Home / CEO / Penyesalan Suami Arogan / Bab 7. Tingkah Absurd Dominic

Share

Bab 7. Tingkah Absurd Dominic

Author: Ana Sue
last update Last Updated: 2024-03-28 22:38:00

Stella berdiri mematung, enggan untuk menoleh ke belakang, karena dia mengenal dengan baik suara yang baru saja didengarnya itu.

“Hei, kamu gila?” pekik Maggie yang melihat satu tangan puteri kesayangannya dipuntir oleh seorang pria.

Tak ada yang berani bersuara, mereka mengenal dengan betul siapa pria yang saat ini berada di toko pakaian itu.

Stella berbalik dan menatap dengan tajam pria yang saat ini masih belum melepaskan cekalannya pada pergelangan tangan Elise.

“Tuan Muda Anderson Yang Terhormat, buat apa kamu berada di sini?” tanya Stella.

Dia tak mengerti bagaimana bisa Dominic bisa berada di dalam toko, dan baru saja dia membantu Stella, sehingga pot kaca itu tak mengenai kepalanya?

Apakah ada seorang malaikat yang hinggap di bahu kanan Dominic, sehingga pria itu menjadi agak jinak dan baik padanya?

Tapi tunggu ....

“Kenapa kamu bisa ada di sini?” Stella mengulang kembali pertanyaannya.

Dominic menyentak tangan Elise, lalu beralih pada Stella. Dia menarik dengan kasar pergelangan tangan Stella, dan menyeretnya keluar dari dalam toko. Kilatan cahaya di mata Dominic, membuat Stella bergidik ngeri. Dia sudah sering melihat Dominic marah dan mengacuhkannya berhari-hari. Tapi kilatan yang sedikit aneh, dan wajah Dominic yang begitu dingin, membuat Stella mengikuti Dominic yang terus menarik tangannya dengan kasar dan menjauh dari toko.

“Pantas saja kamu mengacuhkan panggilan dariku. Rupanya kamu sedang bersama Dylan? Mantan pacarmu, kan?”

“Hah? Apa yang terjadi dengan kepalamu?”

“Untung saja, aku menyuruh Daniel untuk mengikutimu. Kamu masih belum bercerai denganku, Stella Wilson, tapi kamu sudah berani berjalan dengan pria lain di belakangku? Ada berapa nyawa yang kamu miliki?”

Meski dia belum mencintai Stella, atau mungkin tak akan pernah mencintai wanita itu, dia tak pernah suka jika ada orang lain yang terlihat menyukai barang miliknya sebelum dia sendiri yang membuang atau menyerahkan barang itu pada orang lain.

Stella terlihat kesulitan untuk menelan ludahnya sendiri, wajahnya terlihat pias menatap ke arah toko, di mana Dylan dan Ruby masih menunggunya di sana.

“Dengan ya, Dominic Anderson, suami yang tak pernah mencintai isterinya. Sebentar lagi aku akan mengurus perceraian kita, jadi kamu tak perlu takut jika aku akan membuat malu keluargamu karena terlihat jalan dengan pria lain.”

“Jangan membantahku, tolong,” ucap Dominic lebih lembut kali ini.

“Lagi pula, aku tidak hanya jalan berdua dengan pria, ada sahabat wanitaku, Ruby. Ingat sebentar lagi, setelah malam ini aku menemanimu ke acara ulang tahun mendiang adikku, aku dan kamu tak akan lagi saling berhubungan, kamu paham!” seru Stella.

Stella masih mencintai pria yang terlihat tampan di matanya, hanya saja sifatnya yang selalu seperti iblis pada akhirnya membuat Stella harus menyadari jika pria itu tak pernah memiliki rasa cinta padanya!

“Tidak, kamu tak akan bisa menceraikanku! Jangan harap malam ini kamu bisa pulang kembali ke apartemen sempitmu itu! Kamu akan pulang denganku!” bentak Dominic Anderson dengan nada tinggi. Membuat beberapa pengunjung di mall itu menoleh dan memperhatikan kedua suami istri yang terlihat absurd.

“Sekarang lepaskan tanganku, aku ingin mengambil gaunku dan membayar!”

Dominic memelototi Stella lalu berkata, “Gandeng aku, sekarang!”

Menggandengnya?

Sungguh suatu keajaiban dunia ke sepuluh. Selama ini Dominic enggan disentuh oleh Stella, dan kali ini dia memaksa Stella untuk menggandeng tangannya?

Apakah sewaktu perjalanan menuju mall, kepala pria itu terbentur sesuatu?

Pada akhirnya keduanya kembali ke dalam toko. Para pelayan, beserta pengunjung toko lainnya tak henti-hentinya mengagumi sosok Dominic yang bertubuh tinggi, tegap, kekar ditunjang dengan paras yang menawan.

Bahkan Elise tak sempat berkedip.

“Berikan gaun itu kepada isteriku, aku yang akan membayar,” ujar Dominic seraya menarik kartu Amex Black Card milik Dylan dari tangan kasir. Dilemparkan kartu itu pada Dylan, dengan sigap, Dylan menangkap kartu miliknya, membuat Ruby menggelengkan kepalanya.

“Ah, Tuan Muda Anderson, maaf ... saya tidak tahu jika wanita ini adalah isteri Anda,” ujar Maggie seraya berjalan mendekati Dominic, dan mengusap bahu Dominic. Wajahnya tampak seperti penjilat sejati yang sama sekali tak tahu malu. Maggie menarik lengan baju Elise, dan berbisik pada puterinya. Terlihat Elise menganggukkan kepalanya.

“Maafkan saya, Tuan Muda Anderson.”

Dominic menoleh dan menatap kedua anak beranak itu dengan sangat sinis.

“Jika semuanya bisa diselesaikan dengan minta maaf, lalu apa gunanya polisi?” jawab Dominic dengan ketus. Entah darimana dia mendapatkan kata-kata yang terdengar sangat ajaib itu.

Stella sampai menunduk karena menahan rasa malu, wajahnya terlihat merah.

“Kamu berdua, pergi saja. Aku akan mengurus wanita itu bersamaku,” ucap Dominic menunjuk ke arah Ruby dan Dylan dengan dagunya. Dia memicingkan kedua matanya pada Dylan, ada rasa tak suka yang dia sendiri tak mengerti ketika melihat Dylan.

Akhirnya Dylan dan Ruby pun mengalah.

“Stella, aku dan Ruby akan pergi lebih dulu. Kamu baik-baik dengan serigala satu ini. Jika dia berani berlaku kasar, hubungi aku, aku akan membuat perhitungan dengannya.” Dylan menatap tajam pada Dominic, tak suka jika wanita yang dicintai bertahun-tahun lamanya diperlakukan dengan sangat kasar.

Rasanya dia ingin menyuruh Stella menceraikan Dominic saat itu juga, melihat kelakuan Dominic yang memperlakukan Stella seperti bukan perlakuan terhadap seorang istri.

Dominic terkekeh, wajah tampannya terlihat kejam. Berani-beraninya seorang pria dari golongan B berkata akan membuat perhitungan dengan seorang Dominic Anderson yang bahkan kekayaannya menguasai hampir seluruh kota?

Sesaat Dominic merasa tersinggung.

“Apakah kamu memiliki sembilan nyawa, sehingga mampu menggertakku?”

“Aku hanya memiliki satu nyawa, meski hanya satu nyawa aku masih mampu melawanmu. Kamu pikir dengan kekayaanmu bisa membuatku takut?” balas Dylan tak kalah sengitnya.

Ruby sudah merasa jika dia tak melerai kedua pria dewasa itu pasti sebentar lagi akan terjadi perang teluk di antara keduanya dan toko di mana mereka berada sekarang akan hancur lebur.

“Dylan, sebaiknya kita pergi. Jangan melayani pria setengah waras itu, doakan saja, Stella cepat bercerai darinya,” sindir Ruby.

Satu tangan Dominic hampir terangkat hendak memukul Ruby begitu mendengar kata-katanya barusan, beruntung Stella dengan sigap menahan tangan Dominic.

“Aduh!”

Stella menginjak kaki Dominic dengan geram, tingkah laku Dominic benar-benar seperti anak kecil yang tak mau kalah berdebat.

“Kamu itu sudah tua, jadi bersikaplah dewasa. Sekarang bayar gaun itu lalu kita pergi dari sini.”

Maggie dan Elise yang merasa kesal dan malu dengan perlakuan Dominic kepada mereka, langsuung melangkah keluar dari dalam toko tanpa membeli apa pun. Mereka mengira, akan mudah mengambil hati Tuan Muda Keluarga Anderson?

Hanya Stella yang tahu dengan pasti seperti apa sifat iblis berwajah tampan berkedok suami, yang selama tiga tahun ini selalu saja berlaku kasar dan seenaknya pada Stella.

Setelah Dominic membayar gaun yang dipilih Stella, dia pun berkata, “Percuma aku memberimu banyak uang untuk membeli gaun, dan pada akhirnya aku juga yang membayarnya.”

“Kalau kamu tak rela memberikan uang, aku akan mengembalikannya,” balas Stella.

“Aku tak sudi menerima uang yang sudah kusedekahkan pada wanita yang tak berguna sepertimu.”

Related chapters

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 8. Kekesalan Dominic

    Setelah Dominic selesai membelikan sebuah gaun pada Stella, mereka pun keluar dari pusat perbelanjaan. Saat tiba di parkiran, Dominic menatap Stella, seumur-umur, selama tiga tahun mereka bersama, pria itu tak pernah mengijinkan Stella untuk duduk di dalam mobilnya. Dominic menatap Stella dari ujung kaki hingga ujung kepala, lalu dia berkata, “Sebaiknya kamu naik taksi saja. Aku sudah memberikan banyak uang padamu, jadi kamu naik taksi. Ingat, tujuanmu ke mansion, bukan kembali ke apartemen sempitmu!” “Kamu masih merasa jijik untuk satu mobil denganku? Lalu kenapa tadi kamu memintaku untuk menggandengmu?” Dominic seperti seekor tikus yang tertangkap basah, cepat-cepat dia memalingkan wajahnya ke arah lain menghindari tatapan dari Stella padanya. “Sampai rumah, aku akan membersihkan diri,” ucap Dominic ketus, membuat perasaan Stella sakit mendengarnya. Selama bertahun-tahun, Dominic selalu menghujamnya dengan kata-kata yang sangat pedas, bahkan tak peduli saat Stella mengeluar

    Last Updated : 2024-03-29
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 9. Direnggut Paksa

    Stella berusaha menendang Dominic yang semakin kesetanan, tatapan Dominic berubah, tak lagi dingin, tapi ... tatapan itu adalah tatapan penuh gairah. Stella tak bisa berkutik ketika Dominic menangkap kedua kakinya dan mencengkramnya dengan kencang, membuat Stella meringis menahan sakit.“Dominic, lepaskan aku!” teriak Stella. Meski dia mencintai Dominic dengan separuh jiwanya, dia tak bisa menerima perlakuan Dominic yang begitu kasar padanya saat ini. Pria itu mulai menggila.Pakaian yang dikenakan Stella koyak tak berbentuk, bahkan rok yang dikenakannya pun sobek di beberapa bagian akibat ulah Dominic.Pria itu mencekik leher Stella, dan berkata, “Melepaskanmu, Sayang? Apakah aku harus menurutinya?”“Aku ... sudah menurutimu, lalu apa lagi yang kau inginkan dariku, Dominic Anderson? Katakan!” seru Stella tak kuasa menahan rasa sakit di bagian leher.“Kau benar-benar ingin bercerai dariku? Apa karena kau ingin bersama pria yang tadi bersamamu di mall? Jawab, Bajingan!” maki Dominic de

    Last Updated : 2024-04-07
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 10. Salahmu Hanya Satu!

    Dominic melenguh panjang, selesai menuntaskan hasrat dan kemarahan dalam dirinya. Stella beringsut menjauh dari tubuh Dominic, lalu mendekap kedua kakinya di depan dada. Tatapan kebencian terlihat dari kedua bola mata indah Stella. “Kau ... aku menyesal, karena pernah mencintaimu, Dominic Anderson!” seru Stella terisak, bahu bergetar, tatapan itu semakin dalam, dan menusuk. Dia tak pernah berharap, Dominic meminta hak dengan cara brutal. Dia tak tampak seperti pemerkosa tanpa hati, ketimbang sebagai seorang suami! “Kau pikir, aku peduli?” balas Dominic, dengan tatapan sekelam malam. Seringan tajam terlukis tipis di wajah tampan Dominic. Dia bangkit turun dari tempat tidur, meraih kemeja yang berada di lantai, lalu memakainya. Dia menoleh sedikit, melihat tubuh Stella yang masih bergetar. Lalu kedua matanya terpaku pada satu titik noda darah yang ada di atas seprei berwarna krem. Hatinya terasa dicubit melihat noda darah itu, tapi apa pedulinya? Dia sudah mendapatkan segalanya, dan

    Last Updated : 2024-04-07
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 11. Pria Keji

    Tidak ada yang mampu dikatakan Stella begitu mendengar kata-kata Dominic padanya. Stella yang masih merasakan sakit di sekujur tubuh akibat perlakuan Dominic sebelumnya, berusaha bangkit berdiri. Sementara Dominic masih terus menatapnya dengan tatapan menyalang. “Kenapa? Kau masih belum cukup menyakitiku, Tuan Davis?” tanya Stella seraya tersenyum getir. Stella merangkak perlahan dengan tangan bertumpu pada tepi ranjang, berusaha untuk naik ke tempat tidur. Masih ada yang harus dikerjakan setelah ini. Dia harus menemani Dominic ke sebuah acara yang sama sekali tidak diinginkan olehnya. Dominic terkekeh mendengar apa yang baru saja dikatakan Stella padanya, lalu membalas kata-kata Stella, “Itu baru permulaan, Stelly. Seperti yang aku katakan, karena aku tidak ingin menceraikanmu, maka bersiaplah setelahnya kau benar-benar akan merasakan apa yang namanya neraka!” “Kalau begitu selesaikan sekarang, beritahu aku seperti apa neraka itu. Neraka apa yang akan kau berikan kepadaku!” tantan

    Last Updated : 2024-04-09
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 12. Siapa Wanita Itu?

    Pada akhirnya Dominic dan Stella pun bergegas menuju ke pesta ulang tahun seorang almarhum, menyedihkan memang, tapi itulah kenyataannya. Sepanjang perjalanan, Dominic mendiamkan Stella. Untuk pertama kali dalam hidup Stella, dia berada di dalam satu mobil dengan Dominic—suaminya. Tak perlu menunggu lama, keduanya pun tiba di sebuah mansion besar milik Keluarga Wilson. Degup jantung Stella terasa berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Dia sudah lama tidak mendatangi kediaman Keluarga Wilson, hampir selama pernikahannya dengan Dominic. Keluarga Wilson sendiri seolah telah melupakan jika Stella adalah bagian dari keluarga mereka. Sederet mobil mewah berada di halaman luas rumah keluarga, mereka sepertinya mengadakan pesta besar-besaran. Konyolnya lagi, pesta itu adalah pesta untuk orang yang—mungkin—sudah mati dan tidak pernah diketahui di mana keberadaan jasadnya. Dominic menyikut bahu Stella lalu berkata dengan nada dingin, “Tersenyum. Aku tidak ingin tamu melihatmu seperti orang

    Last Updated : 2024-04-12
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 13. Mengapa Harus Ada Shania?

    Sebuah pertanyaan di mana tidak seorang pun bisa menjawab, mengapa dan kenapa? Jujur saja, wanita di hadapan Dominic saat ini benar-benar membuat Dominic semakin tidak fokus. Dia benar-benar cantik, tubuhnya indah dalam balutan dress ketat, yang memperlihatkan seluruh lekuk tubuh Shania, belum lagi cara berbicaranya yang begitu tertata menunjukkan jika Shania memang seorang wanita bangsawan yang memiliki etika dalam berperilaku. “Dia adalah janda dari Gareth Travis, putera tunggal Keluarga Travis yang meninggal tiga tahun lalu di sebuah kecelakaan,” imbuh Ken pada menantunya. Dominic yang diajak berbicara menganggukkan kepalanya, dia terpesona pada kecantikan Shania, sekaligus membangkitkan kenangan lamanya pada Stefani, gadis satu-satunya yang sangat dicintai Dominic! Alunan musik di aula besar membuai tamu, beberapa di antara mereka turun ke lantai dansa secara berpasangan. Dominic sendiri hanya berdiri seraya memperhatikan mereka semua. Shania menyadari jika pria tampan beristr

    Last Updated : 2024-04-13
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 14. Stella Tidak Sadarkan Diri

    Selesai acara, rupanya Shania masih saja menempel pada Dominic seperti seekor ulat bulu. Stella dibuatnya jengah menyaksikan adegan mesra dari janda Travis itu pada suaminya. Maaf, akan menjadi mantan suami secepatnya! Dominic sesekali melirik ke arah Stella, diperhatikan wajah wanita itu yang mulai cemberut, menahan amarah di dalam dada. Entah apa yang ada di dalam pikiran Dominic, dengan masa bodohnya dia melayani Shania yang terus saja mengikutinya hingga ke luar mansion. Tidak lama kemudian sebuah mobil bugatti chiron berhenti tepat di depan Shania. “Sampai bertemu lagi, Tuan Muda Anderson. Senang bertemu dan berbicara dengan Anda,” ucap Shania dengan gayanya yang sedikit centil dan cukup mengganggu Stella. Apa yang bisa dilakukannya? Dominic pun tampaknya menikmati sikap berlebih dari wanita yang baru saja dikenalnya di pesta. Setelahnya mobil milik Shania pun berlalu dari hadapan keduanya. “Jadi ... apa kau akan ikut denganku, atau kau kembali ke apartemen seorang diri?” ta

    Last Updated : 2024-04-15
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 15. Layani Aku, Stella

    Dylan tergesa membawa Stella menuju rumah sakit, setidaknya dia berpikir sudah memberitahukan Dominic dan Ruby. Dia yakin begitu Ruby mendapatkan pesannya, dia akan segera menyusul dirinya dan Stella ke rumah sakit, masalah Dominic? Dia tidak peduli apakah Dominic akan menyusul ke rumah sakit atau tidak. Tidak pernah terpikir olehnya jika pria yang menjadi suami Stella selama ini benar-benar telah kehilangan akal sehatnya! Stella telah dibawah ke dalam ruang unit gawat darurat. Dylan benar-benar dibuatnya khawatir. Sementara dia menunggu di ruang tunggu, hatinya benar-benar dongkol saat mendengar jawaban yang diberikan Dominic padanya, entah terbuat dari apa hati pria yang telah menjadi suami Stella selama tiga tahun itu. “Dylan!” Dylan menoleh ke arah sumber suara yang baru saja memanggilnya. Dilihatnya Ruby berlari ke arah dirinya seraya melambaikan tangan. Dylan bangkit dari tempat duduk dan menghampiri Ruby. “Apa yang terjadi?” tanya Ruby dengan nafas tersengal-sengal dan wa

    Last Updated : 2024-04-19

Latest chapter

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 28

    Keesokan harinya, Stella diperbolehkan dokter untuk meninggalkan rumah sakit, dan menjalani perawat rumah. Dia terpaksa mengambil cuti beberapa hari di tempatnya bekerja, tidak mungkin memaksakan diri dengan tetap bekerja dalam kondisi tubuh yang benar-benar rentan.Ia sudah membaca pesan yang dikirimkan Dominic padanya, jika menerima tawaran Dominic, sama saja dia akan masuk kembali ke dalam sebuah perangkap yang membuatnya terjebak di dalam neraka bernama ‘cinta’. Saat kembali, hanya Dylan yang menemaninya di apartemen, Ruby telah mengatakan pada kedua orang itu, jika dia tidak bisa mengantar Stella pulang, karena ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan Ruby.Sesampainya di depan pintu, Dylan tidak bisa mengantar Mari sampai ke dalam ruangan. Dia harus bergegas pergi, ada sesuatu yang harus dikerjakannya. Beberapa klien di perusahaannya sedang menunggu untuk mengadakan rapat hari ini. Ada rasa berat di dalam dada Dylan, untuk meninggalkan wanita yang begitu dikasihinya seorang

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 27. Rasa Cemas Di Hati Dominic

    Stefani terisak di dalam dekapan Dominic, berkali-kali dia merutuki dirinya sendiri, mengatakan jika dirinya benar-benar bodoh dan terlalu murahan. Hanya untuk membuat Dominic merasa bersalah pada dirinya. Seandainya Dominic tahu, wanita yang berada di dalam dekapannya, adalah iblis dari segala iblis, tentu dia akan memilih untuk tidak pernah mengenal Stefani lagi selamanya.Saat sedang mendekap Stefani, tiba-tiba saja pikiran Dominic terbagi pada Stella. Tidak sedikit pun dia memikirkan mengenai Stella saat ini, semua terjadi begitu tiba-tiba. Stella yang menatap dengan tajam ke arahnya, lalu dengan kasar mengusir dari dalam ruangan, semua kembali berputar pada ingatannya.Apa mungkin ... dia sedang merasakan sebuah penyesalan? Lalu Dominic tidak menyadarinya?“Apa yang sedang kau pikirkan, Dominic?” tanya Stefani seraya mengusap wajah Dominic. Tidak biasanya Dominic terlihat murung saat bersamanya! Pikir Stefani saat itu.“Aku sedang memikirkan Stella,” jawab Dominic jujur. Membuat

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 26. Di Antara Dua Pilihan

    “Keluar!” seru Stella sekali lagi seraya menunjuk ke arah pintu dengan jari telunjuk. Dia tidak memedulikan jika akan dimarahi oleh perawat atau pun dokter.Hatinya belum juga lega meski dia telah mengusir Dominic dari dalam ruangan. Dia takut setelah dia keluar dari rumah sakit, pria yang dianggapnya setengah waras itu akan kembali menghampirinya, dan berbuat nekat.‘Dominic, Dominic, di saat aku mencurahkan seluruh perasaanku padamu, kau justru mengingkari kehadiranku di sisimu. Saat aku ingin menjauh dan melepaskan, kenapa kau bersikeras ingin bertahan? Ini bukan perasaan cinta, tetap kau menganggapku hanya sebagai barang!’ ucap Stella dalam hati dengan penuh penyesalan, Seandainya dia menolak untuk menggantikan Shania, dia tidak perlu merasakan cinta pada Dominic yang berakar begitu dalam seperti saat ini!Tidak lama setelahnya Stella dipindahkan ke ruang perawatan. Bersamanya, di dalam ruangan ada satu orang pasien lain. Setidaknya, dia bersyukur jika Dominic masih bersikeras in

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 25. Menyembunyikan Kehamilan

    “Jika ada hal buruk yang saya dapatkan setelah pemeriksaan, dokter harus tahu, saya akan mempertahankan kandungan saya apa pun resikonya,” kata Stella sekali lagi dengan memberi penekanan pada dokter. Dia berkata seperti itu, seakan memiliki firasat, sedangkan pemeriksaan sendiri belum dilakukan.Dokter yang menangani Stella hanya bisa terdiam begitu mendengarkan kata-kata Stella. Wanita berusia 23 tahun terlihat begitu serius pada kalimat yang diucapkannya, membuat dokter menjadi bingung. Di satu sisi, pria yang berada di luar ruangan adalah suaminya, jika dokter harus berbohong, lalu di kemudian hari terjadi sesuatu, yang akan disalahkan nantinya bukanlah pihak pasien, melainkan pihak rumah sakit, dianggap melalaikan kewajibannya.“Saya tidak tahu harus berbicara apa, Nyonya Stella. Memangnya kenapa Anda tidak ingin memberitahukan pada suami Anda mengenai masalah ini? Apa yang Anda khawatirkan?” tanya dokter mencoba mengorek keterangan lebih dalam pada Stella.Stella mencengkram tan

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 24. Akan Mempertahankan

    Dominic mengangguk dan setengah berlari membawa tubuh Stella masuk ke dalam rumah sakit. Sesampainya di depan pintu dia berteriak sekuat tenaga tanpa mempedulikan tatapan orang lain yang berada di ruangan tersebut, “Tolong, bantu istriku! Dia mengeluarkan darah!” Rasa sakit semakin mengiris-iris tubuh Stella. Dia benar-benar tidak berdaya dengan apa yang saat ini dirasakan. Seakan sekujur tubuh Stella pelan, pelan, tersayat oleh ujung pisau. Satu tangan Stella mencengkram kuat lengan Dominic. Dominic bisa merasakan kuku-kuku Stella menusuk lengannya, tetapi dia tidak menghiraukan rasa sakit akibat kuku-kuku Stella yang mencengkramnya. Jujur, dalam hati kecilnya dia sangat mengkhawatirkan keadaan Stella. Meski dia sendiri tidak bisa mengerti perasaan yang sedang dirasakan oleh dirinya! “Stella, bertahanlah,” bisik Dominic. Seandainya saja perlakuan seperti ini diterima Stella jauh-jauh hari sebelumnya, sebelum Stella memutuskan untuk melepas Dominic, tentu dia masih bisa berusaha u

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 23. Pendarahan?

    Rupanya Dominic melihat Stella yang membalikkan badan, batal untuk masuk ke ruangannya. Dia pun dengan geram memanggil Stella, seraya mempercepat langkahnya, “Stelly! Tunggu! Kau harus bicara denganku!”Dominic mengejar Stella, secepat apa pun langkah Stella untuk menghindari Dominic, tetap saja langkah Dominic jauh lebih cepat darinya. Stella berlari ke arah tangga darurat dan berlari menuruni anak tangga, sesekali dia melompati dua ruas anak tangga, dan lupa jika saat ini dia tengah mengandung anaknya dan Dominic? Dia benar-benar merasa cukup satu kali dia merasakan betapa menyakitkan perlakuan Dominic padanya, beberapa waktu yang lalu. Dia sadar, pria yang pernah tinggal bersama satu atap dengannya bukanlah pria yang memiliki hati seperti orang lainnya!“Stelly! Berhenti!” Dominic kembali meneriakkan nama Stella. Dia semakin mempercepat langkahnya membuat Stella cukup kesulitan untuk menyeimbangi langkah kakinya. Tidak lama kemudian, Stella merasa ada sesuatu yang sangat menyak

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 22. Muak

    Daniel rasanya ingin tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh bosnya yang sangat keras kepala itu. Dia pikir akan mudah menghindari karma? Memang yang membuat karma itu siapa?“Terserah Tuan Muda saja, hanya saya merasa iba dengan apa yang sudah Tuan Muda lakukan pada Nyonya Muda selama ini. Dia sama sekali tidak bersalah bagi saya, bukan keinginan Nyonya ingin menikah dengan Anda, kenapa Anda selalu saja melihat semua hal dari sisi Nyonya Muda?” ucap Daniel.“Apakah Tuan Muda pernah berada di dalam posisi Nyonya? Coba Tuan Muda bayangkan perasaannya harus menggantikan seseorang menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai. Setelahnya mendapat perlakuan buruk berkali-kali, apakah menurut Anda ... itu benar?” kata Daniel sekali lagi seraya memberikan penekanan pada nada bicaranya.Meski Daniel tidak sering bertemu dengan Stella, karena Stella tidak pernah diperbolehkan oleh Dominic untuk datang menemuinya di kantor, tetapi Daniel pernah beberapa kali

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 21. Akan Dikejar Karma

    Shania tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan William. Dia menganggap kalimat William padanya barusan adalah sesuatu yang sangat lucu. Siapa yang bisa membuktikan jika dia adalah penyebab kematian Garreth? Sungguh ... dia mencintai Garreth, hanya saja dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memberikan kehangatan pada mertua laki-lakinya. William sendiri tidak mengira jika Shania bisa membuat dirinya terjatuh dalam pelukan wanita itu. Selama ini dia selalu setia kepada isterinya yang telah meninggal dunia jauh sebelum Garreth menikah dengan Shania. Tetapi pertahanan yang dibangun selama ini hancur begitu saja ketika Shania hadir di dalam kehidupannya. Entah bagaimana dia harus melukiskan seorang Shania, tetapi benar ...Shania terlihat seperti seorang iblis wanita yang baru saja datang ke bumi, lalu memanipulasi pikiran-pikiran mereka untuk berbuat sesuai apa yang diinginkannya. Terlalu berlebihan memang, tetapi ... banyak yang sempat berpikiran seperti itu pada drinya.

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 20. Tidak Disetujui

    “Coba kau katakan sekali lagi?” tanya Matt, meminta putranya mengulangi perkataannya barusan. Dia tidak menyangka jika Dominic akan meminta sebuah permintaan yang sangat aneh menurut Matt! Dominic tertunduk, dia paham betul dengan watak dari ayahnya. Ayah dan kakeknya memiliki watak yang sama kerasnya, jika dia membantah, dia tahu apa yang akan dilakukan oleh kedua pria berbeda generasi padanya! Dominic menjawab tanpa berani memandang wajah Matt, “Aku ingin bercerai dan menikah dengan Shania Travis.” Matt menggebrak meja, lalu bangkit berdiri. Dia tidak mengerti apa yang ada di dalam otak putranya itu. Dia ingin menceraikan seorang wanita yang memang telah dipilih Matt dan ayahnya untuk menikah dengan cucunya itu, lalu sekarang dia berkata akan menikah dengan seorang janda bernama Shania Travis! “Konyol! Kau ingin taruh di mana mukaku, Dominic!” maki Matt pada Dominic. Dominic menundukkan wajahnya semakin dalam. Dia tidak tahu harus mengatakan apa, Shania telah hamil akibat ulahny

DMCA.com Protection Status