Bab 7

Haris berdiri dan berteriak dengan keras, seperti sedang menangkap seorang pengkhianat.

Suara Haris mengejutkan Hania dan membuatnya berbalik dengan Roger.

Hania melihat Haris beserta empat orang polisi berjalan ke arah mereka. Di antara empat polisi itu, kepala polisinya seorang wanita cantik. Kepala polisi itu mengenakan pakaian biru gelap kepolisian, beserta figur yang penuh kebanggaan dan wajah yang menarik. Polisi wanita itu terlihat masih sangat muda, seperti di bawah 20 tahun.

Meski Hania tahu umur polwan itu pasti lebih dari 20 tahun, tapi dengan penampilannya yang cantik itu, sulit untuk tahu berapa umurnya yang tepat. Sama seperti Hania yang terlihat masih 20-30 tahunan.

Hania terkejut dengan situasi itu. Kenapa sampai ada polisi yang datang?

Polwan itu bernama Karina Liondra. Wajah cantik Karina terlihat dingin, dia memimpin semua orang menghampiri Roger.

Roger berbicara tepat di saat Karina akan berbicara. Roger terkekeh lalu berkata pada Haris, "Nak, buat apa memanggil kakekmu?"

Haris tertegun ketika mendengar ucapan Roger. Dia berkata dalam hati, "Bajingan! Kamu memang bukan orang normal. Apa kamu nggak takut padahal ada polisi di sini?"

Hania diam-diam mengernyit, merasa Roger terlalu sembrono. Perangainya terlalu arogan. Hania suka orang yang dewasa dan pendiam.

Tapi Roger tidak sadar sikapnya ini justru membuat Hania tidak nyaman. Pria itu memang orang yang terlalu santai.

Tiba-tiba Karina mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa-apaan bicaramu itu?"

Roger melirik Karina dan tatapannya jatuh pada dada wanita itu cukup lama. Roger berpikir untuk sedikit menahan diri di depan Hania, dia pun mengalihkan tatapannya dan tersenyum pada Karina, "Tentu saja mulutku yang bicara."

Seketika Karina menjadi marah dan berkata, "Jaga sikapmu! Siapa yang bercanda denganmu?"

Roger tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Astaga! Apa kamu bisa mengendalikan langit dan bumi, sampai mau mengendalikan ekspresiku? Sejak kecil aku suka tertawa hahaha ...."

Seorang polisi laki-laki di sebelah Karina tidak tahan lagi lalu menegur, "Jaga sikapmu, kalau nggak bisa bekerja sama dengan kami, kamu akan rasakan akibatnya."

Roger melirik polisi laki-laki itu lalu berkata dengan santai, "Aku sedang bicara dengan wanita cantik, bukan urusanmu."

Sekarang Karina yakin dengan kepribadian Roger yang bajingan.

Haris juga melihat Roger sama sekali bukan orang yang polos seperti kelihatannya. Sialan! Dia bahkan lebih licik dan berandal daripada dirinya.

Setidaknya Haris tidak berani macam-macam di depan polisi.

Roger merasa sudah cukup dirinya bermain-main, lalu bertanya, "Ada apa? Kenapa bawa polisi mencariku malam-malam? Apa aku melanggar hukum?"

"Kami menerima laporan, katanya kamu dicurigai sudah mencuri barang-barang di komplek sejak lama. Jadi kami akan memeriksa asramamu," sahut Karina dengan tenang.

"Apa dia yang melaporkannya?" Roger mengabaikan Karina dan menatap Haris. Roger cukup terkejut karena tidak menyangka Haris akan melakukan trik kotor seperti ini.

Haris yang punya dukungan polisi sekarang, tentu saja tidak takut pada Roger. Dia mencibir dan berkata, "Kamu bajingan di tim keamananku."

Roger terkekeh dan berkata, "Luar biasa, berani memakiku ya sekarang. Tunggu sampai polisi ini pergi, aku akan menghabisimu."

Tubuh Haris tiba-tiba gemetar.

Karina begitu marah dan berkata, "Jaga sikapmu! Kamu bahkan berani mengancam orang lain di depan kami. Karena itu, sekarang juga aku akan membawamu ke kantor polisi!"

Roger berkata, "Terserah."

Kepribadian Roger bukan lagi sekedar arogan, bisa dibilang dia sudah keterlaluan.

Karina menarik napas dalam-dalam menenangkan kemarahannya. Masih ada hal penting yang harus ditangani. Karina pun berkata, "Ikut kami ke asramamu, kami akan mencarinya di hadapanmu."

Roger pun menjawab, "Baik, ayo jalan."

Disisi lain Hania merasa cemas, meski dia belum lama mengenal Roger, tapi setidaknya Hania cukup mengerti karakter pria itu. Dengan kepribadian Roger, tidak mungkin dia melakukan hal yang tidak benar. Sama seperti saat Roger berkata akan menangani Haris, itu pun dia katakan di hadapan polisi.

Hania juga tahu karena Haris berani melapor polisi, itu artinya pria itu sudah membuat jebakan.

"Roger, Haris sepertinya sudah menyimpan barang curian di asramamu," bisik Hania pada Roger.

Roger terkekeh dan berkata, "Jangan khawatir Kak Hania. Tidak akan terjadi apa-apa."

Ekspresi Roger masih terlihat biasa saja seperti itu bukan masalah besar.

Selain itu, Roger selalu berekspresi seperti tidak ada satu pun di dunia yang bisa membuatnya peduli.

Hari ini Leon dan Vander sudah memperingati Roger, tapi Roger tidak memedulikannya.

Hania tidak tahu Roger itu sebenarnya terlalu arogan atau memang terlalu percaya diri dalam segala hal.

Sekelompok orang itu akhirnya tiba di asrama.

Lampu di dalam asrama bersinar begitu terang seperti siang hari.

Ada empat satpam yang sedang bermain kartu di dalam. Wajah mereka berubah hijau ketika melihat polisi datang. Astaga, mereka hanya bermain kartu dengan taruhan yang sedikit, tidak perlu sampai buat pertunjukan seperti itu 'kan?

Roger yang pertama kali berjalan masuk, dia terkekeh dan berkata, "Jangan khawatir kakak-kakak, mereka datang bukan karena judi, tapi mau menangkapku."

Karina dan para polisi, termasuk Haris dan Hania tidak bisa berkata-kata karena Roger.

Sebenarnya bagaimana isi otak pria itu.