Share

Part 6

Penulis: RA. ADISTI5585s
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 15:43:31

Part 6

Sudah dua hari ini Raya merasakan kepalanya terasa berat dan matanya sulit sekali terbuka, ngantuk sekali dan tidak bisa ia tahan.

Mulutnya terasa kering karena tidur terlalu lama, ia menyadari sejak meminum air merah yang diberikan Mak Bayah, tidurnya begitu pulas bahkan ia baru terbangun setelah berganti hari.

Kali ini ia mencoba bangun dari tempat tidurnya, jalannya masih sempoyongan efek ngantuk dan pusing melanda.

Perlahan berpegangan pada dinding, ia melangkah ke luar kamar menuju ke dapur mengambil air minum, baru saja melintas di kamar Mak Bayah, ia mendengar seperti orang yang sedang mengerang diiringi desahan, akan tetapi suaranya tak seperti biasanya.

Raya menengok ke kanan dan kiri memastikan tidak ada yang memergokinya saat mengintip, ia tak ingin kejadian beberapa hari yang lalu terulang kembali. Dengan detak jantung tak karuan, mulailah Raya menyibak sedikit saja tirai penutup pintu di kamar Mak Bayah. Semua pintu di rumah Mak Bayah hanya ditutup oleh gorden saja.

Mata Raya melotot dan mulutnya segera ia bekap, ia khawatir karena rasa syok nya membuatnya mengeluarkan suara dan ia pasti akan ketahuan.

Dengan mata kepalanya ia melihat Mak Bayah tengah bercinta namun tidak dengan kedua suaminya, justru yang menjadi lawan mainnya di ranjang kini adalah sesosok makhluk tinggi besar, seluruh badannya berbulu hampir menyerupai serigala jadi-jadian, hanya saja bentuk kupingnya kecil layaknya milik manusia.

Herannya, Mak Bayah tak merasakan geli bercumbu dengan makhluk tersebut, yang membuat Raya kaget ketika bercumbu makhluk tersebut mengeluarkan kuku-kuku tangannya yang tajam dan membuat banyak luka di tubuh Mak Bayah. Darah yang mengucur sama sekali tak mempengaruhi mereka.

Dengan sangat pelan sekali, Raya menutup kembali tirai gorden dan memundurkan langkahnya sebisa mungkin tanpa suara, meski peluh memenuhi dahinya ia tetap berusaha melangkah mundur dan memutuskan kembali ke kamarnya.

Baru saja beberapa langkah, tiba-tiba dari arah belakang seorang tangan laki-laki membekap mulutnya, ia ingin berteriak dan meronta, hanya saja laki-laki tadi memberi isyarat supaya Raya diam.

“Stttt, kamu jangan ribut, nanti ketahuan Mak Bayah,” sebutnya pelan.

Dari suaranya saja Raya sudah tahu bahwa laki-laki yang menyuruhnya diam ini adalah Rizal, suami kedua Mak Bayah. Raya pun menurut, Rizal membawa Raya dengan cepat kembali ke kamar yang ditempati Raya, kemudian menutup tirai dengan cepat.

“Aku sudah memperingatkan kamu supaya tidak keliaran malam hari dan mencoba mengintip apa yang dilakukan oleh Mak Bayah, kenapa kamu susah sekali kalau dikasih tahu, mau cari mati kamu?” sebut Rizal sangat pelan nyaris berbisik, matanya melotot jengkel melihat ke arah Raya. Raya menunduk takut.

“Aku tak bermaksud jahat dengan memintamu menjauh dari apa pun urusan Mak Bayah, kalau kamu melanggar yang kuperintahkan ke kamu, maka kamu juga yang akan menerima akibatnya, syukur saja kamu hanya mengintip sebentar dan mencari aman,” tukasnya lagi.

Raya masih menunduk bingung. Tak lama ia mendongakkan kepalanya.

“Kalau kamu di sini, terus yang tadi bersama Mak Bayah, siapa?” tanya Raya penasaran.

Rizal melangkah menuju ke pintu dan mengintip sedikit di balik tirai pintu melihat keadaan sekitar, setelahnya ia kembali ke hadapan Raya.

Setelahnya ia kembali menyilangkan jari telunjuknya ke bibirnya meminta supaya Raya tak memperbesar volume suaranya.

“Yang tadi bersama dia, tentunya bukan aku dan juga bukan Suwito, kami para suaminya. Laki-laki yang bersama dia adalah peliharaan Mak Bayah yang mungkin saja membuat Mak Bayah kuat dan bisa mengobati orang-orang dengan cepat, aku sendiri juga tidak tahu peliharaanmu itu dari mana, yang pasti setiap malam jumat, Mak Bayah pasti meminta aku dan Suwito untuk tidak tidur dulu di dalam kamarnya, karena setiap malam jumat jatahnya peliharaannya itu, hanya malam jumat begini kami berdua Suwito bisa bebas di rumah ini, entah berjalan-jalan atau sekedar menghabiskan waktu bermain kartu dengan teman-teman di pangkalan ojek seperti yang dilakukan Suwito,” terang Rizal, Raya manggut-manggut.

“Maaf, aku ingin bertanya lagi … kira-kira berapa lama mereka akan begitu?”

“Semalaman, biasanya Mak Bayah juga akan libur mengobati setiap hari jumat, ini sudah menjadi kebiasaannya. Warga yang mau berobat juga sudah paham, biasanya juga seharian besok Mak Bayah hanya berdiam diri di dalam kamar untuk menyembuhkan diri,”

Raya mulai mengerti maksud perkataan Rizal, menyembuhkan diri yang ia maksud adalah luka-luka bekas cakaran kuku tajam makhluk yang dilihat Raya barusan, pantas saja dukun kampung tersebut hebat dalam mengobati, ternyata ia dibantu oleh kekuatan makhluk yang mungkin saja adalah jin. Raya semakin takut rasanya berlama-lama di rumah Mak Bayah.

“Kalian sudah tahu lama soal ini? Soal Mak Bayah dengan makhluk itu,” herannya Rizal mengangguk membuat Raya bingung.

“Kalau sudah tahu mengapa kamu masih mau bertahan dengannya? Lagipula kamu hanya dijadikan yang kedua, waktu awal datang ke mari aku juga sudah curiga ada apa-apa dengan Mak Bayah, kok bisa kalian tetap akur meski kalian menjadi suami pertama dan suami kedua, aneh saja rasanya janggal,”

“Soal itu ….”

Baru saja Rizal ingin menjelaskan, tiba-tiba dari arah luar terdengar seperti suara benda jatuh yang begitu keras, membuat Rizal dan Raya terperanjat.

Rizal berjalan perlahan menuju pintu dan kembali menyibak tirai, setelahnya ia menutup mulutnya, wajahnya memucat dan Rizal menengok ke kanan kiri dalam kamar. Raya tentu saja bingung.

Rizal segera bersembunyi di bawah ranjang dan meminta agar Raya berpura-pura tidur di ranjang dan memejamkan mata.

“Cepat kamu pura-pura tidur, makhluk tadi sedang berjalan menuju ke sini,” mata Raya melotot seakan ke luar dari tempatnya.

Mereka pun segera mengatur posisi, Raya membelakangi pintu agar tak melihat langsung penampakkan makhluk seperti serigala tadi.

Jangan tanyakan lagi bagaimana wajah Raya yang berubah pucat, detak jantungnya tak beraturan, seketika peluhnya berlomba-lomba mulai menetes memenuhi dahinya.

“Arggggg … Arggggghhh,” suara makhluk itu terdengar mendekat dan masuk ke dalam kamar Raya, ranjang Raya terasa bergoyang menandakan makhluk itu ikut duduk di atas ranjang, Raya mencoba alami memejamkan mata, tanpa mau mengintip sedikit pun.

Terasa sekali suara napas makhluk tadi di telinga Raya, bahkan bulu-bulu di badannya terasa menjalar lembut di tangan Raya. Rasanya perempuan kota itu sulit bernapas sangking ketakutannya. Hanya sebentar saja, makhluk tadi mundur dan menjauh. Raya juga Rizal masih dengan posisi mereka semula tanpa mau bergerak sedikit pun.

Setelah merasa posisi agak aman, Rizal ke luar dari bawah ranjang dan menggoyangkan tubuh Raya membangunkannya. Begitu Raya membuka mata dan menatap sekelilingnya, ia mengangguk pasrah saat Rizal pamit ke luar dari kamar yang ia tempati. Raya bisa bernapas lega, hanya saja apa yang dikatakan suami kedua Mak Bayah masih terngiang-ngiang di telinganya.

Sementara Rizal yang baru saja ke luar dari kamar Raya, tiba-tiba sebuah suara menegurnya.

“Dari mana kamu?” Deg. Rizal mematung di tempatnya.

Bab terkait

  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 7

    Part 7Sementara Rizal yang baru saja ke luar dari kamar Raya, tiba-tiba sebuah suara menegurnya.“Dari mana kamu?” Degg. Rizal mematung di tempatnya. Dengan pelan Rizal menoleh, sepersekian detik ia pun bernapas lega.“Kaget kamu, Kan? muka pucat begitu, pasti takut ketahuan kalau kamu lagi sembunyi-sembunyi ke kamar perempuan kota itu?” Suwito tertawa mengolok Rizal yang kepergok baru saja ke luar dari kamar yang ditempati Raya.“Ngapain aja kamu di sana? Ingat jangan coba macam-macam,” Rizal menggelengkan kepalanya.“Aku justru membawa perempuan kota itu tadi langsung masuk ke kamarnya daripada dia berniat mengintip Mak Bayah, pasti kita dianggap lalai juga disuruh berjaga di depan pintu kamar perempuan itu tapi malah membiarkannya mengintip apa yang dilakukan Mak Bayah dengan peliharaannya, kamu jangan mikir yang macam-macam, yakin aku juga nggak berani macam-macam,” “Ya, baguslah. Kamu pasti masih ingat bagaimana Mak Bayah mengancam akan menyakiti kita berdua atau malah orang t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 8

    Part 8 Rizal dan Suwito mulai mengangkat jenasah Raya ke belakang rumah, dengan tanah yang masih luas di belakang, apalagi ditanami dengan buah-buahan seperti durian, kelapa, rambutan juga mangga membuat kedua suami Mak Bayah leluasa melakukan aksinya. Setelah meletakkan jenasah gadis cantik itu di tanah, mereka berdua mulai menggali tanah sedalam mungkin agar tidak ada warga yang mencurigai pemakaman Raya. Kira-kira hampir satu setengah meter, jenasah mulai diturunkan dan diletakkan bersama sarung yang menutupi tubuh Raya, setelahnya kedua suaminya mulai menimbun dengan cepat karena hari sudah mulai terang dan jam menunjukkan pukul setengah tujuh.Setelah selesai, Suwito mengambil beberapa bibit rambutan yang sudah cukup besar dan mulai menanam persis di kuburan Raya, dengan tujuan agar apa yang mereka tanam tak diketahui warga.“Gimana, aman?” tanya Mak Bayah saat kedua suaminya baru saja selesai dan bersiap membersihkan tubuh mereka yang penuh dengan tanah. Mereka berdua kompak m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 9

    Part 9 Suwito terus memegangi dadanya yang terasa nyeri, sesekali ia meremas dadanya untuk menghilangkan rasa sakitnya, Rizal yang melihat itu segera membawa Suwito ke kamar dan membaringkannya agar perasaannya lebih baik.Rizal tentu saja panik melihat suami pertama Mak Bayah tersebut. “Zal, rasanya aku sudah tidak kuat lagi, kamu yang sabar ya kalau ku tinggal sendirian,” sebutnya membuat Rizal menggelengkan kepalanya.“Kamu yang kuat ya, kita akan sama-sama menghadapi ini. Ingat kata-katamu kalau kita ini tetap kesayangan Mak Bayah, kamu jangan mikir yang macam-macam, kamu sabar ya … sebentar aku ambilkan kompres an, kamu hanya kaget saja mendengar apa yang dikatakan Mak Bayah, kamu akan sembuh sebentar lagi, tunggu ya aku ke dapur dulu,” Rizal berlari kecil menuju dapur mengambil kain dan air untuk mengompres Suwito nantinya.Baru saja ia selesai mengambil kain juga air, dengan jelas ia melihat sekumpulan asap hitam masuk ke dalam kamar di mana Suwito dibaringkan, langkah Ri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 10

    Part 10Sesuai rencana Mak Bayah, setelah sepekan kematian Suwito, suaminya pertama. Tiba-tiba saja Mak Bayah mulai mengumumkan akan menikah kembali dengan Ryan, laki-laki dari kota tersebut. Tentu saja hal ini segera menjadi buah bibir warga kampung. Tak terkecuali Lela, Wati dan Lusi. Setelah mendengar gosip tersebut, Lela gegas datang menjemput Lusi untuk mencuci sekaligus mandi di sungai, seperti aktivitas mereka setiap harinya. Lela membawa sebakul penuh cucian kotor. Begitu juga dengan Lusi. Setelahnya Lusi pun pamit dengan kedua orang tuanya.“Kamu sudah dengar ya berita kalau Mak Bayah katanya mau menikah lagi dengan laki-laki kota itu,” Lusi memandang wajah Lela kemudian mengangguk pelan.“Aku sama Wati dua hari yang lalu melihatnya dengan mata kepala, perempuan tua itu dengan mesranya menggandeng, baringkan kepalanya di dada laki-laki itu, aku sama Wati jijik melihatnya, tua-tua keladi dia … makin tua makin jadi,” Lusi fokus mencuci pakaiannya.“padahal baru saja dia diting

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 11

    Part 11Apa maksudmu berbicara begitu dengan Ryan?” Rizal tak berkutik saat menoleh dan mendapati Mak Bayah persis berdiri di belakang mereka. Tamatlah riwayatmu, Rizal. Rizal membeku, ia tak menyangka Mak Bayah sudah kembali secepat itu.Wajah Rizal pias, ia tak menyangka jika Mak Bayah akan kembali dengan cepat dari rumah Julaeha, padahal baru saja beberapa menit pergi, ia sudah kembali lagi. Rizal bingung akan menjawab apa, dengan rasa keberaniannya yang tersisa hanya sedikit, ia pun dengan berani membuka mulut.“Bicara apa, Mak? Aku tidak ada berbicara apa pun dengan Ryan, betul kan Ryan aku tidak berbicara apa pun denganmu, aku hanya membahas soal rencana pernikahan kalian saja, tidak lebih,” tutur Rizal dengan gugup, bahkan tangannya terasa gemetar. Mak Bayah memindainya dan juga Ryan bergantian.“Suami Mak mencoba menggoda aku dengan mengatakan bahwa aku adalah calon istri Raya, entah Raya itu siapa? Aku sudah bilang padanya kalau aku akan setia dengan Mak, tapi tetap saja dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 12

    Part 12Ikat saja kedua tangan dan kakinya dengan cepat, setelah itu kalian buatkan pasung dari kayu buat dia,” titah Mak Bayah kali ini membuat Parman juga Tejo melongo. Rizal ingin dipasung?“Tapi … tapi, Mak ….” Belum selesai Parman berbicara, Rizal tiba-tiba menggigit lengan Parman sehingga Parman mengaduh kesakitan. Dengan cepat Rizal melepaskan diri kemudian berlari ke belakang hutan yang ada di belakang rumah Mak Bayah.“Apa kubilang, Rizal tidak akan bisa baik-baik saja kecuali dia dipasung, aku tidak mau tahu, sekarang juga kalian kejar dia sampai dapat jangan sampai ada warga yang tahu keadaan Rizal, cepat … kalian tunggu apalagi,” Parman yang masih shock terkena gigitan Rizal, mau tak mau mengejar Rizal bersama Tejo. Parman dan Tejo terus mengejar Rizal yang larinya sangat cepat dan lincah, berbeda dengan kedua orang pesuruh Mak Bayah tadi yang sudah berumur 40 tahunan pasti kewalahan dengan Rizal yang masih muda. “Waduh, lari ke mana dia tadi, Jo. Kalau tidak ketemu bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 13

    Part 13 “Sabar, Bu. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana mengobati Mas Rizal supaya dia kembali sembuh, Ibu jangan mengambil tindakan gegabah, Ibu tahu sendiri bagaimana dukun di kampung kita itu, ia tak akan pernah membiarkan siapa saja merusak hidupnya, lebih baik sekarang kita urus bersama-sama Mas Rizal dan usahakan agar dia pelan-pelan bisa kembali normal,” saran Lusi. Suri nampak menghela napas panjang.“Baiklah, betul apa yang kamu katakana, Ibu sangat berterima kasih sekali karena kamu dan Lela sudah repot-repot membawa Rizal ke sini, melihatnya begini rasanya Ibu tidak tega, ada apa dengan kamu, Nak? Apa yang sudah dilakukan oleh perempuan itu?” Suri tak lagi mau menyebut nama Mak Bayah di depan anaknya.Ia khawatir Rizal akan kembali histeris dan ketakutan, hal ini akan semakin memperburuk keadaannya saja. “Jadi apa yang harus kita lakukan, Nak?” tanya Suri ke pada Lusi.“Biar aku dan Lela nanti mencari mantri desa di kampung sebelah, semoga saja ada mantri yang bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 1

    Part 1 “Heran sama kehidupan Mak Bayah! Punya suami dua tapi suaminya akur semua, Apa nggak cemburu ya pas di ranjang?” tanya Asnah, salah satu tetangga Mak Bayah.Asnah sedang asik bercerita dengan Lusi mengenai Mak Bayah, dukun di kampung mereka yang sudah beberapa tahun ini memiliki suami dua dan anehnya, suaminya berada di satu atap. Kehidupan merekapun sangat akur.Bahkan kedua suaminya saling membantu saat Mak Bayah begitu repot menangani pasien berobat kampung yang datang tak hanya dari kampung saja, namun hingga luar daerah. Sesekali suaminya yang bernama Rizal dan Suwito tertawa bercanda.“Iya … ya, padahal kalau mau dibilang bodoh juga ya enggak. Soalnya si Rizal kan sekolahnya tinggi sampai SMA dan pernah bekerja juga di ladang Pak Tejo sebagai mandor, tapi kok mau-maunya dijadikan suami kedua Mak Bayah. Ini aneh!” Seru Lusi.Asnah langsung menyilangkan jari telunjuknya ke mulut, meminta Lusi untuk mengecilkan volume suaranya. Mereka yang tengah duduk di teras menunduk saa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18

Bab terbaru

  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 13

    Part 13 “Sabar, Bu. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana mengobati Mas Rizal supaya dia kembali sembuh, Ibu jangan mengambil tindakan gegabah, Ibu tahu sendiri bagaimana dukun di kampung kita itu, ia tak akan pernah membiarkan siapa saja merusak hidupnya, lebih baik sekarang kita urus bersama-sama Mas Rizal dan usahakan agar dia pelan-pelan bisa kembali normal,” saran Lusi. Suri nampak menghela napas panjang.“Baiklah, betul apa yang kamu katakana, Ibu sangat berterima kasih sekali karena kamu dan Lela sudah repot-repot membawa Rizal ke sini, melihatnya begini rasanya Ibu tidak tega, ada apa dengan kamu, Nak? Apa yang sudah dilakukan oleh perempuan itu?” Suri tak lagi mau menyebut nama Mak Bayah di depan anaknya.Ia khawatir Rizal akan kembali histeris dan ketakutan, hal ini akan semakin memperburuk keadaannya saja. “Jadi apa yang harus kita lakukan, Nak?” tanya Suri ke pada Lusi.“Biar aku dan Lela nanti mencari mantri desa di kampung sebelah, semoga saja ada mantri yang bisa

  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 12

    Part 12Ikat saja kedua tangan dan kakinya dengan cepat, setelah itu kalian buatkan pasung dari kayu buat dia,” titah Mak Bayah kali ini membuat Parman juga Tejo melongo. Rizal ingin dipasung?“Tapi … tapi, Mak ….” Belum selesai Parman berbicara, Rizal tiba-tiba menggigit lengan Parman sehingga Parman mengaduh kesakitan. Dengan cepat Rizal melepaskan diri kemudian berlari ke belakang hutan yang ada di belakang rumah Mak Bayah.“Apa kubilang, Rizal tidak akan bisa baik-baik saja kecuali dia dipasung, aku tidak mau tahu, sekarang juga kalian kejar dia sampai dapat jangan sampai ada warga yang tahu keadaan Rizal, cepat … kalian tunggu apalagi,” Parman yang masih shock terkena gigitan Rizal, mau tak mau mengejar Rizal bersama Tejo. Parman dan Tejo terus mengejar Rizal yang larinya sangat cepat dan lincah, berbeda dengan kedua orang pesuruh Mak Bayah tadi yang sudah berumur 40 tahunan pasti kewalahan dengan Rizal yang masih muda. “Waduh, lari ke mana dia tadi, Jo. Kalau tidak ketemu bisa

  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 11

    Part 11Apa maksudmu berbicara begitu dengan Ryan?” Rizal tak berkutik saat menoleh dan mendapati Mak Bayah persis berdiri di belakang mereka. Tamatlah riwayatmu, Rizal. Rizal membeku, ia tak menyangka Mak Bayah sudah kembali secepat itu.Wajah Rizal pias, ia tak menyangka jika Mak Bayah akan kembali dengan cepat dari rumah Julaeha, padahal baru saja beberapa menit pergi, ia sudah kembali lagi. Rizal bingung akan menjawab apa, dengan rasa keberaniannya yang tersisa hanya sedikit, ia pun dengan berani membuka mulut.“Bicara apa, Mak? Aku tidak ada berbicara apa pun dengan Ryan, betul kan Ryan aku tidak berbicara apa pun denganmu, aku hanya membahas soal rencana pernikahan kalian saja, tidak lebih,” tutur Rizal dengan gugup, bahkan tangannya terasa gemetar. Mak Bayah memindainya dan juga Ryan bergantian.“Suami Mak mencoba menggoda aku dengan mengatakan bahwa aku adalah calon istri Raya, entah Raya itu siapa? Aku sudah bilang padanya kalau aku akan setia dengan Mak, tapi tetap saja dia

  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 10

    Part 10Sesuai rencana Mak Bayah, setelah sepekan kematian Suwito, suaminya pertama. Tiba-tiba saja Mak Bayah mulai mengumumkan akan menikah kembali dengan Ryan, laki-laki dari kota tersebut. Tentu saja hal ini segera menjadi buah bibir warga kampung. Tak terkecuali Lela, Wati dan Lusi. Setelah mendengar gosip tersebut, Lela gegas datang menjemput Lusi untuk mencuci sekaligus mandi di sungai, seperti aktivitas mereka setiap harinya. Lela membawa sebakul penuh cucian kotor. Begitu juga dengan Lusi. Setelahnya Lusi pun pamit dengan kedua orang tuanya.“Kamu sudah dengar ya berita kalau Mak Bayah katanya mau menikah lagi dengan laki-laki kota itu,” Lusi memandang wajah Lela kemudian mengangguk pelan.“Aku sama Wati dua hari yang lalu melihatnya dengan mata kepala, perempuan tua itu dengan mesranya menggandeng, baringkan kepalanya di dada laki-laki itu, aku sama Wati jijik melihatnya, tua-tua keladi dia … makin tua makin jadi,” Lusi fokus mencuci pakaiannya.“padahal baru saja dia diting

  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 9

    Part 9 Suwito terus memegangi dadanya yang terasa nyeri, sesekali ia meremas dadanya untuk menghilangkan rasa sakitnya, Rizal yang melihat itu segera membawa Suwito ke kamar dan membaringkannya agar perasaannya lebih baik.Rizal tentu saja panik melihat suami pertama Mak Bayah tersebut. “Zal, rasanya aku sudah tidak kuat lagi, kamu yang sabar ya kalau ku tinggal sendirian,” sebutnya membuat Rizal menggelengkan kepalanya.“Kamu yang kuat ya, kita akan sama-sama menghadapi ini. Ingat kata-katamu kalau kita ini tetap kesayangan Mak Bayah, kamu jangan mikir yang macam-macam, kamu sabar ya … sebentar aku ambilkan kompres an, kamu hanya kaget saja mendengar apa yang dikatakan Mak Bayah, kamu akan sembuh sebentar lagi, tunggu ya aku ke dapur dulu,” Rizal berlari kecil menuju dapur mengambil kain dan air untuk mengompres Suwito nantinya.Baru saja ia selesai mengambil kain juga air, dengan jelas ia melihat sekumpulan asap hitam masuk ke dalam kamar di mana Suwito dibaringkan, langkah Ri

  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 8

    Part 8 Rizal dan Suwito mulai mengangkat jenasah Raya ke belakang rumah, dengan tanah yang masih luas di belakang, apalagi ditanami dengan buah-buahan seperti durian, kelapa, rambutan juga mangga membuat kedua suami Mak Bayah leluasa melakukan aksinya. Setelah meletakkan jenasah gadis cantik itu di tanah, mereka berdua mulai menggali tanah sedalam mungkin agar tidak ada warga yang mencurigai pemakaman Raya. Kira-kira hampir satu setengah meter, jenasah mulai diturunkan dan diletakkan bersama sarung yang menutupi tubuh Raya, setelahnya kedua suaminya mulai menimbun dengan cepat karena hari sudah mulai terang dan jam menunjukkan pukul setengah tujuh.Setelah selesai, Suwito mengambil beberapa bibit rambutan yang sudah cukup besar dan mulai menanam persis di kuburan Raya, dengan tujuan agar apa yang mereka tanam tak diketahui warga.“Gimana, aman?” tanya Mak Bayah saat kedua suaminya baru saja selesai dan bersiap membersihkan tubuh mereka yang penuh dengan tanah. Mereka berdua kompak m

  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 7

    Part 7Sementara Rizal yang baru saja ke luar dari kamar Raya, tiba-tiba sebuah suara menegurnya.“Dari mana kamu?” Degg. Rizal mematung di tempatnya. Dengan pelan Rizal menoleh, sepersekian detik ia pun bernapas lega.“Kaget kamu, Kan? muka pucat begitu, pasti takut ketahuan kalau kamu lagi sembunyi-sembunyi ke kamar perempuan kota itu?” Suwito tertawa mengolok Rizal yang kepergok baru saja ke luar dari kamar yang ditempati Raya.“Ngapain aja kamu di sana? Ingat jangan coba macam-macam,” Rizal menggelengkan kepalanya.“Aku justru membawa perempuan kota itu tadi langsung masuk ke kamarnya daripada dia berniat mengintip Mak Bayah, pasti kita dianggap lalai juga disuruh berjaga di depan pintu kamar perempuan itu tapi malah membiarkannya mengintip apa yang dilakukan Mak Bayah dengan peliharaannya, kamu jangan mikir yang macam-macam, yakin aku juga nggak berani macam-macam,” “Ya, baguslah. Kamu pasti masih ingat bagaimana Mak Bayah mengancam akan menyakiti kita berdua atau malah orang t

  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 6

    Part 6Sudah dua hari ini Raya merasakan kepalanya terasa berat dan matanya sulit sekali terbuka, ngantuk sekali dan tidak bisa ia tahan. Mulutnya terasa kering karena tidur terlalu lama, ia menyadari sejak meminum air merah yang diberikan Mak Bayah, tidurnya begitu pulas bahkan ia baru terbangun setelah berganti hari. Kali ini ia mencoba bangun dari tempat tidurnya, jalannya masih sempoyongan efek ngantuk dan pusing melanda. Perlahan berpegangan pada dinding, ia melangkah ke luar kamar menuju ke dapur mengambil air minum, baru saja melintas di kamar Mak Bayah, ia mendengar seperti orang yang sedang mengerang diiringi desahan, akan tetapi suaranya tak seperti biasanya.Raya menengok ke kanan dan kiri memastikan tidak ada yang memergokinya saat mengintip, ia tak ingin kejadian beberapa hari yang lalu terulang kembali. Dengan detak jantung tak karuan, mulailah Raya menyibak sedikit saja tirai penutup pintu di kamar Mak Bayah. Semua pintu di rumah Mak Bayah hanya ditutup oleh gorden

  • Perempuan Bersuami Dua (Mak Bayah)   Part 5

    Part 5Sore hari semua pengobatan sudah selesai dan aktivitas Mak Bayah mengajak Ryan berlatih berjalan di halaman rumahnya yang terbilang sangat luas itu, seperti biasa kedua suaminya dengan patuh melihat dan menunggu perintah yang akan diberikan oleh Mak Bayah. Sementara Raya tidak nampak batang hidungnya sama sekali setelah meminum air ramuan dari Mak Bayah.Dia tak peduli dengan pandangan heran para tetangga, Mak Bayah terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta dari caranya menggandeng dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Ryan. Laki-laki dari kota itu sama sekali tak protes, bahkan tetangga melihat keduanya sangat mesra sekali. “Sepertinya ada mangsa baru. Mungkin nasibnya akan sama dengan suami-suaminya terdahulu. Bingung saja melihat kelakuan Mak Bayah, mau sampai kapan dia begitu.” Kata Lela ke pada Wati, tetangga Lusi yang kebetulan melintas dan melihat pemandangan itu.“Aku malah kasihan dengan para suaminya. Selain mereka itu akur, aku juga melihat Mak Bayah

DMCA.com Protection Status