Share

Bab 4

Author: Jihan Umnia
Surya mengusap darah di dahinya, lalu dengan hati-hati berlutut di depanku.

"Sayang, maafkan aku. Aku pulang terlambat. Aku ...."

Aku mengangkat tangan, dengan seluruh kekuatan aku menampar wajah Surya dengan keras.

"Surya, apa kamu ini masih manusia? Anakmu hilang, tapi kamu malah berhari-hari nggak pulang! Nyawa anakmu kalah penting dibandingkan hal nggak berguna itu, ya?!"

Ekspresi Surya langsung berubah dingin, terutama saat mendengar bagaimana caraku menyebut Chika.

"Apa kamu harus bicara sekasar itu? Apa maksudmu 'hal nggak berguna' itu! Mana sopan santunmu, Yona!"

Melihat pria di depanku, yang hatinya jelas sudah sepenuhnya berpihak pada Chika, aku sadar. Aku tidak bisa lagi berharap dia punya hati nurani.

"Mereka sudah buat anakku hilang, apa aku masih perlu pikirkan sopan santun?!"

"Dia ingin menikah denganmu, 'kan? Suruh dia kembalikan Kiky, maka aku akan langsung cerai denganmu! Aku kasih dia tempatku! Kiky masih kecil, dia pasti ketakutan ...."

"Cukup!"

Surya memotong kata-kataku dengan nada kesal.

"Yona, kamu sudah gila? Chika itu cuma anak magang yang nggak punya apa-apa, tapi kamu terus-menerus menyerangnya. Sekarang kamu malah menuduh dia seperti ini! Kamu mau bikin dia mati, ya?!"

Wajah yang dulu begitu hangat dan lembut kini sepenuhnya berubah jadi penuh kritik dan kebencian padaku.

"Lagi pula, kamu tahu aku sibuk kerja tapi tetap saja kamu minta aku menjemput Kiky. Kalau anak kita benar hilang, apa kamu nggak merasa itu salahmu juga?"

Aku menatap Surya dengan tidak percaya.

Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa berbicara sekurang ajar itu dengan begitu percaya diri.

Pada saat itulah, aku benar-benar sadar bahwa, hati Surya sudah berada jauh.

Dia bukan lagi milikku atau Kiky.

Mungkin dia juga menyadari betapa tidak pantas kata-katanya, maka dia pun berlutut lagi. Dia menggenggam tanganku dengan lembut, sambil membujukku.

"Sayang, aku janji, Kiky pasti nggak apa-apa! Dia aman, kok! Kamu percaya aku, ya?"

Aku menarik tanganku sambil menatapnya.

"Kamu dan Chika yang bawa dia, 'kan?"

"Kalau dia memang aman, kenapa nggak kamu kembalikan ke aku?"

"Hanya karena dia hamil anakmu, dia nggak tahan lihat aku dan Kiky bahagia, makanya dia tega merebut Kiky dari aku?"

Surya menarik napas panjang. "Itu karena dukun bilang, perlu ada anak kecil di dekatnya supaya persalinannya lancar. Ibuku sampai mengancam akan bunuh diri, aku juga takut kamu nggak bisa terima. Jadi, aku nggak ada pilihan lain ...."

"Tapi, kamu nggak takut aku bakal mati gara-gara berpikir Kiky hilang, ya? Apa dukun itu nggak bilang kamu bakal jadi duda juga?"

Aku akui, dulu aku buta karena cinta, tapi aku bukan orang bodoh.

Hanya pria sombong macam Surya yang bisa percaya bahwa Chika itu wanita polos, tak berdosa.

Kalau dibilang Chika tidak terlibat, sampai mati pun aku tidak akan percaya.

Sebenarnya, saat Surya berselingkuh, aku tidak pernah berniat menyakiti Chika.

Namun, seharusnya dia tidak mengusik anakku.

Raut wajah Surya berganti-ganti, dan akhirnya dengan susah payah dia mulai bicara.

"Yona, aku tahu aku salah. Tapi setelah sekian tahun ini, kamu juga seharusnya memikirkan perasaanku."

"Ibuku sejak awal nggak mau menerima kamu, tapi dia sangat ingin punya cucu, sementara kamu sudah nggak memungkinkan untuk punya anak lagi. Setelah anak Chika lahir, aku akan beri dia uang dan mengirimnya ke luar negeri."

"Aku dan Chika sebenarnya cuma kecelakaan, tapi ketika ibuku tahu, dia mengancam bunuh diri. Makanya anak itu dipertahankan. Aku sama sekali nggak mencintai Chika, hanya kamu yang aku cintai sejak awal hingga sekarang."

"Dengan begitu, kamu juga nggak perlu susah-susah hamil lagi, kita akan punya anak laki-laki, dan ibuku perlahan akan menerima kamu. Bukankah begini lebih baik?"

Wajah yang dulu sangat aku kenal, sekarang tidak lagi terasa dekat sedikit pun.

Aku menatap Surya, lalu tertawa terbahak-bahak.

Aku tertawa sampai menangis.

"Tapi, Surya, aku nggak bisa menunggu selama itu."

Surya kehilangan kesabarannya dan mulai berteriak, "Mau sampai kapan kamu begini? Ibuku ingin seorang cucu, sementara kamu nggak bisa memberi itu! Aku sudah berkorban banyak untukmu, apa artinya kalau sekali ini saja kamu berkompromi untukku?"

"Kenapa orang lain bisa sabar, tapi kamu nggak bisa? Cuma beberapa bulan saja, Yona, kamu terlalu egois!"

Aku berteriak putus asa ke arah Surya, "Tapi aku kena kanker, Surya! Umurku nggak akan lama lagi!"

Related chapters

  • Penyiksaan Cinta   Bab 5

    Surya menatapku dengan tajam, matanya dipenuhi ketakutan dan kebingungan.Aku memaksakan senyumku. "Kamu tahu aku, aku nggak pernah bohong, apalagi pura-pura.""Soalnya kamu sendiri tahu, berpura-pura itu melelahkan, bukan?"Surya sama sekali tidak meragukan aku. Dia percaya setiap kata yang kuucapkan, persis seperti dulu aku percaya dia akan selalu setia padaku.Namun, sampai di titik ini, kita sudah bukan lagi diri kita yang dulu.Surya tiba-tiba terengah-engah, matanya mulai berkaca-kaca.Dia mendekat dan memelukku, "Sudah cukup, Yona. Kumohon, jangan bicara lagi!""Kamu nggak akan mati! Aku nggak akan biarkan kamu mati!"Aku mendorongnya dengan sekuat tenaga, lalu menatapnya dingin saat dia jatuh terduduk di lantai yang penuh pecahan kaca.Pelukan yang dulu terasa hangat dan membuat rindu, sekarang malah membuat aku merasa muak.Surya nggak peduli dengan luka-lukanya. Dia berlutut di lantai, merangkak perlahan mendekatiku.Darahnya meninggalkan jejak panjang di belakangnya.Seolah-

  • Penyiksaan Cinta   Bab 6

    Aku memaksa dengan tegas agar Kiky tetap bersamaku.Tak peduli Chika dan ibunda Surya mengancam atau merayu, aku tetap tidak mau mengalah.Bunuh diri? Siapa yang tidak bisa?Ketika Surya mendekati Kiky, aku langsung menempelkan pisau ke leherku.Setiap kali Chika dan ibunda Surya datang, aku langsung melukai pergelangan tanganku.Sampai akhirnya Surya mengambil pisauku saat aku lengah.Aku langsung melompat dari lantai dua, hingga tulang rusukku patah.Surya sampai berlutut memohon pada ibunya agar tidak datang lagi. Bahkan kepalanya sampai berdarah demi mengusir mereka.Hah, tulang rusuk patah memang sakit, ya.Kali ini aku bahkan tidak perlu berpura-pura lagi.Karena tidak bisa memaksaku, ibunda Surya langsung memerintahkan semua rumah sakit untuk menolak merawatku dan Surya.Jahat sekali! Untung saja yang sakit itu bukan aku.Penasaran, kalau suatu hari nanti dia tahu anak kesayangannya hancur kariernya gara-gara dia, bagaimana reaksinya?Aku duduk di mobil mewah Surya, melihatnya d

  • Penyiksaan Cinta   Bab 7

    Karena insiden itu, Surya hampir memutuskan hubungan dengan keluarganya.Dia meninggalkan keluarga Ciptadi dan mulai membangun bisnisnya sendiri.Sejak itu, dia tidak pernah lagi menginjakkan kaki di rumah lama mereka.Bahkan di hari ulang tahun ibunya, dia tidak pernah pulang.Dia hanya meminta asistennya mengirimkan hadiah sebagai formalitas.Sementara Kiky, yang kebetulan lahir di hari yang sama dengan ibunya, malah diperlakukan bak putri kecil oleh Surya.Karena dia begitu berharga, Surya memberinya nama Kirana Ciptadi.Dia juga bersikap makin perhatian pada aku dan Kiky.Semua urusan rumah dia kerjakan sendiri, aku tidak perlu repot-repot melakukan apa pun.Khawatir aku mengalami depresi pasca melahirkan, dia selalu menjaga emosiku dengan hati-hati, bahkan berbicara pun tidak pernah dengan suara keras.Dia sering mengajak aku dan Kiky ke taman bermain, membuatkan sendiri kue ulang tahun untuk Kiky, dan memesan gaun putri untuk Kiky dari luar negeri jauh-jauh hari sebelumnya ....A

  • Penyiksaan Cinta   Bab 8

    Para warganet mengutuk pasangan pria dan wanita murahan ini.Beberapa bahkan berhasil menemukan alamat tempat tinggal Chika, dan setiap hari mereka menunggu di depan pintu, kemudian melemparkan telur busuk ke pintunya.Chika hampir gila, tetapi dia tidak bisa menghubungi Surya.Dia mencoba memohon pada ibunda Surya, dan mengancam, "Kalau kamu nggak membantuku, jangan harap aku akan melahirkan anak ini!"Namun, ibunda Surya bukan orang yang baik hati.Ancaman itu tidak berpengaruh, malah membuatnya kehilangan perlindungan."Kalau nggak mau punya anak, ya gugurkan saja. Satu-satunya alasan aku peduli padamu hanya karena anak ini. Tanpa anak, Surya pun mungkin nggak akan tertarik padamu. Kalau sekarang kamu menggugurkannya, apa kamu pikir kamu masih punya kesempatan?"Skandal perselingkuhan itu terlalu memalukan, sehingga keluarga Ciptadi dan Grup Kirana tidak bisa menghindar dari dampaknya.Aku menyuruh Lulu untuk menggunakan uang yang ada dan langsung membeli saham Grup Kirana.Meskipun

  • Penyiksaan Cinta   Bab 9

    Keluargaku memang benar-benar buruk.Orang tuaku lebih mementingkan anak laki-laki. Mereka nggak pernah mau mengeluarkan uang lebih untuk diriku.Aku cuma bisa memakai baju bekas orang lain untuk ke sekolah.Aku bahkan tidak mampu membeli seragam sekolah.Surya yang membeli seragam tersebut dan memberikannya lewat wali kelas, tanpa memberi tahu aku kalau dia yang membelinya.Di meja belajarku pun mulai banyak makanan ringan, tetapi teman-teman malah menuduhku mencuri.Hanya Lulu yang berani membelaku, tetapi dia malah ikut disakiti oleh mereka.Akhirnya, Surya turun tangan untuk menyelesaikan masalah itu.Dia mulai mengejarku dengan sangat serius, tetapi aku malah menjauhinya seperti menjauhi ular berbisa.Karena aku benar-benar takut pada gadis-gadis lain yang akan memukul ataupun memakiku.Lama-lama, Surya tidak lagi menunjukkan perhatian secara terang-terangan, tetapi dia melindungiku diam-diam.Aku pikir, aku bisa tenang menjalani tiga tahun SMA di bawah perlindungannya.Namun, tan

  • Penyiksaan Cinta   Bab 10

    "Hahaha! Ibu ...."Kiky memelukku dan tertawa terbahak-bahak, menghapus air mata yang tadi berlinangan.Aku bahkan sudah lupa, sudah berapa lama sejak terakhir kali aku memeluk Kiky seperti ini.Aku mengangkatnya sebentar, ternyata dia tidak kurus.Bahkan, dia sedikit lebih berat dari sebelum aku pergi.Aku tersenyum pada Lulu dengan rasa terima kasih, tetapi sebelum aku sempat berbicara, dia sudah memotongku sambil tersenyum lebar."Jangan berterima kasih sama aku. Berkat kamu, sekarang aku jadi perempuan muda kaya!""Hahahahaha ...."Kami tertawa bersama, lalu setelah Kiky tertidur, Lulu mulai membicarakan urusan di dalam negeri.Chika sudah lama tidak membuat masalah lagi.Keluarga Ciptadi pun tidak berani memberi bantuan terang-terangan agar tidak merusak harga saham mereka."Dengar-dengar, dia tertangkap waktu keluar membeli mi instan. Banyak orang yang menahannya di pojokan dan memukulinya.""Tapi, karena dia sedang hamil, mereka tidak memukulnya terlalu keras. Dia melapor ke po

  • Penyiksaan Cinta   Bab 11

    Mendengar kata-kataku, wajah ibunda Surya makin terlihat kesal.Tiba-tiba dia merebut pisau dari tangan pengawal dan menusukku."Aku akan membunuhmu! Perempuan hina!"Bang! Polisi datang tepat waktu.Mereka menyelamatkanku dari tangan ibunda Surya.Wanita anggun yang terjatuh ke tanah itu masih berteriak, "Lepaskan tangan kalian! Kalian tahu siapa aku?""Aku dari keluarga Ciptadi, apa kalian berani seenaknya seperti ini?"Polisi yang memimpin tertawa sinis, "Keluarga Ciptadi? Dulu mungkin kalian bisa seenaknya, tapi sekarang nggak lagi, Nyonya!"Dengan bantuan polisi, aku berhasil bebas.Plak! Plak! Plak!Hal pertama yang kulakukan adalah membalas ketiga tamparan keras Bu Ciptadi.Polisi yang menahannya terkejut dan terpana dengan tindakanku.Aku mengangkat kakiku dan menginjak wajahnya, lalu menekannya dengan kuat."Kamu belum tahu 'kan? Suamimu sudah ditangkap, dan keluarga Ciptadi yang kamu banggakan sudah runtuh!""Semua ini berkat calon menantumu, Chika. Kalau bukan karena dia, ak

  • Penyiksaan Cinta   Bab 12

    "Eh, sudah dengar nggak?""Apa?""Katanya, Chika ditangkap karena tuduhan pembunuhan berencana, tapi polisi menemukan dia punya gangguan jiwa parah, jadi langsung dimasukkan ke rumah sakit jiwa dengan pengamanan ketat. Nggak bakal keluar lagi deh seumur hidup."Lulu menepuk bahuku, dan sambil tersenyum berkata, "Yona, akhirnya semua selesai!"Aku tersenyum sambil menepuk kepala Lulu. "Ya, Kiky akhirnya aman.""Dengar-dengar, Surya meninggalkan surat wasiat untukmu? Mau apa dia?"Aku tersenyum geli melihat wajah Lulu yang penuh rasa penasaran, lalu berkata pelan, "Dia bilang, ingin aku menguburkannya di tempat yang paling dekat denganku agar dia bisa menebus dosanya.""Huh! Dasar nggak tahu malu! Memangnya dia layak?"Lulu melihatku dengan cemas, khawatir aku akan setuju dengan permintaan Surya."Dengerin ya, jangan sampai kamu ....""Sudah!" Aku langsung menyela perkataannya yang nggak ada habisnya. Tidak sabar aku mendengarnya terus menerus."Tentu saja aku nggak akan setuju, apa aku

Latest chapter

  • Penyiksaan Cinta   Bab 12

    "Eh, sudah dengar nggak?""Apa?""Katanya, Chika ditangkap karena tuduhan pembunuhan berencana, tapi polisi menemukan dia punya gangguan jiwa parah, jadi langsung dimasukkan ke rumah sakit jiwa dengan pengamanan ketat. Nggak bakal keluar lagi deh seumur hidup."Lulu menepuk bahuku, dan sambil tersenyum berkata, "Yona, akhirnya semua selesai!"Aku tersenyum sambil menepuk kepala Lulu. "Ya, Kiky akhirnya aman.""Dengar-dengar, Surya meninggalkan surat wasiat untukmu? Mau apa dia?"Aku tersenyum geli melihat wajah Lulu yang penuh rasa penasaran, lalu berkata pelan, "Dia bilang, ingin aku menguburkannya di tempat yang paling dekat denganku agar dia bisa menebus dosanya.""Huh! Dasar nggak tahu malu! Memangnya dia layak?"Lulu melihatku dengan cemas, khawatir aku akan setuju dengan permintaan Surya."Dengerin ya, jangan sampai kamu ....""Sudah!" Aku langsung menyela perkataannya yang nggak ada habisnya. Tidak sabar aku mendengarnya terus menerus."Tentu saja aku nggak akan setuju, apa aku

  • Penyiksaan Cinta   Bab 11

    Mendengar kata-kataku, wajah ibunda Surya makin terlihat kesal.Tiba-tiba dia merebut pisau dari tangan pengawal dan menusukku."Aku akan membunuhmu! Perempuan hina!"Bang! Polisi datang tepat waktu.Mereka menyelamatkanku dari tangan ibunda Surya.Wanita anggun yang terjatuh ke tanah itu masih berteriak, "Lepaskan tangan kalian! Kalian tahu siapa aku?""Aku dari keluarga Ciptadi, apa kalian berani seenaknya seperti ini?"Polisi yang memimpin tertawa sinis, "Keluarga Ciptadi? Dulu mungkin kalian bisa seenaknya, tapi sekarang nggak lagi, Nyonya!"Dengan bantuan polisi, aku berhasil bebas.Plak! Plak! Plak!Hal pertama yang kulakukan adalah membalas ketiga tamparan keras Bu Ciptadi.Polisi yang menahannya terkejut dan terpana dengan tindakanku.Aku mengangkat kakiku dan menginjak wajahnya, lalu menekannya dengan kuat."Kamu belum tahu 'kan? Suamimu sudah ditangkap, dan keluarga Ciptadi yang kamu banggakan sudah runtuh!""Semua ini berkat calon menantumu, Chika. Kalau bukan karena dia, ak

  • Penyiksaan Cinta   Bab 10

    "Hahaha! Ibu ...."Kiky memelukku dan tertawa terbahak-bahak, menghapus air mata yang tadi berlinangan.Aku bahkan sudah lupa, sudah berapa lama sejak terakhir kali aku memeluk Kiky seperti ini.Aku mengangkatnya sebentar, ternyata dia tidak kurus.Bahkan, dia sedikit lebih berat dari sebelum aku pergi.Aku tersenyum pada Lulu dengan rasa terima kasih, tetapi sebelum aku sempat berbicara, dia sudah memotongku sambil tersenyum lebar."Jangan berterima kasih sama aku. Berkat kamu, sekarang aku jadi perempuan muda kaya!""Hahahahaha ...."Kami tertawa bersama, lalu setelah Kiky tertidur, Lulu mulai membicarakan urusan di dalam negeri.Chika sudah lama tidak membuat masalah lagi.Keluarga Ciptadi pun tidak berani memberi bantuan terang-terangan agar tidak merusak harga saham mereka."Dengar-dengar, dia tertangkap waktu keluar membeli mi instan. Banyak orang yang menahannya di pojokan dan memukulinya.""Tapi, karena dia sedang hamil, mereka tidak memukulnya terlalu keras. Dia melapor ke po

  • Penyiksaan Cinta   Bab 9

    Keluargaku memang benar-benar buruk.Orang tuaku lebih mementingkan anak laki-laki. Mereka nggak pernah mau mengeluarkan uang lebih untuk diriku.Aku cuma bisa memakai baju bekas orang lain untuk ke sekolah.Aku bahkan tidak mampu membeli seragam sekolah.Surya yang membeli seragam tersebut dan memberikannya lewat wali kelas, tanpa memberi tahu aku kalau dia yang membelinya.Di meja belajarku pun mulai banyak makanan ringan, tetapi teman-teman malah menuduhku mencuri.Hanya Lulu yang berani membelaku, tetapi dia malah ikut disakiti oleh mereka.Akhirnya, Surya turun tangan untuk menyelesaikan masalah itu.Dia mulai mengejarku dengan sangat serius, tetapi aku malah menjauhinya seperti menjauhi ular berbisa.Karena aku benar-benar takut pada gadis-gadis lain yang akan memukul ataupun memakiku.Lama-lama, Surya tidak lagi menunjukkan perhatian secara terang-terangan, tetapi dia melindungiku diam-diam.Aku pikir, aku bisa tenang menjalani tiga tahun SMA di bawah perlindungannya.Namun, tan

  • Penyiksaan Cinta   Bab 8

    Para warganet mengutuk pasangan pria dan wanita murahan ini.Beberapa bahkan berhasil menemukan alamat tempat tinggal Chika, dan setiap hari mereka menunggu di depan pintu, kemudian melemparkan telur busuk ke pintunya.Chika hampir gila, tetapi dia tidak bisa menghubungi Surya.Dia mencoba memohon pada ibunda Surya, dan mengancam, "Kalau kamu nggak membantuku, jangan harap aku akan melahirkan anak ini!"Namun, ibunda Surya bukan orang yang baik hati.Ancaman itu tidak berpengaruh, malah membuatnya kehilangan perlindungan."Kalau nggak mau punya anak, ya gugurkan saja. Satu-satunya alasan aku peduli padamu hanya karena anak ini. Tanpa anak, Surya pun mungkin nggak akan tertarik padamu. Kalau sekarang kamu menggugurkannya, apa kamu pikir kamu masih punya kesempatan?"Skandal perselingkuhan itu terlalu memalukan, sehingga keluarga Ciptadi dan Grup Kirana tidak bisa menghindar dari dampaknya.Aku menyuruh Lulu untuk menggunakan uang yang ada dan langsung membeli saham Grup Kirana.Meskipun

  • Penyiksaan Cinta   Bab 7

    Karena insiden itu, Surya hampir memutuskan hubungan dengan keluarganya.Dia meninggalkan keluarga Ciptadi dan mulai membangun bisnisnya sendiri.Sejak itu, dia tidak pernah lagi menginjakkan kaki di rumah lama mereka.Bahkan di hari ulang tahun ibunya, dia tidak pernah pulang.Dia hanya meminta asistennya mengirimkan hadiah sebagai formalitas.Sementara Kiky, yang kebetulan lahir di hari yang sama dengan ibunya, malah diperlakukan bak putri kecil oleh Surya.Karena dia begitu berharga, Surya memberinya nama Kirana Ciptadi.Dia juga bersikap makin perhatian pada aku dan Kiky.Semua urusan rumah dia kerjakan sendiri, aku tidak perlu repot-repot melakukan apa pun.Khawatir aku mengalami depresi pasca melahirkan, dia selalu menjaga emosiku dengan hati-hati, bahkan berbicara pun tidak pernah dengan suara keras.Dia sering mengajak aku dan Kiky ke taman bermain, membuatkan sendiri kue ulang tahun untuk Kiky, dan memesan gaun putri untuk Kiky dari luar negeri jauh-jauh hari sebelumnya ....A

  • Penyiksaan Cinta   Bab 6

    Aku memaksa dengan tegas agar Kiky tetap bersamaku.Tak peduli Chika dan ibunda Surya mengancam atau merayu, aku tetap tidak mau mengalah.Bunuh diri? Siapa yang tidak bisa?Ketika Surya mendekati Kiky, aku langsung menempelkan pisau ke leherku.Setiap kali Chika dan ibunda Surya datang, aku langsung melukai pergelangan tanganku.Sampai akhirnya Surya mengambil pisauku saat aku lengah.Aku langsung melompat dari lantai dua, hingga tulang rusukku patah.Surya sampai berlutut memohon pada ibunya agar tidak datang lagi. Bahkan kepalanya sampai berdarah demi mengusir mereka.Hah, tulang rusuk patah memang sakit, ya.Kali ini aku bahkan tidak perlu berpura-pura lagi.Karena tidak bisa memaksaku, ibunda Surya langsung memerintahkan semua rumah sakit untuk menolak merawatku dan Surya.Jahat sekali! Untung saja yang sakit itu bukan aku.Penasaran, kalau suatu hari nanti dia tahu anak kesayangannya hancur kariernya gara-gara dia, bagaimana reaksinya?Aku duduk di mobil mewah Surya, melihatnya d

  • Penyiksaan Cinta   Bab 5

    Surya menatapku dengan tajam, matanya dipenuhi ketakutan dan kebingungan.Aku memaksakan senyumku. "Kamu tahu aku, aku nggak pernah bohong, apalagi pura-pura.""Soalnya kamu sendiri tahu, berpura-pura itu melelahkan, bukan?"Surya sama sekali tidak meragukan aku. Dia percaya setiap kata yang kuucapkan, persis seperti dulu aku percaya dia akan selalu setia padaku.Namun, sampai di titik ini, kita sudah bukan lagi diri kita yang dulu.Surya tiba-tiba terengah-engah, matanya mulai berkaca-kaca.Dia mendekat dan memelukku, "Sudah cukup, Yona. Kumohon, jangan bicara lagi!""Kamu nggak akan mati! Aku nggak akan biarkan kamu mati!"Aku mendorongnya dengan sekuat tenaga, lalu menatapnya dingin saat dia jatuh terduduk di lantai yang penuh pecahan kaca.Pelukan yang dulu terasa hangat dan membuat rindu, sekarang malah membuat aku merasa muak.Surya nggak peduli dengan luka-lukanya. Dia berlutut di lantai, merangkak perlahan mendekatiku.Darahnya meninggalkan jejak panjang di belakangnya.Seolah-

  • Penyiksaan Cinta   Bab 4

    Surya mengusap darah di dahinya, lalu dengan hati-hati berlutut di depanku."Sayang, maafkan aku. Aku pulang terlambat. Aku ...."Aku mengangkat tangan, dengan seluruh kekuatan aku menampar wajah Surya dengan keras."Surya, apa kamu ini masih manusia? Anakmu hilang, tapi kamu malah berhari-hari nggak pulang! Nyawa anakmu kalah penting dibandingkan hal nggak berguna itu, ya?!"Ekspresi Surya langsung berubah dingin, terutama saat mendengar bagaimana caraku menyebut Chika."Apa kamu harus bicara sekasar itu? Apa maksudmu 'hal nggak berguna' itu! Mana sopan santunmu, Yona!"Melihat pria di depanku, yang hatinya jelas sudah sepenuhnya berpihak pada Chika, aku sadar. Aku tidak bisa lagi berharap dia punya hati nurani."Mereka sudah buat anakku hilang, apa aku masih perlu pikirkan sopan santun?!""Dia ingin menikah denganmu, 'kan? Suruh dia kembalikan Kiky, maka aku akan langsung cerai denganmu! Aku kasih dia tempatku! Kiky masih kecil, dia pasti ketakutan ....""Cukup!"Surya memotong kata-

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status