"Setelah menghancurkan tengkorakmu, apakah kau masih bisa tersenyum?" kata Quan Yui memaksa pemuda itu agar mendongak padanya. Dia mencengkram dengan tenaga yang lebih besar. Ma Jun sudah tidak tahan lagi melihatnya, Lan Xiaoyan sudah menerima pukulan dan luka yang cukup fatal akibat Quan Yui. Dia akhirnya bersuara kesal. "Lihatlah betapa menyedihkannya kau ini. Menyiksa seseorang yang bahkan tidak memiliki keinginan untuk melawan. Binatang saja lebih baik daripada kau!"Quan Yui melemparkan wajah Lan Xiaoyan hingga pemuda itu jatuh tersungkur di tanah. "Apa kau bilang?!" seruhya. "Nanti saja kuhabisi anak keras kepala itu. Menghancurkan iblis lemah sepertimu akan jauh lebih mudah."Tinju keras menghantam pipi Ma Jun membuat wajahnya tertoleh ke samping dan sudut bibirnya robek berdarah. Pukulan beralih ke perutnya. Cincin batu di jari-jarinya merobek kulit Ma Jun sangat dalam. Pukulan demi pukulan melayang menghantam wajah Ma Jun membuka luka yang semakin melebar. Kedua pemuda itu
Empat tahun setelah peristiwa itu terjadi, sebuah keluarga berusaha bertahan tanpa sedikitpun keinginan tunduk pada organisasi Black Jade Sword. Sudah puluhan kali bawahan kelompok Black Jade Sword menggedor pintu rumah mereka dan memaksa kepala keluarga Ma untuk segera bergabung, terkadang menggunakan kekerasan.Ma Sheng, lelaki berumur 31 tahun bersama istrinya Liu Zhi hidup sederhana di rumah reyot. Tubuh mereka sangat kurus dan tidak terurus. Di tahun pertama wabah dimulai, semua orang berkata bahwa mereka satu-satunya keluarga yang memiliki anak normal dan.secara tegas mengatakan tidak akan membiarkan siapa pun menularkan penyakit tersebut pada anak mereka.Namun saat anak Ma Sheng dan Liu Zhi menginjak usia 4 tahun hal yang paling mereka takutkan terjadi. Ma Jun mulai memiliki tanduk dan gigi taring, namun tak memiliki sisik atau ekor seperti siluman seperti anak lainnya.Hari demi hari tubuh anaknya berubah semakin mirip dengan siluman sehingga semua orang menjauhi keluarga Ma
Saat membunuh seseorang, Ma Jun tidak pernah merasa puas. Dia terus melakukannya sampai luka di hatinya terbalaskan. Namun itu justru membuat lukanya berdarah lebih dalam.Semua orang ketakutan pada anak iblis. Hal itu justru membuat Ma Jun semakin nekat.Hingga akhirnya dia bertemu seorang laki-laki yang merupakan bawahan Black Jade Sword. Lelaki itu selalu menyerangnya tapi tidak pernah sampai membunuh Ma Jun. Setiap hari, di sore hari, dan waktu yang sama, Ma Jun bertarung melawan lelaki itu tanpa mengetahui namanya.Selama lima tahun lelaki itu selalu datang di lokasi yang sama, untuk bertarung melawan Ma Jun. Pemuda itu tidak mengerti apa maksudnya selain hanya bertahan sebisa mungkin untuk tidak mati.Sedikit demi sedikit kemampuan bertarung Ma Jun meningkat. Dia bahkan sudah bisa mengendalikan kekuatan elemen api miliknya. Karena hanya lelaki itu satu-satunya manusia yang mau berinteraksi dengannya, Ma Jun mulai menganggap sosok itu sebagai ayah kedua baginya.Tapi setelah li
"Eheheheheh."Penjaga penjara menautkan alisnya curiga. "Kenapa kau tersenyum?""Dia sudah gila. Kau bertanya pada orang gila? Serumpun kalian berdua.""Kau-?" kesal penjaga tersebut pada Ma Jun namun dia mengurungkan niatnya setelah melihat mata pemuda itu.Lan Xiaoyan tidak menghiraukan omongan-omongan itu. Hingga gedoran keras terdengar di pintu ruang penjara. Penjaga tersebut membalikkan badan untuk membuka pintu tersebut dan tidak menemukan siapa pun di sana. Lantas dia menutup kembali pintu dengan bingung."Kau pasti sedang merencanakan sesuatu," tuduh penjaga kepada Lan Xiaoyan. Lan Xiaoyan mengernyitkan dahi."Oi, kau lihat aku ada di dalam penjara ini, dua tanganku sedang diborgol. Kau pikir aku bisa berbuat apa?"Lelaki itu mendengkus kesal. Dia kembali melihat wajah mencurigakan Lan Xiaoyan dan akhirnya naik pitam. "Berhenti mempermainkan ku!""Nah. Aku akan memberitahumu sesuatu," ujarnya.Ma Jun mengernyit heran, dia tidak mengerti sama sekali."Apa?""Pertama, coba lihat
Lao Zhan tidak bisa lari ke mana-mana lagi, dirinya terperangkap di lorong buntu dengan seorang Six Star berada tepat di hadapannya.Pantas saja Mei Linlin menyerahkan misi ini kepadanya, sudah berapa kali Lao Zhan bertemu Six Star dan hampir dihabisi. Mungkin tempat ini memiliki 4 orang Six Star, tentu saja itu sangat berbahaya. Ditambah dia sudah tidak memiliki kekuatan untuk bertarung sekarang, hal itu membuat keadaannya semakin terjepit. Lao Zhan menelan ludah susah payah.Langkah kaki lelaki itu mulai mendekatinya. Sosok Six Star yang dikenal dengan nama Yang Guang dan merupakan satu dari tiga petinggi terkuat di Black Jade Sword mengeluarkan aura mematikan. Tekanan berat menghempas bahu Lao Zhan hingga pemuda itu jatuh bertekuk lutut, bahkan untuk mengangkat wajahnya saja sangat kesulitan. Yang Guang mengangkat sebelah tangannya bersiap mengeluarkan kekuatan namun tiba-tiba dari arah barat dia mendengarkan suara gaduh yang luar biasa. Salah satu ruangan kembali meledak, kemudi
Ma Jun merentangkan sebelah tangannya di depan Lao Zhan dan Lan Xiaoyan. Sementara mata pemuda itu menatap tajam pada sosok lelaki di depannya.Menyadari bahaya, Lao Zhan mendecih. Kali ini Six Star yang datang berbeda dari sebelumnya. Sudah dipastikan tempat ini dijaga oleh tiga orang atau lebih Six Star. Hal itu kedengaran buruk. Ketiganya menelan ludah, Oak bersembunyi di bawah kaki Lan Xiaoyan mencari perlindungan."Tidak kusangka kotoran seperti kalian membuat kekacauan separah ini. Hahahha. Sepertinya kalian tidak boleh diremehkan, heh?"Saat lelaki itu mengoceh, Ma Jun berbicara pelan kepada keduanya."Berhati-hati dengan si brengsek ini. Dia cukup berbahaya. Dia bisa memutar seisi pabrik ini dengan kedua telapak tangannya."Meskipun terlihat berbahaya, Lan Xiaoyan merasa Ma Jun terlalu berlebihan."Tapi orang itu tidak membawa senjata apa pun," selanya bingung."Kekuatannya bisa membuat kau tergulung sampai-"Lelaki bernama Kexing itu merasa kesal dan berseru lantang. "Hei! K
Hiruk-pikuk membumbung tinggi di udara yang dingin, puluhan laki-laki berbaris dengan wajah tegang menyambut arahan dari seorang pemimpin yang berdiri di hadapan mereka yang tengah menyeru lantang. Meskipun angin sejuk membekuk tubuh mereka, puluhan orang itu berdiri tegap tanpa rasa ketakutan.Seseorang yang berdiri di belakang lelaki yang sedang berbicara menatap jauh ke langit malam yang hendak berganti pagi.Dalam batin dia berucap. "Semoga Xiaoyan tidak melupakannya. Penyerangan akan dilakukan saat pukul satu Festival Kembang Api sesuai yang direncanakan dengan Dokter Ouyang dan Pendekar Fu Hao."Matanya menatap seberkas sinar matahari yang berpendar jingga, mengingatkannya pada seorang wanita cantik yang berdiri di tengah medan perang sambil membacakan syair yang mengguncang seluruh daratan. Keberanian sosok yang begitu dihormatinya itu akan selamanya dibawanya untuk menyelesaikan ini semua ini—tugas yang belum dituntaskannya saat berdiri sebagai Tujuh Pilar Langit. "Di malam p
- Festival Api, Kota Rouhan - Gemerlap lampu lampion menghiasi seluruh langit Benua Api Bergejolak. Festival tahunan yang hanya diselenggarakan setahun sekali mewarnai langit bersama bulan purnama penuh ditemani bintang-bintang yang bertaburan dengan indahnya.Di tengah perjalanan Fu Hao sempat mengkhawatirkan keadaan Lan Xiaoyan dan yang lainnya, lelaki itu akhirnya mengutarakannya."Tuan Feng, bagaimana dengan murid Anda? Apakah baik-baik saja kita bergerak tanpa mereka?"Feng Guang menjawab dengan tenang."Kita harus bergerak dengan atau tanpa mereka. Jika kita menunda, tidak menutup kemungkinan masalah lain akan datang.""Baik. Aku mengerti."Rombongan bergerak cepat menuju sebuah perbukitan di mana dari jarak tersebut dapat terlihat seluruh bagian Kota Rouhan. Selama kurang lebih 2 hari 2 malam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat yang direncanakan.Setibanya di tempat tersebut Feng Guang memasang sikap waspada, seakan-akan sesuatu sedang mengawasi mereka di tempat itu.
"Tidak mungkin..."Dokter Ouyang memelankan langkah kakinya saat tiba di depan lubang yang berasap, melihat seseorang terkapar di sana tak bernyawa. Kacamatanya retak dan dadanya terluka fatal. Bulir air mata menggenang di pelupuk mata lelaki ringkih itu, sekarang tugasnya adalah menyembuhkan korban virus yang ditularkan Black Jade Sword.Lan Xiaoyan dan kawan-kawannya telah berhasil menjatuhkan Black Jade Sword yang telah menjadi mimpi buruk mereka selama bertahun-tahun. Kini Ouyang sangat yakin dia mampu mengobati penduduk Kota Rouhan. Senyum bahagia terbit di bibirnya."Syukurlah..." Dia menyatukan kedua tangannya sembari berdoa.Di belakangnya, Feng Guang menyusul laki-laki itu dengan perlahan. Melihat jasad Manajer Li sekilas dan tersenyum melihat pemuda bodoh yang sedang tergelak bersama teman-temannya. "Entah kenapa terkadang aku merasa sial dan juga beruntung mengangkatnya menjadi muridku."Dokter Ouyang menoleh padanya. "Aku yakin kau sangat bersyukur memiliki murid sepertin
Kilat cahaya melaju dengan kecepatan tinggi, petir merah mengiringinya dan membentur perisai lelaki dengan kacamata hingga suara dentuman menggema keras. Dorongan yang sangat kuat hampir membuat Lan Xiaoyan dan Ma Jun terdorong. Mereka mulai memperkuat serangan dan menekan perisai Manajer Li.Lelaki itu membalas balik. Dia terdorong sekali dan membuka matanya lebar-lebar saat retakan kecil mulai menyebar. Perisai darah yang kuat mulai hancur. Lelaki itu melihat seseorang pingsan. Dia menjadi alasan mengapa Lan Xiaoyan berhasil selamat dari serangan sebelumnya."Tiga bajingan ini...." Angin berhembus kuat, kilat merah bercabang mencuat di balik perisainya. Serangan tersebut mulai membuatnya terdorong ke belakang.Tidak sampai di sana, Lan Xiaoyan mengeluarkan kekuatan yang jauh lebih besar. Membuat Manajer Li tercengang. "Dia mau mati-" gumamnya. Pemuda itu sudah menggunakan terlalu banyak kekuatannya. Terjangan dari depan sangatlah kuat hingga membuat kacamata lelaki itu pecah. Ma
Melihat dua bocah dengan mata penuh keyakinan mulai membuat Manajer Li kesal setengah mati, jemarinya bergerak-gerak ingin mencabik kedua pemuda itu.Mereka berdua berdiri bersebelahan, mengumpulkan seluruh kekuatan untuk serangan terakhir"Jika kalian gagal akulah yang akan memakan kalian," ujarnya dengan suara berat. Manajer Li sudah lebih tahu apa yang membuat ketiga pemuda itu bertahan lebih lama setelah mendapatkan luka berat dari para Six Stars. "Untuk kalian ketahui saja. Ketika tubuh telah mencapai batas dan tetap memaksakan bertarung, kalian akan mati.""Kami ke sini untuk menang, bukan untuk mati!" sahut Ma Jun dengan kobaran api yang sangat besar menyala di seluruh tubuhnya. Mata Manajer Li bergerak merasakan aura kekuatan yang hampir tidak pernah diketahuinya. Beberapa pendekar memiliki elemen khusus dalam teknik bertarungnya, tapi qi yang dimiliki pemuda itu netral. Kedua alisnya bertaut. Namun mengabaikannya ketika tahu keduanya benar-benar mempersiapkan diri."Kalian
Lan Xiaoyan hampir kehabisan napas, paru-parunya terasa berat sekali. Sosok tanpa wujud menekan dadanya dan mencekiknya dari belakang dalam keadaan dirinya tanpa bisa melawan. Dia memberontak namun benang-benang tipis merah merekat semakin kuat dan membalutnya. "Sial...." Kali ini Lan Xiaoyan benar-benar kehabisan langkah. Manajer Li tidak akan ragu-ragu mengambil nyawanya. Dia mencoba melihat sekitar. Ma Jun telah tumbang dan terkapar tak berdaya. Sementara itu Feng Guang telah pergi ke tempat yang jauh. Sementara Lao Zhan tidak muncul sejak tadi."Tenang saja. Tidak akan ada yang menolongmu." Tangannya mencair dan berubah menjadi sebuah pedang sabit, kakinya yang panjang melangkah cepat ke tempat Lan Xiaoyan digantung. Dia tidak akan membuang waktu dan melepaskan Lan Xiaoyan hidup-hidup.Belasan serangan mengenai Lan Xiaoyan tanpa ampun, tangan laki-laki itu bergerak tanpa jeda dan hampir tidak terlihat, wajahnya lebih cerah daripada sebelumnya dan dia menyeringai iblis seperti mel
"Aku menyesali banyak hal selama ini. Aku benar-benar tidak berdaya menghadapi mereka, maafkan aku. Jika hari itu aku menyelamatkannya..."Quan Yui menyadari jarum-jarum darah akan membunuh mereka berdua dalam sekejap, dia ingin gadis itu mendengarkannya di saat-saat terakhir. "Aku tidak membencimu." Ucapan Mei Linlin membuatnya berpaling sejenak. Quan Yui menggunakan teknik tubuh besi lalu berkata. "Maafkan kelancanganku, nona.""Tidak—aku tidak mau dilindungi lagi-!"Lelaki itu melindungi Mei Linlin dengan tubuhnya."Kau adalah tuan putri kerajaan, nyawamu adalah masa depan rakyatmu. Satu-satunya pilihan adalah membiarkan orang lain melindungimu.""Tidak..," Mei Linlin meneteskan air matanya, dia memejamkan mata saat jarum darah menghujani mereka berdua."Heaven Breaking Sword Technique.""Fire Barrier!!"Gebrakan kuat menghancurkan pusaran jarum darah, pelindung api menghalau ribuan serangan dan membakar jarum-jarum tersebut. Manajer Li mengedipkan matanya dan di balik perisai api
Sebuah bayangan besar menutupi tubuh Lan Xiaoyan yang terbaring telungkup di atas tanah yang banjir. Darah mengalir mengikuti arus hujan yang turun dengan deras. Menghujani ratusan mayat dan membawa amis darah bersama angin badai.Lelaki dengan pedang kebanggaannya melirik ke bawah dengan enggan, "Terlalu cepat seribu tahun untuk menantang ku, bocah."Dia mengangkat wajah Lan Xiaoyan dengan ujung pedang. "Kau hanya akan mati konyol di tempat ini.""Aku bilang, aku ke sini untuk memukul pantat kalian semua."Yang Guang terdiam sejenak, lalu tertawa kemudian hingga suaranya menggema keras. "Nyawa sudah diujung tanduk dan kau masih bisa mengoceh. Aku benci bocah sepertimu.""Aku bilang..." Bola mata pemuda itu, tatapan haus darah yang baru kali ini dilihatnya. Yang Guang menebaskan pedangnya untuk memenggal Lan Xiaoyan di tempat. Tapi dia terlambat mengeksekusinya. "Aku datang ke sini untuk membunuh kalian semua!!" Guntur dahsyat seketika memekakkan telinga diselingi cahaya kilat. Yang
Manajer Li mengangkat tangan kanannya ke arah Mei Linlin.Pupil mata safir membesar, pantulan sosok laki-laki dengan ribuan jarum darah terpantul di matanya. Ketakutan semakin nyata di saat jarum-jarum darah mulai bergerak cepat ke arahnya.Sampai saat itu tiba, Mei Linlin pasrah dengan keadaan, tidak akan mungkin bisa menghindari serangan sebanyak itu di waktu yang sama.Lucutan jarum terbang dengan gesit di tempat Mei Linlin berada. Gadis itu melindungi kepalanya sambil menunduk ketakutan. Napas gadis itu menderu kencang. Dia bahkan dapat melihat kedua lututnya bergetar hebat. Namun setelah beberapa detik dia menyadari tidak ada satu pun jarum yang mengenainya.Dengan hati-hati gadis itu mengangkat wajahnya dan melihat seseorang berada di depannya. Dia berkedip tak percaya dan segera melihat siapa yang melakukan hal itu."Kau-!" Mei Linlin terpaku tanpa bisa berkata-kata. Sudah pasti dia mengingat wajah lelaki itu. Orang yang membawa ibunya hari itu. Seseorang yang berdiri di dep
Guntur menggema sangat keras di seluruh penjuru. Kilat petir memperlihatkan ratusan mayat yang terbaring tak bernyawa. Bau amis darah mulai tercium di mana-mana, beberapa jam berlalu begitu lambat dan perlahan merenggut nyawa. Tidak ada detik yang terlewatkan tanpa jeritan kematian yang sudah berlangsung cukup lama. Kini bulan purnama telah tertutup sepenuhnya oleh awan hitam yang tebal. Tak lama, hujan turun dengan deras.Kedua pendekar berdiri saling berhadapan dalam jarak kurang dari dua puluh meter. Baru beberapa menit bertarung, wilayah di sekitar mereka sudah porak-poranda. Hening tercipta dan diisi suara merdu seruling Fei Mengchen. Wanita itu berusaha menangkap Feng Guang dengan cakar hitam raksasa yang muncul dari tanah.Namun strateginya tidak cukup berhasil untuk mengelabui laki-laki itu, dengan cepat Feng Guang berpindah dan menyerang tengkuk lawan dari belakang.Sedetik sebelum Feng Guang datang, wanita itu menghilang dan muncul dari arah yang berbeda.Beberapa orang yan
Bebatuan kecil jatuh oleh getaran yang terus-menerus terjadi dalam waktu singkat, energi api yang amat besar menaikkan suhu udara perlahan. Kilat berapi terbang cepat di atas kepala Quan Yui berusaha untuk menggapainya. Di sisi lain Quan Yui bertahan hanya dengan menangkis setiap serangan menggunakan pedang.Marah. Ma Jun sangat marah hingga tenggorokannya seperti dikoyak-koyak. Bahkan api yang meledakkan semua barang tidak cukup untuk membalaskan kemarahannya. Hempasan berapi menabrak tubuh Quan Yui, kabut api berpencar. "Apimu tidak akan cukup untuk membakarku, iblis kecil," ucap Quan Yui memperlihatkan wajahnya yang setengah terbakar. Kedua tangan Ma Jun kembali mengeluarkan bola-bola api, dia bahkan tidak peduli apa yang dikatakan lelaki itu."Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau membunuh orang yang tidak pernah mengusik hidupmu?!" Quan Yui termenung sejenak menatapi mata Ma Jun yang tak ubahnya api kemarahan yang begitu membara. Dia memejamkan mata sejenak.Tidak mendapatkan ja