCA.com Protection Status