Xue Feng melangkah perlahan mendekati kakek dan bibinya. Xue Bai, yang sedang berbicara dengan Bibi Mei, juga menyadari kehadiran cucunya."Xiao Feng, jarang sekali kamu datang ke rumah kakek. Ada apa yang membawa kamu ke sini hari ini?" tanya Xue Bai dengan senyuman, sambil berpikir, "Apakah Xiao Feng datang untuk menerima hadiah yang telah aku janjikan sebelumnya?"Bibi Mei juga menatap Xue Feng dengan ekspresi penasaran. Memang, benar bahwa Xue Feng jarang sekali datang ke rumah kakeknya sebelumnya. Kegiatannya yang sibuk dan pemikirannya bahwa tidak ada yang bisa dia lakukan ketika bertemu kakeknya membuatnya jarang mengunjungi rumah itu."Hei, aku memang berniat untuk mengunjungi kakek dan ada hal penting yang ingin aku bicarakan bersama kalian," balas Xue Feng sambil tersenyum dan duduk di antara mereka."Apa yang saat ini paling penting bagimu? Bibi mendengar bahwa kamu tidak lagi pergi ke tempat latihan. Apakah kamu baik-baik saja dan tidak berlatih di sana?" tanya Bibi Mei se
Xue Feng tidak mengetahui percakapan antara bibi Mei dan kakeknya tentang dirinya, dan juga tidak menyadari adanya kesalahpahaman antara kakek dan bibinya tentang kekuatannya. Namun, hal ini memberinya ruang untuk tidak perlu menjelaskan asal usul kekuatannya.Saat hendak pergi ke area gudang yang berada di kompleks rumah kakeknya, Xue Feng melihat ketua keluarga besar yang telah sampai sesuai dengan perkataan kakeknya. Di antara para tamu tersebut adalah paman Wu, ayah Tang Hua, serta orang-orang yang tidak dikenal oleh Xue Feng."Sudahkah kamu mengunjungi kakekmu, Xiao Feng?" tanya paman Wu."Ya, paman. Kamu bisa masuk dan pergi ke pondok kolam kakek. Dia sudah menunggu di sana," jawab Xue Feng sambil tersenyum."Baiklah, jarang sekali kakekmu memanggil kami dengan sinyal elemen cahayanya, pasti ada masalah yang besar," ujar paman Wu sambil masuk ke rumah.Xue Feng melanjutkan perjalanannya menuju gudang. Sebenarnya, sejak awal dia sudah memilih untuk menggunakan tombak karena meras
Mendengar kata-kata yang belum pernah ia dengar, Xue Feng merasa itu harus sesuatu yang istimewa, jika buku kuno itu pun berseru kaget."Apakah ini sesuatu yang bagus? Apa perbedaan tulang ini dengan tulang yang lain?" tanya Xue Feng dengan penasaran. Ia tidak sadar, bukan hanya buku kuno itu yang kaget melihat tulang itu.Zi-Dian yang menunggu Xue Feng untuk memanggang daging spesial untuknya, berseru dalam pikirannya melihat tulang yang tiba-tiba dikeluarkan Xue Feng."Ini bukan hanya sesuatu yang bagus, jika ada seseorang yang mengetahui tentang tulang ini dan tahu kamu mempunyai tulang jiwa ini, mereka harus merebut tulang ini darimu," balas Buku langit."Hmm, apa kegunaan tulang ini yang terdengar begitu berharga? Aku menyimpannya karena terlihat indah bagiku dengan urat giok darah ini.""Tidak banyak yang mengetahui tentang keistimewaan tulang jiwa. Hanya satu dari seratus ribu monster yang memiliki tulang jiwa. Ia dinamai tulang jiwa karena saat monster tahap kesembilan ingin m
Tanpa membuang waktu. Xue Feng mengeluarkan tombak meteoritnya, dan berdiri tegak dengan konsentrasi penuh. Menyadari pentingnya memahami dasar-dasar teknik tombak gravitasi, ia memulai latihannya dengan langkah-langkah yang teliti.Pertama, Xue Feng fokus pada postur tubuhnya. Ia berdiri dengan kaki terbuka selebar bahu, menjaga keseimbangan yang baik. Lalu, ia mengunci pergelangan tangan, memastikan posisinya sangat stabil dan tegap. Xue Feng sadar bahwa postur yang benar adalah dasar yang krusial dalam menguasai gravitasi dengan lebih baik.Selanjutnya, Xue Feng memperhatikan cara ia memegang tombak meteoritnya. Ia memutar jari-jarinya mengitari pegangan, memastikan agar cengkeraman pada tombak tetap konsisten dan kuat. Dengan begitu, kekuatan yang dihasilkan saat meluncurkan tombak tidak akan terpecah dan terdistribusi secara merata.Memulai dengan gerakan lambat, Xue Feng melatih koordinasi antara gerakan tubuh dan tombak. Ia mengayunkan lengan kanannya secara perlahan, sambil me
Xue Fei memperhatikan saudaranya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu dengan serius. Ia bingung apa yang membuatnya terlihat begitu khawatir tentang keadaan kota, padahal ia tidak terlibat dalam misi membunuh monster dan barbar di hutan seperti yang lainnya.Tidak bisa mengerti apa yang ada di pikiran saudaranya, Xue Fei mulai memutuskan untuk membicarakan tentang misi mereka."Xue Feng, kamu tidak tahu betapa banyak monster yang kami bunuh kali ini dengan bantuan Yan-Wu dan Xiao-Hui. Tahu nggak, Xiao-Hui itu sangat bersemangat saat masuk ke dalam hutan? Keduanya suka melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Akhirnya tim kami juga ikut mereka mencari monster dari atas pohon-pohon tinggi, mudah sekali menemukan monster kalau melihat dari atas," ujarnya dengan antusias, teringat kerjasama tim mereka hari itu."Iya, jangan pernah meremehkan Xiao-Hui yang pemalas. Saat kami ingin melawan monster, dia yang paling bersemangat menyerang duluan. Yan-Wu juga cerdas, dia selalu memperhatik
Saat Xue Feng berjalan pulang, terdengar kebisingan kereta kuda yang bergerak laju di jalan berbatu pusat kota menuju ke arahnya. Meskipun tidak biasa, Xue Feng yakin bahwa kereta kuda itu membawa orang terluka karena mereka menuju ke arahnya yang baru saja keluar dari toko pengobatan keluarganya.Orang-orang di sekitar juga memperhatikan ke arah datangnya kereta kuda. Setelah beberapa menit, terlihat sekelompok kereta kuda yang terlihat rusak parah dan hampir roboh. Namun, kuda-kuda itu tetap menarik kereta tanpa memperdulikan kondisinya. Xue Feng hanya menatap dengan curiga pada kehancuran kereta kuda tersebut. Apakah mereka dirompak oleh bandit? Padahal, sudah lama tidak terdengar tentang bandit di sekitar kota ini karena mereka sudah dimusnahkan sejak awal jika muncul."Tepi! Tepi! Jangan menghalangi jalan! Ada banyak orang yang terluka parah! Kami diserang oleh sekelompok monster aneh yang sangat kuat!" jerit pemandu kereta kuda yang juga terluka. Ekspresi wajahnya ngeri saat meny
Saat Xue Feng memikirkan siapa yang akan diberikan pilnya untuk melihat efek penyembuhan, pintunya tiba-tiba diketuk dengan keras."Tok, tok, tok," terdengar suara ketukan pintu yang mengagetkan."Xue-ge, bibi suruh aku memanggil kamu. Semua orang sudah siap untuk makan," kata Tang Hua dari luar dengan suara ceria.Xue Feng terkejut saat melihat bahwa sudah mulai gelap di luar. Dia terlalu fokus pada pembuatan pilnya hingga melupakan waktu. Dengan cepat, dia merapikan bahan-bahan dan pil yang telah dia buat ke dalam botol porselen giok kecil yang telah dia siapkan."Baiklah, aku akan segera pergi nanti. Kamu pergi duluan," balasnya sambil menyuruh Tang Hua untuk pergi terlebih dahulu.Setelah itu, Xue Feng menuju ke kamar mandi untuk memberi dirinya sendiri kenyamanan sebelum bergabung dengan keluarganya di ruang makan. Dia merasa lega bisa menenangkan diri sejenak sebelum memperlihatkan hasil kerjanya pada kakek dan bibinya.Setelah selesai mandi, Xue Feng langsung menuju ruang makan
Terdengar kegaduhan hebat setelah bunyi lonceng darurat dan kedatangan monster di luar kota. Banyak orang keluar dari rumah mereka untuk melihat kejadian tersebut, sekaligus memanfaatkan kesempatan untuk membunuh monster yang mendekati kota. Semua ini terjadi ketika misi memburu monster masih berlangsung.Saat itu, mereka mendengar suara sayap burung yang semakin dekat. Akhirnya, mereka melihat elang berwarna hitam keunguan yang mendarat perlahan. Namun, yang mereka lihat hanya ibu Xue Feng yang berada di atas elang tersebut."Apakah kakek dan bibi pergi ke luar kota?" tanya Xue Feng penasaran saat ibunya turun dari tubuh elang."Iya, kakek kamu ingin melihat sendiri keadaan di sana. Ada beberapa monster terbang yang mendekati kota, jadi ibu harus pulang dahulu. Lagipula, kakek kamu sudah berada di sana dan akan memimpin penjaga kota dalam memberantas monster-monster itu," ucap ibunya."Jadi, apakah kita tidak akan naik elang ini sekarang?" tanya Xue Fei dengan ekspresi cemberut sedih.