Share

Bab 32.

Penulis: Vita Zhao
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy Reading.

Arion dan Rega sudah sampai di kota A, dan menuju ke kediaman Wesley. Di sana sudah ada Zack, yang menunggu di depan rumah karena mendapatkan kabar bahwa sang atasan akan kembali ke kota kelahirannya. Zack sangat prihatin dengan kondisi Arion saat ini. Ia juga tahu kalau bosnya itu mengalami hari-hari yang sulit semenjak Zayla mengalami kecelakaan.

"Selamat datang, Tuan," sapa Zack dengan sangat hormat. Sementara Rega masih setia berdiri di belakang Arion. Ia hanya menundukkan kepala saat Zack menyapanya dengan hal yang demikian.

"Cari keberadaan Zayla, Zack," sepertinya yang ada di dalam otak Arion sekali cuma Zayla seorang. Sampai sapaan Zack diabaikan begitu saja.

"Sebaiknya Anda beristirahat dulu, Tuan. Supaya keadaan Anda membaik. Saya akan menjalankan tugas sekarang juga. Tapi, sebelum itu saya ingin menyampaikan bahwa di atas meja dalam ruang kerja Anda, saya menyimpan satu kotak kecil yang berisi semua bukti tentang siap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 33.

    Happy Reading. "Zayla, ayo kita pulang," tiba-tina Ansel menarik tangan sang adik agar menjauh dari Serly. Ia sangat cemas begitu melihat Zayla bertemu dengan sahabat lamanya. Sedangkan Ansel sengaja tidak memberikan kabar mengenai kecelakaan dan hilang ingatan yang dialami Zayla, kepada Serly. Karena Ansel takut Serly menceritakan masa lalu Zayla yang hanya akan membuat adiknya itu tertekan. Iq tidak akan membiarkan Serly melakukan semua itu. "Kak Ansel, biarkan aku bicara sama Zayla. Kenapa kalian bersikap seperti tidak mengenalku. Ada apa ini?" tentu saja Serly merasa curiga dengan gelagat aneh yang Ansel tunjukkan. Begitu juga dengan Zayla yang terlihat kebingungan saat melihatnya. "Dia siapa Kak? Sepertinya dia mengenal kita. Biarkan aku berbicara dengannya," pinta Zayla kepada sang kakak. Ia merasa penasaran dengan Serly. Dari tatapan wanita itu terlihat jelas kalau dia mengkhawatirkan keadaan Zayla. "Ada apa ini sebenarnya. Ke

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 34.

    Happy Reading. Arion melajukan mobilnya ke rumah sakit Rongu, tempat Zayla di rawat. Dadanya bergemuruh saat mendapatkan kabar bahwa Zayla masuk rumah sakit. Ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu lagi untuk bertemu dengan Zayla. Cukup enam bulan yang lalu Arion menjadi pria pengecut sampai tak berani mendatangi Zayla dan meminta maaf kepadanya. Sekarang, sudah saatnya bagi Arion untuk meminta maaf kepada adik angkatnya itu. Sungguh Arion sangat menyesal. Sebelum berangkat ke rumah sakit pun Arion harus menelan beberapa biji obat penenang supaya tidak lepas kendali saat berhadapan dengan Zayla nanti. Datang seorang diri ke rumah sakit adalah keinginan Arion. Ia menolak saat kedua asisten pribadinya menawarkan diri untuk ikut ke rumah sakit. Karena mereka takut terjadi sesuatu kepada atasannya tersebut. Sebab, kondisi Arion belum benar-benar pulih. Bahkan pria tampan itu masih menolak untuk melakukan operasi pada bagian paru-parunya, dan terus bergantung pada obat-obatan dari dokter s

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 35.

    Happy Reading. "Pria sial*n! Brengs*k! Bajing*n kau Arion!" Serly berteriak tepat di hadapan wajah Arion. Baru kali ini ia berbicara kasar kepada kakak dari sahabatnya. "Tega sekali kamu membuat hidup Zayla hancur. Pria macam apa kau ini. Apa kau tak punya hati sedikitpun, huh! Dia sampai menderita sampai sekarang karena nggak tahu siapa ayah dari bayi yang dikandungnya," akhirnya Serly menangis histeris karena tak kuasa menahan rasa sesak di dadanya. Arion tertegun. Ia menatap Serly dengan tatapan tak terbaca. Ia sungguh tak mengerti kenapa Zayla bisa tidak tahu bahwa dialah yang menghamilinya. Bahkan adiknya itu terlihat tidak mengenali dirinya. "Maksud kamu apa?" Arion berusaha menahan amarah agar ia tidak lepas kendali. Kepalanya sudah terasa pusing akibat masalah yang terjadi. "Waktu Zayla kecelakaan, kamu di mana? Zayla mempertaruhkan nyawa di rumah sakit selama berminggu-minggu, dan berjuang melawan koma. Setelah sadar pun Zayla kehilangan memori ingatannya akibat benturan

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 36.

    Happy Reading. Suasana begitu mencekam saat tatapan dingin Arion bertemu dengan tatapan tajam Ansel. Sekedar tatapan saja sudah mengisyaratkan peperangan diantara keduanya. Saat ini mereka ada di sebuah ruang VIP dalam restoran terdekat dari rumah sakit tempat Zayla dirawat. Tak ada yang berani membuka percakapan diantara keduanya. Mereka sama-sama diam dengan pikirannya masing-masing. "Cepat katakan ada perlu apa mengajakku kemari," Arion membuka percakapan terlebih dahulu karena tak tahan ingin segera keluar dari sana dan menemui Zayla di rumah sakit. "Keluarkan Zayla dari kartu keluarga Weasley," ucap Ansel to the point. Ia paling tidak suka berbelit-belit yang hanya akan membuang banyak waktu. Arion tersenyum sinis pada Ansel yang juga menatapnya nyalang. "Atas dasar apa kau memerintah ku untuk melakukan semua itu. Apa hakmu?" dari perkataan Arion sudah jelas kalau pria itu mencibir Ansel karena ia belum tahu tentang kebenaran yang sesungguhnya, jikalau Ansel adalah saudara k

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 37.

    Happy Reading. "Aku sudah ingat semuanya," cetus Zayla menatap datar pada sahabatnya itu. "Tapi aku mohon, rahasiakan ini dari siapapun termasuk keluarga Kak Ansel," pinta Zayla memasang wajah datar. "K-kamu serius, Zay. Kamu beneran ingat semuanya?" tanya Serly sangat terkejut. Bibirnya sampai dibungkam oleh Zayla karena suaranya terlalu nyaring. "Jangan keras-keras, nanti kedengeran sama mama dan papa," ucap Zayla setengah berbisik. Ia sampai menoleh ke kanan dan ke kiri karena takut Rina dan Bagas tiba-tiba muncul di sana. "Maaf, maaf. Aku kaget banget soalnya," Serly terkekeh kecil. Namun di detik berikutnya ia langsung mendekap Zayla dengan sangat erat. "Zay, aku seneng banget akhirnya kamu bisa mengingat semuanya," Serly tak bisa mengungkapkan rasa bahagianya itu, ia hanya bisa menangis haru. "Jangan kenceng-kenceng. Aku enggak bisa nafas. Kamu menekan perutku terlalu kuat," protes Zayla berusaha melepaskan pelukan sahabatnya itu. Panik, itulah yahh Serly rasakan sekarang.

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 38.

    Happy Reading. "Kamu apakan anakku!" Teriak Bagas segera menghampiri sang putri tercinta yang merintih kesakitan. "Sayang, kamu baik-baik saja 'kan?" kepanikan melanda Bagas dan juga Arion yang ada di sana. "Perut aku sakit banget, Pa. Aku seperti mau melahirkan," ucap Zayla terbata. Rasanya sangat sakit seperti di cabik-cabik. "Bagaimana mungkin kamu mau melahirkan sedangkan usia kehamilan kamu masih 6 bulan, Nak," kata Bagas sambil menekan tombol merah di sisi ranjang yang terhubung ke ruangan dokter. "Kamu tenang dulu, Zayla. Rileks, jangan tegang. Ada kakak di sini. Aku mohon tenanglah demi calon anak kita," Arion berusaha menenangkan Zayla agar tak terjadi hal buruk kepada calon anaknya, terutama terhadap Zayla. "Ini semua gara-gara kamu. Kehadiran mu selalu menjadi bencana dan membuat Zayla celaka. Apa kamu belum puas membuat hidupnya hancur, huh!" Geram Bagas menatap tajam pada Arion. Bahkan tangannya mencengkram kerah baju Arion dari saking marahnya. Sampai akhirnya dokt

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 39.

    Happy Reading. Sesuai dengan permintaan Zayla, sekarang wanita itu benar-benar ikut tinggal bersama Arion yang akan ditemani oleh Ansel. Pria itu bersikukuh ingin menjaga Zayla di sana, tidak masalah jika harus berhadapan dengan Arion setiap harinya. "Jangan terlalu banyak gerak yang akan membuatmu kelelahan. Enggak baik buat kesehatan kamu dan juga calon bayi kamu," ucap Ansel sambil mengusap perut buncit Zayla. penuh kasih sayang. "Iya, Kak. Ada kalian yang akan menjaga aku di sini. Jadi aku enggak perlu takut untuk kelelahan 'kan?" Zayla tersenyum lembut kepada dua pria yang ada di dekatnya. "Tentu saja," jawab Ansel dan Arion secara bersamaan. Mereka sama-sama menyayangi Zayla lebih dari dirinya sendiri. Sedangkan Arion mencintai Zayla layaknya seorang kekasih, bukan seperti kakak dan adik pada umumnya. "Kamarku di sebelah mana?" Zayla mengalihkan topik pembicaraan karena ingin segera beristirahat. Sejak ia hamil, tubuhnya cepat merasa lelah, dan lebih sering rebahan di atas

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 40.

    Happy Reading. "Kurang ajar! Berani sekali kalian masuk ke ruangan ku!" Teriak Juanda kepada Zack dan Rega yang tiba-tiba saja menerobos masuk ke dalam ruang kerjanya. Tanpa basa-basi, Rega mengunci tubuh Juanda hingga pria itu tak bisa bergerak sedikitpun. Pria baya itu diikat di kursi kerjanya agar tak membuat ulah selagi Zack mengutarakan maksud dan tujuannya ke sana. "Tuan Juanda Erlangga!" Zack menepuk puncak pria itu sambil mengitarinya dan menatap tajam kepadanya. Sikap Zack yang seperti itu tidak jauh berbeda dengan Arion ketika sedang marah. "Anda sangat berani sekali mencuri saham milik orang lain. Kau pikir, keluarga Wesley akan diam saja setelah membiarkan mu cukup lama menikmati kekayaannya," Zack berkata sambil duduk di hadapan Juanda yang telah disiapkan kursi oleh Rega. "Apa maksudmu, sialan! Jangan bersikap sok pahlawan. Bukankah bos mu sudah gila, jadi dia tidak bisa menjadi pemimpin di perusahaan ini lagi. Semua dewan pun tak sudi mempunyai pemimpin gila seperti

Bab terbaru

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 109.

    Happy Reading. 2 tahun kemudian. "Mama Biel mau cucu," teriak bocah berusia 2 tahun setengah sambil merengek manja minta dibuatin susu. Logatnya masih belepotan dan dibuat buat cadel, padahal Gabriel sudah bisa mengucapkan huruf R, hanya saja bocah itu kadang manja dan berbicara seperti itu. "Iya, sayang. tunggu sebentar. Mama lagi ganti popok adik kamu," balas Zayla dari dalam kamar. Yeah, dia sudah punya anak lagi berjenis kelamin perempuan. "Mana biar aku yang ganti pokok si cantik, kamu temui Gabriel sebelum anak itu berulah," Arion mengambil alih pekerjaan sang istri yang belum selesai mengganti popok sang putri. "Makasih, Dear," satu kecupan mendarat sempurna di pipi Arion dari sang istri tercinta. Arion tersenyum lembut kepada bayi mungil nan cantik versi dirinya perempuan. Kedua anaknya mewarisi wajah Arion semua, Zayla hanya mengandung dan melahirkannya tanpa ada satupun anak-anaknya yang mirip dengannya. Gisella Arieta Wesley, nama yang cantik secantik wajah bayi mung

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 108.

    Happy Reading. Randy menatap sang adik yang baru pulang dari cafe depan setelah makan siang bersama dengan Johan. Wajah ibu hamil itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun, seolah sudah mati rasa akan cinta. Ah, bukankah Laudya memang tidak pernah jatuh cinta selama ini? Kepada Rafly pun ia tidak merasakannya dan cuma sebatas partner ranjang saja. "Gimana?" cetus Randy bertanya kepada sang adik, ia sangat penasaran proses Johan mendekati adiknya tersebut. "Gimana apanya?" Laudya justru bertanya balik karena tak mengerti dengan maksud dari ucapan sang Kakak. "Acara makan siang tadi," Randy tidak langsung to the point, tangannya meletakkan lap meja yang sedari tadi ia genggam sehabis membersihkan tempat di sana karena sebentar lagi toko kue akan segera tutup. "Lancar," jawab Laudya sekenanya, ia tidak berpikir kalau pertanyaan sang Kakak mengarahkan pada hal lain bukan pada acara makan siang saja. Randy menghela nafas kasar karena sang adik tak kunjung mengerti maksud perkataannya, s

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 107.

    Happy Reading. Kota D. Laudya dan Randy sukses memulai hidup baru hanya berdua di sana. Kehamilan Laudya sudah berusia 3 bulan, dia sangat sehat dan bisa bekerja dari rumah dengan membuka usaha usaha kecil-kecilan, yaitu toko kue aneka rasa. Sisa uang pemberian dari Rafly masih sangat banyak, tetapi tidak Laudya pakai semuanya karena dipersiapkan untuk biaya persalinannya nanti. Sekarang tabungannya mulai menipis setelah membuka toko kue dengan biaya pembelian tanah yang cukup mahal. Meskipun mereka tinggal jauh dari kota besar, tetap saja apa-apa serba mahal. Itupun menghabiskan hampir semua tabungan yang Laudya punya. Sebagian kecil ia sisakan untuk calon anaknya nanti. Laudya memang berbakat di bidang pembuatan kue sesuai dengan kemampuannya selama ini. Sebelumnya dia juga bekerja di pabrik kue pie dan kek, sekarang dia tidak akan kesulitan jika membuka toko kue kecil-kecilan karena sudah berpengalaman di bidang tersebut. Akan tetapi, Laudya sedikit bimbang karena semakin bert

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 106.

    Happy Reading. Waktu berlalu sangat cepat, tak terasa sudah dua bulan dari kematian Juanda. Semua orang sudah kembali pada aktivitasnya masing-masing, begitu juga dengan Zayla yang kembali memasuki kuliah di fakultas yang sama dengan Serly. Kehadirannya di sana disambut hangat oleh teman-temannya di kampus. Mengenai Gabriel sudah ada Ririn yang menjaganya selama Zayla beraktivitas di kampus. "Aku seneng banget bisa menikmati suasana kampus walaupun di kampus yang berbeda. Tapi, di sini aku mendapatkan kenyamanan yang sangat luar biasa yang enggak aku dapatkan di kampus sebelumnya," ucap Zayla sambil menikmati suasana taman di belakang kampus. "Aku ikut bahagia, Zay. Ini adalah impianku dari dulu bisa satu kampus sama kamu," Serly tersenyum senang kepada sahabat sekaligus adik iparnya itu. "Uh, sayang banyak sama Kakak iparku yang cantik ini," pelukan hangat Zayla berikan kepada Serly, mereka berdua sama-sama bahagia akan hal itu. Takdir berpihak kepadanya sehingga tetap menyatukan

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 105.

    Happy Reading. Rula menangis histeris saat mengetahui bahwa Papanya sudah meninggal dalam keadaan mengenaskan. Sungguh hatinya sangat sakit, walaupun ia tahu orang seperti apa sang Papa, tetap saja tidak ada seorang anak yang membenci Papanya sendiri. Roger mendekati sang istri yang duduk di samping makam mertuanya. Padahal dia belum sempat bertatap muka dengan Juanda bahkan di hari pernikahannya sekalipun dia tidak bisa menghubunginya. Roger menyerahkan semuanya ke wali hakim saat melaksanakan acara pernikahan kala itu bersama Rula. "Jangan menangis, kasian anak kita," ucap Roger memperingatkan sang istri akan calon anaknya. "Kamu enggak tahu rasanya kehilangan orang yang paling kamu cintai di dunia ini. Papa adalah cinta pertamaku, bagaimana mungkin aku baik-baik saja setelah kepergiannya, apa kamu waras berkata seperti itu, huh!" akibat terlalu sedih, Rula marah-marah kepada suaminya sendiri dan salah mengartikan ucapan Roger barusan. 'Sabar Roger, hormon ibu hamil memang naik

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 104.

    Happy Reading. Jika kemarin adalah hari bahagia bagi Ansel dan Serly, sekarang adalah hari terbahagia bagi Zayla dan Arion. Sesuai yang telah direncanakan, mereka berdua melangsungkan acara resepsi pernikahan di sebuah hotel bintang 5 milik keluarganya sendiri di tengah-tengah kota. Tamu yang hadir melebihi banyaknya tamu Ansel dan Serly 2 minggu yang lalu, sekarang pengantin baru itu turut andil dalam pernikahan Zayla dan Arion. Bahkan mereka lah yang meng-handle semua persiapan acara tersebut. Semua anggota keluarga mengucapkan selamat kepada sang pengantin baru, yeah anggaplah begitu walaupun mereka sudah lama resmi menjadi pasangan suami istri. Sekarang hanyalah pesta perayaannya yang digelar sangat mewah. "Aku enggak nyangka bisa hidup bersamamu," ucap Arion tak melepaskan genggaman tangannya kepada sang istri. "Aneh ya, Kak. Kita dibesarkan sebagai Kakak dan Adik, eh sekarang malah jadi pasangan suami istri," balas Saya terkekeh kecil. "Andaikan Mama sama Papa masih ada, me

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 103.

    Happy Reading. Laudya menunggu sang Kakak di depan rumah, hatinya begitu resah, ia benar-benar mencemaskan Kakaknya yang pergi entah ke mana. Hingga datang sebuah taksi dan berhenti di dekatnya, ternyata Randy penumpang dari taksi tersebut. "Kakak dari mana, aku cariin dari tadi," ucap Laudya menghampiri sang Kakak, wajahnya terlihat sangat lesu seolah ada beban berat di pundaknya. "Maaf, sudah membuat mu khawatir. Ayo ke dalam ada yang mau Kakak bicarakan," setelah membayar taksi barusan Randy masuk ke dalam rumah diikuti oleh Adiknya. "Mau bicara soal apa, Kak?" tanya Laudya begitu penasaran, tatapannya tak lepas dari wajah sang Kakak yang tak bersemangat. "Besok kita akan pindah ke luar kota, kita mulai semuanya dari nol, kita besarkan anak kamu bersama-sama. Jangan pernah menghubungi pria itu dengan tujuan meminta tanggung jawab, jangan merendahkan harga diri kamu di depan pria brengsek seperti itu. Ada Kakak yang selalu ada buat kamu, asalkan kita sama-sama jujur dalam hal a

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 102.

    Happy Reading. Tanpa sepengetahuan Laudya, Randy mencari alamat rumah pria yang sudah menghamili adiknya. Ia harus meminta pertanggungjawaban kepada pria itu apa pun yang terjadi, Randy tidak mau Laudya hamil tanpa suami. Berbekalkan nomor Rafly yang ia curi dari ponsel adiknya, Randy nekat pergi ke rumah pria itu yang katanya ada di tengah-tengah kota. Randy mendapatkan informasi itu dari sosial media yang ternyata Rafly bukanlah orang sembarangan. Dari semalam Randy menghubungi nomor Rafly tetapi tak ada jawaban dari sana, membuat Randy semakin kalang kabut dibuatnya. Tentu saja Rafly tidak bisa dihubungi, ia sedang patah hati dan mengurung diri di dalam kamarnya sejak semalam. Lebih tepatnya setelah ia menjadi pusat perhatian di pesta pernikahan Serly yang tak sengaja menjatuhkan gelas di dekat pintu ruang acara. Tok! Tok! Tok! "Raf, ada yang cari kamu di bawah, turun yuk," ucap Mayang dari balik pintu kamar, ia paham bagaimana perasaan putranya saat ini, karena itulah ia mema

  • Penyesalan Kakak Angkat   Bab 101.

    Happy Reading. Malam yang seharusnya menjadi malam pertama yang indah bagi pengantin baru, tidak dengan Serly dan Sean. Pengantin wanita mengadakan sidang keluarga di ball room hotel setelah para tamu undangan pulang semua. "Jelaskan kenapa bisa seperti ini?" cetus Serly menatap satu persatu wajah orang-orang yang sudah membohonginya. "Pa, Ma, Siapa yang akan menjelaskannya?" cecar Serly menatap kedua orang tuanya, mereka berdua juga tidak tahu harus menjelaskannya dari mana. "Begini saja, Nak. Bagaimana kalau Ansel yang menjelaskannya secara detail sama kamu di kamar," tawar Rina kepada sang menantu, ia juga enggan mengatakan secara langsung bagaimana asal mula rencana itu tersusun. Tatapan Serly menghunus tajam pada sang suami yang duduk di sampingnya, menuntut persetujuan dari suaminya itu. "Baiklah, aku yang akan menceritakan semuanya sama kamu. Kalau begitu ayo kita ke kamar, kasian orang tua kita pasti kelelahan dan ingin beristirahat," kata Ansel menatap sendu, Ia takut is

DMCA.com Protection Status