“Cincin apa itu Bintang?” Bertanya Bayu dengan suara setengah berbisik.
“Ini pemberian Mustofa,” jawab Bintang.
“Jangan-jangan ini tujuan sebenarnya Jin Tangan Seribu ini!” ujar Arya.
Jin Tangan Seribu tiba-tiba melayang di udara, melesat ke arah Bintang. Delapan tangan berkelebat. Dua mengarah leher siap mencekik. Dua menjotos ke arah dada dan tangan lainnya menyambar ke tangan Bintang yang terpasang Cincin berbatu hijau!
Seumur hidup baru kali ini Bintang melihat serangan begitu hebat dan cepat. Bintang berseru kaget dengan dua kakinya menekuk ke bawah. Di lain kejap tubuhnya membal ke belakang.
“Breettt!”
Salah satu tangan Jin Tangan Seribu yang tadi hendak mencekik masih sempat merobek leher pakaian Bintang.
Masih dalam keadaan bersila dan mengapung di udara Jin Tangan Seribu bergerak melayang memutari Bintang. Sekonyong-konyong tubuh itu membuat gerakan dan tahu-tahu telah melesat k
“Panah Kristal!” seru Arya menyebutkan jurus serangannya. Busur Panah Kristal dibentangkan, tak ada panah yang terlihat, tapi tiba-tiba saja sebatang anak panah tercipta dari cahaya keemasan, rupanya inilah kehebatan pusaka Busur Panah Kristal milik Arya yang mampu membuat anak panah dari pancaran hawa tenaga dalamnya. Lesatan anak panah kristal luar biasa cepatnya hingga Jin Tangan Seribu tidak sempat menghindar. Dua tangannya dengan telak dihantam lesatan anak panah kristal. Kedua tangan itu langsung lenyap tak berbekas. “Arggkhh!” Jin Tangan Seribu keluarkan suara tercekik lalu mulutnya menghambur darah. Arya tersenyum melihat serangan Busur Panah Kristalnya bisa mengenai sasaran, walaupun cuma mengenai dua tangan. Namun seringai diwajah Arya menghilang dan berganti menjadi jeritan keras begitu salah satu tangan kiri Jin Tangan Seribu memanjang dan menjotos perutnya. Hal ini menyelamatkan Bintang dari hantaman ka
Blegar! Untuk kedua kalinya makhluk ini berteriak marah. Pakaiannya yang terbuat dari daun hancur berantakan hingga bagian belakangnya nyaris bertelanjang. Namun tubuhnya tidak cidera sedikit pun. Dan enam tangannya yang mencekal tubuh Bayu tidak satu pun dilepaskan. Ketika hantaman pukulan Bintang membuatnya terdorong keras ke depan dan jatuh saling tindih dengan Bayu, enam tangan itu tetap mencengkeram. Dengan menyeringai makhluk berwajah seram luar biasa itu menoleh ke arah Bintang yang saat itu telah menjejakkan kakinya di tanah. “Kau boleh menghantamku dengan seribu pukulan! Jangan harap kau bisa menolong sahabatmu ini!” Lalu tanpa perdulikan Bintang lagi Jin Tangan Seribu berpaling pada Bayu. “Tanggal kepalamu!” teriak Jin Tangan Seribu. Tangan yang menjambak membetot ke atas, dua tangan yang di leher mencengkeram ganas. Sesaat lagi kepala Bayu benar-benar akan dibuat tanggal terjadilah hal yang aneh. Jin Tangan Seribu mendadak merasakan rambut, leher d
Bintang melangkah mendekati Bayu dan bicara cepat tapi perlahan. “Dia sudah mengaku kalah dan minta ampun. Kalau dia bisa kita manfaatkan. Kita membutuhkan bantuannya untuk pergi ke negeri Jin.” Bayu melirik ke arah Arya. Arya terlihat mengangguk sebagai tanda setuju dengan ucapan Bintang. Bayu mengusap tangan kanannya ke dada. Roh Rajawali menderu keras. Perlahan-lahan Roh Rajawali melepaskan cengkramannya dari tubuh Jin Tangan Seribu. Lalu sosoknya melayang mundur, terbang melesat ke arah Bayu. Kedua cakarnya yang tajam bergerak masuk ke dalam dada Bayu, menyusul bagian tubuhnya yang lain dan akhirnya seluruh bagian tubuhnya ikut lenyap. Kini yang kelihatan adalah gambaran Rajah Rajawali bermata merah terpampang di dada Bayu. Tak lama kemudian menghilang. Di bawah sosok Jin Tangan Seribu tergeletak dengan muka bergelimang darah. Salah satu bahunya remuk dan beberapa tulang iganya patah. Tulang pahanya sebelah kiri retak. Dari mulutnya terdengar suara menger
Lingkaran cahaya hijau berbentuk tabung besar laksana sambaran kilat menukik ke bawah menghunjam ke bumi. Sejarak seratus tombak dari permukaan tanah daya jatuhnya berubah menjadi perlahan. Akhirnya bagian bawah lingkaran cahaya menyentuh tanah. Bersamaan dengan itu lingkaran warna hijau lenyap. Maka kelihatanlah tiga sosok tegak saling tertegun yakni Bintang, Bayu dan Arya. Untuk beberapa lamanya mereka kelihatan seperti berada dalam sirapan. Tidak bergerak, tidak bersuara. Bintang masih memegang Pedang Pilar Bumi di tangan kanan. Arya masih memegang Cincin berbatu hijau. Sedang Bayu tegak terbungkuk. Sesaat kemudian, seolah terbangun dari tidur ketiga orang itu sama-sama tersadar. “Eh, kita berada dimana saat ini?” Bintang yang pertama sekali membuka mulut lalu memandang berkeliling. Begitu memandang begitu sang pendekar jatuh terduduk dan berseru kaget. Arya berteriak. “Apa yang terjadi denganmu Bintang?! Apa yang terjadi dengan kita?!”
“Tapi kita mau kemana?” ujar Arya. Untuk menjaga segala sesuatunya. Bintang masih terus menggenggam Pedang Pilar Buminya.Baru saja Bintang berkata begitu tiba-tiba ada suara menghentak-hentak keras sekali. Tanah di mana mereka berada bergetar hebat. Untuk kesekian kalinya ketiga orang ini jatuh berpelantingan.“Apa yang terjadi?” desis Arya dengan muka pucat.“Gempa… Pasti gempa!” menyahuti Bayu. Lalu dia berpaling pada Bintang. “Bintang bukankah kau memiliki ilmu kesaktian bernama ‘Mata Dewa’. Kau bisa melihat di mana kita berada. Kau bisa mengetahui apa saja yang ada di sekitar kita!”“Betul! Kita harus segera cari selamat!” kata Arya.Bintang mengangguk lalu kerahkan tenaga dalamnya ke kepala. Sepasang matanya melihat ke arah kejauhan, menembus rerumputan tinggi yang menghalang di sekitarnya. Sementara itu suara hentakan keras tadi semakin dahsyat.
“Pecah kepalaku!” teriak Arya. Bintang tak bisa berteriak karena salah satu jari tangan raksasa tepat menekan mukanya. Kepalanya serasa remuk. Makhluk raksasa perlahan-lahan duduk kembali di tanah. Tangan kanannya yang menggenggam dibuka. Bintang, Bayu dan Arya bergeletakan di atas telapak tangannya. “Tiga makhluk aneh cebol! Ha ha ha...!” Suara tawa makhluk raksasa membuat ketiga orang yang ada di atas telapak tangan bergulingan. Arya malah sempat jatuh, tapi lekas di sambut kembali oleh makhluk raksasa itu. Untuk beberapa lamanya ketiganya tertelentang di atas telapak tangan, tak bergerak dan telinga masing-masing seolah mau pecah. “Makhluk-makhluk aneh, kalian dari mana datang! Mengapa sosok kalian sekecil ini! Perutku masih lapar...” Tiga orang di atas tangan tergoncang-goncang. “Kalau dia terus bicara hancur telinga kita bertiga!” teriak Bayu. “Kau si cebol yang bicara! Apa yang barusan kau ucapkan?!” Makhluk raksasa bertanya seraya gerak
“Apa kau bisa mempertemukan kami dengan Jin Tangan Seribu?” tanya Bintang.“Mengapa kalian ingin menemuinya?”“Mungkin dia bisa menolong mengembalikan kami ke alam kami semula...”“Jin Tangan Seribu memang sakti, banyak ilmunya. Tapi untuk mengembalikan kalian ke alam kalian semula dia tidak akan mampu melakukan. Para Dewi dan Dewi sekalipun tidak bisa melakukan!”“Celaka kita bertiga!” seru Arya. Bayu dan Bintang terdiam tak bisa mengeluarkan ucapan barang sepatah pun.“Tunggu dulu,” kata Arya. “Aku teringat pada satu ujar-ujar yang mengatakan begini. Setiap ada jalan masuk tentu ada jalan keluar. Setiap ada pintu masuk pasti ada pintu keluar.”“Ujar-ujar itu hanya berlaku di duniamu, tidak di dunia kami! Ada jalan masuk belum tentu ada jalan keluar. Ada pintu masuk belum pasti ada pintu keluar. Kecuali jika kalian bisa menemukah benda yang dicari Jin
Mendengar riwayat yang dituturkan Maithatarun Bintang dan kawan-kawannya jadi terdiam untuk beberapa lama. Namun begitu mereka ingat nasib mereka sendiri, ketiganya kembali menjadi gelisah. “Sobatku Maithatarun...” akhirnya Bintang membuka mulut. “Kau sudah bisa mengira-ngira siapa yang mencelakaimu sampai jadi begini?”“Siapa lagi kalau bukan Zalanbur si keparat itu! Tapi dia tidak bekerja sendirian. Pasti ada yang membantu. Kesaktiannya tidak sampai pada kemampuan untuk mencelakai diriku seperti ini.”“Kau juga tahu siapa yang membantunya?” Bayu ganti bertanya.“Di Kota Jin hanya satu orang yang mampu berbuat sejahat ini! Seorang dukun durjana dikenal dengan nama Jin Santet Laknat! Aku bersumpah untuk membunuhnya!”“Sahabat Maithatarun, melihat keadaan dirimu sudah berapa lama kau dipendam di tempat ini?” Arya ikut bertanya. Sampai saat itu dia lebih banyak memejamkan mata. Takut pa
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi