"Aku mau mengajukan sebuah permintaan." Liam mengulang ucapannya.Sofia memiliki firasat yang buruk. Meskipun Liam bukanlah orang yang baik, dia adalah pria yang licik.Sofia tidak berani menyetujui permintaan Liam. Jangan-jangan Liam mau mengambil keuntungan dari Sofia?Sofia berpikir sebentar, lalu menjawab, "Aku transfer uang saja."Yang mengejutkan, Liam sama sekali tidak memaksa Sofia. Dia mengangguk dan berkata, "Baik, totalnya 3,1 miliar. Aku tunggu sampai besok.""Apa?" Sofia mengira kalau dirinya salah dengar. "Totalnya ... 3,1 miliar?"Jangankan 3 miliar, Sofia bahkan tidak bisa membayangkan seberapa banyak uang berjumlah 1 miliar. "Gaun setipis ini 3 miliar? Kok mahal banget?""Kalau tidak percaya, silakan tanyakan kepada Vivian. Atau aku bisa memintanya untuk mengirimkan bukti pembayaran," Liam menjawab dengan tenang.Mana mungkin Sofia mencurigai Liam? Hanya saja harga gaun ini agak mencengangkan ...."Sekarang aku tidak mempunyai uang sebanyak itu." Sofia menjawab dengan
"Meskipun aku berpura-pura menjadi pacarmu, wanita-wanita di luar sana tetap akan berusaha mendekatimu. Keberadaanku tidak akan mengubah keadaan," Sofia menjawab dengan serius."Wanita yang berusaha menjebak Liam agar bisa tidur dengannya pasti bukanlah wanita baik-baik. Walaupun Sofia berpura-pura menjadi pacar Liam, hal ini tetap tidak akan mengubah keadaan. Para wanita itu tetap akan berusaha mendekati Liam. Mereka mungkin akan berpikir untuk menyingkirkan Sofia demi mendapatkan Liam."Kalau tidak dicoba, bagaimana kamu tahu?" Liam tampak optimis. "Tenang saja, aku tidak akan mengaturmu seperti pacar sungguhan. Kamu hanya perlu menemaniku ke pesta atau acara tertentu."Menemani Liam ke pesta bukanlah hal yang sulit. Contohnya malam ini, Sofia melewatinya dengan baik-baik saja. Seandainya tidak ada kedua wanita yang menyebalkan itu, semuanya malah akan lebih baik."Baiklah." Sofia memutuskan untuk menerima tawaran Liam. Mulai sekarang, dia harus bersandiwara menjadi pacar Liam demi m
Sofia menghabiskan hampir satu jam untuk meyakinkan Evano. Akhirnya Evano baru percaya bahwa Sofia tidak mengenal Kaila, mereka hanya sempat berpapasan di pesta. Dia juga tidak mungkin sembarangan memberikan kontak Evano kepada orang lain.Saat Evano pergi, Sofia mendengar Evano yang memaki Liam. "Bajingan!"....Dua minggu berlalu dengan tenang.Evano menyerahkan tuntutan cerai kepada pengadilan. Begitu menerima data-data dari Evano, pengadilan pun mengirimkan surat panggilan kepada Glen.Tuntutan perceraian terpaksa membuat Bapak dan Ibu Hutomo muncul kembali. Namun kali ini mereka tidak sendirian, mereka meminta tolong kepada tim Ruang Mediasi untuk menemui Sofia.Ruang Mediasi merupakan sebuah acara televisi yang tayang di TCN Channel. Ruang Mediasi adalah sebuah acara khusus yang diperuntukkan bagi para pasangan yang hendak bercerai. Setelah menceritakan masalah rumah tangga mereka, beberapa ahli seperti psikolog, publik figur, dan para penonton akan memberikan penilaian.Bapak da
Sofia mengepalkan kedua tangannya dengan erat, dia berusaha agar tidak kehilangan akal sehat."Aku tidak merasa bersalah. Aku sedang bekerja, tolong pergi dan jangan mengganggu aku lagi," kata Sofia sambil menggertakkan gigi.Ketiga orang tersebut tidak bisa berbuat apa-apa, mereka tidak mungkin mendobrak pintu Sofia.Pada malam hari, kedua resepsionis yang berjaga bertanya kepada Sofia, "Bu Sofia, untuk apa orang siaran televisi mencarimu? Mereka mau mengundangmu tampil di acara, ya?""Iya, tapi aku tolak," Sofia menjawab sambil tersenyum."Kenapa ditolak?" Kedua resepsionis tampak kecewa. "Ibu begitu cantik, pasti bakal jadi terkenal. Kalau Ibu jadi artis, kami bsia memamerkannya kalau kami mempunyai teman seorang artis, hehe."Sofia hanya tersenyum kecil. "Kalau ada kesempatan lagi, akan kuterima. Oke?"....Setelah pertemuan dengan tim Ruang Mediasi, hampir setiap hari Sofia menerima telepon dari mereka. Tim Ruang Mediasi ingin membujuk Sofia, tetapi Sofia menolaknya mentah-mentah.
Semua rasa kantuk Sofia langsung sirna.Sofia menutup ponselnya, lalu mengambil laptop yang ada di samping tempat tidur dan mencari episode Ruang Mediasi yang baru ditayangkan kamis kemarin.Bapak dan Ibu Hutomo muncul sebagai perwakilan Glen. Bapak dan Ibu Hutomo tampak lemas serta berpenampilan menyedihkan. Kedua mata Bu Hutomo kelihatan bengkak sehabis menangis.Pembawa acara bertanya, "Selamat datang Bapak dan Ibu, kira-kira ada masalah apa yang bisa dibantu?"Begitu mendengar pertanyaan pembawa acara, Bu Hutomo menunduk dan meneteskan air mata."A-aku, aku ingin ...." Bu Hutomo berbicara sambil terisak, "Aku ingin meminta, meminta maaf kepada ... menantuku."Pak Hutomo menarik napas panjang sambil menepuk pundak Bu Hutomo, wajah mereka berdua tampak sangat sedih.Pembawa acara memberikan selembar tisu kepada Bu Hutomo. "Bu, tenangkan dirimu, lalu baru ceritakan dengan jelas. Ada kesalahpahaman apa yang terjadi di antara kamu dan menantumu?"Bu Hutomo menyeka air matanya, lalu mene
"Anakku selalu memanjakan istrinya, aku juga kasihan melihat anakku yang harus memilih di antara aku atau istrinya. Tidak peduli seberapa besar kemarahan kami, aku dan suamiku selalu mendoakan kebahagiaan mereka. Anakku sangat mencintai istrinya, aku juga tidak berdaya. Aku tidak ingin melihat pernikahan mereka hancur.""Aku merasa sikapku membuat menantuku marah. Setiap anakku meneleponku, dia selalu bercerita sikap istrinya sudah berubah. Istrinya tidak seromantis dulu, sekarang sikapnya sangat dingin.""Omong kosong!" Sofia emosi saat mendengar kebohongan yang dilontarkan Bu Hutomo.Bu Hutomo sangat pintar memutar balikkan fakta, jelas-jelas sikap Glen yang berubah, tetapi dia malah memfitnah Sofia.Saat itu Glen menjelaskan kalau dia sedang mengerjakan sebuah proyek besar yang agak rumit. Masalah-masalah di pekerjaan membuat suasana hatinya menjadi buruk. Waktu itu Sofia masih polos, dia memercayai begitu saja ucapan Glen."Meskipun berselisih, mereka tidak pernah bertengkar hebat.
Bu Hutomo menundukkan kepala dan menangis, sedangkan Pak Hutomo tengah menghibur istrinya. Sekarang kamera tertuju ke arah pembawa acara."Berdasarkan aturan acara, seharusnya menantu Bapak dan Ibu Hutomo datang ke studio untuk menceritakan sudut pandangnya supaya masalah ini segera selesai. Tapi saat tim kami menemui menantu Bapak dan Ibu Hutomo untuk mengundangnya, kami malah mendapatkan respons seperti ini ...."Ruang Mediasi menampilkan sebuah rekaman. Sofia tampak sedang bekerja di ruangannya, untungnya wajah Sofia diblur sehingga hanya terlihat badannya.Rekaman itu jelas diambil tanpa izin. Di bawah video tersebut juga diberi keterangan yang berbunyi, "Rekaman diambil dengan menggunakan teknik khusus."Di dalam video tersebut, terdengar Sofia yang mengatakan bahwa dia tidak merasa bersalah atas semua keputusannya.Potongan rekaman tersebut semakin meyakin masyarakat kalau Sofia merasa bersalah, makanya dia menolak untuk tampil di acara. Wajah Sofia sengaja diblur agar identitas
Mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini? Sofia sudah memikirkan dan berencana untuk melakukannya. Hanya saja ...."Aku tidak mau menyusahkan pihak hotel, aku juga tidak mau menyusahkanmu," jawab Sofia.....Grup Charula, ruangan presdir.Ketika sedang membaca berita, Evano terkejut melihat episode Ruang Mediasi yang menjadi perbincangan hangat."Cih, semua beritanya sama saja," kata Evano setelah membaca beberapa berita tentang Sofia. "Dia mendorong bingkat kacamatanya sambil melirik Liam yang tengah sibuk bekerja. "Semua artikel yang menjelek-jelekkan Sofia berasal dari perusahaan yang sama. Aku curiga, jangan-jangan memang ada orang yang sengaja ingin menghancurkan nama baik Sofia."Liam melirik Evano dengan dingin. "Sepertinya kamu sangat memedulikan Sofia?""Tapi tetap tidak bisa menandingi perhatianmu kepada Kaila." Evano menyeringai dingin.Begitu mendengar jawaban Evano, raut wajah Liam pun berubah."Aku dengar masyarakat menelepon Royal Hotel untuk menuntut agar Sofia dipe
Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak
Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma
"Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint
Kaila sedang mengecek semua persiapan pesta pernikahan.Kaila mengenakan gaun ketat berwarna putih dan sepatu hak tinggi yang berkisar 10 cm. Setiap Kaila berjalan, rambutnya terkibas indah hingga memperlihatkan anting mutiara yang berkilau di telinga.Evano terpaku melihat Kaila. Liam yang duduk di samping Evano pun diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengambil fotonya.Kaila memegang walkie-talkie dan menunjuk ke arah langit-langit sambil mengerutkan alis saat berbicara kepada salah seorang staf yang mengikutinya.Liam sengaja bertanya kepada Evanio, "Mau menyapanya?"Evano tersadar dari lamunan dan bergegas memalingkan wajah."Tidak." Sorotan mata Evano terlihat hampa. "Ayo, cari tempat duduk."Liam mengangkat alis matanya. "Katanya Kaila menelepon sampai tiga kali untuk mendesakmu? Pasti dia ada keperluan, makanya memaksamu datang lebih awal.""Aku nggak bakal bantu." Evano menggertakkan giginya dengan kesal. "Lagi pula bukan kami yang menikah, ngapain ikut repot-repot?"Liam dan Eva
"Kamu takut sama Kaila?" Liam menatap Evano dengan ekspresi mengejek.Wajah Evano sontak memerah, dia tampak kesal dan kembali menendang Liam. "Cepat! Jangan cerewet."Hari ini suasana hati Liam sangat bagus, dia jarang-jarang tertarik dengan kehidupan orang lain. Kali ini dia akan berbesar hati dan tidak membuat perhitungan dengan Evano yang menendangnya."Akui saja kamu menyukainya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya kamu menelan ludah sendiri." Liam menepuk pundak Evano. Liam tidak bercanda, dia tulus membujuk Evano. "Apalagi kalian sudah menikah, tidak ada gunanya mengingat-ingat masa lalu."Raut wajah Evano sontak membeku. Warna merah yang merona pun pudar, ekspresi Evano tampak masam. Melihat reaksi Evano, sepertinya dia sedang berada di dalam situasi sulit."Tidak mudah menemukan pasangan yang kita cintai dan juga mencintai kita." Liam jarang menasihati orang lain. Hanya saja, dia pernah mengalami dan tahu sakitnya patah hati. Walaupun Liam tidak menyukai semua perbuatan Kaila
Setelah selesai memeriksa dokumen yang dikirimkan, Liam mengambil telepon dan menghubungi Marco. "Cari tahu apakah ada orang bernama Yaga Hutomo yang pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan."...."Pak, orang bernama Yaga Hutomo pernah melamar di Fargo Investment." Marco bergegas memeriksa dan melaporkannya kepada Liam.Fargo Investment adalah salah satu anak perusahaan Grup Charula yang bergerak di bidang jasa keuangan.Liam mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk. "Terima lamarannya, segera urus prosedur perekrutan."Asalkan Keluarga Hutomo berhenti mengganggu Sofia, Liam bersedia memberikannya pekerjaan.....Tak terasa, hari Sabtu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Evano datang ke rumah Liam. "Sudah siap? Ayo, berangkat!"Liam masih mengenakan piyamanya dan duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Liam tampak tersenyum saat memegang ponselnya. Sorotan matanya berbeda dari biasanya.Evano tidak kesulitan menebak, hanya Hesper dan Sofia yang bisa membuat Liam bersikap le
Keluarga Hutomo adalah sebuah keluarga sederhana yang tidak memiliki kuasa maupun koneksi.Saat Glen masih hidup, warga desa sangat mengidolakan Keluarga Hutomo. Keluarga Hutomo dianggap berhasil mendidik kedua putranya. Glen bekerja di kota besar dan setiap bulan mengirimkan uang kepada orang tuanya, sedangkan Yaga adalah mahasiswa yang berprestasi.Ada banyak kerabat dan teman yang datang berkunjung ke rumah Keluarga Hutomo untuk menyanjungnya. Beberapa datang meminta Glen untuk merekomendasikan pekerjaan, sedangkan yang lainnya mencari alasan untuk meminjam uang.Kedua orang tua Glen paling mencintai uang, jangan harap bisa mendapatkan pinjaman uang dari mereka. Demi menjaga citra keluarga, kedua orang tua Glen memaksa Glen untuk membantu warga desa yang meminta pekerjaan. Tak hanya Glen, Sofia juga terkena imbasnya.Di dunia ini tak ada teman maupun musuh yang abadi. Sejak Yaga kembali ke kampung halaman, warga desa malah berbalik menghina Keluarga Hutomo. Terutama orang-orang yang
Liam takut.Sejak bertemu kembali dengan Sofia, Liam tidak jarang merasa ketakutan. Jantungnya berdegup kencang setiap menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan Sofia.Keluarga Hutomo mengganggu kehidupan Sofia demi mendapatkan uang.Mengingat semua perbuatan Keluarga Hutomo kepada Sofia, Liam yakin Sofia sudah muak berhubungan dengan mereka.Yang Liam khawatirkan kalau Keluarga Hutomo menggunakan kematian Glen untuk meluluhkan hati Sofia. Bagaimanapun Liam pernah menikahi Sofia, sedikit banyak dia memahami karakter Sofia.Sofia selalu berkata tidak peduli, tetapi asalkan dibujuk terus, lama-lama hatinya pun luluh.Liam berharap Sofia hanya luluh kepadanya, bukan kepada orang lain.Liam mengernyit, kilatan cahaya gelap melintas di matanya. Glen sudah meninggal, segala sesuatu mengenainya harus musnah dari dunia ini agar tidak ada lagi yang mengganggu Sofia.Di dalam dokumen yang dikirimkan, tatapan Liam berlabuh pada foto Yaga Hutomo, adik kandung Glen Hutomo.Dulu Yaga adalah mahasiswa