Tak terasa, waktu berjalan sangat cepat, dua minggu telah berlalu.Kaki Sofia sudah sembuh, akhirnya dia kembali bekerja.Setiap hari Keenan mencari-cari alasan untuk menemui Sofia di ruangannya. Semua karyawan di hotel melihat perhatian yang diberikan Keenan kepada Sofia.Gosip mengenai hubungan Keenan dan Sofia telah tersebar, tetapi Sofia pura-pura tidak mengetahuinya. Sofia membeli sebuah cincin pernikahan yang sederhana dan memakainya di jari manis.Sejak pertengkaran hari itu, Sofia dan Liam tidak jadi bercerai. Sofia juga tidak ingin mempermalukan diri sendiri dengan menarik kata-katanya. Jadi sekarang Sofia hanya bisa bersabar hingga Liam yang membahas masalah perceraian.Hanya saja, akhir-akhir ini Liam dan Fiane makin berani menunjukkan kemesraan mereka.Liam mulai membawa Fiane ke beberapa pesta formal maupun pesta biasa. Agar memiliki lebih banyak waktu bersama, Liam juga menjadikan Fiane sebagai sekretarisnya.Satu-satunya batas yang tidak dilanggar Liam adalah meniduri Fi
Di saat bersamaan, seseorang mengetuk pintu kamarnya."Siapa?" Liam bertanya sambil mengerutkan alis.Fiane menjawab dengan suara manja, "Housekeeping ...."Liam menghela napas panjang. Dia berusaha menepis kebenciannya, lalu tersenyum lembut dan membuka pintu.Fiane datang membawakan makanan. "Kamu pasti lapar. Aku membawakan makanan kesukaan kamu."Semua hidangan yang tersedia di hotel ini adalah masakan barat. Yang Fiane maksud dengan makanan kesukaan Liam adalah steak dan spaghetti.Liam tidak nafsu makan, dia hanya makan beberapa suap."Kamu nggak suka?" Fiane bertanya dengan cemas."Tidak lapar." Liam menggelengkan kepala sambil tersenyum."Kalau begitu ...." Fiane mengangkat gelasnya. "Mau minum anggur?"Liam memiliki pengalaman yang buruk, dia tidak berani asal meneguk minuman yang dituangkan orang lain."Tidak." Liam mengusap kepalanya sambil menghela napas. "Kepalaku sakit setelah bekerja seharian."Fiane kecewa, tetapi dia tetap berusaha tersenyum. "Baiklah.""Kalau kamu tid
Saat hari pernikahan Kenta dan Selena, sejak pagi mata Sofia terus berkedut.Sofia merasa gelisah, dia memiliki firasat buruk, tampaknya ada hal buruk yang akan terjadi.Sofia tidak fokus sampai salah mengisi data laporan. Dia pun dimarahi oleh asisten Keenan yang diberikan kuasa penuh selama Keenan tidak berada di tempat.Pernikahan Kenta dan Selena dilangsungkan pada pukul 11. Sofia kembali ke ruangannya dan membuka ponsel untuk melihat perkembangan pesta pernikahan mereka.Setengah jam kemudian, tiba-tiba Evano menelepon Sofia.Sofia agak kaget, selama ini Evano jarang menghubunginya di jam kerja. Seketika, jantung Sofia pun berdegup kencang.Sofia menjawab panggilan Evano dengan gemetar. Sebelum Sofia sempat menyapanya, Evano langsung berkata dengan tergesa-gesa, "Gawat! Liam ...."Otak Sofia langsung terasa kosong. Dia terdiam selama beberapa saat, lalu bertanya, "A-ada ... apa?"Suara Sofia terdengar serak dan gugup."Aku ke hotel sekarang, kita harus bertemu!" Evano langsung men
Ruang rawat Liam dijaga ketat oleh beberapa pengawal kekar yang mengenakan jas hitam.Melihat ketatnya penjagaan, Sofia merasakan firasat buruk.Marco menunggu di depan pintu ruangan. Setelah menyapa Evano, Marco melirik Sofia dengan kebingungan dan bertanya, "Dia ...."Sofia tidak tahu harus menjawab apa.Evano agak canggung, tetapi dia tidak punya waktu untuk berpikir. Akhirnya Evano menjelaskan dengan singkat, "Sofia, istri Liam."Marco kaget hingga membelalak, dia tidak pernah mendengar tentang Sofia.Evano menatap ke arah ruang rawat. "Bagaimana keadaan Liam?"Ekspresi Marco terlihat gugup dan suasana terasa sendu. "Pak Liam baru selesai dioperasi. Peluru di tubuhnya sudah berhasil dikeluarkan, tapi Pak Liam belum sadarkan diri.""Peluru?" Sofia terkejut. "Apa yang sebenarnya terjadi?"Kenapa Liam bisa tertembak di pesta pernikahan? Apakah pulau ini tidak aman?Marco membawa mereka masuk ke dalam ruang rawat. Setelah memastikan tidak ada yang menguping, Marco lanjut bercerita, "Mu
Sofia tidak dapat menerima kenyataan ini.Walaupun Liam memiliki banyak kekurangan, dia adalah pria yang hebat, pintar, dan berbakat.Sofia tidak tega melihat Liam berbaring tak berdaya di atas tempat tidur. Saat ini Liam hanya bisa bertahan dengan mengandalkan vitamin yang disuntikkan ke dalam tubuhnya.Sofia mengulurkan tangannya dan menggenggam erat Liam. Cuaca di pulau panas, tetapi tangan Liam dingin seperti biasanya. Saking dinginnya, hati Sofia sampai terasa perih dan berkecamuk.Air mata yang telah lama ditahan pun menetes membasahi sprei. Karena takut mengganggu Liam, Sofia menggigit bibirnya agar suara tangisannya tidak mengeluarkan suara.Evano berdiri di depan pintu. Saat melihat tubuh Sofia yang bergetar, Evano pun mengurungkan niatnya untuk membuka pintu.....Meskipun pelaku penembakan telah ditangkap, kesenjangan bahasa membuat polisi kewalahan untuk menginterogasinya.Satu-satunya hal yang dapat dilakukan polisi adalah mendapatkan kamera pengawas yang berada di tempat
Langit seakan runtuh."Bugh!" Kepala Sofia terasa seperti dipukul, dia tampak linglung dan pusing.Sofia tidak dapat mendengar suara apa pun, terlihat berdengung dan seluruh pandangannya tampak kabur. Tiba-tiba seluruh pandangannya berubah menjadi hitam dan dia pun kehilangan kesadaran.Saat sadarkan diri, Sofia telah berbaring di atas tempat tidur. Aroma khas disinfektan menyadarkan bahwa dirinya masih berada di rumah sakit.Ketika menoleh ke samping, Sofia melihat Liam yang berbaring di sampingnya. Liam berbaring dengan tenang seperti sebongkah kayu yang tak memiliki nyawa.Sofia tak dapat membendung kesedihannya, dia pun kembali meneteskan air mata. Setelah menenangkan diri, Sofia bangun dari tempat tidur sambil terisak. Dia baru sadar, ternyata Evano juga berada di dalam ruangan.Sofia bergegas menyeka air matanya, lalu bertanya, "Sejak kapan kamu ke sini?""Beberapa menit yang lalu." Evano turut bersimpati dan kasihan saat melihat kesedihan yang terpancar di mata Sofia. "Kamu ...
Dengan bantuan Evano, akhirnya Sofia dapat memperbaiki kualitas tidurnya.Setiap pukul 11 malam, Sofia pasti ngantuk dan tidur. Sofia tertidur sangat pulas, pada pagi hari dia terbangun dalam keadaan segar dan bersemangat. Namun anehnya beberapa bagian tubuh Sofai terasa pegal.Sofia bahkan berpikir, apakah dirinya dilecehkan? Namun sepertinya mustahil, ada begitu pengawal yang berjaga di luar ruangan, sedangkan di dalam ruangan hanya ada Liam yang sedang tak sadarkan diri.Penjelasan paling logis adalah Sofia kelelahan dan kurang makan. Bagaimanapun usianya sudah tak muda ........Kondisi Liam mulai stabil, Sofia pun kembali ke hotel untuk bekerja.Pada hari pertama Sofia bekerja, Keenan telah "menyambutnya" di ruangan. Namun kali ini Keenan datang bukan untuk menggodanya, melainkan untuk menanyakan kabar Liam."Aku dan Kak Kenta sangat mengkhawatirkan Kak Liam. Situasi hari itu terlalu kacau, pengawal telah membawa Liam pergi sebelum kami semua sadar. Kami pergi ke rumah sakit untuk
"Fiane," panggil Sofia.Fiane menoleh, dia sangat terkejut melihat kemunculan Sofia. "Sofia? Kok kamu ada di sini?"Sofia ingin tertawa mendengar pertanyaan Fiane. "Suami sedang sakit, menurutmu kenapa aku ada di sini?""Suami?" Fiane menatap Sofia dengan sinis. "Kata Liam, pernikahan kalian cuma formalitas saja. Kalian nggak saling mencintai."Sofia tercengang, dia terkejut, tetapi tidak heran.Liam tentu harus menjelaskan hubungan pernikahannya kepada Fiane. Jika tidak, Fiane bakal salah paham dan meninggalkan Liam. Liam sangat mencintai Fiane, mana mungkin dia berani mengecewakan wanita yang disayangi?Liam mungkin tidak mencintai Sofia, tetapi Sofia tidak boleh kehilangan harga dirinya.Sofia menegakkan tubuhnya dan menjawab sambil tersenyum, "Meskipun hanya pernikahan formalitas, pernikahanku dan Liam tercatat di kantor catatan sipil. Apakah salah aku memanggilnya suami?""Terserah kamu!" Fiane meremehkan Sofia. "Apa yang perlu dibanggakan dari pernikahan sandiwara? Liam saja ngga
Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak
Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma
"Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint
Kaila sedang mengecek semua persiapan pesta pernikahan.Kaila mengenakan gaun ketat berwarna putih dan sepatu hak tinggi yang berkisar 10 cm. Setiap Kaila berjalan, rambutnya terkibas indah hingga memperlihatkan anting mutiara yang berkilau di telinga.Evano terpaku melihat Kaila. Liam yang duduk di samping Evano pun diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengambil fotonya.Kaila memegang walkie-talkie dan menunjuk ke arah langit-langit sambil mengerutkan alis saat berbicara kepada salah seorang staf yang mengikutinya.Liam sengaja bertanya kepada Evanio, "Mau menyapanya?"Evano tersadar dari lamunan dan bergegas memalingkan wajah."Tidak." Sorotan mata Evano terlihat hampa. "Ayo, cari tempat duduk."Liam mengangkat alis matanya. "Katanya Kaila menelepon sampai tiga kali untuk mendesakmu? Pasti dia ada keperluan, makanya memaksamu datang lebih awal.""Aku nggak bakal bantu." Evano menggertakkan giginya dengan kesal. "Lagi pula bukan kami yang menikah, ngapain ikut repot-repot?"Liam dan Eva
"Kamu takut sama Kaila?" Liam menatap Evano dengan ekspresi mengejek.Wajah Evano sontak memerah, dia tampak kesal dan kembali menendang Liam. "Cepat! Jangan cerewet."Hari ini suasana hati Liam sangat bagus, dia jarang-jarang tertarik dengan kehidupan orang lain. Kali ini dia akan berbesar hati dan tidak membuat perhitungan dengan Evano yang menendangnya."Akui saja kamu menyukainya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya kamu menelan ludah sendiri." Liam menepuk pundak Evano. Liam tidak bercanda, dia tulus membujuk Evano. "Apalagi kalian sudah menikah, tidak ada gunanya mengingat-ingat masa lalu."Raut wajah Evano sontak membeku. Warna merah yang merona pun pudar, ekspresi Evano tampak masam. Melihat reaksi Evano, sepertinya dia sedang berada di dalam situasi sulit."Tidak mudah menemukan pasangan yang kita cintai dan juga mencintai kita." Liam jarang menasihati orang lain. Hanya saja, dia pernah mengalami dan tahu sakitnya patah hati. Walaupun Liam tidak menyukai semua perbuatan Kaila
Setelah selesai memeriksa dokumen yang dikirimkan, Liam mengambil telepon dan menghubungi Marco. "Cari tahu apakah ada orang bernama Yaga Hutomo yang pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan."...."Pak, orang bernama Yaga Hutomo pernah melamar di Fargo Investment." Marco bergegas memeriksa dan melaporkannya kepada Liam.Fargo Investment adalah salah satu anak perusahaan Grup Charula yang bergerak di bidang jasa keuangan.Liam mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk. "Terima lamarannya, segera urus prosedur perekrutan."Asalkan Keluarga Hutomo berhenti mengganggu Sofia, Liam bersedia memberikannya pekerjaan.....Tak terasa, hari Sabtu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Evano datang ke rumah Liam. "Sudah siap? Ayo, berangkat!"Liam masih mengenakan piyamanya dan duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Liam tampak tersenyum saat memegang ponselnya. Sorotan matanya berbeda dari biasanya.Evano tidak kesulitan menebak, hanya Hesper dan Sofia yang bisa membuat Liam bersikap le
Keluarga Hutomo adalah sebuah keluarga sederhana yang tidak memiliki kuasa maupun koneksi.Saat Glen masih hidup, warga desa sangat mengidolakan Keluarga Hutomo. Keluarga Hutomo dianggap berhasil mendidik kedua putranya. Glen bekerja di kota besar dan setiap bulan mengirimkan uang kepada orang tuanya, sedangkan Yaga adalah mahasiswa yang berprestasi.Ada banyak kerabat dan teman yang datang berkunjung ke rumah Keluarga Hutomo untuk menyanjungnya. Beberapa datang meminta Glen untuk merekomendasikan pekerjaan, sedangkan yang lainnya mencari alasan untuk meminjam uang.Kedua orang tua Glen paling mencintai uang, jangan harap bisa mendapatkan pinjaman uang dari mereka. Demi menjaga citra keluarga, kedua orang tua Glen memaksa Glen untuk membantu warga desa yang meminta pekerjaan. Tak hanya Glen, Sofia juga terkena imbasnya.Di dunia ini tak ada teman maupun musuh yang abadi. Sejak Yaga kembali ke kampung halaman, warga desa malah berbalik menghina Keluarga Hutomo. Terutama orang-orang yang
Liam takut.Sejak bertemu kembali dengan Sofia, Liam tidak jarang merasa ketakutan. Jantungnya berdegup kencang setiap menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan Sofia.Keluarga Hutomo mengganggu kehidupan Sofia demi mendapatkan uang.Mengingat semua perbuatan Keluarga Hutomo kepada Sofia, Liam yakin Sofia sudah muak berhubungan dengan mereka.Yang Liam khawatirkan kalau Keluarga Hutomo menggunakan kematian Glen untuk meluluhkan hati Sofia. Bagaimanapun Liam pernah menikahi Sofia, sedikit banyak dia memahami karakter Sofia.Sofia selalu berkata tidak peduli, tetapi asalkan dibujuk terus, lama-lama hatinya pun luluh.Liam berharap Sofia hanya luluh kepadanya, bukan kepada orang lain.Liam mengernyit, kilatan cahaya gelap melintas di matanya. Glen sudah meninggal, segala sesuatu mengenainya harus musnah dari dunia ini agar tidak ada lagi yang mengganggu Sofia.Di dalam dokumen yang dikirimkan, tatapan Liam berlabuh pada foto Yaga Hutomo, adik kandung Glen Hutomo.Dulu Yaga adalah mahasiswa