Esok paginya, Lan Xiaoyan belum kembali membuat Feng Guang cemas mengingat hutan ini memiliki banyak siluman yang bisa kapan saja membunuhnya. Feng Guang akhirnya memutuskan mencari Lan Xiaoyan di saat hujan gerimis turun. Dia tidak memiliki petunjuk ke mana anak itu pergi, ditambah lagi Gunung Gui Shan cukup luas dan dia belum mengingat jalan.Jubah merah yang dikenakannya mulai basah. Feng Guang berjalan cukup lama, semakin dalam ke hutan rimba sampai dia mulai tidak yakin masih mengingat jalan kembali. Walaupun langit di atas gelap, nyatanya saat ini sudah memasuki tengah hari. Feng Guang sedikit ganjil kalau mengingat fenomena aneh di Gunung Gui Shan. Sekat antara dunia luar dan gunung tampaknya dibuat oleh manusia.Seingatnya dulu memang masih ada beberapa pendekar hebat yang bisa membuat segel sebesar ini, tapi untuk masa sekarang orang seperti itu hanya bisa dihitung dengan jari, pendekar Tujuh Pilar Langit belum tentu dapat membuatnya. Feng Guang menyeberangi sungai dangkal
Setelah hujan reda, Lan Xiaoyan dan Feng Guang memutuskan untuk kembali ke rumah. Feng Guang terpaksa dipangku oleh Lan Xiaoyan karena luka di tubuhnya kembali terbuka karena air hujan. Seperti sebelumnya, Lan Xiaoyan menyiapkan obat-obatan dan mengobati Feng Guang. Dua siluman menunggu di depan rumah gubuk, mereka membawa beberapa helai bunga aneh yang memiliki aroma busuk. Feng Guang pernah melihat bentuk bunga itu di sebuah buku obat-obatan tua, itu adalah obat yang cukup manjur untuk mengatasi luka luar.Jika dipikir-pikir lagi, bagaimana mungkin seorang anak manusia dapat berteman dengan siluman. Andai Feng Guang mengatakannya pada orang luar, dia pasti ditertawakan. Lan Xiaoyan berbeda dari anak-anak pada umumnya.Ketika sibuk berpikir, Feng Guang baru tersadar Lan Xiaoyan sedang mengoleskan obat di lengannya."Pak Tua Feng, kau bilang tadi kita memiliki cara untuk kabur dari sini.""Ya. Tapi rasanya hampir tak mungkin," ucapnya tertahan.Lan Xiaoyan berbinar-binar, setidaknya d
Dua minggu berlalu sejak pertama kali Feng Guang bertemu seorang anak kecil yang terjebak di Gunung Gui Shan dan dua minggu pula dirinya menjadi melatih Lan Xiaoyan. Dia tidak pernah menyangka akan bertemu sesuatu yang langka di tempat terasingkan seperti ini.Untuk kesekian kalinya lelaki itu menahan napas.Lan Xiaoyan sedang mengulang kembali gerakan yang diajarkannya satu jam yang lalu, hasilnya anak itu dapat mengulangnya dengan sangat mudah. Semakin lama Lan Xiaoyan mengulangnya, gerakannya menjadi semakin mulus dan sempurna. Tanpa sadar Feng Guang menggeleng-gelengkan kepala.Sekarang dia punya alasan mengapa dirinya ingin menjadikan Lan Xiaoyan muridnya. Selagi itu, Feng Guang masih dalam tahap penyembuhan tubuhnya. Dia harus fokus sembari melihat latihan Lan Xiaoyan."Pak Tua Feng!!"Feng Guang yang baru menutup mata dibuat kaget. Lan Xiaoyan menunjukkan gerakan yang sudah dikuasainya dalam waktu satu jam itu. Lelaki tersebut mengamati dengan teliti dan nyaris tidak ada yang sa
Satu Minggu berlalu, Feng Guang merasa dia mulai keliru tentang kekuatan Lan Xiaoyan. Lan Xiaoyan tetaplah pemuda biasa yang belum pernah mempelajari kultivasi. Dia mulai berpikir untuk mendatangi makam misterius untuk memastikan keadaan muridnya."Semoga dia baik-baik saja..."Feng Guang menapakkan kakinya di depan pintu, tapi langkahnya terpaku ketika melihat seseorang sudah berada tepat di hadapannya.Tetes demi tetes dari rambutnya jatuh ke tanah, belasan luka terbuka di seluruh tubuhnya. Bebatuan tempatnya berpijak sudah digenangi oleh darah yang menggenang. Dia menyodorkan sesuatu dari tangannya, batu-batu itu nyaris tak terlihat karena ternodai oleh darahnya sendiri. Terdengar berat suara yang keluar dari kerongkongannya."Ti-tiga ..."Feng Guang segera menangkap tubuh Lan Xiaoyan dengan tangan kirinya, pemuda itu menarik senyum susah payah. "A-ajarkan aku ... Tiga gerakan."Feng Guang menahan napas, dia menggelengkan kepala berulang kali sembari menatap ke kiri dengan takjub, "
Esok harinya seperti yang diharapkan, tiba waktunya bagi Lan Xiaoyan meninggalkan Gunung Gui Shan, momen itu adalah momen yang paling ditunggunya selama hidupnya. Tanpa diduga hari itu para silumannya berkumpul. Lan Xiaoyan yang baru saja keluar dari rumah melihat puluhan siluman berada di depan gubuk yang selama ini menjadi tempatnya pulang. Tentu saja dia pasti akan merindukan tempat yang telah membesarkannya, siluman yang selalu bersamanya dan petir yang selalu menyambar Gunung Gui Shan. Para siluman itu tampak sedih. Lan Xiaoyan tertawa. "Kalian seharusnya senang, tidak ada yang memakan kalian lagi, ahahaha!"Siluman singa duduk lesu. Dia seperti menggumamkan sesuatu. Lan Xiaoyan menyahut, "tidak perlu khawatir, kalkun kuning. Aku tidak akan memakan kawan-kawanmu di luar sana." Dia masih tertawa-tawa, "Hah... Kalau dipikir-pikir kalian mengajarkan banyak hal padaku. Aku benar-benar berterima kasih pada kalian." Dia menatap siluman-siluman itu dengan bersahabat. "Setidaknya kalian
Tiga kali dentuman gemuruh menggema membuat tanah berpijak bergetar, Lan Xiaoyan baru pertama kali ini melihat gunung Gui Shan mengamuk. Petir-petir menyambar dataran luas di belakang mereka. Dia menatap petir yang mulai mendekat dan Feng Guang berulang kali dengan rasa cemas yang semakin meningkat. Aliran kekuatan merah yang sangat luar biasa memenuhi bagian timur Gunung Gui Shan. Lan Xiaoyan terpana melihat seberapa besar kekuatan yang Feng Guang katakan hanya sekian persen dari kekuatannya.Kekuatan Feng Guang membuat tanah di bawah mereka kembali bergetar tak terkendali. Sengatan dari segel pelindung melawan kekuatan Feng Guang, menciptakan percikan cahaya yang meledak-ledak melukai lelaki itu, Lan Xiaoyan menyaksikannya dengan hati berdebar. Dia tidak pernah melihat kekuatan asli dari Gunung Gui Shan, seandainya dulu gunung ini menyerangnya dengan kekuatan yang sekarang dilihatnya dia pasti sudah mati sejak lama. Bahunya naik tiba-tiba, Lan Xiaoyan merasa kekuatan Feng Guang mel
Tapak kaki Lan Xiaoyan mengambang di atas udara, dia pikir dirinya akan jatuh dari ketinggian. Pemuda itu berteriak heboh. Namun teriakannya melambat dramatis saat melihat raut wajah Feng Guang yang menatapnya dengan tatapan menyedihkan."Aaa-ha. Kita sudah keluar?" Lan Xiaoyan menyipitkan matanya, dia merasakan tanah dan bebatuan asing di telapak tangannya namun belum bisa melihat jelas sekitar. Padahal baru saja mereka kehujanan di Gunung Gui Shan, namun saat ini dia merasakan hangat matahari membanjiri tubuhnya.Kedua mata pemuda itu berbinar terang, dia melihat rumah-rumah berderet di pinggir jalan yang dipenuhi manusia berlalu lalang, jajanan, oleh-oleh, toko baju, kedai arak dan penjual mainan anak-anak. Ketika dia mendengarkan keramaian dari tawa anak kecil, suara lelaki dewasa dan cekikikan wanita di pinggir jalan hatinya berbunga-bunga. Seperti anak kecil yang baru saja melihat dunia, Lan Xiaoyan berlari ke sana kemari untuk mengejar sesuatu yang menarik perhatiannya."Aku beb
"Sepertinya aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja. Kau bisa menggemparkan dunia ini dengan kebodohanmu.""Guru!!" Dia menyengir lebar. "Hehehe. Kau bilang kita pasti akan bertemu lagi. Aku tidak menyangka akan secepat ini."Dengan kesal Feng Guang mendecih dan menggerutu, itu justru membuat Lan Xiaoyan tambah tertawa lucu.Feng Guang benci mengatakannya, tapi anak itu benar, mereka pasti akan bertemu lagi, dia berulang kali berpikir membawa Lan Xiaoyan adalah magnet masalah. Contohnya saja, baru beberapa menit menapakkan kaki ke dunia luar Lan Xiaoyan sudah membuat kekacauan di kota. Saat ini semua orang di jalan masih mencari keberadaan pemuda itu. Sebelum mereka tertangkap, keduanya harus segera pergi dari sana secepatnya.*Setelah perjalanan yang panjang akhirnya keduanya menemukan pohon teduh untuk rehat sejenak, angin segar menghembus wajah mereka. Feng Guang berusaha memejamkan mata, tidak mau memusingkan Lan Xiaoyan yang sejak dua jam lalu tidak berhenti-henti terpana denga
"Tidak mungkin..."Dokter Ouyang memelankan langkah kakinya saat tiba di depan lubang yang berasap, melihat seseorang terkapar di sana tak bernyawa. Kacamatanya retak dan dadanya terluka fatal. Bulir air mata menggenang di pelupuk mata lelaki ringkih itu, sekarang tugasnya adalah menyembuhkan korban virus yang ditularkan Black Jade Sword.Lan Xiaoyan dan kawan-kawannya telah berhasil menjatuhkan Black Jade Sword yang telah menjadi mimpi buruk mereka selama bertahun-tahun. Kini Ouyang sangat yakin dia mampu mengobati penduduk Kota Rouhan. Senyum bahagia terbit di bibirnya."Syukurlah..." Dia menyatukan kedua tangannya sembari berdoa.Di belakangnya, Feng Guang menyusul laki-laki itu dengan perlahan. Melihat jasad Manajer Li sekilas dan tersenyum melihat pemuda bodoh yang sedang tergelak bersama teman-temannya. "Entah kenapa terkadang aku merasa sial dan juga beruntung mengangkatnya menjadi muridku."Dokter Ouyang menoleh padanya. "Aku yakin kau sangat bersyukur memiliki murid sepertin
Kilat cahaya melaju dengan kecepatan tinggi, petir merah mengiringinya dan membentur perisai lelaki dengan kacamata hingga suara dentuman menggema keras. Dorongan yang sangat kuat hampir membuat Lan Xiaoyan dan Ma Jun terdorong. Mereka mulai memperkuat serangan dan menekan perisai Manajer Li.Lelaki itu membalas balik. Dia terdorong sekali dan membuka matanya lebar-lebar saat retakan kecil mulai menyebar. Perisai darah yang kuat mulai hancur. Lelaki itu melihat seseorang pingsan. Dia menjadi alasan mengapa Lan Xiaoyan berhasil selamat dari serangan sebelumnya."Tiga bajingan ini...." Angin berhembus kuat, kilat merah bercabang mencuat di balik perisainya. Serangan tersebut mulai membuatnya terdorong ke belakang.Tidak sampai di sana, Lan Xiaoyan mengeluarkan kekuatan yang jauh lebih besar. Membuat Manajer Li tercengang. "Dia mau mati-" gumamnya. Pemuda itu sudah menggunakan terlalu banyak kekuatannya. Terjangan dari depan sangatlah kuat hingga membuat kacamata lelaki itu pecah. Ma
Melihat dua bocah dengan mata penuh keyakinan mulai membuat Manajer Li kesal setengah mati, jemarinya bergerak-gerak ingin mencabik kedua pemuda itu.Mereka berdua berdiri bersebelahan, mengumpulkan seluruh kekuatan untuk serangan terakhir"Jika kalian gagal akulah yang akan memakan kalian," ujarnya dengan suara berat. Manajer Li sudah lebih tahu apa yang membuat ketiga pemuda itu bertahan lebih lama setelah mendapatkan luka berat dari para Six Stars. "Untuk kalian ketahui saja. Ketika tubuh telah mencapai batas dan tetap memaksakan bertarung, kalian akan mati.""Kami ke sini untuk menang, bukan untuk mati!" sahut Ma Jun dengan kobaran api yang sangat besar menyala di seluruh tubuhnya. Mata Manajer Li bergerak merasakan aura kekuatan yang hampir tidak pernah diketahuinya. Beberapa pendekar memiliki elemen khusus dalam teknik bertarungnya, tapi qi yang dimiliki pemuda itu netral. Kedua alisnya bertaut. Namun mengabaikannya ketika tahu keduanya benar-benar mempersiapkan diri."Kalian
Lan Xiaoyan hampir kehabisan napas, paru-parunya terasa berat sekali. Sosok tanpa wujud menekan dadanya dan mencekiknya dari belakang dalam keadaan dirinya tanpa bisa melawan. Dia memberontak namun benang-benang tipis merah merekat semakin kuat dan membalutnya. "Sial...." Kali ini Lan Xiaoyan benar-benar kehabisan langkah. Manajer Li tidak akan ragu-ragu mengambil nyawanya. Dia mencoba melihat sekitar. Ma Jun telah tumbang dan terkapar tak berdaya. Sementara itu Feng Guang telah pergi ke tempat yang jauh. Sementara Lao Zhan tidak muncul sejak tadi."Tenang saja. Tidak akan ada yang menolongmu." Tangannya mencair dan berubah menjadi sebuah pedang sabit, kakinya yang panjang melangkah cepat ke tempat Lan Xiaoyan digantung. Dia tidak akan membuang waktu dan melepaskan Lan Xiaoyan hidup-hidup.Belasan serangan mengenai Lan Xiaoyan tanpa ampun, tangan laki-laki itu bergerak tanpa jeda dan hampir tidak terlihat, wajahnya lebih cerah daripada sebelumnya dan dia menyeringai iblis seperti mel
"Aku menyesali banyak hal selama ini. Aku benar-benar tidak berdaya menghadapi mereka, maafkan aku. Jika hari itu aku menyelamatkannya..."Quan Yui menyadari jarum-jarum darah akan membunuh mereka berdua dalam sekejap, dia ingin gadis itu mendengarkannya di saat-saat terakhir. "Aku tidak membencimu." Ucapan Mei Linlin membuatnya berpaling sejenak. Quan Yui menggunakan teknik tubuh besi lalu berkata. "Maafkan kelancanganku, nona.""Tidak—aku tidak mau dilindungi lagi-!"Lelaki itu melindungi Mei Linlin dengan tubuhnya."Kau adalah tuan putri kerajaan, nyawamu adalah masa depan rakyatmu. Satu-satunya pilihan adalah membiarkan orang lain melindungimu.""Tidak..," Mei Linlin meneteskan air matanya, dia memejamkan mata saat jarum darah menghujani mereka berdua."Heaven Breaking Sword Technique.""Fire Barrier!!"Gebrakan kuat menghancurkan pusaran jarum darah, pelindung api menghalau ribuan serangan dan membakar jarum-jarum tersebut. Manajer Li mengedipkan matanya dan di balik perisai api
Sebuah bayangan besar menutupi tubuh Lan Xiaoyan yang terbaring telungkup di atas tanah yang banjir. Darah mengalir mengikuti arus hujan yang turun dengan deras. Menghujani ratusan mayat dan membawa amis darah bersama angin badai.Lelaki dengan pedang kebanggaannya melirik ke bawah dengan enggan, "Terlalu cepat seribu tahun untuk menantang ku, bocah."Dia mengangkat wajah Lan Xiaoyan dengan ujung pedang. "Kau hanya akan mati konyol di tempat ini.""Aku bilang, aku ke sini untuk memukul pantat kalian semua."Yang Guang terdiam sejenak, lalu tertawa kemudian hingga suaranya menggema keras. "Nyawa sudah diujung tanduk dan kau masih bisa mengoceh. Aku benci bocah sepertimu.""Aku bilang..." Bola mata pemuda itu, tatapan haus darah yang baru kali ini dilihatnya. Yang Guang menebaskan pedangnya untuk memenggal Lan Xiaoyan di tempat. Tapi dia terlambat mengeksekusinya. "Aku datang ke sini untuk membunuh kalian semua!!" Guntur dahsyat seketika memekakkan telinga diselingi cahaya kilat. Yang
Manajer Li mengangkat tangan kanannya ke arah Mei Linlin.Pupil mata safir membesar, pantulan sosok laki-laki dengan ribuan jarum darah terpantul di matanya. Ketakutan semakin nyata di saat jarum-jarum darah mulai bergerak cepat ke arahnya.Sampai saat itu tiba, Mei Linlin pasrah dengan keadaan, tidak akan mungkin bisa menghindari serangan sebanyak itu di waktu yang sama.Lucutan jarum terbang dengan gesit di tempat Mei Linlin berada. Gadis itu melindungi kepalanya sambil menunduk ketakutan. Napas gadis itu menderu kencang. Dia bahkan dapat melihat kedua lututnya bergetar hebat. Namun setelah beberapa detik dia menyadari tidak ada satu pun jarum yang mengenainya.Dengan hati-hati gadis itu mengangkat wajahnya dan melihat seseorang berada di depannya. Dia berkedip tak percaya dan segera melihat siapa yang melakukan hal itu."Kau-!" Mei Linlin terpaku tanpa bisa berkata-kata. Sudah pasti dia mengingat wajah lelaki itu. Orang yang membawa ibunya hari itu. Seseorang yang berdiri di dep
Guntur menggema sangat keras di seluruh penjuru. Kilat petir memperlihatkan ratusan mayat yang terbaring tak bernyawa. Bau amis darah mulai tercium di mana-mana, beberapa jam berlalu begitu lambat dan perlahan merenggut nyawa. Tidak ada detik yang terlewatkan tanpa jeritan kematian yang sudah berlangsung cukup lama. Kini bulan purnama telah tertutup sepenuhnya oleh awan hitam yang tebal. Tak lama, hujan turun dengan deras.Kedua pendekar berdiri saling berhadapan dalam jarak kurang dari dua puluh meter. Baru beberapa menit bertarung, wilayah di sekitar mereka sudah porak-poranda. Hening tercipta dan diisi suara merdu seruling Fei Mengchen. Wanita itu berusaha menangkap Feng Guang dengan cakar hitam raksasa yang muncul dari tanah.Namun strateginya tidak cukup berhasil untuk mengelabui laki-laki itu, dengan cepat Feng Guang berpindah dan menyerang tengkuk lawan dari belakang.Sedetik sebelum Feng Guang datang, wanita itu menghilang dan muncul dari arah yang berbeda.Beberapa orang yan
Bebatuan kecil jatuh oleh getaran yang terus-menerus terjadi dalam waktu singkat, energi api yang amat besar menaikkan suhu udara perlahan. Kilat berapi terbang cepat di atas kepala Quan Yui berusaha untuk menggapainya. Di sisi lain Quan Yui bertahan hanya dengan menangkis setiap serangan menggunakan pedang.Marah. Ma Jun sangat marah hingga tenggorokannya seperti dikoyak-koyak. Bahkan api yang meledakkan semua barang tidak cukup untuk membalaskan kemarahannya. Hempasan berapi menabrak tubuh Quan Yui, kabut api berpencar. "Apimu tidak akan cukup untuk membakarku, iblis kecil," ucap Quan Yui memperlihatkan wajahnya yang setengah terbakar. Kedua tangan Ma Jun kembali mengeluarkan bola-bola api, dia bahkan tidak peduli apa yang dikatakan lelaki itu."Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau membunuh orang yang tidak pernah mengusik hidupmu?!" Quan Yui termenung sejenak menatapi mata Ma Jun yang tak ubahnya api kemarahan yang begitu membara. Dia memejamkan mata sejenak.Tidak mendapatkan ja