"Eheheheheh."Penjaga penjara menautkan alisnya curiga. "Kenapa kau tersenyum?""Dia sudah gila. Kau bertanya pada orang gila? Serumpun kalian berdua.""Kau-?" kesal penjaga tersebut pada Ma Jun namun dia mengurungkan niatnya setelah melihat mata pemuda itu.Lan Xiaoyan tidak menghiraukan omongan-omongan itu. Hingga gedoran keras terdengar di pintu ruang penjara. Penjaga tersebut membalikkan badan untuk membuka pintu tersebut dan tidak menemukan siapa pun di sana. Lantas dia menutup kembali pintu dengan bingung."Kau pasti sedang merencanakan sesuatu," tuduh penjaga kepada Lan Xiaoyan. Lan Xiaoyan mengernyitkan dahi."Oi, kau lihat aku ada di dalam penjara ini, dua tanganku sedang diborgol. Kau pikir aku bisa berbuat apa?"Lelaki itu mendengkus kesal. Dia kembali melihat wajah mencurigakan Lan Xiaoyan dan akhirnya naik pitam. "Berhenti mempermainkan ku!""Nah. Aku akan memberitahumu sesuatu," ujarnya.Ma Jun mengernyit heran, dia tidak mengerti sama sekali."Apa?""Pertama, coba lihat
Lao Zhan tidak bisa lari ke mana-mana lagi, dirinya terperangkap di lorong buntu dengan seorang Six Star berada tepat di hadapannya.Pantas saja Mei Linlin menyerahkan misi ini kepadanya, sudah berapa kali Lao Zhan bertemu Six Star dan hampir dihabisi. Mungkin tempat ini memiliki 4 orang Six Star, tentu saja itu sangat berbahaya. Ditambah dia sudah tidak memiliki kekuatan untuk bertarung sekarang, hal itu membuat keadaannya semakin terjepit. Lao Zhan menelan ludah susah payah.Langkah kaki lelaki itu mulai mendekatinya. Sosok Six Star yang dikenal dengan nama Yang Guang dan merupakan satu dari tiga petinggi terkuat di Black Jade Sword mengeluarkan aura mematikan. Tekanan berat menghempas bahu Lao Zhan hingga pemuda itu jatuh bertekuk lutut, bahkan untuk mengangkat wajahnya saja sangat kesulitan. Yang Guang mengangkat sebelah tangannya bersiap mengeluarkan kekuatan namun tiba-tiba dari arah barat dia mendengarkan suara gaduh yang luar biasa. Salah satu ruangan kembali meledak, kemudi
Ma Jun merentangkan sebelah tangannya di depan Lao Zhan dan Lan Xiaoyan. Sementara mata pemuda itu menatap tajam pada sosok lelaki di depannya.Menyadari bahaya, Lao Zhan mendecih. Kali ini Six Star yang datang berbeda dari sebelumnya. Sudah dipastikan tempat ini dijaga oleh tiga orang atau lebih Six Star. Hal itu kedengaran buruk. Ketiganya menelan ludah, Oak bersembunyi di bawah kaki Lan Xiaoyan mencari perlindungan."Tidak kusangka kotoran seperti kalian membuat kekacauan separah ini. Hahahha. Sepertinya kalian tidak boleh diremehkan, heh?"Saat lelaki itu mengoceh, Ma Jun berbicara pelan kepada keduanya."Berhati-hati dengan si brengsek ini. Dia cukup berbahaya. Dia bisa memutar seisi pabrik ini dengan kedua telapak tangannya."Meskipun terlihat berbahaya, Lan Xiaoyan merasa Ma Jun terlalu berlebihan."Tapi orang itu tidak membawa senjata apa pun," selanya bingung."Kekuatannya bisa membuat kau tergulung sampai-"Lelaki bernama Kexing itu merasa kesal dan berseru lantang. "Hei! K
Hiruk-pikuk membumbung tinggi di udara yang dingin, puluhan laki-laki berbaris dengan wajah tegang menyambut arahan dari seorang pemimpin yang berdiri di hadapan mereka yang tengah menyeru lantang. Meskipun angin sejuk membekuk tubuh mereka, puluhan orang itu berdiri tegap tanpa rasa ketakutan.Seseorang yang berdiri di belakang lelaki yang sedang berbicara menatap jauh ke langit malam yang hendak berganti pagi.Dalam batin dia berucap. "Semoga Xiaoyan tidak melupakannya. Penyerangan akan dilakukan saat pukul satu Festival Kembang Api sesuai yang direncanakan dengan Dokter Ouyang dan Pendekar Fu Hao."Matanya menatap seberkas sinar matahari yang berpendar jingga, mengingatkannya pada seorang wanita cantik yang berdiri di tengah medan perang sambil membacakan syair yang mengguncang seluruh daratan. Keberanian sosok yang begitu dihormatinya itu akan selamanya dibawanya untuk menyelesaikan ini semua ini—tugas yang belum dituntaskannya saat berdiri sebagai Tujuh Pilar Langit. "Di malam p
- Festival Api, Kota Rouhan - Gemerlap lampu lampion menghiasi seluruh langit Benua Api Bergejolak. Festival tahunan yang hanya diselenggarakan setahun sekali mewarnai langit bersama bulan purnama penuh ditemani bintang-bintang yang bertaburan dengan indahnya.Di tengah perjalanan Fu Hao sempat mengkhawatirkan keadaan Lan Xiaoyan dan yang lainnya, lelaki itu akhirnya mengutarakannya."Tuan Feng, bagaimana dengan murid Anda? Apakah baik-baik saja kita bergerak tanpa mereka?"Feng Guang menjawab dengan tenang."Kita harus bergerak dengan atau tanpa mereka. Jika kita menunda, tidak menutup kemungkinan masalah lain akan datang.""Baik. Aku mengerti."Rombongan bergerak cepat menuju sebuah perbukitan di mana dari jarak tersebut dapat terlihat seluruh bagian Kota Rouhan. Selama kurang lebih 2 hari 2 malam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat yang direncanakan.Setibanya di tempat tersebut Feng Guang memasang sikap waspada, seakan-akan sesuatu sedang mengawasi mereka di tempat itu.
"Cih, sial. Bagaimana tikus-tikus itu bisa lepas dengan mudah?!"Chu Mengyi menggeram kesal, penjaga yang gagal menjaga Lan Xiaoyan dan Oak jatuh terkapar bersimbah darah. Chu Mengyi memutuskan untuk pergi melapor pada Manajer Li sebelum keadaan semakin memburuk.Selama perjalanan kembali ke markas pusat Black Jade Sword sudah berapa kali sumpah serapah lolos dari mulutnya. Kalau bukan karena perintah Manajer Li, seharusnya pembunuh saudaranya sudah mati di tangannya. Membayangkan Lan Xiaoyan bisa lolos dari cengkraman tangannya hampir membuatnya gila, Chu Mengyi bergerak semakin cepat untuk menemui lelaki itu.Butuh waktu berjam-jam untuk sampai ke tempat tujuan, setibanya di ruangan Manajer Li, dia menemukan seseorang sedang bersama laki-laki itu dalam perbincangan yang serius. "Quan Yui-? Dia masih hidup? Apa yang di lakukannya di sini?"Chu Mengyi mengintip dari pintu ruangan yang sedikit terbuka dan melihat wajah Quan Yui yang terbakar dari samping."Jangan khawatir soal itu. Ak
Feng Guang memperhatikan dari kejauhan, setelah mengatur ulang rencana mereka berhasil membuat senjata baru.Ratusan panah yang dilengkapi suntik beracun telah disiapkan, para pemanah berbaris di tepi bukit bersiap menghujani pasukan lawan di bawah sana.Aura dingin dini hari yang mencekam menyelimuti para pendekar Pedang Angin Suci. Wajah tegang dan was-was di wajah mereka terlihat kentara. Malam ini adalah malam penentuan, untuk nasib yang ditanggung mereka selama ini. Hidup atau mati hanya demi satu tujuan; perubahan.Para pendekar Pedang Angin Suci mulai mempersiapkan serangan mematikan.Gerbang markas Black Jade Sword sunyi dan senyap, ketika itu seorang penjaga tanpa sengaja melihat gerak-gerik mencurigakan di atas bukit yang menjulang di sebelah markas.Dengan pandangan tajam, dia melihat bayangan-bayangan yang bersembunyi di balik semak belukar. Ketegangan di dalam markas semakin meningkat ketika satu per satu dari penjaga tersebut menyadari ada sesuatu yang mengerikan di bali
Belasan tebasan angin yang tajam menyerbu Kexing dari arah depan, begitu kencang memutar di segala titik kelemahannya namun begitu cepat juga pria itu menangkis sehingga tidak satu pun dari serangannya berhasil melukainya.Lao Zhan menapak di atas tanah yang kembali bergetar pertanda Kexing akan kembali menggunakan jurusnya, dia segera mempersempit jarak dengan Kexing untuk melancarkan aksinya.Kexing tertawa sinis. "Pendekar pedang sepertimu tidak ada gunanya dalam pertarungan jarak jauh. Hahaha."Lao Zhan mendecih."Katakan itu saat aku berhasil menebas kepalamu."Dalam posisi bertekuk sebelah lutut, Lao Zhan menyilangkan kedua pedangnya sejajar bahu. Kexing mengangkat tangannya cepat sehingga ribuan kepingan batu naik dan mengarah cepat ke tempat di mana Lao Zhan berada. Lelaki itu mengangkat satu batu yang sepuluh kali lipat lebih besar dari tubuhnya sendiri."Rasakan ini!" Di saat semua serangan tertuju padanya, Lao Zhan tetap diam dan tenang. Suasana menjadi lebih tenang untuk