Sisca menjawab, "Iya, kita pergi."Sisca mengiyakannya karena dirinya yang masih sakit....Keesokan pagi.Alex membawakan dua set baju yang lumayan formal beserta surat-surat yang bersangkutan.Sisca memakai mekap, bahkan mengeritingkan rambutnya dan memakai terusan putih sabrina yang indah.Sisca sudah lama tidak mekap dengan indah, dia berdiri di depan Hendra dengan sepatu hak tingginya. Tapi, Sisca tidak nyaman karena terus ditatap oleh Hendra, dia menanyakan, "Cantik, nggak?""Cantik. Kamu selalu cantik."Pujian Hendra memang tidak menyembunyikan apa pun.Sisca mengambil dasi di samping dan memakaikannya.Hendra juga menundukkan kepalanya.Sisca mengikatkan dasi dengan simpul eldredge. Biasanya Hendra lebih sering memakai simpul yang sederhana."Aku jarang melihat simpul ini."Sisca menyimpulkan dasinya, lalu bantu merapikan kerah kemejanya. "Ini adalah simpul eldredge. Aku baru mempelajarinya karena lebih cocok di acara formal. Bagus, nggak?""Bagus. Tapi, Nyonya Sisca, kita haru
Hendra menuliskan, "Bertugas sesuai sertifikat."Foto yang diunggah adalah dua lembar akta kawin yang mencolok dan dua buah tangan yang membentuk tanda hati dengan cincin nikah.Unggahan foto ini seperti bom yang meledak di lautan dalam.Ledakan yang kuat mengejutkan semua penonton.Zayn berkata, "Penungguan delapan tahun akhirnya berhasil!"Vonny berkata, "Aku adalah penyelamat kalian berdua! Tanpa aku, bagaimana mungkin kalian punya nyawa untuk ke KUA. Cepat undang aku duduk di kursi VIP."Nancy berkata, "Aduhhh!!! Kenapa kamu berhasil menjebak Sisca!!! Aku mau menangis!!!"Caleb berkata, "Perlakukan adikku dengan baik. Kalau kamu berani menindasnya, tunggu saja pukulanku."Moonly berkata, "Kakak Ipar, momen begitu bahagia seharusnya kamu menang lotre!"Billy berkata, "Selamat, ya. Cita-citamu tercapai."Sherine berkata, "Semoga kalian bersama selama-lamanya."Alex mengomentari, "Pak Hendra, cepat kembali kalau sudah selesai. Dokternya sudah mengamuk di sini! Aku sudah nggak sanggup!
Sisca menanyakan dengan prihatin, "Jadi, apa ada yang menindasmu di sekolah?"Angel menggelengkan kepala berkata, "Nggak. Kakek menyumbangkan banyak uang kepada sekolah, jadi sekolah sangat menghormatinya dan sangat memperhatikanku, aku bahkan takut membuat onar dan dilaporkan oleh sekolah kepada Kakek."Hendra tidak terkejut sama sekali.'Apa yang nggak berani dikatakan oleh Angel yang nakal? Dia bahkan berani melawanku. Kalau dia ditindas temannya, dia pasti sudah melaporkannya. Mungkin saja dia yang menindas orang lain.'Matthew sangat memanjakannya di Kota Sela, tentu saja Angel sangat berani.Sisca tertawa berkata, "Bagus juga, daripada kamu nggak baik-baik belajar."Hendra menakutinya, "Kalau kamu nggak belajar baik-baik dan berani pacaran, aku akan menjemputmu kembali ke Kota Aroha dan memantaumu selama 24 jam."Angel bercemberut berkata, "Ayah, kamu kejam sekali! Apa aku anak pungutan dari tong sampah?"Hendra mendengus dan berkata bak orang tua yang tegas, "Kalau kamu nggak be
Bobby memiliki aura yang kuat hingga Nancy masih saja merasa tertekan meskipun dibatasi oleh telepon.'Kenapa dulu aku punya keberanian untuk menikah dengan Keluarga Oswald?''Kalau aku punya kesempatan lagi, aku nggak akan menikah ke Keluarga Oswald.'Nancy menarik napas panjang, lalu berkata, "Kakek, meskipun Anda nggak memberikan aku waktu lebih banyak, dulu kita memang menjanjikan dua bulan. Sekarang belum dua bulan, kalau aku memang hamil, pasti belum bisa terdeteksi."Kata-kata Nancy memang masuk akal, jadi Bobby pun tidak berkomentar lagi.Barusan Nancy mengakhiri panggilan dari Bobby, teleponnya berdering lagi.Kali ini adalah panggilan dari Zayn.Nancy terdiam.'Apakah mereka dua janjian? Apa perlu begitu kebetulan telepon di saat yang tepat?'Nancy mengangkat panggilan itu dengan nada yang cuek, "Halo, ada apa?"Zayn mengernyit menanyakan, "Apa kamu makan bom?"Zayn baru menurunkan bukunya, uang novel bulan lalu dan bulan ini sudah hilang semuanya. Seharusnya Zayn bersyukur k
Nancy berkata dengan tawaan menghina, "Cerai dengannya, kemudian menikah denganmu? Meskipun kamu sudah melihat isi kameraku, lalu tahu kehidupanku selama lima tahun ini melalui foto-foto ini, apa yang bisa kamu lakukan? Sudah banyak yang berubah dalam lima tahun ini. Aku bukan lagi Nancy yang dulu, kamu juga bukan lagi Alan yang dulu.""Kamu cerai dengannya, kamu boleh nggak menikah denganku, kamu juga boleh berhubungan dengan orang lain karena ini adalah hak kamu. Aku tahu gosip tentang Zayn, apa kamu masih mau di sisinya? Nancy, kamu nggak mencintaiku, apa kamu mencintai orang seperti dia? Walaupun nggak bersamaku, kuharap kamu bisa hidup bahagia. Kalau Zayn memang orang yang bisa diandalkan, aku nggak akan mengambil risiko merusak citra kita berdua untuk mencarimu lagi."Kata-kata Alan seperti jarum tajam dan tipis yang menusuk di luka Nancy yang sudah lama busuk.Nancy merasa sedih, tapi juga mati rasa."Zayn memang nggak baik, dia juga bukan termasuk suami idaman. Tapi, aku juga n
Tetesan air hujan menetes di wajahnya, alis dan lekukan wajah yang tampan terlihat sangat tajam.Zayn berdiri di tempat menatap mereka dengan santai, tapi nada bicaranya malah sangat galak, "Pak Alan mau culik istriku ke mana?"Nancy langsung menjadi tegang, dia bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?"Zayn menatapnya dengan ekspresi dingin, lalu berkata, "Seharusnya aku yang menanyakanmu. Ternyata kamu nggak mau makan bersamaku karena mau berjalan santai bersama mantan pacar di bawah hujan?"Nancy ingin membantahnya.Namun, kenyataan yang terlihat sesuai dengan yang dikatakan Zayn. Kalau Nancy menjelaskan, dia hanya akan semakin mengacaukannya.Alan memegang payung menatap Zayn dengan ekspresi tenang, dia berkata, "Hari ini Nancy menemuiku untuk mengambil kamera yang tertinggal di tempatku sebelumnya. Aku bukan mau menculiknya, tapi sekarang hujan deras, kamu sebagai suaminya nggak jemput, apa salahnya aku sebagai teman mengantarnya? Pak Zayn?""Kalau begitu, kenapa kamera istriku ketingg
"Hendra, bisakah kita bersama selamanya?"Sisca Limanta yang masih 18 tahun memeluk Hendra Setiawan dengan wajah yang tersipu dan tatapan penuh rasa sayang."Bisa."Hendra hanya menjawabnya satu kata yang tegas sambil menatap wajah Sisca yang indah dengan tatapan membara, kemudian langsung menurunkan pinggangnyaSakit!Di saat ini, punggung Sisca langsung bergetar, dia pun mengulurkan jari tangannya ke lengan Hendra yang kuat.Sisca jelas-jelas merasa sangat sakit, tapi dia tetap tersenyum terhadap Hendra sambil mengucapkan, "Hendra, aku mencintaimu."Hendra dengan lembut mencium air mata di sudut mata Sisca dan memeluknya dengan erat, sambil berbicara di samping telinganya, "Sisca, kamu ... milikku selamanya."Sisca merangkul leher Hendra dengan erat seakan-akan seperti putri duyung yang pertama kali merasakan rasa cinta di dunia.Akan tetapi, pada akhirnya Sisca baru mengerti kalau kata selamanya hanya menggambarkan momen panas di saat itu.Kata mencintai tetap saja tidak bisa menand
Adrian adalah orang yang kejam, kalau Sisca tidak menurutinya, maka kondisi ibunya dan Hendra akan menjadi semakin buruk.Sisca tidak punya cara lain ....Sisca menarik napas yang dalam, dia pun menatap hakim sambil menjawab dengan tegas, "Benar, pada tanggal 6 Juni jam sepuluh malam, aku duduk di sebelah Hendra dan melihatnya menabrak seseorang hingga meninggal."Hendra yang berdiri di kursi terdakwa langsung terkejut, tatapan matanya yang bersinar tadi pun langsung lenyap."Terdakwa Hendra, apakah ada yang masih ingin kamu katakan?"Tatapan Hendra langsung menjadi sangat gelap dan menyeramkan, dia menatap Sisca dengan sangat pasrah dan kebencian.Dia pun menjawab, "Nggak ada."Perempuan yang sangat dicintainya malah dengan tega menuduh kalau dirinya adalah pembunuh.Hendra menerima pengkhianatan dari seluruh dunia, tapi kenapa orang itu adalah Sisca!Tok!Palu ruangan persidangan berbunyi."Terdakwa Hendra melanggar Pasal 310 Ayat 4 dan menyebabkan kematian penggugat Peter. Kini, pen