Beranda / Romansa / Penyesalan Suami Arogan / Bab 5. Damn, Stella!

Share

Bab 5. Damn, Stella!

Penulis: Ana Sue
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-26 23:05:47

Sekitar dua puluh menit kemudian, Ruby dan Dylan pun tiba di apartemen Stella. Beberapa kali Ruby menekan tombol bel, tapi belum juga ada jawaban.

“Coba saja kau hubungi nomornya,” ucap Dylan.

Ruby memberikan sekotak kue pada Dylan yang dibelinya sebelum dia tiba di apartemen Stella. Sama saja, Stella mengabaikan panggilan telepon dari Ruby.

Apa dia sedang pergi?

Atau tertidur di dalam?

“Menurutmu, ke mana dia?” tanya Dylan.

Merasa jengkel, Ruby tak lagi menekan bel pintu tapi menggedornya dengan kasar. Sedangkan di dalam ruangan, Stella memang tertidur. Begitu mendengar suara gedoran pintu yang sangat kasar dan kencang, kedua matanya langsung terbuka dalam sekejap.

Stella meraih ponsel yang tergeletak di ujung kakinya, lalu mengecek beberapa panggilan masuk dari Ruby, dan sebuah pesan yang mengatakan, jika Stella tak membukakan pintu, maka Ruby akan membobol pintu dengan paksa.

Stella melompat dari tempat tidur, lalu berlari cepat ke arah pintu.

“Hei!” seru Stella ketika membuka pintu. Dilihatnya dua sosok yang selama ini sangat dirindukannya.

“Hm, apa aku sudah membuatmu terbangun?” tanya Ruby setengah mengejek Stella.

Ruby ingin tertawa begitu melihat wajah Stella yang terlihat kusut, jiplakan bantal terlihat di pipi mulusnya.

“Sepertinya kau mendekap bantal dengan sangat erat, seolah bantal itu adalah Dominic. Coba kau lihat pipimu,” ucap Ruby seraya mengusap pipi Stella dengan gemas.

Mendengar nama Dominic disebut, rasa jengkel kembali hinggap di dalam diri Stella. Belum lagi, nanti malam dia harus pergi bersama Dominic ke rumah keluarga angkatnya. Kenapa rasanya, takdir senang sekali mempermainkan dirinya. Stella tak pernah mengerti, apa mungkin dia memiliki karma karena di kehidupan sebelumnya dia memiliki dosa yang tak bisa diampuni saat itu?

“Masuklah, tapi ingat di dalam rumahku jangan pernah kalian sebut-sebut nama pria dingin itu di depanku. Aku—“

“Dia memang dingin dan kasar, tapi kau mencintainya, kan?” goda Ruby. Godaan Ruby mengena pada Stella, kedua pipi gadis itu langsung merah merona, seperti seorang gadis yang baru saja mengenal kata cinta.

Ruby tahu betul jika Stella sangat mencintai Dominic, meski pria itu tak pernah memperlakukannya dengan baik, tetap saja di dalam hati Stella hanya ada satu nama. Bahkan Dylan yang berkali-kali mencoba untuk masuk dalam kehidupannya, selalu mendapat penolakan, meski secara halus.

Stella mempersilakan kedua sahabatnya masuk ke dalam.

Ruangan apartemen Stella memang tak terlalu besar, tapi lengkap dengan perabotan baru yang memang sudah disediakan oleh pihak apartemen. Di dapur pun terdapat peralatan elektronik cukup lengkap untuk memasak. Ruangan yang didominasi oleh warna krem, dengan desain minimalis, terlihat menarik.

“Berapa lama kau akan tinggal di sini?” tanya Dylan dengan sorot matanya yang selalu jernih dan tenang. Sejak dulu Dylan selalu berusaha menarik perhatian Stella, tapi rasanya sangat sulit untuk menjangkau hati gadis yang telah memiliki suami itu.

“Dylan, apartemen akan menjadi tempat tinggalku selamanya. Kalian bebas datang kapanpun kalian mau. Aku sebentar lagi akan mengurus semuanya. Dia selalu mengancam untuk menceraikanku, dia pikir aku tak bisa melakukannya?” ucap Stella dengan wajah geram ketika harus menyebut nama Dominic.

Padahal sebelumnya dia sendiri yang memberitahukan pada kedua orang itu untuk tidak menyebut nama Dominic di dalam rumahnya. Tapi Dylan memancingnya dengan sebuah pertanyaan, sehingga tanpa sadar keluarlah nama Dominic dari bibir mungil Stella.

Ruby tertawa begitu melihat wajah Stella yang mendadak seperti orang yang menahan sakit perut begitu dia menyadari baru saja menyebut nama Dominic di hadapan kedua sahabatnya.

Mengapa Dominic tak pernah bisa mencintainya?

Mengapa Dominic selalu menganggapnya tak ada?

Dominic tertutup dengan rasa cinta yang tak masuk akal terhadap Myra. Dominic selalu mengatakan dia mencintai Myra sejak pandangan pertama, dia menganggap gadis itu adalah gadis yang sangat suci seperti seorang malaikat. Sayangnya, sifat asli Myra hanya akan ditunjukkan di depan Stella.

Berkali-kali Myra berusaha menyakitinya sewaktu mereka masih tinggal bersama di keluarga Wilson. Stella tahu, dia hanya anak pungut dari sebuah keluarga miskin. Kedua orangtuanya sendiri tak tahu berada di mana.

“Hei, kenapa kau melamun seperti itu?” tanya Ruby. Bahkan Stella tak menyadari cukup lama Ruby melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Stella.

“Eh, apa kau baru saja bertanya sesuatu?”

“Kau melamun, apa yang sedang kau pikirkan?”

“Sepertinya kita langsung pergi saja ke pusat perbelanjaan. Dominic memintaku menemaninya untuk menghadiri acara ulang tahun mendiang adik angkatku!”

Dylan sendiri tak terlalu mencermati percakapan kedua orang gadis tersebut, dia sibuk membuat kopi dari mesin espresso yang sudah tersedia di dapur. Dia sempat berpikir, meski apartemen Stella tak terlalu besar, tapi tampaknya cukup mengasyikkan, mengingat perabotan yang ada di dalamnya cukup lengkap.

“Dylan!” panggil Ruby. Telinganya tak menggubris panggilan Ruby, dia sedikit heran, sejak kapan Stella menyukai kopi, karena dia baru saja menemukan satu kantong penuh biji kopi yang masih dalam keadaan utuh di dalam rak penyimpang bahan-bahan makanan.

“Aku sedang membuat kopi. Jujur saja, apartemenmu sangat nyaman, Stella. Peralatannya pun cukup lengkap, kau tak perlu pergi ke kafe yang ada di seberang jalan untuk menikmati secangkir kopi,” ucap Dylan seraya tertawa memamerkan lesung pipi di pipi kanannya.

Sewaktu masih di sekolah menengah atas, tak ada pria yang tertarik pada Stella. Hanya Dylan yang menyadari di balik kacamata tebal juga wajahnya yang selalu tertutup oleh rambut, Stella ternyata memiliki wajah yang sangat cantik.

Kulitnya putih seperti susu, tubuhnya yang tinggi dan ramping, dada yang membusung dan penuh, sebenarnya tak ada yang kurang dari Stella. Tapi Dylan sendiri heran, apa yang membuat Dominic tak bisa juga mencintai gadis itu.

Siapa pun yang melihat Stella sekarang pasti berlomba-lomba untuk mendapatkan gadis itu, apa ada yang rusak dengan komponen di dalam otak Dominic?

“Aku sendiri tak menyangka, biaya sewa apartemen tergolong murah, tapi aku bisa mendapatkan fasilitas yang cukup lengkap,” ujar Stella membenarkan kalimat Dylan barusan.

Tiba-tiba saja, Stella kembali mendapatkan pesan dari Dominic.

[ Dominic ]

‘Apa kamu sudah melakukan apa yang aku perintahkan, Stelly?’

Ya, dia tampak geli mendengar Dominic memanggilnya dengan sebutan ‘Mary’ bukankah selama ini dia tak pernah mau bersikap baik, tak perlu memanggilnya dengan nama kecil, hanya untuk berbaik-baik karena menginginkan sesuatu.

Lalu dengan enggan, Stella membalas pesan Dominic.

[ Stella ]

‘Sebentar lagi aku jalan, kalau kau masih tidak sabar, kenapa tak kau saja yang pergi sendiri ke pesta tersebut. Kurasa tak ada untungnya juga aku ikut, karena begitu aku berada di sana, kalian pasti akan menggunjingkan aku!’

Dominic terperangah, wanita itu berani membalasnya, bahkan memarahinya?

Dominic merasa kesal, lalu membanting ponsel miliknya ke atas sofa. Dia tak pernah menyangka, setelah melangkahkan kakinya keluar dari mansion, Stella sama sekali tak memiliki rasa takut padanya?

Apa yang bisa membuatnya berubah begitu cepat?

Bab terkait

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 6. Dylan VS Dominic

    Dylan dan Ruby menemani Stella ke sebuah pusat perbelanjaan yang berada di pusat kota. Stella yang terlihat sederhana pada penampilannya, membuat beberapa pasang mata melirik ke arahnya dan menatap dengan tatapan menghina.Stella tak ambil pusing, dia memiliki cukup uang untuk membeli apa pun yang ada di dalam mall tersebut.“Aku dengar, mall ini merupakan milik salah satu orang terkaya nomor tiga di Kota Greenford, apa itu benar?” tanya Stella pada Dylan yang tak begitu menanggapi pertanyaannya, karena sibuk membalas pesan di ponsel miliknya.“Iya, kalau tidak salah namanya Christine Jones. Dia tak lama lagi akan mengadakan acara ulang tahun besar-besaran di sebuah hotel mewah. Aku yakin, Dominic—suamimu—pasti turut diundang olehnya. Aku dengar, dulu sekali Christine menaruh hati pada Dominic,” goda Ruby seraya melirik Stella, ingin melihat reaksi gadis itu.Tapi sayangnya, Stella seakan tak peduli apa yang mau diperbuat oleh Dominic. Meski dia mencintai Dominic setengah mati, tapi D

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 7. Tingkah Absurd Dominic

    Stella berdiri mematung, enggan untuk menoleh ke belakang, karena dia mengenal dengan baik suara yang baru saja didengarnya itu. “Hei, kamu gila?” pekik Maggie yang melihat satu tangan puteri kesayangannya dipuntir oleh seorang pria. Tak ada yang berani bersuara, mereka mengenal dengan betul siapa pria yang saat ini berada di toko pakaian itu. Stella berbalik dan menatap dengan tajam pria yang saat ini masih belum melepaskan cekalannya pada pergelangan tangan Elise. “Tuan Muda Anderson Yang Terhormat, buat apa kamu berada di sini?” tanya Stella. Dia tak mengerti bagaimana bisa Dominic bisa berada di dalam toko, dan baru saja dia membantu Stella, sehingga pot kaca itu tak mengenai kepalanya? Apakah ada seorang malaikat yang hinggap di bahu kanan Dominic, sehingga pria itu menjadi agak jinak dan baik padanya? Tapi tunggu .... “Kenapa kamu bisa ada di sini?” Stella mengulang kembali pertanyaannya. Dominic menyentak tangan Elise, lalu beralih pada Stella. Dia menarik dengan kasar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 8. Kekesalan Dominic

    Setelah Dominic selesai membelikan sebuah gaun pada Stella, mereka pun keluar dari pusat perbelanjaan. Saat tiba di parkiran, Dominic menatap Stella, seumur-umur, selama tiga tahun mereka bersama, pria itu tak pernah mengijinkan Stella untuk duduk di dalam mobilnya. Dominic menatap Stella dari ujung kaki hingga ujung kepala, lalu dia berkata, “Sebaiknya kamu naik taksi saja. Aku sudah memberikan banyak uang padamu, jadi kamu naik taksi. Ingat, tujuanmu ke mansion, bukan kembali ke apartemen sempitmu!” “Kamu masih merasa jijik untuk satu mobil denganku? Lalu kenapa tadi kamu memintaku untuk menggandengmu?” Dominic seperti seekor tikus yang tertangkap basah, cepat-cepat dia memalingkan wajahnya ke arah lain menghindari tatapan dari Stella padanya. “Sampai rumah, aku akan membersihkan diri,” ucap Dominic ketus, membuat perasaan Stella sakit mendengarnya. Selama bertahun-tahun, Dominic selalu menghujamnya dengan kata-kata yang sangat pedas, bahkan tak peduli saat Stella mengeluar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 9. Direnggut Paksa

    Stella berusaha menendang Dominic yang semakin kesetanan, tatapan Dominic berubah, tak lagi dingin, tapi ... tatapan itu adalah tatapan penuh gairah. Stella tak bisa berkutik ketika Dominic menangkap kedua kakinya dan mencengkramnya dengan kencang, membuat Stella meringis menahan sakit.“Dominic, lepaskan aku!” teriak Stella. Meski dia mencintai Dominic dengan separuh jiwanya, dia tak bisa menerima perlakuan Dominic yang begitu kasar padanya saat ini. Pria itu mulai menggila.Pakaian yang dikenakan Stella koyak tak berbentuk, bahkan rok yang dikenakannya pun sobek di beberapa bagian akibat ulah Dominic.Pria itu mencekik leher Stella, dan berkata, “Melepaskanmu, Sayang? Apakah aku harus menurutinya?”“Aku ... sudah menurutimu, lalu apa lagi yang kau inginkan dariku, Dominic Anderson? Katakan!” seru Stella tak kuasa menahan rasa sakit di bagian leher.“Kau benar-benar ingin bercerai dariku? Apa karena kau ingin bersama pria yang tadi bersamamu di mall? Jawab, Bajingan!” maki Dominic de

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 10. Salahmu Hanya Satu!

    Dominic melenguh panjang, selesai menuntaskan hasrat dan kemarahan dalam dirinya. Stella beringsut menjauh dari tubuh Dominic, lalu mendekap kedua kakinya di depan dada. Tatapan kebencian terlihat dari kedua bola mata indah Stella. “Kau ... aku menyesal, karena pernah mencintaimu, Dominic Anderson!” seru Stella terisak, bahu bergetar, tatapan itu semakin dalam, dan menusuk. Dia tak pernah berharap, Dominic meminta hak dengan cara brutal. Dia tak tampak seperti pemerkosa tanpa hati, ketimbang sebagai seorang suami! “Kau pikir, aku peduli?” balas Dominic, dengan tatapan sekelam malam. Seringan tajam terlukis tipis di wajah tampan Dominic. Dia bangkit turun dari tempat tidur, meraih kemeja yang berada di lantai, lalu memakainya. Dia menoleh sedikit, melihat tubuh Stella yang masih bergetar. Lalu kedua matanya terpaku pada satu titik noda darah yang ada di atas seprei berwarna krem. Hatinya terasa dicubit melihat noda darah itu, tapi apa pedulinya? Dia sudah mendapatkan segalanya, dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 11. Pria Keji

    Tidak ada yang mampu dikatakan Stella begitu mendengar kata-kata Dominic padanya. Stella yang masih merasakan sakit di sekujur tubuh akibat perlakuan Dominic sebelumnya, berusaha bangkit berdiri. Sementara Dominic masih terus menatapnya dengan tatapan menyalang. “Kenapa? Kau masih belum cukup menyakitiku, Tuan Davis?” tanya Stella seraya tersenyum getir. Stella merangkak perlahan dengan tangan bertumpu pada tepi ranjang, berusaha untuk naik ke tempat tidur. Masih ada yang harus dikerjakan setelah ini. Dia harus menemani Dominic ke sebuah acara yang sama sekali tidak diinginkan olehnya. Dominic terkekeh mendengar apa yang baru saja dikatakan Stella padanya, lalu membalas kata-kata Stella, “Itu baru permulaan, Stelly. Seperti yang aku katakan, karena aku tidak ingin menceraikanmu, maka bersiaplah setelahnya kau benar-benar akan merasakan apa yang namanya neraka!” “Kalau begitu selesaikan sekarang, beritahu aku seperti apa neraka itu. Neraka apa yang akan kau berikan kepadaku!” tantan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 12. Siapa Wanita Itu?

    Pada akhirnya Dominic dan Stella pun bergegas menuju ke pesta ulang tahun seorang almarhum, menyedihkan memang, tapi itulah kenyataannya. Sepanjang perjalanan, Dominic mendiamkan Stella. Untuk pertama kali dalam hidup Stella, dia berada di dalam satu mobil dengan Dominic—suaminya. Tak perlu menunggu lama, keduanya pun tiba di sebuah mansion besar milik Keluarga Wilson. Degup jantung Stella terasa berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Dia sudah lama tidak mendatangi kediaman Keluarga Wilson, hampir selama pernikahannya dengan Dominic. Keluarga Wilson sendiri seolah telah melupakan jika Stella adalah bagian dari keluarga mereka. Sederet mobil mewah berada di halaman luas rumah keluarga, mereka sepertinya mengadakan pesta besar-besaran. Konyolnya lagi, pesta itu adalah pesta untuk orang yang—mungkin—sudah mati dan tidak pernah diketahui di mana keberadaan jasadnya. Dominic menyikut bahu Stella lalu berkata dengan nada dingin, “Tersenyum. Aku tidak ingin tamu melihatmu seperti orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 13. Mengapa Harus Ada Shania?

    Sebuah pertanyaan di mana tidak seorang pun bisa menjawab, mengapa dan kenapa? Jujur saja, wanita di hadapan Dominic saat ini benar-benar membuat Dominic semakin tidak fokus. Dia benar-benar cantik, tubuhnya indah dalam balutan dress ketat, yang memperlihatkan seluruh lekuk tubuh Shania, belum lagi cara berbicaranya yang begitu tertata menunjukkan jika Shania memang seorang wanita bangsawan yang memiliki etika dalam berperilaku. “Dia adalah janda dari Gareth Travis, putera tunggal Keluarga Travis yang meninggal tiga tahun lalu di sebuah kecelakaan,” imbuh Ken pada menantunya. Dominic yang diajak berbicara menganggukkan kepalanya, dia terpesona pada kecantikan Shania, sekaligus membangkitkan kenangan lamanya pada Stefani, gadis satu-satunya yang sangat dicintai Dominic! Alunan musik di aula besar membuai tamu, beberapa di antara mereka turun ke lantai dansa secara berpasangan. Dominic sendiri hanya berdiri seraya memperhatikan mereka semua. Shania menyadari jika pria tampan beristr

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-13

Bab terbaru

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 28

    Keesokan harinya, Stella diperbolehkan dokter untuk meninggalkan rumah sakit, dan menjalani perawat rumah. Dia terpaksa mengambil cuti beberapa hari di tempatnya bekerja, tidak mungkin memaksakan diri dengan tetap bekerja dalam kondisi tubuh yang benar-benar rentan.Ia sudah membaca pesan yang dikirimkan Dominic padanya, jika menerima tawaran Dominic, sama saja dia akan masuk kembali ke dalam sebuah perangkap yang membuatnya terjebak di dalam neraka bernama ‘cinta’. Saat kembali, hanya Dylan yang menemaninya di apartemen, Ruby telah mengatakan pada kedua orang itu, jika dia tidak bisa mengantar Stella pulang, karena ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan Ruby.Sesampainya di depan pintu, Dylan tidak bisa mengantar Mari sampai ke dalam ruangan. Dia harus bergegas pergi, ada sesuatu yang harus dikerjakannya. Beberapa klien di perusahaannya sedang menunggu untuk mengadakan rapat hari ini. Ada rasa berat di dalam dada Dylan, untuk meninggalkan wanita yang begitu dikasihinya seorang

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 27. Rasa Cemas Di Hati Dominic

    Stefani terisak di dalam dekapan Dominic, berkali-kali dia merutuki dirinya sendiri, mengatakan jika dirinya benar-benar bodoh dan terlalu murahan. Hanya untuk membuat Dominic merasa bersalah pada dirinya. Seandainya Dominic tahu, wanita yang berada di dalam dekapannya, adalah iblis dari segala iblis, tentu dia akan memilih untuk tidak pernah mengenal Stefani lagi selamanya.Saat sedang mendekap Stefani, tiba-tiba saja pikiran Dominic terbagi pada Stella. Tidak sedikit pun dia memikirkan mengenai Stella saat ini, semua terjadi begitu tiba-tiba. Stella yang menatap dengan tajam ke arahnya, lalu dengan kasar mengusir dari dalam ruangan, semua kembali berputar pada ingatannya.Apa mungkin ... dia sedang merasakan sebuah penyesalan? Lalu Dominic tidak menyadarinya?“Apa yang sedang kau pikirkan, Dominic?” tanya Stefani seraya mengusap wajah Dominic. Tidak biasanya Dominic terlihat murung saat bersamanya! Pikir Stefani saat itu.“Aku sedang memikirkan Stella,” jawab Dominic jujur. Membuat

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 26. Di Antara Dua Pilihan

    “Keluar!” seru Stella sekali lagi seraya menunjuk ke arah pintu dengan jari telunjuk. Dia tidak memedulikan jika akan dimarahi oleh perawat atau pun dokter.Hatinya belum juga lega meski dia telah mengusir Dominic dari dalam ruangan. Dia takut setelah dia keluar dari rumah sakit, pria yang dianggapnya setengah waras itu akan kembali menghampirinya, dan berbuat nekat.‘Dominic, Dominic, di saat aku mencurahkan seluruh perasaanku padamu, kau justru mengingkari kehadiranku di sisimu. Saat aku ingin menjauh dan melepaskan, kenapa kau bersikeras ingin bertahan? Ini bukan perasaan cinta, tetap kau menganggapku hanya sebagai barang!’ ucap Stella dalam hati dengan penuh penyesalan, Seandainya dia menolak untuk menggantikan Shania, dia tidak perlu merasakan cinta pada Dominic yang berakar begitu dalam seperti saat ini!Tidak lama setelahnya Stella dipindahkan ke ruang perawatan. Bersamanya, di dalam ruangan ada satu orang pasien lain. Setidaknya, dia bersyukur jika Dominic masih bersikeras in

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 25. Menyembunyikan Kehamilan

    “Jika ada hal buruk yang saya dapatkan setelah pemeriksaan, dokter harus tahu, saya akan mempertahankan kandungan saya apa pun resikonya,” kata Stella sekali lagi dengan memberi penekanan pada dokter. Dia berkata seperti itu, seakan memiliki firasat, sedangkan pemeriksaan sendiri belum dilakukan.Dokter yang menangani Stella hanya bisa terdiam begitu mendengarkan kata-kata Stella. Wanita berusia 23 tahun terlihat begitu serius pada kalimat yang diucapkannya, membuat dokter menjadi bingung. Di satu sisi, pria yang berada di luar ruangan adalah suaminya, jika dokter harus berbohong, lalu di kemudian hari terjadi sesuatu, yang akan disalahkan nantinya bukanlah pihak pasien, melainkan pihak rumah sakit, dianggap melalaikan kewajibannya.“Saya tidak tahu harus berbicara apa, Nyonya Stella. Memangnya kenapa Anda tidak ingin memberitahukan pada suami Anda mengenai masalah ini? Apa yang Anda khawatirkan?” tanya dokter mencoba mengorek keterangan lebih dalam pada Stella.Stella mencengkram tan

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 24. Akan Mempertahankan

    Dominic mengangguk dan setengah berlari membawa tubuh Stella masuk ke dalam rumah sakit. Sesampainya di depan pintu dia berteriak sekuat tenaga tanpa mempedulikan tatapan orang lain yang berada di ruangan tersebut, “Tolong, bantu istriku! Dia mengeluarkan darah!” Rasa sakit semakin mengiris-iris tubuh Stella. Dia benar-benar tidak berdaya dengan apa yang saat ini dirasakan. Seakan sekujur tubuh Stella pelan, pelan, tersayat oleh ujung pisau. Satu tangan Stella mencengkram kuat lengan Dominic. Dominic bisa merasakan kuku-kuku Stella menusuk lengannya, tetapi dia tidak menghiraukan rasa sakit akibat kuku-kuku Stella yang mencengkramnya. Jujur, dalam hati kecilnya dia sangat mengkhawatirkan keadaan Stella. Meski dia sendiri tidak bisa mengerti perasaan yang sedang dirasakan oleh dirinya! “Stella, bertahanlah,” bisik Dominic. Seandainya saja perlakuan seperti ini diterima Stella jauh-jauh hari sebelumnya, sebelum Stella memutuskan untuk melepas Dominic, tentu dia masih bisa berusaha u

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 23. Pendarahan?

    Rupanya Dominic melihat Stella yang membalikkan badan, batal untuk masuk ke ruangannya. Dia pun dengan geram memanggil Stella, seraya mempercepat langkahnya, “Stelly! Tunggu! Kau harus bicara denganku!”Dominic mengejar Stella, secepat apa pun langkah Stella untuk menghindari Dominic, tetap saja langkah Dominic jauh lebih cepat darinya. Stella berlari ke arah tangga darurat dan berlari menuruni anak tangga, sesekali dia melompati dua ruas anak tangga, dan lupa jika saat ini dia tengah mengandung anaknya dan Dominic? Dia benar-benar merasa cukup satu kali dia merasakan betapa menyakitkan perlakuan Dominic padanya, beberapa waktu yang lalu. Dia sadar, pria yang pernah tinggal bersama satu atap dengannya bukanlah pria yang memiliki hati seperti orang lainnya!“Stelly! Berhenti!” Dominic kembali meneriakkan nama Stella. Dia semakin mempercepat langkahnya membuat Stella cukup kesulitan untuk menyeimbangi langkah kakinya. Tidak lama kemudian, Stella merasa ada sesuatu yang sangat menyak

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 22. Muak

    Daniel rasanya ingin tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh bosnya yang sangat keras kepala itu. Dia pikir akan mudah menghindari karma? Memang yang membuat karma itu siapa?“Terserah Tuan Muda saja, hanya saya merasa iba dengan apa yang sudah Tuan Muda lakukan pada Nyonya Muda selama ini. Dia sama sekali tidak bersalah bagi saya, bukan keinginan Nyonya ingin menikah dengan Anda, kenapa Anda selalu saja melihat semua hal dari sisi Nyonya Muda?” ucap Daniel.“Apakah Tuan Muda pernah berada di dalam posisi Nyonya? Coba Tuan Muda bayangkan perasaannya harus menggantikan seseorang menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai. Setelahnya mendapat perlakuan buruk berkali-kali, apakah menurut Anda ... itu benar?” kata Daniel sekali lagi seraya memberikan penekanan pada nada bicaranya.Meski Daniel tidak sering bertemu dengan Stella, karena Stella tidak pernah diperbolehkan oleh Dominic untuk datang menemuinya di kantor, tetapi Daniel pernah beberapa kali

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 21. Akan Dikejar Karma

    Shania tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan William. Dia menganggap kalimat William padanya barusan adalah sesuatu yang sangat lucu. Siapa yang bisa membuktikan jika dia adalah penyebab kematian Garreth? Sungguh ... dia mencintai Garreth, hanya saja dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memberikan kehangatan pada mertua laki-lakinya. William sendiri tidak mengira jika Shania bisa membuat dirinya terjatuh dalam pelukan wanita itu. Selama ini dia selalu setia kepada isterinya yang telah meninggal dunia jauh sebelum Garreth menikah dengan Shania. Tetapi pertahanan yang dibangun selama ini hancur begitu saja ketika Shania hadir di dalam kehidupannya. Entah bagaimana dia harus melukiskan seorang Shania, tetapi benar ...Shania terlihat seperti seorang iblis wanita yang baru saja datang ke bumi, lalu memanipulasi pikiran-pikiran mereka untuk berbuat sesuai apa yang diinginkannya. Terlalu berlebihan memang, tetapi ... banyak yang sempat berpikiran seperti itu pada drinya.

  • Penyesalan Suami Arogan   Bab 20. Tidak Disetujui

    “Coba kau katakan sekali lagi?” tanya Matt, meminta putranya mengulangi perkataannya barusan. Dia tidak menyangka jika Dominic akan meminta sebuah permintaan yang sangat aneh menurut Matt! Dominic tertunduk, dia paham betul dengan watak dari ayahnya. Ayah dan kakeknya memiliki watak yang sama kerasnya, jika dia membantah, dia tahu apa yang akan dilakukan oleh kedua pria berbeda generasi padanya! Dominic menjawab tanpa berani memandang wajah Matt, “Aku ingin bercerai dan menikah dengan Shania Travis.” Matt menggebrak meja, lalu bangkit berdiri. Dia tidak mengerti apa yang ada di dalam otak putranya itu. Dia ingin menceraikan seorang wanita yang memang telah dipilih Matt dan ayahnya untuk menikah dengan cucunya itu, lalu sekarang dia berkata akan menikah dengan seorang janda bernama Shania Travis! “Konyol! Kau ingin taruh di mana mukaku, Dominic!” maki Matt pada Dominic. Dominic menundukkan wajahnya semakin dalam. Dia tidak tahu harus mengatakan apa, Shania telah hamil akibat ulahny

DMCA.com Protection Status