"Aku datang!!"
Seorang pemuda meloncat dari atas pohon tinggi sambil menyeringai usil, kedatangannya membuat para serigala ambil langkah seribu memasuki semak-semak, bahkan beberapa dari mereka berenang melewati sungai ketakutan.Pemuda itu menoleh kanan kiri yang tiba-tiba kosong."Oi, oi, kenapa semuanya lari? Memang aku berbuat salah apa pada kalian?"Salah satu serigala yang belum begitu jauh bersuara. "Groaaar!"Pemuda itu berkacak pinggang sembari menaikturunkan alisnya. "Haaaa? Aku tak ingat kapan aku memakan kalian ..." Dia mengatup mulutnya saat melihat bekas api unggun di dekat pohon dan beberapa tulang hewan. Satu-satunya makhluk yang memangsa dan memasak para binatang buas di gunung ini hanyalah dirinya, si puncak rantai makanan, Lan Xiaoyan.Meskipun serigala-serigala itu tidak seperti serigala pada umumnya dan berukuran tiga kali lipat dari tubuhnya, mereka selalu berlari ketakutan saat melihat Lan Xiaoyan.Lan Xiaoyan mendecakkan lidah, baru berjalan beberapa meter perutnya berbunyi keroncongan. Dia memegang perut sambil melihat dari puncak, di mana di luar sana dia yakin ada banyak makanan yang lebih enak."Hm. Ini menyebalkan, aku ingin bebas! Hei gunung sialan, katakan padaku sampai kapan aku harus terkurung di sini?!"Suaranya menggema, lalu terdengar sahutan suara petir di siang bolong. Lan Xiaoyan tersentak sembari menutup kupingnya lalu membalas balik. "Iya, iya! Aku takkan menggerutu lagi. Selalu saja, asal aku memprotes petir ini seperti menyuruhku diam."Ketika sedang menggerutu Lan Xiaoyan tidak sengaja melihat seekor singa berlalu di hadapannya. Keduanya sama-sama berhenti bergerak sampai Lan Xiaoyan tersenyum manis kepada singa yang sedang merinding di depannya."Aku lupa mengucapkan selamat pagi padamu, kalkun. Selamat Pagi~! Hehehe." Senyum manis itu bahkan terlihat seperti seringai iblis di mata sang singa. Binatang buas itu langsung lari secepat kilat sebelum Lan Xiaoyan menangkap dan memakannya."Oi, oi, kalkun!! Tunggu akuu!!"Sang singa menoleh dan menunjukkan ekspresi, "Kau kira aku suka rela menunggumu dan membiarkanmu menyantapku?!""Tunggu aku!! Kau tidak mau berteman denganku, kalkun jeleeek?" teriak Lan Xiaoyan, burung-burung beterbangan di jalur hutan yang mereka lewati. Singa itu meraung kesal, seperti mengumpat sesuatu.Pada akhirnya Lan Xiaoyan yang kelaparan berhenti kelelahan. Mangsa buruannya lepas, dia baru menyadari sudah berlari terlalu jauh dari rumah. Lan Xiaoyan mengembuskan napas lalu menghempas tubuhnya di atas hamparan rumput."Andaikan ada satu manusia di tempat ini, aku pasti tidak akan kebosanan."Selama sepuluh tahun tinggal di Gunung Gui Shan, Lan Xiaoyan tidak pernah sekalipun bertemu dengan manusia hidup. Kebanyakan hanya menemukan tumpukan tulang dan mayat-mayat yang sudah tidak lagi berdaging. Lan Xiaoyan hanya mengingat sedikit soal dunia manusia, selebihnya dia mendapatkan pengetahuan dari melihat buku-buku atau barang yang dibawa oleh mayat di gunung."Dunia luar pasti menyenangkan..." keluhnya sembari memejamkan mata. Lan Xiaoyan berniat untuk segera kembali ke rumahnya. Namun saat menoleh ke samping dia terkejut selama lima detik, wajahnya kaget dan tubuhnya merinding. Seperti disambar petir di siang bolong, gelombang kejut yang menghampiri Lan Xiaoyan membuatnya tidak bisa bergerak. Persis di sebelah tempatnya berbaring, Lan Xiaoyan menemukan jasad utuh yang masih memiliki daging sepertinya.Pemandangan langka itu menyadarkannya, Lan Xiaoyan membuka mulutnya terbata-bata."Ma... Ma... Ma..."Setelah menarik napas panjang akhirnya dia berteriak ketakutan."MANUSIA!!!"Lan Xiaoyan dengan cepat bersembunyi di balik pohon, dia mengawasi jasad itu dengan waspada. Namun beberapa saat setelahnya dia tersadar orang itu mungkin bernasib sama dengan mayat-mayat yang ditemukannya. Tidak ada satu pun manusia yang selamat di Gunung Gui Shan selain dirinya.Lebih buruknya, jasad itu jatuh tepat di atas makam misterius yang memiliki kekuatan yang misterius pula. Selama 10 tahun, Lan Xiaoyan sangat jarang pergi ke tempat ini dikarenakan energi spiritual kuat yang tidak dia pahami, namun dia cukup tertekan dengan energi tersebut.Empat hari sebelumnya, Lan Xiaoyan sempat memantau tempat ini dari rumah pohonnya. Ada begitu banyak cahaya yang menyerupai kunang-kunang naik ke atas permukaan di malam hari. Karena ini sudah siang hari mereka tidak begitu terlihat, namun Lan Xiaoyan dapat melihatnya dengan jelas bagaimana cahaya-cahaya putih naik di atas permukaan tanah dan mengelilingi tubuh jasad itu.Meskipun masih ketakutan, Lan Xiaoyan memberanikan diri untuk mendekati jasad tersebut. Dia menemukan sesuatu yang sangat menarik perhatiannya, sebuah kitab yang terselip di balik jubah orang itu. Lan Xiaoyan tersenyum heboh, tanpa berpikir panjang lagi Lan Xiaoyan mengambil buku itu dari sana.Saat tangannya hampir saja meraih benda itu, sebuah tangan menangkap lengannya dan hampir membantingnya ke tanah. Lan Xiaoyan yang terkejut sempat menghindar dan segera mendarat di atas tanah, melihat dengan jelas bahwa mayat di depannya masih dapat bergerak selayaknya manusia hidup. Kedua bola mata Lan Xiaoyan berkaca-kaca."Ma... Ma ... Manusia asli!"Tampang berbinar-binar Lan Xiaoyan membuat laki-laki yang tengah sekarat itu heran. Dia hampir saja kecolongan dan berniat membunuh siapa pun yang mencuri kitab tersebut, tetapi orang yang ingin mencuri ini terlihat sangat bodoh dan aneh. Membuatnya ragu untuk melukainya.Lelaki di hadapan Lan Xiaoyan mendongak ke langit sejenak, membuat pemuda itu mengikuti gerakannya dan tidak menemukan apa-apa di atas sana selain selubung asap berwarna kelabu yang memisahkan dunia luar dengan gunung tersebut.Lan Xiaoyan tidak pernah bisa melihat apa yang ada di luar Gunung Gui Shan karena selubung tersebut melingkupi seluruh bagian Gunung. Pelindung itu juga mengisolasi wilayah gunung dari dunia luar dan sama sekali tidak bisa dihancurkan, tidak ada yang bisa keluar dari sana sampai kapanpun. Selain itu ada banyak binatang spiritual kuat yang memangsa hewan lemah, jadi bisa dipastikan ketika manusia memasuki tempat ini, mereka hanya akan menjadi makanan binatang buasāpengecualian untuk Lan Xiaoyan yang dan berada di rantai makanan teratas di Gunung Gui Shan.Ada hal lain yang membuat Lan Xiaoyan bingung. Saat ini mereka berdua berada di bagian tengah gunung tapi melihat bagaimana retakan tanah di tempat lelaki itu berbaring, kelihatannya dia jatuh dari suatu tempat dan sekarat selama beberapa hari. Ada begitu banyak pertanyaan muncul di kepalanya hingga Lan Xiaoyan yang mencoba berpikir keras mematung.Lelaki di depannya berkomentar, "Kepalamu sampai berasap. "Sepertinya Lan Xiaoyan akan pingsan karena berpikir terlalu keras. Di samping itu, lelaki tersebut tak merasakan adanya niat jahat dari pemuda di depannya. Dia berpikir sejenak untuk membaca situasi. Lelaki itu terkejut ketika dia merasakan kekuatan di tubuhnya melemah ke titik terakhir, dia mengingat bagaimana Mo Xiaohan menghentikan serangannya kepada Xiao Liong dan merasa ada yang ganjil di sana yang mungkin mempengaruhi kekuatannya saat ini.Kitab yang dia rebut masih tersimpan rapi di balik jubahnya. Namun sejauh ingatannya, dia dihempas dengan jurus terkuat Mo Xiaohan yang menembus hingga Dunia Bawah. Dia telah terjatuh di tempat terburuk, tapi kabar baiknya dirinya masih hidup entah bagaimana caranya."Aku pernah mendengar tentang Gunung Gui Shan yang berada di Benua Laut Biru. Sepertinya keluar dari tempat ini sedikit mustahil," gumamnya tanpa sadar.Pemuda yang duduk di hadapannya memiringkan kepala sambil menyilangkan kedua tangan di dada."Apa maksudmu sedikit mustahil? Bukan sedikit mustahil. Memang mustahil. Aku sudah hidup di sini selama 10 tahun dan tidak bisa keluar.""Hidup di sini sepuluh tahun..." Lelaki itu masih menelusuri sekitarnya, ketika dia mencerna ucapan pemuda itu bola matanya hampir keluar."Apa? Ada manusia yang tinggal di gunung ini?" Raut muka kaget itu membuat Lan Xiaoyan ikut kaget. Lan Xiaoyan membalas lebih kaget."Justru aku yang seharusnya kaget ada manusia lain di tempat ini!"Keduanya sama-sama menjauh. Setelah sadar, ada begitu banyak hal yang membuat lelaki itu kaget. Hingga selama satu menit lamanya, akhirnya Lan Xiaoyan mengatakan sesuatu. "Ah, iya. Sebelum kau menjawab semua pertanyaanku. Aku ingin meminta maaf soal tadi. Aku sebenarnya tidak berniat mencuri buku itu darimu. Hanya saja setiap aku menemukan mayat aku terbiasa mengambil barang yang dimilikinya. Mungkin mereka memiliki sesuatu yang menjelaskan bagaimana dunia di luar sana.""Dunia di luar sana?"Lan Xiaoyan mengedipkan matanya beberapa kali, pertanyaan konyol itu membuatnya heran. "kau tidak tahu? Dunia di mana ada begitu banyak makanan enak, laut yang luas, perkebunan dan para manusia seperti kita!" Dia selalu terlihat berbinar saat membicarakan soal manusia."Mengapa kau begitu tertarik dengan hal itu? Bukankah itu adalah hal yang biasa?"Lalu akhirnya lelaki itu mengerti gambaran besarnya."Omong-omong aku belum memperkenalkan diri, namaku Feng Guang."Lan Xiaoyan menoleh, "Aku Lan Xiaoyan, ketua para hewan-hewan di tempat ini! Salam kenal, Pak Tua Feng!." Selama hidupnya, Feng Guang tidak pernah dipanggil dengan sebutan tidak sopan seperti itu.Tanpa basa-basi dia menjabat tangan Feng Guang cepat-cepat. Feng Guang memasang wajah yang menurut Lan Xiaoyan aneh."Eh, bukankah begini cara manusia berkenalan?""Kau mengguncang tanganku terlalu kencang sampai rasanya hampir copot, bocah." Feng Guang yang sebenarnya masih sekarat sepertinya akan segera ke akhirat jika pemuda itu tidak berhenti menyalaminya. Lan Xiaoyan tertawa bodoh sembari menggaruk kepalanya. Sementara itu Feng Guang sedikit heran dengan telapak tangan pemuda itu, penuh luka dan sayatan yang tampaknya sudah begitu lama. Tapi bukan saatnya bertanya."Baiklah, teman baru! Aku akan mencari makanan untuk merayakannya! Aku tahu kau pasti kelaparan. Kita bisa bicara setelah perut kita terisi!"Feng Guang sepertinya tidak memiliki nafsu untuk makan. Tapi dia tidak bisa menolak niat baik Lan Xiaoyan.Sehabis Lan Xiaoyan bicara, seekor singa yang mengendap-endap tak sengaja menginjak ranting kayu dan menarik perhatian Lan Xiaoyan serta Feng Guang."Nah, itu dia, kalkun kuning! Oiii, kemari!" Lan Xiaoyan kembali mengejar binatang itu.Feng Guang tercengang. "Kalkun kuning?""Apa yang salah? Bukankah kalkun memiliki bulu di lehernya? Binatang itu memiliki ciri-ciri yang sama!"Di saat yang sama, Feng Guang dan singa itu bersuara."Groooarr!""Dia itu singa, bukan kalkun!"Lan Xiaoyan berhenti sejenak dengan muka yang dua kali lipat lebih bodoh."Kalian seperti mengatakan hal yang sama. Lupakan. Aku akan menangkapmu, kalkun jelek!"Kondisi Feng Guang terlihat buruk, terutama karena pendarahan hebat serta luka fisik yang dialaminya setelah pertarungan di Tanah Para Dewa. Bisa dikatakan saat ini lelaki itu amat sangat membutuhkan pertolongan tapi yang dia lihat saat ini, bocah yang baru dikenalnya tak lebih dari lima menit itu justru lebih memilih mengejar singa daripada memedulikan keselamatannya. Denyutan perih berulang kali membuatnya meringis, Feng Guang tidak bisa menggunakan kekuatan apa pun untuk membantu mengurangi rasa sakit itu, satu-satunya pilihannya adalah menunggu Lan Xiaoyan kembali.Cukup lama Lan Xiaoyan menghilang, Feng Guang khawatir bocah itu melupakan dirinya. Namun tak lama dia melihat anak itu kembali menggotong buaya besar di belakangnya. Dia terluka cukup parah untuk mengalahkan binatang buas itu.Lan Xiaoyan menangkap ekspresi Feng Guang sambil berbicara bingung. "Ada apa, Pak Tua Feng? Kenapa kau kaget seperti itu? Apa kau tidak bisa memakan ikan?"Feng Guang bergumam pada dirinya send
Cahaya tembus dari celah-celah kayu gubuk di saat matahari hampir naik ke atas kepala, Feng Guang terbangun dan mendapati luka-lukanya telah dibaluri oleh obat herbal yang masih basah. Dia berpikir pemuda itu sedang tidak di rumah, mengingat tidak ada suara siapa pun di sekitar. Pikirannya berputar kembali pada banyak hal yang terjadi. Feng Guang sadar lukanya takkan sembuh dengan cepat, di samping itu dia belum memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dia telah berhasil mencuri kitab dari tanganKlan Rong. Namun walaupun bisa keluar dari sini, Feng Guang yakin dirinya akan diburu oleh musuh.Memikirkan banyak hal yang terjadi membuat perut Feng Guang berbunyi. Setelah jatuh dari dunia atas dan sekarat berhari-hari wajar saat ini perutnya lapar, Feng Guang baru berpikir untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan ketika menemukan daging bakar tergeletak persis di sebelahnya. Lan Xiaoyan meninggalkannya sebelum pergi."Setidaknya nasibku tidak terlalu buruk. Anak ini kelihatannya b
Angin badai mulai menerpa rumah gubuk, Lan Xiaoyan membuang napas sejenak dan kembali murung, dua Siluman di sebelahnya juga menampakkan ekspresi yang sama sehingga membuat Feng Guang mengerutkan dahi. Dia menggeleng kecil."Kau hanya bisa keluar dari tempat ini ketika kau sudah cukup kuat.""Aku sudah sangat kuat!" seru Lan Xiaoyan tiba-tiba berdiri di atas kepala buaya bersemangat. "Aku latihan keras setiap hari seperti yang diajarkan di buku ini, aku sudah mempersiapkan diriku untuk petualangan yang hebat!" Dia merentangkan kedua tangan antusias, berharap Feng Guang mengerti petualangan yang sangat diimpikannya.Feng Guang mengerutkan dahinya sekali lagi, dia melihat buku di tangan Lan Xiaoyan, sebuah buku kultivator manual lama, bagi pendekar muda mungkin mereka tidak akan tahu menahu soal buku itu. Namun pendekar berusia 100 tahun lebih tahu buku legendaris itu cukup terkenal di masanya. Sekarang semuanya terjelaskan. Lan Xiaoyan mendapatkan banyak peralatan kultivasi dari mayat
Esok paginya, Lan Xiaoyan belum kembali membuat Feng Guang cemas mengingat hutan ini memiliki banyak siluman yang bisa kapan saja membunuhnya. Feng Guang akhirnya memutuskan mencari Lan Xiaoyan di saat hujan gerimis turun. Dia tidak memiliki petunjuk ke mana anak itu pergi, ditambah lagi Gunung Gui Shan cukup luas dan dia belum mengingat jalan.Jubah merah yang dikenakannya mulai basah. Feng Guang berjalan cukup lama, semakin dalam ke hutan rimba sampai dia mulai tidak yakin masih mengingat jalan kembali. Walaupun langit di atas gelap, nyatanya saat ini sudah memasuki tengah hari. Feng Guang sedikit ganjil kalau mengingat fenomena aneh di Gunung Gui Shan. Sekat antara dunia luar dan gunung tampaknya dibuat oleh manusia.Seingatnya dulu memang masih ada beberapa pendekar hebat yang bisa membuat segel sebesar ini, tapi untuk masa sekarang orang seperti itu hanya bisa dihitung dengan jari, pendekar Tujuh Pilar Langit belum tentu dapat membuatnya. Feng Guang menyeberangi sungai dangkal
Setelah hujan reda, Lan Xiaoyan dan Feng Guang memutuskan untuk kembali ke rumah. Feng Guang terpaksa dipangku oleh Lan Xiaoyan karena luka di tubuhnya kembali terbuka karena air hujan. Seperti sebelumnya, Lan Xiaoyan menyiapkan obat-obatan dan mengobati Feng Guang. Dua siluman menunggu di depan rumah gubuk, mereka membawa beberapa helai bunga aneh yang memiliki aroma busuk. Feng Guang pernah melihat bentuk bunga itu di sebuah buku obat-obatan tua, itu adalah obat yang cukup manjur untuk mengatasi luka luar.Jika dipikir-pikir lagi, bagaimana mungkin seorang anak manusia dapat berteman dengan siluman. Andai Feng Guang mengatakannya pada orang luar, dia pasti ditertawakan. Lan Xiaoyan berbeda dari anak-anak pada umumnya.Ketika sibuk berpikir, Feng Guang baru tersadar Lan Xiaoyan sedang mengoleskan obat di lengannya."Pak Tua Feng, kau bilang tadi kita memiliki cara untuk kabur dari sini.""Ya. Tapi rasanya hampir tak mungkin," ucapnya tertahan.Lan Xiaoyan berbinar-binar, setidaknya d
Dua minggu berlalu sejak pertama kali Feng Guang bertemu seorang anak kecil yang terjebak di Gunung Gui Shan dan dua minggu pula dirinya menjadi melatih Lan Xiaoyan. Dia tidak pernah menyangka akan bertemu sesuatu yang langka di tempat terasingkan seperti ini.Untuk kesekian kalinya lelaki itu menahan napas.Lan Xiaoyan sedang mengulang kembali gerakan yang diajarkannya satu jam yang lalu, hasilnya anak itu dapat mengulangnya dengan sangat mudah. Semakin lama Lan Xiaoyan mengulangnya, gerakannya menjadi semakin mulus dan sempurna. Tanpa sadar Feng Guang menggeleng-gelengkan kepala.Sekarang dia punya alasan mengapa dirinya ingin menjadikan Lan Xiaoyan muridnya. Selagi itu, Feng Guang masih dalam tahap penyembuhan tubuhnya. Dia harus fokus sembari melihat latihan Lan Xiaoyan."Pak Tua Feng!!"Feng Guang yang baru menutup mata dibuat kaget. Lan Xiaoyan menunjukkan gerakan yang sudah dikuasainya dalam waktu satu jam itu. Lelaki tersebut mengamati dengan teliti dan nyaris tidak ada yang sa
Satu Minggu berlalu, Feng Guang merasa dia mulai keliru tentang kekuatan Lan Xiaoyan. Lan Xiaoyan tetaplah pemuda biasa yang belum pernah mempelajari kultivasi. Dia mulai berpikir untuk mendatangi makam misterius untuk memastikan keadaan muridnya."Semoga dia baik-baik saja..."Feng Guang menapakkan kakinya di depan pintu, tapi langkahnya terpaku ketika melihat seseorang sudah berada tepat di hadapannya.Tetes demi tetes dari rambutnya jatuh ke tanah, belasan luka terbuka di seluruh tubuhnya. Bebatuan tempatnya berpijak sudah digenangi oleh darah yang menggenang. Dia menyodorkan sesuatu dari tangannya, batu-batu itu nyaris tak terlihat karena ternodai oleh darahnya sendiri. Terdengar berat suara yang keluar dari kerongkongannya."Ti-tiga ..."Feng Guang segera menangkap tubuh Lan Xiaoyan dengan tangan kirinya, pemuda itu menarik senyum susah payah. "A-ajarkan aku ... Tiga gerakan."Feng Guang menahan napas, dia menggelengkan kepala berulang kali sembari menatap ke kiri dengan takjub, "
Esok harinya seperti yang diharapkan, tiba waktunya bagi Lan Xiaoyan meninggalkan Gunung Gui Shan, momen itu adalah momen yang paling ditunggunya selama hidupnya. Tanpa diduga hari itu para silumannya berkumpul. Lan Xiaoyan yang baru saja keluar dari rumah melihat puluhan siluman berada di depan gubuk yang selama ini menjadi tempatnya pulang. Tentu saja dia pasti akan merindukan tempat yang telah membesarkannya, siluman yang selalu bersamanya dan petir yang selalu menyambar Gunung Gui Shan. Para siluman itu tampak sedih. Lan Xiaoyan tertawa. "Kalian seharusnya senang, tidak ada yang memakan kalian lagi, ahahaha!"Siluman singa duduk lesu. Dia seperti menggumamkan sesuatu. Lan Xiaoyan menyahut, "tidak perlu khawatir, kalkun kuning. Aku tidak akan memakan kawan-kawanmu di luar sana." Dia masih tertawa-tawa, "Hah... Kalau dipikir-pikir kalian mengajarkan banyak hal padaku. Aku benar-benar berterima kasih pada kalian." Dia menatap siluman-siluman itu dengan bersahabat. "Setidaknya kalian
"Tidak mungkin..."Dokter Ouyang memelankan langkah kakinya saat tiba di depan lubang yang berasap, melihat seseorang terkapar di sana tak bernyawa. Kacamatanya retak dan dadanya terluka fatal. Bulir air mata menggenang di pelupuk mata lelaki ringkih itu, sekarang tugasnya adalah menyembuhkan korban virus yang ditularkan Black Jade Sword.Lan Xiaoyan dan kawan-kawannya telah berhasil menjatuhkan Black Jade Sword yang telah menjadi mimpi buruk mereka selama bertahun-tahun. Kini Ouyang sangat yakin dia mampu mengobati penduduk Kota Rouhan. Senyum bahagia terbit di bibirnya."Syukurlah..." Dia menyatukan kedua tangannya sembari berdoa.Di belakangnya, Feng Guang menyusul laki-laki itu dengan perlahan. Melihat jasad Manajer Li sekilas dan tersenyum melihat pemuda bodoh yang sedang tergelak bersama teman-temannya. "Entah kenapa terkadang aku merasa sial dan juga beruntung mengangkatnya menjadi muridku."Dokter Ouyang menoleh padanya. "Aku yakin kau sangat bersyukur memiliki murid sepertin
Kilat cahaya melaju dengan kecepatan tinggi, petir merah mengiringinya dan membentur perisai lelaki dengan kacamata hingga suara dentuman menggema keras. Dorongan yang sangat kuat hampir membuat Lan Xiaoyan dan Ma Jun terdorong. Mereka mulai memperkuat serangan dan menekan perisai Manajer Li.Lelaki itu membalas balik. Dia terdorong sekali dan membuka matanya lebar-lebar saat retakan kecil mulai menyebar. Perisai darah yang kuat mulai hancur. Lelaki itu melihat seseorang pingsan. Dia menjadi alasan mengapa Lan Xiaoyan berhasil selamat dari serangan sebelumnya."Tiga bajingan ini...." Angin berhembus kuat, kilat merah bercabang mencuat di balik perisainya. Serangan tersebut mulai membuatnya terdorong ke belakang.Tidak sampai di sana, Lan Xiaoyan mengeluarkan kekuatan yang jauh lebih besar. Membuat Manajer Li tercengang. "Dia mau mati-" gumamnya. Pemuda itu sudah menggunakan terlalu banyak kekuatannya. Terjangan dari depan sangatlah kuat hingga membuat kacamata lelaki itu pecah. Ma
Melihat dua bocah dengan mata penuh keyakinan mulai membuat Manajer Li kesal setengah mati, jemarinya bergerak-gerak ingin mencabik kedua pemuda itu.Mereka berdua berdiri bersebelahan, mengumpulkan seluruh kekuatan untuk serangan terakhir"Jika kalian gagal akulah yang akan memakan kalian," ujarnya dengan suara berat. Manajer Li sudah lebih tahu apa yang membuat ketiga pemuda itu bertahan lebih lama setelah mendapatkan luka berat dari para Six Stars. "Untuk kalian ketahui saja. Ketika tubuh telah mencapai batas dan tetap memaksakan bertarung, kalian akan mati.""Kami ke sini untuk menang, bukan untuk mati!" sahut Ma Jun dengan kobaran api yang sangat besar menyala di seluruh tubuhnya. Mata Manajer Li bergerak merasakan aura kekuatan yang hampir tidak pernah diketahuinya. Beberapa pendekar memiliki elemen khusus dalam teknik bertarungnya, tapi qi yang dimiliki pemuda itu netral. Kedua alisnya bertaut. Namun mengabaikannya ketika tahu keduanya benar-benar mempersiapkan diri."Kalian
Lan Xiaoyan hampir kehabisan napas, paru-parunya terasa berat sekali. Sosok tanpa wujud menekan dadanya dan mencekiknya dari belakang dalam keadaan dirinya tanpa bisa melawan. Dia memberontak namun benang-benang tipis merah merekat semakin kuat dan membalutnya. "Sial...." Kali ini Lan Xiaoyan benar-benar kehabisan langkah. Manajer Li tidak akan ragu-ragu mengambil nyawanya. Dia mencoba melihat sekitar. Ma Jun telah tumbang dan terkapar tak berdaya. Sementara itu Feng Guang telah pergi ke tempat yang jauh. Sementara Lao Zhan tidak muncul sejak tadi."Tenang saja. Tidak akan ada yang menolongmu." Tangannya mencair dan berubah menjadi sebuah pedang sabit, kakinya yang panjang melangkah cepat ke tempat Lan Xiaoyan digantung. Dia tidak akan membuang waktu dan melepaskan Lan Xiaoyan hidup-hidup.Belasan serangan mengenai Lan Xiaoyan tanpa ampun, tangan laki-laki itu bergerak tanpa jeda dan hampir tidak terlihat, wajahnya lebih cerah daripada sebelumnya dan dia menyeringai iblis seperti mel
"Aku menyesali banyak hal selama ini. Aku benar-benar tidak berdaya menghadapi mereka, maafkan aku. Jika hari itu aku menyelamatkannya..."Quan Yui menyadari jarum-jarum darah akan membunuh mereka berdua dalam sekejap, dia ingin gadis itu mendengarkannya di saat-saat terakhir. "Aku tidak membencimu." Ucapan Mei Linlin membuatnya berpaling sejenak. Quan Yui menggunakan teknik tubuh besi lalu berkata. "Maafkan kelancanganku, nona.""Tidakāaku tidak mau dilindungi lagi-!"Lelaki itu melindungi Mei Linlin dengan tubuhnya."Kau adalah tuan putri kerajaan, nyawamu adalah masa depan rakyatmu. Satu-satunya pilihan adalah membiarkan orang lain melindungimu.""Tidak..," Mei Linlin meneteskan air matanya, dia memejamkan mata saat jarum darah menghujani mereka berdua."Heaven Breaking Sword Technique.""Fire Barrier!!"Gebrakan kuat menghancurkan pusaran jarum darah, pelindung api menghalau ribuan serangan dan membakar jarum-jarum tersebut. Manajer Li mengedipkan matanya dan di balik perisai api
Sebuah bayangan besar menutupi tubuh Lan Xiaoyan yang terbaring telungkup di atas tanah yang banjir. Darah mengalir mengikuti arus hujan yang turun dengan deras. Menghujani ratusan mayat dan membawa amis darah bersama angin badai.Lelaki dengan pedang kebanggaannya melirik ke bawah dengan enggan, "Terlalu cepat seribu tahun untuk menantang ku, bocah."Dia mengangkat wajah Lan Xiaoyan dengan ujung pedang. "Kau hanya akan mati konyol di tempat ini.""Aku bilang, aku ke sini untuk memukul pantat kalian semua."Yang Guang terdiam sejenak, lalu tertawa kemudian hingga suaranya menggema keras. "Nyawa sudah diujung tanduk dan kau masih bisa mengoceh. Aku benci bocah sepertimu.""Aku bilang..." Bola mata pemuda itu, tatapan haus darah yang baru kali ini dilihatnya. Yang Guang menebaskan pedangnya untuk memenggal Lan Xiaoyan di tempat. Tapi dia terlambat mengeksekusinya. "Aku datang ke sini untuk membunuh kalian semua!!" Guntur dahsyat seketika memekakkan telinga diselingi cahaya kilat. Yang
Manajer Li mengangkat tangan kanannya ke arah Mei Linlin.Pupil mata safir membesar, pantulan sosok laki-laki dengan ribuan jarum darah terpantul di matanya. Ketakutan semakin nyata di saat jarum-jarum darah mulai bergerak cepat ke arahnya.Sampai saat itu tiba, Mei Linlin pasrah dengan keadaan, tidak akan mungkin bisa menghindari serangan sebanyak itu di waktu yang sama.Lucutan jarum terbang dengan gesit di tempat Mei Linlin berada. Gadis itu melindungi kepalanya sambil menunduk ketakutan. Napas gadis itu menderu kencang. Dia bahkan dapat melihat kedua lututnya bergetar hebat. Namun setelah beberapa detik dia menyadari tidak ada satu pun jarum yang mengenainya.Dengan hati-hati gadis itu mengangkat wajahnya dan melihat seseorang berada di depannya. Dia berkedip tak percaya dan segera melihat siapa yang melakukan hal itu."Kau-!" Mei Linlin terpaku tanpa bisa berkata-kata. Sudah pasti dia mengingat wajah lelaki itu. Orang yang membawa ibunya hari itu. Seseorang yang berdiri di dep
Guntur menggema sangat keras di seluruh penjuru. Kilat petir memperlihatkan ratusan mayat yang terbaring tak bernyawa. Bau amis darah mulai tercium di mana-mana, beberapa jam berlalu begitu lambat dan perlahan merenggut nyawa. Tidak ada detik yang terlewatkan tanpa jeritan kematian yang sudah berlangsung cukup lama. Kini bulan purnama telah tertutup sepenuhnya oleh awan hitam yang tebal. Tak lama, hujan turun dengan deras.Kedua pendekar berdiri saling berhadapan dalam jarak kurang dari dua puluh meter. Baru beberapa menit bertarung, wilayah di sekitar mereka sudah porak-poranda. Hening tercipta dan diisi suara merdu seruling Fei Mengchen. Wanita itu berusaha menangkap Feng Guang dengan cakar hitam raksasa yang muncul dari tanah.Namun strateginya tidak cukup berhasil untuk mengelabui laki-laki itu, dengan cepat Feng Guang berpindah dan menyerang tengkuk lawan dari belakang.Sedetik sebelum Feng Guang datang, wanita itu menghilang dan muncul dari arah yang berbeda.Beberapa orang yan
Bebatuan kecil jatuh oleh getaran yang terus-menerus terjadi dalam waktu singkat, energi api yang amat besar menaikkan suhu udara perlahan. Kilat berapi terbang cepat di atas kepala Quan Yui berusaha untuk menggapainya. Di sisi lain Quan Yui bertahan hanya dengan menangkis setiap serangan menggunakan pedang.Marah. Ma Jun sangat marah hingga tenggorokannya seperti dikoyak-koyak. Bahkan api yang meledakkan semua barang tidak cukup untuk membalaskan kemarahannya. Hempasan berapi menabrak tubuh Quan Yui, kabut api berpencar. "Apimu tidak akan cukup untuk membakarku, iblis kecil," ucap Quan Yui memperlihatkan wajahnya yang setengah terbakar. Kedua tangan Ma Jun kembali mengeluarkan bola-bola api, dia bahkan tidak peduli apa yang dikatakan lelaki itu."Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau membunuh orang yang tidak pernah mengusik hidupmu?!" Quan Yui termenung sejenak menatapi mata Ma Jun yang tak ubahnya api kemarahan yang begitu membara. Dia memejamkan mata sejenak.Tidak mendapatkan ja