Beranda / Romansa / Perangkap Sang Penguasa / Bab 44. Kakak, Aku Hanya Menyukaimu

Share

Bab 44. Kakak, Aku Hanya Menyukaimu

Penulis: Lafiza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ned dan Adam menoleh bersamaan, lalu bangkit perlahan. Adam menyeringai seraya menyusut sudut bibirnya yang berdarah. Dia terkekeh demi melihat Qiana. Tak mengira jika pertarungan mereka bisa dilihat gadis itu.

Ned juga terkejut dengan kedatangan gadis itu. Padahal ada banyak orang yang berjaga di bawah sana. Tapi dia tidak heran jika Qiana bisa sampai di sini. Dia sudah menyaksikan banyak kenekatan gadis itu.

“Apa yang kau lakukan di sini? Siapa yang menyuruhmu datang?”

“Bukankah harusnya aku yang bertanya, apa yang Tuan-tuan lakukan di sini? Kalian seperti anak kecil yang bertengkar. Benar-benar memalukan!” Qiana memarahi kedua lelaki itu.

Adam kini terbahak. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Padahal penampilannya saat itu sangat mengenaskan.

Mereka adalah dua orang paling berpengaruh di kota. Dan gadis muda ini memarahi mereka seperti dua anak kecil yang nakal.

Adam berjalan mendekat. “Ini urusan laki-laki. Anak gadis tidak boleh ikut campur,” ujarnya setengah mengol
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 45. Kucing Kecil yang Kelaparan

    “Hm, benarkah?” Ned menunduk, menjadi sangat tertarik dengan pernyataan Qiana.Gadis itu memaki dirinya sendiri dalam hati. Mulutnya akhir-akhir ini menjadi sangat kurang ajar dan membuatnya malu.Qiana mengangguk dengan putus asa. Apalagi yang bisa dikatakannya? Dia tidak punya alasan lain untuk berkelit.Ned meraih dagu gadis itu yang menjadi makin merah wajahnya. bermaksud mencium.“Kakak, aku baru ingat.” Qiana menjauhkan lengan besar itu. Dia tahu sesuatu akan menjadi kacau karena pernyataannya barusan. Karenanya dengan gugup dia terus berpikir. Untunglah dia jadi teringat.“Ibu pernah mengatakan ingin bertemu kau. Jadi, sebelum operasi, maukah kau menjenguknya?” “... tapi jangan katakan apa pun. Dia hanya tahu kalau seorang teman meminjamiku uang.” Qiana agak khawatir. Tak masalah jika Ned tidak mau. Dia lebih cemas jika lelaki ini datang. Adakah dia mau bekerjasama untuk tidak mengatakan hal-hal konyol yang sedang terjadi di antara mereka?Yang lebih penting lagi, Qiana henda

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 46. Apa yang Salah?

    Qiana akhirnya menutup mulutnya rapat-rapat dan tak mengatakan apapun lagi. Ancaman Ned terdengar menakutkan baginya.Setelah pelayan datang membawakan makanan, Qiana makan sampai kekenyangan. Dia tak peduli dengan tatapan protes dari Ned yang makan dengan perlahan.Selesai sarapan, mereka pergi ke rumah sakit dengan menggunakan mobil yang dikemudikan sendiri oleh Ned. Sepanjang perjalanan, Qiana tidak henti-hentinya mengingatkan lelaki itu untuk tidak bicara sembarangan.“Ingat, kita kenal sudah lama. Cukup akrab. Jadi kau tidak keberatan meminjamiku uang.”“Bagaimana kita bisa kenal lama? Kau bahkan baru tinggal di kota ini beberapa bulan.” Ned membuat kata-kata Qiana terdengar tidak masuk akal.“Hm, katakan saja kita pernah bertemu dulu saat kau pergi ke Blackstone....”Ned menginjak rem secara mendadak hingga tubuh Qiana tersentak ke depan.“Kakak, ada apa?” Lelaki itu berpaling pada Qiana, “Apa kau pernah berpikir kalau kita memang pernah bertemu sebelumnya?”“Eh?” Qiana terliha

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 47. Jangan Menyulitkanku

    “Pacar Qiana?” Ibu Qiana mengulangi perkataan Ned sambil menatap putrinya.Qiana sendiri langsung melotot pada lelaki yang tampak acuh itu. Ned sedikit pun tidak melihat pada Qiana. “Benar, Nyonya. Sebenarnya sudah sebulan ini, tapi Qiana meminta saya untuk tidak memberitahu Nyonya dulu.” Ned menambahkan dengan tanpa perasaan.“Ibu, ini... ini....” Qiana sudah hendak membantah tapi Ned menariknya keluar ruangan. Akhirnya dia hanya bisa menggerak-gerakkan tangannya diudara sebagai isyarat bahwa itu tidak benar.“Tunggu di sini,” perintah Ned sambil mendorong Qiana keluar dan menutupkan pintu di depan wajah gadis itu.Ned kembali ke dekat ranjang. Dia memamerkan senyum paling menawan yang pernah dilihat ibu Qiana. Wanita itu tertegun sejenak. “Apa saya mengenal anda, tuan Zavier?” Senyum itu mengingatkannya pada seorang anak yang pernah dia kenal.“Apa saya tampak seperti seseorang yang pernah anda kenal?” Ned duduk di sebuah kursi.“Entahlah. Mungkin cuma perasaan saya saja. Saya su

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 48. Seorang Gadis Menanyakanmu

    Ned sudah kehabisan napas karena berlari berjam-jam. Tubuhnya dipenuhi luka. Dan dia tidak menyentuh makanan selama seharian. Dia pikir dia sekarat.Saat pandangannya berubah buram, sesosok bayangan gadis kecil menghampirinya. “Tolong!” Tangan Ned menggapai udara. Dia merasa kesakitan. Dan lelah.“Kakak, kau kenapa?”“Tolong....”“Kakak.”Ned membuka mata. Sebuah wajah berbeda dari dalam mimpinya tampak di depannya. Tapi mata jernih yang menatapnya dengan bingung itu masih sama.“Kau bermimpi buruk?” Qiana menggoyang-goyangkan sebotol air dingin di depan wajah Ned. Entah kapan benda itu sudah berada di tangannya. “Minumlah. Kau sampai berkeringat seperti itu.”“Kamu minum saja sendiri.” Ned mengabaikan Qiana dan kembali memejamkan mata.Gadis itu menatap Ned sejenak, lantas membuka tutup botol dan minum. Dia tadi terbangun dan kehausan lalu mengambil sebotol air dingin di kulkas. Saat itulah dia mendengar Ned yang tampaknya sedang bermimpi berbicara sendiri.“Kau mimpi di kejar hant

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 49. Tuhan, Selamatkan Ibuku!

    “Tuan, kemarin nona Cheryl pergi ke universitas. Dia mencari nona Neilson.” Nick memberikan laporan sambil memberikan setumpuk dokumen.“Apa yang diinginkan gadis itu tiba-tiba muncul kembali?” Ned bersandar pada kursi kerjanya. Dia diberitahu tentang kedatangan gadis itu kemarin.“Saya pikir nona Cheryl penasaran dengan nona Neilson. Mungkin seseorang menceritakan sesuatu yang membuatnya tidak senang.”Mereka sama-sama tahu tentang sesuatu yang mungkin membuat Cheryl tidak senang itu. “Gadis itu sejak dulu memang suka mengacau. Tetap awasi dia. Aku tidak ingin dia mengganggu Qiana karena sebuah alasan yang tidak masuk akal.”“Baik, Tuan.” Nick mengangguk hormat dan beranjak meninggalkan ruangan kerja Ned.Sepeninggal Nick, Ned menelpon Qiana. Memastikan kondisi ibu gadis itu dalam keadaan baik dan mengingatkan Qiana untuk beristirahat dan makan. Setelahnya dia mendapat telpon dari Nick dan mendengar kabar yang tidak terlalu menyenangkan. Ned tidak mengatakan apa-apa pada asistennya

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 50. Ibu, Kau Tidak Boleh Meninggalkanku

    Qiana merasa sesuatu yang besar menimpa kepalanya. Dia merasa pusing. Badannya goyah. Sementara kedua lututnya tidak punya kekuatan untuk menumpu.“Maaf, Nona Neilson. Kami sudah berusaha.”“Ibu anda sudah tidak tertolong lagi.”Qiana nyaris ambruk jika seseorang tidak segera menahan tubuhnya.Bibirnya bahkan tidak sanggup mengatakan apa-apa.Ibu.Ibu.Kau tidak boleh meninggalkanku.Qiana merasa seseorang membawanya pergi.***Qiana mengikuti seluruh prosesi pemakaman dengan bibir terkatup rapat. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya sejak ibunya dinyatakan meninggal. Dia tampak seperti orang linglung. Ned mengurus semuanya untuk gadis itu. Dia membiarkan Qiana tenggelam dalam kesedihannya untuk beberapa saat tapi mencemaskan kesehatan gadis itu. Qiana enggan makan dan minum. Kalau lelaki itu tidak membujuknya dengan alasan agar dia cukup kuat untuk berdiri di pemakaman, mungkin gadis itu tidak akan menyentuh makanan sama sekali.Qiana berdiri di depan nisan batu dengan ukiran n

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 51. Qiana Menghilang

    Qiana terus berjalan tanpa berpikir menaiki sebuah bis atau taksi. Seingatnya rumah sakit tidak terlalu jauh. Hanya beberapa kilometer dari Phoenix. Dia ingin melihat ibunya. Dia ingin bertemu wanita itu. Dia sangat merindukannya.Ini aneh!Dia jadi lupa jalan ke sana. Dia tidak bisa mengingat arah atau penandanya. Adakah belok ke kanan atau ke kiri? Apa mungkin terus lurus? Qiana kesulitan mengingat. Tapi dia harus terus berjalan. Mungkin operasinya hari ini. Dia juga lupa jadwal operasinya. Yang pasti dia harus segera menemui ibunya.Dalam kebingungannya Qiana terus melangkah. Beberapa simpangan telah terlewati. Dia mengawasi semua bangunan besar dan tak menemukan tempat tujuannya. Dimana bangunan sialan itu?!Dia tak melihat ada tulisan rumah sakit di semua bangunan. Dimana dia sekarang?Namun Qiana terus saja berjalan. Langkahnya tidak tampak sedang tersesat. Terlihat penuh keyakinan saat bergerak maju dalam hujan. Hanya saja jika orang-orang memperhatikan. Ada yang janggal dari

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 52. Qiana Menghilang (2)

    Setelah berkendara selama setengah jam, mereka akhirnya berhenti di depan sebuah villa di pinggiran kota Yardley. Hujan sudah berhenti beberapa menit sebelumnya, tapi langit masih belum cukup cerah.Cheryl membuka sabuk pengamannya, mendorong pintu mobil dan keluar dengan tergesa. Di sisi yang lain, Qiana mengerutkan alisnya. Dia sedikit mengigil karena tubuhnya yang basah kuyup, tapi dia tak begitu menghiraukan dirinya. Bangunan di depannya memiliki warna serupa dengan tempat yang ingin dia datangi. Namun tak ada tulisan ‘rumah sakit' di depan sana.“Ayo turun!” Cheryl membukakan pintu bagi Qiana.“Ini bukan rumah sakit.” Qiana menatap Cheryl meminta penjelasan.“Memang bukan. Kita akan ke sana nanti. Kau ganti pakaianmu yang basah dulu di dalam.”Qiana menurut. Rasanya memang sangat dingin. Jadi dia keluar dari mobil dan mengiringkan langkah Cheryl ke dalam.Sambil berjalan Cheryl menghubungi seseorang dan berkata dengan tidak sabar, “Bisakah lebih cepat lagi? Kenapa helinya belum s

Bab terbaru

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 125. Makam Diana Allard

    Tanpa menoleh, Charles berkata, “Kapan kau mengetahuinya?”“Saat itu kau sedang sibuk dengan perusahaan. Jadi aku tidak memberitahu.” Laura mengira akan mendapatkan respon yang mengejutkan dari Charles. Tak disangka suaminya hanya menanggapi dengan dingin. Tidakkah dia seharusnya senang bahwa Qiana yang ternyata benar putri kandungnya menikah dengan orang paling berpengaruh di kota Yardley? Barangkali saja gadis itu mau menolong mereka untuk bisa kembali bangkit.Karena tak mendapati tanggapan yang diharapkan, Laura melanjutkan. “Kupikir ini adalah keberuntunganmu. Cobalah kau temui Qiana....”“Jadi, Diana tidak bersalah. Dia tidak pernah berselingkuh. Bukti-bukti itu palsu dan merupakan hasil rekayasa seseorang.” Charles memotong perkataan Laura dan berbicara seperti orang melamun.“Soal itu aku tidak tahu. Kau yang mendapatkan buktinya dari seseorang.” Charles mendapatkan kiriman amplop berisi foto-foto bukti perselingkuhan Diana dengan seorang lelaki asing. Meski Diana telah memb

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 124. Pengantin Wanita Ned Zavier

    Sebuah pesta pernikahan megah tengah ditayangkan di sebuah saluran televisi. Bukan cuma di satu stasiun, tapi semua stasiun televisi menyiarkannya.Benarkah hari ini pernikahan Ned Zavier? Bukankah undangan yang dikirimkan Qiana juga menuliskan tanggal yang sama yaitu hari ini?Allison tidak pernah lagi menonton berita atau membacanya di internet. Begitu juga dengan orang-orang di rumah. Mereka sekeluarga trauma dengan pemberitaan di luar sejak Allard Corp dinyatakan bangkrut. Jadi dia benar-benar tidak tahu berita-berita terkini.Layar menampilkan gambar yang diperbesar. Pasangan yang serasi. Yang lelaki tampan menawan. Wanitanya cantik menarik.Sebentar! Sepertinya dia mengenal pengantin wanitanya.Allison bahkan mendekatkan mukanya ke etalase, memastikan bahwa seseorang di layar itu memang dikenalnya.Qiana?! Benarkah itu adalah si gadis pembual? Bagaimana bisa?Kedua tangan Allison gemetar menekan kaca etalase. Meski dalam riasan pengantinnya yang memukau, Allison samar-samar bis

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 123. Bukan yang Asli

    “Ibu.” Darla memeluk ibunya berusaha membujuk. “Tuan Harrison benar, ini hanya salah paham. Lagipula tidak ada yang terjadi dengan menantumu.”Queena Zavier punya sifat keras kepala. Bahkan suaminya sendiri kewalahan menghadapi jika istrinya mulai mengamuk. Darla sedikit khawatir karenanya. Diam-diam memberi isyarat pada Loco agar pergi menjauh.“Tapi dia hampir mencelakai menantuku. Sekarang malah berani menggandeng putriku. Kau pikir semudah itu mendapatkan gadis dari keluarga Zavier?” Queena menarik Darla ke belakangnya, menjauhkannya dari sisi Loco Harrison.“Nyonya, aku minta maaf kalau membuat Nyonya kesal. Lain kali aku akan lebih hati-hati. Soal Darla, kami saling mencintai. Aku harap, Nyonya bisa merestui hubungan kami.” Loco bahkan sedikit membungkukkan badannya menyatakan kesungguhan dan penghormatannya. Hal yang jarang dia lakukan.“Ibu, berbaik hatilah.” Darla merengek pada ibunya. Dulu dia sering melakukannya untuk meluluhkan hati wanita itu. “Selama ini tuan Harrisonlah

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 122. Pesta Pernikahan

    Waktu dua bulan terlewati tanpa terjadi sesuatu yang berarti menurut Qiana. Dia berusaha menghindari masalah yang kadang masih mencoba menyentuhnya karena kesalahpahaman. Selain untuk menjaga agar tidak membuat ibu mertuanya khawatir dan bertindak di luar nalar, dia juga tidak ingin mengacaukan rencana pernikahan yang akan berlangsung sebentar lagi.Queena Zavier sempat mendengar cerita penjebakan diri Qiana dan berkata akan membawa pasukan dari pulau untuk menghabisi pelaku dan seluruh keluarganya. Menurut Queena, kesalahan juga harus menjadi tanggung jawab keluarga pelaku karena telah memberi pendidikan yang salah. Untunglah akhirnya dengan memelas Qiana berhasil membuat ibu mertuanya membatalkan rencananya. Qiana tidak bisa membayangkan seandainya itu benar terjadi, akan ada banyak korban berjatuhan.Dan Ned, kenapa lelaki itu diam saja mendengar ibunya memiliki rencana itu?“Kau sudah jadi menantu kesayangannya. Lagipula memang sejak dulu tidak pernah ada yang bisa menghentikan ke

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 121. Kunjungan Ibu Mertua

    “Ibu!” seru Qiana nyaris histeris. Untunglah mereka tidak sedang dalam posisi yang memalukan. Kalau tidak, dia tidak tahu harus ke mana mesti menyembunyikan muka. Ned sendiri tidak menampakkan keterkejutan pada wajahnya. Dia sudah terbiasa dengan kejutan-kejutan dari ibunya. Apalagi meski tidak memastikan waktunya, tapi ibunya pernah mengatakan akan datang secepatnya.Queena Zavier masuk dan langsung menghampiri Qiana sementara sang menantu tampak masih belum pulih dari rasa terkejutnya.“Qiana, apa Ned memperlakukanmu dengan baik?” Queena memeluk Qiana dengan penuh sayang.Qiana hanya bisa mengangguk seperti ayam mematuk umpan. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Bagaimana bisa ibu mertuanya ini masuk ke kamar mereka tanpa mengetuk. Dia harus benar-benar mengingatnya nanti agar selalu mengunci pintu bila sedang bersama Ned.“Baguslah. Kalau tidak, aku akan menyuruhnya kembali ke pulau. Kalian lebih baik tinggal di sana agar aku bisa mengawasinya setiap hari.”Mendengar akan disuruh

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 120. Pasti Kau Membuat Masalah

    Lagi-lagi kelima lelaki tertawa bersamaan. Mereka pikir Qiana kaget dengan jumlah uang yang mereka sebutkan.“Jadi, apa kau sanggup memberi kami sepuluh kali lipatnya?”“Aku akan berikan. Tapi tidak sekarang. Aku tidak membawa uang kontan,” ujar Qiana mencoba menghentikan niat mereka. Uang bukan masalah lagi, kan?“Manis, tidak usah membual. Dari penampilanmu, kami bisa menilai kalau kau bahkan tidak memiliki uang sebanyak seribu dollar. Kau katakan akan membayar kami sepuluh kali lipat yang berarti seratus ribu dollar? Apa kau sedang bermimpi? Lebih baik menyerah saja.” Si lelaki bercambang ikut mendekat.Qiana menggengam erat tas yang melingkar di bahunya. Diam-diam meraih ponsel dari dalam tas, bermaksud menelpon Ned. Namun seseorang menarik tasnya dan melemparkannya ke suatu tempat di ruangan. Kemudian Qiana merasa seseorang menyeret dan menghempaskannya ke sofa.“Apa yang kau lakukan... aaakh!”Seseorang menindih Qiana, berusaha menciumi gadis itu. Qiana berontak sekuat tenaga,

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 119.  Jebakan di Klub

    “Menurutmu?” Qiana balik bertanya. Dia sebenarnya malas menghadapi Emilia.“Aku tahu kau tidak sepolos kelihatannya. Dari awal kau datang, tuan Asher telah tertipu oleh penampilanmu. Tapi tidak denganku. Aku sudah gatal ingin memberimu pelajaran. Sayang tuan Asher mencegahku.”“Kau yakin bisa memberiku pelajaran? Tuan Asher yang manajer saja tidak mampu menyentuhku, apalagi kau yang cuma asistennya.” Qiana bangkit dari duduknya. Meski tingginya sedikit lebih pendek dari Emilia, nada dinginnya sanggup membuat nyali Emilia menciut.Ya, jika tuan Asher tidak sanggup membereskan setan kecil ini, apalagi dia yang hanya asisten manajer. Siapa sebenarnya gadis ini? Kenapa dia bisa begitu berani meski baru bekerja tiga hari.Keduanya saling tatap dengan perasaan yang berbeda. Emilia dipenuhi kebencian, sedangkan Qiana justru merasa kasihan. Dia yakin gadis di depannya ini telah jadi alat pemuas nafsu Lew Asher dengan imbalan promosi jabatan. Sekarang Emilia kehilangan orang yang bisa diandalk

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 118. Tuan Asher Diberhentikan

    “Tuan Anderson, aku yang minta maaf karena tidak memberitahu anda. Aku sama sekali tidak bermaksud mengganggu pekerjaan anda. Hanya sedikit bosan. Biasanya dari siang sampai malam aku bekerja. Sekarang ini aku merasa terlalu menganggur. Jadi kupikir mungkin aku bisa bekerja di sini.” Qiana tertawa pelan. “Apa menurut Tuan seragam ini pantas untukku?” Qiana menunduk sesaat merapikan seragamnya.Henry tidak bisa menahan tawanya. Menurutnya nyonya muda ini sangat lucu. Dia tampak imut dalam seragamnya. Seandainya dia memakai seragam siswi SMU pun, mungkin akan sulit dibedakan dengan siswi lainnya.“Nyonya terlihat cocok memakai apa pun.” Henry memberi komentar sopan. “Oya, Nyonya, silakan duduk. Saya akan menyuruh Alma membuatkan minuman.”“Apa aku boleh duduk di kursi kerja Tuan?” Qiana meminta dengan antusias.“Tentu Nyonya. Cobalah. Suatu hari Nyonya juga akan duduk di sana.” Henry tersenyum melihat tingkah Qiana yang mulai berputar-putar di kursinya.“Aku tidak berminat. Pasti akan s

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 117. Bertemu Presdir Imperial Corp

    “Tuan, itu tidak membuktikan apa-apa,” ujar si petugas keamanan. “Lagipula, kalaupun benar, kita tidak bisa menemukan sidik jarinya di sana karena sudah tertimpa sidik jari Tuan.”Sialan! Lew benar-benar meledak sekarang.“Pergi kalian dari sini! Orang-orang tidak berguna. Aku akan mengajukan komplain ke atasan kalian bahwa kalian tidak bisa bekerja dengan benar.” Lew berkata lantang dan menunjuk ke arah pintu ke luar.Ketiga petugas tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka segera pergi setelah saling pandang satu sama lain. Begitu tidak ada siapa pun di kantornya, Lew memandangi pisau yang tadi diletakkannya di atas meja. Ada perasaan dingin yang melintas di hatinya. Perutnya mual. Dia segera melempar pisau itu ke dalam laci dan terduduk lelah di kursinya.Gadis itu terlalu berani. Dia bahkan masih punya nyali untuk tetap tinggal di kantor ini.Lew mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas meja. Dia mencoba memikirkan sesuatu untuk tetap mendapatkan gadis itu dan memberinya pelajaran lalu m

DMCA.com Protection Status