Beranda / Romansa / Penguasa Negeri Jin / 42. Bola - Bola Neraka

Share

42. Bola - Bola Neraka

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Harimau berbulu putih itu gelengkan kepalanya. Seolah mau mengatakan bahwa dia tidak mampu membebaskan sepasang kaki Maithatarun yang dipendam dalam bola batu! Panglima Yudha mendongak ke langit lalu mengaum panjang. Perlahan-lahan tubuhnya mengecil kembali. Bintang segera melompat mendekati Panglima Yudha. Tangan kiri mengusap kuduk binatang itu tangan kanan menyeka lelehan darah.

''Panglima Yudha. Aku tidak berkecil hati dan jangan kau kecewa. Kau telah berusaha keras hingga mengeluarkan darah dari mulutmu. Walau kau tidak dapat menghancurkan batu itu tapi kau telah menolong Maithatarun dari pendaman yang membuatnya menderita selama puluhan hari. Aku berterima kasih. Maithatarun juga pasti sangat berterima kasih”

Panglima Yudha kedip-kedipkan matanya seolah mengerti apa yang diucapkan Bintang. Tiba-tiba satu tangan besar menyambar sosok Panglima Yudha. Maithatarun mengangkat binatang ini ke atas, didekatkan ke mukanya. “Makhluk kecil berbentuk harimau put

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Negeri Jin   43. Dalam Bahaya

    Selama 180 hari lebih sepasang kaki Maithatarun telah dipendam dalam batu. Selama itu pula dia tidak pernah berjalan melangkahkan kaki. Kini kakinya bebas, tapi masih terpendam dalam dua bola batu. Sanggupkah dia menggerakkan kakinya dan berjalan. Maithatarun sesaat merasa cemas. Dengan menabahkan hati disertai pengerahan tenaga, dia angkat kaki kanannya keluar dari lubang di tanah. Terasa sangat berat. Dia kerahkan lagi tenaga lebih besar. Keringat memercik di muka dan tengkuknya. Otot-ototnya melembung bergetar. Perlahan-lahan bola-bola batu itu bergerak sedikit. Maithatarun genggamkan lima jari tangan kanannya lalu berteriak keras. “Dukkk!” Batu besar yang membungkus kaki kanan Maithatarun keluar dari lubang dan menghunjam di tanah. Tanah bergetar hebat. Pohon-pohon bergoyangan. Untuk kedua kalinya Maithatarun berteriak sambil mengerahkan tenaga. “Dukkkk!” Seperti kaki kanan tadi kaki kiri juga mampu dikeluarkannya dari dalam lubang.

  • Penguasa Negeri Jin   44. Fitnah Keji

    LELAKI di sebelah depan yang mengenakan destar tinggi warna hitam terbuat dari sejenis kulit kayu meludah ke tanah. “Dasar manusia bodoh! Setelah membunuh keponakanku kau masih bisa berkata tidak mencari lantai terjungkat! Menuduh kami memfitnah!”“Hai! Pasalut, Pamanda, Ruhrinjani istri yang kucintai! Perihnya hati dan jiwa akibat kematian istri masih belum terobati! Bagaimana tega-teganya kau menuduhku membunuh Ruhrinjani?!” ujar Maithatarun dengan sikap tetap tenang walau telinganya panas mendengar ucapan orang.“Jin jahanam! Jangan kau berani bermanis mulut! Aku punya, saksi yang melihat kau membunuh Ruhrinjani keponakanku! Mayatnya kau lemparkan ke dalam jurang di sisi Bukit Batu Tunggal!”“Kau boleh punya seribu saksi Pasalut Pamanda, tapi aku punya saksi para Dewa dan Dewi!”“Kurang ajar! Berani-beraninya kau membawa-bawa nama Dewa dan Dewi!” bentak orang bernama Pasalut.“Aku

  • Penguasa Negeri Jin   45. Jin Ular

    Tubuhnya mencelat sampai tiga tombak. Untuk beberapa lama dia menggeliat-geliat di tanah lalu merangkak mendekati Maithatarun. Mukanya seperti setan. Dari mulutnya keluar buih berwarna kehijauan, Mukanya tiba-tiba berubah menjadi muka seekor ular kepala hijau. Perlahan-lahan tubuhnya ikut berubah menjadi tubuh ular.“Jin Ular Siluman!” teriak Maithatarun tegang. Dia memang pernah mendengar kalau paman Ruhrinjani ini memiliki semacam ilmu yang bisa merubah dirinya menjadi ular besar berwarna hijau. Namun baru sekali ini dia menyaksikan sendiri.Di hadapan Maithatarun ular hijau bergerak secara aneh. Binatang ini tidak melata di tanah melainkan, tegak lurus di atas ekornya yang laksana besi dipancang. Didahului desisan keras dan semburan racun berwarna hijau, sosok Pasalut yang telah jadi ular itu melesat ke depan. Kepala mematuk ke arah leher sedang bagian tubuh berusaha menggelung sementara ujung ekor tetap tegak di tanah dan mampu bergerak cepat kian kemar

  • Penguasa Negeri Jin   46. Menuju ke Kota Jin

    Raberang dan Sakasat ketakutan setengah mati melihat apa yang terjadi. Tidak menunggu lebih lama keduanya segera menghambur kabur. Namun Maithatarun lebih dulu melesat memotong jalan sambil kaki kirinya menendang.“Praaakkk!”Korban kedua jatuh. Raberang terlempar dan melingkar di tanah dengan kepala pecah! Hancuran kepala dan darahnya muncrat ke arah Sakasat. Pemuda ini menjerit ngeri setengah mati. Suara jeritannya lenyap begitu sepuluh jari tangan Maithatarun tahu-tahu telah mencekiknya. Dengan lidah terjulur dan mata mendelik Sakasat meratap.“Maithatarun... Jangan.. jangan bunuh diriku. Aku... aku tidak ada perselisihan denganmu. Ampuni diriku”Maithatarun meludah ke tanah. Mukanya mengerenyit karena tiba-tiba ada rasa sakit mencucuk di punggungnya yang terkena patukan Jin Ular Siluman.“Sekarang meratap kau Sakasat! Tadi bicaramu segarang anjing! Tapi aku Maithatarun mau saja mengampuni dirimu! Pergi ke Kota Jin.

  • Penguasa Negeri Jin   47. Kepala Kota Jin

    Kuda berkaki enam itu lari menggemuruh cepat sekali. Menjelang pagi Maithatarun berharap dia sudah sampai di Kota Jin. Di dalam kocek jerami Bintang, Bayu dan Arya bergelung tergoncang-goncang. Karena keletihan ketiga orang itu akhirnya tertidur pulas. Pagi hari begitu sinar sang surya menembus dinding kocek yang terbuat dari jerami ketiganya terbangun.Maithatarun masih terus memacu kudanya. Bintang dan Bayu mendorong penutup kocek ke atas lalu menjengukkan kepala. Begitu memandang ke luar keduanya langsung jatuh terduduk. Bukan saja karena gamang tapi juga ngeri. Mereka melihat pohon-pohon raksasa seperti terbang bergerak cepat ke arah berlawanan dari lari kuda kaki enam yang ditunggangi Maithatarun.Di satu lereng bukit Maithatarun perlambat lari kudanya. Bintang dan Bayu kembali beranikan diri mengintai. Jauh di bawah sana mereka melihat, sebuah lembah lalu satu kawasan pemukiman yang cukup luas.“Mungkin itu Kota Jin, tujuan Maithatarun...” kata

  • Penguasa Negeri Jin   48. Di Hadang

    Maithatarun tersenyum walau telinganya mendadak menjadi panas. “Sejak kapan, pemuda itu menjadi Kepala Negeri. Siapa yang mengangkatnya...?”“Sejak beberapa bulan lalu. Penduduk yang mengangkatnya. Selain masih muda dan cakap Zalanbur memiliki ilmu silat dan kepandaian tinggi!”“Kalian semua kerabat tahu kalau aku adalah Kepala Kota Jin. Kalian melihat aku segar bugar dan masih hidup! Selama Kepala Negeri masih hidup apakah ada adat dan aturan di Kota Jin seseorang lain dijadikan Kepala Negeri?”“Menurut Zalanbur kau sudah tewas sekitar enam kali bulan purnama lalu.”“Patole.... Patole,” kata Maithatarun sambil geleng-geleng kepala. “Apa kau dan lima kerabat sudah pada buta? Dengan siapa saat ini kalian berhadapan?!”Patole menjawab. “Yang kami lihat memang sosok kasar Maithatarun, bekas Kepala Kota Jin. Tapi kami tidak tahu apakah ini benar jazad hidupnya atau rohnya yan

  • Penguasa Negeri Jin   49. Tak Tau Di Untung

    Gebrakan Maithatarun tidak sampai di situ saja. Sambil melayang turun kaki kirinya ditendangkan ke arah kepala salah seekor kadal raksasa yang tengah menyerang kudanya.“Praaaakkk!”Kepala kadal raksasa hancur. Darah dan isi kepalanya bermuncratan. Tapi sosok tubuhnya masih tegak berdiri. Malah buntutnya tiba-tiba menggelepar ke atas. Maithatarun berseru kaget tak menyangka. Ujung ekor kadal yang tertutup sirip-sirip tebal setajam pisau menyambar lambungnya, “Craaasss!”Darah mengucur dari perut sebelah kanan Maithatarun. Masih untung dia berlaku cepat, melompat ketika ekor kadal raksasa menghantam hingga lukanya tak cukup dalam dan tidak berbahaya, Di dalam kocek jerami, Bintang dan dua kawannya terhenyak dengan muka putih. Kalau sambaran ekor tadi sempat menghantam kocek di mana mereka berada, tak bisa dibayangkan apa yang terjadi.“Kerabat Patole, aku masih menganggapmu sebagai sahabat. Bawa tiga temanmu. Tinggalkan segera

  • Penguasa Negeri Jin   50. Siap Menuntut Balas

    KETIKA suara menggemuruh memasuki kota Jin, penduduk di kawasan itu segera tahu siapa yang muncul. Mereka berhamburan keluar dari rumah masing-masing dan lari menuju sebuah tanah lapang yang terletak di tengah-tengah kawasan pemukiman. Banyak di antara mereka termasuk anak-anak lari sambil berteriak-teriak.“Maithatarun datang! Maithatarun datang!”Di ujung timur tanah lapang besar, debu mengepul ke udara menutupi pemandangan. Begitu debu lenyap tertiup angin tampaklah Maithatarun di atas punggung kuda raksasanya. Sesaat lelaki ini pegangi perutnya yang terluka akibat hantaman ekor kadal. Darah pada luka itu sudah berhenti mengucur namun masih tertinggal rasa perih. Maithatarun melompat turun dari tunggangannya. Sepasang matanya memandang tak berkesip ke-ujung lapangan di .sebelah sana. Di sekeliling lapangan ratusan penduduk tegak berkerumun, menyaksikan apa yang sebentar lagi akan terjadi.Penutup kocek terangkat ke atas. Tiga kepala muncul keluar.

Bab terbaru

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status